1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia dalam berkomunikasi memerlukan bahasa sebagai medianya. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling belajar tentang berbagai hal,
berbagi pengalaman, dan dapat meningkatkan pengetahuan. Bahasa yang digunakan hendaknya efektif dan efisien agar apa yang disampaikan mudah
diterima oleh lawan bicara, untuk itu diperlukan pendidikan dan pembelajaran bahasa. Pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan pembelajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis Depdikbud, 1995. Hal ini relevan dengan kurikulum 2004 bahwa
kompetensi pembelajar bahasa diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu membaca, berbicara, menyimak, dan mendengarkan.
Pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi membantu peserta didik untuk mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat
dengan menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif Depdiknas, 2006.
Menurut Tarigan dalam Wagiran dan Muh Doyin 2005: 1 keterampilan berbahasa memiliki empat komponen yang saling mempengaruhi, yakni
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pemerolehan keempat keterampilan berbahasa melalui urutan yang teratur. Keterampilan menyimak
dan berbicara merupakan keterampilan berbahasa lisan yang bersifat alamiah.
2
Artinya, kedua keterampilan berbahasa tersebut didapatkan oleh seseorang melalui peniruan yang bersifat alamiah dan langsung dalam proses komunikasi.
Keterampilan membaca dan menulis diperoleh secara sengaja melalui proses belajar. Kedua keterampilan berbahasa tersebut digunakan dalam
berkomunikasi tertulis secara tidak langsung. Pembelajaran menulis sudah dilaksanakan sejak lama dengan berbagai
metode, mulai dari tingkat dasar sampai pendidikan tinggi. Namun sampai saat ini belum diperoleh hasil yang optimal. Hal tersebut seperti yang dikatakan
oleh Sutama dkk dalam Tutiyah 2005: 2 bahwa siswa belum dapat dikatakan mampu berbahasa Indonesia secara baik dan benar, baik lisan maupun tulisan
pada setiap jenjang sekolah mulai Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Umum atau Sekolah Menengah Kejuruan. Pengajaran menulis di Sekolah
Dasar harus dapat membekali siswa dengan kemampuan dasar menulis. Pengajaran ini mencakup pengajaran menulis permulaan yang berakhir di
kelas III dan menulis lanjut dalam arti mengarang yang sebenarnya baru mulai di kelas IV. Pengembangan kemampuan menulis di Sekolah Dasar banyak
bergantung kepada kreativitas seorang guru. Oleh karena itu, guru dituntut untuk menciptakan situasi dan kondisi belajar yang dapat merangsang
kreativitas siswa sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.
Tujuan pengajaran Bahasa Indonesia dilihat dari aspek menulis adalah agar siswa mampu menuangkan pengalaman dan gagasan, mampu pula
menuliskan informasi sesuai dengan pokok bahasan konteks dan keadaan
3
situasi. Siswa harus peka terhadap lingkungan dan mampu mengungkapkannya dalam karangan, yang terakhir tujuan khusus aspek
menulis ialah agar siswa memiliki kegemaran menulis untuk meningkatkan pengetahuan dan memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari. Parera
dalam Briari Indrastiati, 2004: 3. Oleh karena itu, menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa merupakan hal yang harus mendapatkan perhatian
serius dalam pengajaran. Kemampuan menulis seseorang merupakan gambaran dari penguasaan seseorang terhadap bahasa yang digunakan. Tulisan
atau karangan merupakan salah satu media yang tepat, yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan berbahasa tulis seseorang. Dikatakan
demikian karena kemampuan menulis merupakan kemampuan yang menggabungkan sejumlah keterampilan.
Adapun ruang lingkup pembelajaran menulismengarang yang diajarkan di SD diantaranya adalah menulis surat, pidato, iklan, karangan sederhana,
mengisi formulir, dan lain-lain. Jenis menulis berdasarkan tujuannya terdiri dari menulis narasi, deskripsilukisan, eksposisi, argumentasipersuasi. Menulis
atau mengarang bagi siswa sangat penting dan akan memberikan manfaat yang tidak bisa dianggap sepele. Adapun kegiatan yang diperoleh dari kegiatan
menulis yaitu 1 melatih menyatakan pikiran dan perasaan, 2 mengungkapkan angan-angan, 3 melatih menyusun kalimat, 4 melatih mengungkapkan
pengalaman atau kehidupan pribadi. Menulis deskripsi penting untuk diajarkan kepada siswa SD karena dapat
meningkatkan keterampilan siswa dalam menyatakan pikiran dan perasaan,
4
menyusun kalimat serta mengungkapkan pengalaman dalam bentuk tulisan atau karangan.
Menurut Siti Suyati 2008: 13 dalam penelitiannya, kekurangterampilan siswa menulis deskripsi terletak pada 1 pengembangan gagasan 2
penggunaan kalimat, 3 penggunaan tanda baca dan ejaan pungtuasi yang belum tepat, misalnya penggunaan huruf besar, tanda titik, tanda tanya, tanda
seru, tanda petik, 4 pemilihan kata untuk mengungkapkan gagasan, 5 keterkaitan kalimat yang saling berhubungan.
Kurangnya keterampilan menulis tersebut juga dialami oleh siswa kelas IV dalam menulis deskripsi di Sekolah Dasar Negeri I Kaliajir, Kecamatan
Purwanegara Kabupaten Banjarnegara. Berdasarkan nilai ulangan harian pada pembelajaran menulis deskripsi ternyata 75 siswa masih mendapatkan
nilai kurang dari 60 dari jumlah siswa sebanyak 29 siswa. Dari tes tersebut hasil menulis deskripsi siswa belum sempurna, karena kurangnya pemahaman
siswa terhadap cara menulis deskripsi. Hal itu dapat diketahui dari penggunaan kata dan kalimatnya cenderung diulang-ulang, penggunaan huruf serta
penggunaan tanda baca yang kurang tepat. Pembelajaran bahasa Indonesia khususnya aspek menulis pada siswa
kelas IV SDN 1 Kaliajir Kec. Purwanegara Kab. Banjarnegara masih mengalami kesulitan ketika siswa diminta untuk menulis sebuah karangan
sederhana, mendeskripsikan suatu benda ataupun ketika menulis puisi. Siswa masih terlihat bingung dengan apa yang akan ditulis. Faktor yang
5
menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa dalam pembelajaran menulis antara lain: 1 kurangnya minat siswa terhadap kegiatan menulis, 2
kurangnya motivasi siswa, baik dari dalam diri siswa maupun dari lingkungan belajar, 3 tehnik pengajaran untuk aspek menulis yang kurang bervariasi
sehingga kurang membangkitkan daya imajinasi siswa dan kreativitas siswa dalam berbahasa mupun bersastra.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka guru harus mengambil tindakan yakni dengan mencari dan menggunakan suatu pendekatan yang
efektif, inovatif, dan berpotensi memperbaiki pembelajaran menulis, untuk meningkatkan minat, motivasi, dan sikap siswa terhadap pembelajaran menulis
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk itulah guru merancang suatu bentuk pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan melalui pendekatan kontekstual dengan komponen inquiri sebagai alternatif untuk memperbaiki pembelajaran menulis..
Pendekatan kontekstual Contextual Teaching and Learning merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dikdasmen Diknas dalam Hairuddin, dkk. 2007: 1. Pembelajaran menulis desrkipisi yang
dilakukan oleh guru masih menggunakan metode dan tehnik mengajar yang kurang bervariasi bahkan tanpa memanfaatkan media atau model yang nyata.
Hal ini menyebabkan siswa kurang tertarik dengan pembelajaran menulis
6
deskripsi, sehingga hasil belajar siswa menurun. Oleh karena itu peneliti memilih pendekatan kontekstual komponen inkuiri sebagai alternatif untuk
meningkatkan keterampilan menulis deskripsi. Penggunaan pendekatan kontekstual komponen inquiri dalam penelitian
ini bertujuan untuk merangsang kreativitas siswa dalam menemukan dan menuangkan ide-ide atau gagasan dalam bentuk karangan yang baik sehingga
proses belajar mengajar dapat tercapai secara maksimal. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis akan melakukan penelitian
dengan judul ā€¯Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui Pendekatan Kontekstual pada siswa kelas IV SD N I Kaliajir Kecamatan
Purwanegara Kabupaten Banjarnegaraā€¯. B.
Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
a. Apakah dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan
keterampilan menulis deskripsi siswa kelas IV SDN I Kaliajir Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara?
b. Bagaimanakah penerapan pendekatan kontekstual dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran menulis deskripsi pada siswa kelas IV SDN I Kaliajir Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara?
7
2. Pemecahan Masalah
Masalah rendahnya keterampilan menulis pada siswa kelas IV SDN I Kaliajir khususnya dalam menulis deskripsi pada mata pelajaran bahasa
Indonesia ditindaklanjuti oleh guru dengan mengadakan penelitian tindakan kelas PTK .
Pembelajaran yang inovatif diyakini dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi. Pembelajaran yang inovatif dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan kontekstual Contextual Teaching and Learning. Pada penelitian ini penulis membatasi permasalahan yang
akan menjadi bahan penelitian yaitu keterampilan menulis deskripsi melalui pendekatakan kontekstual dengan komponen inkuiri.
C. Tujuan Penelitian