commit to user
6. Mengelas bagian wadah dan tutupnya dengan diberi engsel. 7. Menggerinda sudut-sudut yang tajam supaya rapi.
g. Proses Pengecatan
Langkah-langkah proses pegecatan antara lain : 1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengamplas semua bagian yang akan dicat. Pengamplasan bertujuan untuk: a. Menghilangkan korosi dan kotoran yang menempel pada rangka
b. Membuat permukaan yang akan dicat menjadi rata 3. Mencuci sampai bersih komponen yang akan dicat.
4. Mengeringkan menjemur komponen yang akan dicat. 5. Memberi lapisan cat dasar dengan epoxy.
Gambar 4.21 Proses pemberian epoxy 6. Setelah kering mendempul kemudian bagian yang kurang rata.
7. Mengamplas kembali dempul yang sudah kering sampai rata. 8. Mengecat semua komponen sesuai dengan warna desain.
Gambar 4.22 Pengecatan rangka 9. Menjemur semua komponen hingga cat sampai kering.
commit to user
h. Proses perakitan
Perakitan merupakan tahap terakhir dalam proses perancangan dan pembuatan suatu mesin atau alat, dimana suatu cara atau tindakan untuk
menempatkan dan memasang bagian–bagian dari suatu alat yang akan digabung menjadi satu kesatuan menurut pasangannya, sehingga akan menjadi alat yang
siap digunakan sesuai dengan fungsinya. Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memulai perakitan
komponen, antara lain : 1. Menyiapkan semua alat–alat bantu untuk proses perakitan.
2. Komponen siap dipakai atau dipasangkan. 3. Mengetahui jumlah komponen yang akan dirakit.
4. Mengetahui cara pemasangan dan urutan perakitan komponen denga n benar.
Komponen – komponen yang dirakit, antara lain : 1. Rangka dalam
2. Rangka tengah 3. Lengan ayun
4. Shock breaker suspensi 5. Roller
6. Roda kanan dan kiri 7. Sistem rem handle, kabel rem, kaliper dan cakram
8. Komponen kelistrikan baterai, kontrol, handel gas, dan kitmotor 9. Jok set
10. Boardesk
Langkah Perakitan Langkah – langkah perakitan electric two wheeled vehicle :
1. Menyiapkan rangka rangka dalam dan rangka tengah yang akan dirakit. 2. Merakit roller kedalam lengan ayun.
3. Merakit lengan ayun kedudukan rangka yang sudah disiapkan. 4. Memasang shock breaker pada lengan ayun dan rangka.
5. Memasangkan roda pada rangka yang sudah dirakit sebelumnya. 6. Memasang kotak baterai pada dudukan bawah jok.
commit to user
7. Memasang jok set. 8. Memasang komponen kelistrikan handle gas, kontrol, baterai dan kabel-
kabel.
9. Memasang komponen pengereman handle rem, kabel rem, cakram dan
kaliper. 4.3
Analisa Statika dan Kinematika 4.3.1
Analisa Statika
Statika dihitung dengan cara membagi gaya yang diterima dari ke empat lengan ayun. Masing-masing lengan ayun dihitung masing-masing gaya pegasnya.
Perhitungan gaya pada pegas dihitung dengan menggunakan hukum Hooke sesuai dengan persamaan 2.1
R = − . ∆ Keterangan :
k = tetapan pegas
F = gaya
x = selisih panjang pegas setelah dikenai beban Konstanta pegas diketahui dari percobaan uji pegas. Pegas yang di uji sesuai
dengan urutan seperti pada gambar.
Gambar 4.23 Posisi tumpuan roller
commit to user
Untul pengukuran gaya pada pegas menggunakan persamaan 2.1muntuk beban diambil 5 sampel beban yang berbeda. Jenis pegas yang diukur sama,maka
konstanta pegas juga sama. 1. Percobaan 1
Beban 1 = 45 kg = 450 N Panjang awal sebelum dikenai beban = 126 mm
Panjang setelah dikenai beban = 120,8 mm K1 = 86,54 Nmm
2. Percobaan 2 Beban 2 = 52 kg = 520 N
Panjang awal sebelum dikenai beban = 126 mm Panjang setelah dikenai beban = 119,4 mm
K2 = 78,79 Nmm 3. Percobaan 3
Beban 3 = 60 kg = 600 N Panjang awal sebelum dikenai beban = 126 mm
Panjang setelah dikenai beban = 116,2 mm K3 = 61,22 Nmm
4. Percobaan 4 Beban 4 = 65 kg = 650 N
Panjang awal sebelum dikenai beban = 126 mm Panjang setelah dikenai beban = 114,1 mm
K4 = 54,62 Nmm 5. Percobaan 5
Beban 5 = 64 kg = 640 N Panjang awal sebelum dikenai beban = 126 mm
Penjang setelah dikenai beban = 114,9 mm K5 = 57,66 Nmm
commit to user
Dari kelima percobaan tersebut,kemudian dihitung konstanta rata-rata dari kelima variabel tersebut dengan rumus sebagai berikut :
ǰĖrĖ ǰĖrĖ
=
=
=
s ,= s, o Č,
= , = , =
= 67.77 11
Konstanta pegas digunakan untuk menghitung gaya yang mengenai lengan ayun. Untuk mencari gaya yang mengenai lengan ayun diperlukan panjang pemendekan
pegas. Panjang pemendekan pegas diukur dari selisih panjang sebelum dinaiki pengemudi dengan setelah dinaiki pengemudi.
1. Panjang pegas pada saat keadaan terpasang dan tanpa pengemudi
Gambar 4.24 Posisi pegas Panjang awal pegas 1 = 123,8 mm
Panjang awal pegas 2 = 123,4 mm Panjang awal pegas 3 = 120,9 mm
Panjang awal pegas 4 = 124,6 mm 2. Panjang pegas pada saat keadaan terpasang dan tanpa pengemudi
Panjang pegas 1 setelah dibebani pengemudi = 125,5 mm Panjang pegas 2 setelah dibebani pengemudi = 113,15 mm
Panjang pegas 3 setelah dibebani pengemudi = 110,1 mm Panjang pegas 4 setelah dibebani pengemudi = 118,45 mm
Pegas 1
Pegas 4 Pegas 3
Pegas 2
commit to user
3. Pemendekan pegas setelah dikenai beban ∆
Č
= 1,7 11
∆ = 10,25 11 ∆
2
= 10,8 11
∆ = 6,15 11 Setelah diketahui pemendekan pegas. Maka dapatdiketahui besarnya gaya yang
bekerja pada pegas tersebut dengan menggunakan hukum Hooke pada persamaan 2.1 sebagai berikut.
R = . ∆ Gaya yang bekerja pada masing-masing pegas :
R
Č
= 115,209 R = 694,63
R
2
= 731,916 R = 416,785
Gaya yang bekerja pada pegas digunakan untuk mencari besarnya gaya pada masing-masing tumpuan dan gaya luar yang bekerja. Gaya yang diterima masing-
masing lengan ayun dihitung dengan menggunakan prinsip statika struktur.
a. Pada lengan ayun bagian atas