Relasi Leksikal dalam Peristilahan Kehewanan: Sebuah Kajian Ekolinguistik Made Sri Satyawati
Universitas Udayana madesrisatyawatiyahoo.co.id
1.1 Pendahuluan
Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan. Sebagai salah satu unsur kebudayaan, pertumbuhan dan perkembangan bahasa dipengaruhi oleh kebudayaan yang berlaku di daerah
tempat bahasa itu digunakan. Kebudayaan yang hidup umumnya sesuai dengan sistem mata pencaharian yang dilakoni oleh penduduk di daerah setempat sehingga bahasa yang hidup pun
diwarnai oleh kosa kata yang berkaitan dengan sistem mata pencahariannya. Misalnya dalam suatu daerah, sistem mata pencahariannya adalah bertani, maka bahasa yang hidup didominasi
oleh kosa-kata yang berkaitan dengan pertanian. Selain sistem mata pencaharian, agama yang dianut oleh penduduk dalam suatu daerah
juga akan mempengaruhi bahasa yang digunakan sehari-hari. Hal itu menyiratkan bahwa kehidupan berbahasa tidak bisa terlepas dari lingkungan tempat hidupnya sehingga tidak bisa
diragukan lagi bahwa bahasa dan lingkungan memiliki hubungan yang erat. Keduanya memiliki hubungan yang timbal balik, yaitu bahasa mencerminkan lingkungan dan lingkungan
mencerminkan bahasa Tangkas, 2013:384. Dengan begitu, ciri umum bahasa yang menyatakan bahwa tiap bahasa akan berubah sangat tepat jika dikatakan bahwa perubahan lingkungan
mengakibatkan bahasa berubah, terutama dari segi kosa kata yang dipakai. Dengan terkikisnya lingkungan yang menggunakan kata-kata tersebut, maka semakin jarang kata-kata tersebut
dipakai dan terdengar sehingga lama kelamaan kata-kata tersebut jarang digunakan, bahkan lambat laun menghilang. Pengikisan bahasa terjadi pula di daerah Bali sehingga beberapa kata-
kata yang berkaitan dengan sistem pencaharian yang pernah dilakukan oleh penduduk sudah tidak digunakan lagi, bahkan generasi baru sudah tidak mengenal. Misalnya tempat bertelur
ayam. Generasi muda tidak pernah melihat ayam bertelur di dalam
bengbengan
, mereka hanya pernah melihat ayam bertelur di dalam
kardus
sehingga ketika pertanyaan tersebut muncul, mereka tidak menyebut
bengbengan
, tetapi
kardus
. Namun, tidak semua siswa dapat menjawab, mereka tidak tahu tempat ayam biasanya bertelur karena sekali pun mereka tidak pernah melihat
ayam bertelur sehingga kata yang berkaitan dengan
ayam bertelur
tidak diketahuinya. Tulisan ini bertujuan untuk membantu meminimalisasi proses kehilangan kata-kata
karena adanya pergeseran lingkungan. Kata-kata yang akan dikaji adalah kata-kata yang berkaitan dengan kehewanan dalam guyub tutur bahasa Bali. Kajiannya akan dititikberatkan
pada pengungkapan relasi-relasi leksikal kata-kata sehingga hasil yang akan diperoleh adalah relasi-relasi leksikon berdasarkan berbagai aspek tinjauan, seperti dewasa dan muda Saeed,
2000:69.
1.2 Metodologi