6
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Apakah perputaran modal kerja
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan ?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perputaran modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara parsial maupun secara simultan.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan mengenai pengaruh
perputaran modal kerja terhadap profitabilitas serta dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
2. Bagi pihak lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dan informasi untuk peneliti berikutnya mengenai perputaran modal kerja
dan pengaruh nya terhadap profitabilitas.
7 3.
Bagi investor Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan referensi atau sumbangan
informasi dalam mengambil keputusan investasi diperusahaan makanan dan minuman.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Modal Kerja
2.1.1 Pengertian Modal Kerja
Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai
kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Menurut Sawir 2005:129, “ modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula
dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”. Sedangkan menurut Martono 2001:71, ”modal
kerja adalah dana yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”.
Menurut Riyanto 2008 : 57, terdapat tiga konsep pengertian modal kerja yaitu :
1 Konsep kuantitatif. Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana
yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula
atau aktiva dimana dana yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian, modal kerja
menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar, atau sering juga disebut sebagai modal kerja kotor gross working
capital
2 konsep kualitatif. Modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian
dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, atau
disebut sebagai modal kerja bersih net working capital
3 konsep fungsional. Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana
dalam menghasilkan pendapatan income. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan
pendapatan. Pada dasarnya dana-dana yang dimiliki oleh perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk manghasilkan laba sesuai dengan
9 usaha pokok perusahaan, tetapi tidak semua dana digunakan untuk
menghasilkan laba periode ini current income ada sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba di
masa yang akan datang.
2.1.2 Jenis-Jenis Modal Kerja
Menurut Ahmad 2007 : 04, modal kerja dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu :
1 Modal kerja permanen permanent working capital yaitu modal
kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya.
Modal permanen ini dapat dibedakan dalam : a
Modal kerja primer, yaitu modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontiniuitas usahanya.
b Modal kerja normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan
untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal. 2
Modal kerja variabel variable working capital , yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah – ubah sesuai dengan perubahan keadaan
dan modal, kerja ini dibedakan antara lain : a
modal kerja musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.
b Modal kerja siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-
ubah disebabkan karena fluktuasi. c
Modal kerja darurat, yaitu modal kerja yang besarnya berubah- ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumya
misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak.
2.1.3 Elemen Modal Kerja
Adapun elemen-elemen pembentuk modal kerja adalah meliputi kas, piutang dan persediaan Van Horne, 2005:313.
1 Kas
Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya yang berarti semakin
besar jumlah yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin
10 tinggi pula tingkat likuiditasnya. Tetapi suatu perusahaan yang
mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang banyak mencerminkan adanya overinvestment dalam kas
atau banyak uang yang menganggur dan berarti bahwa perusahaan kurang efisien dalam pengelolaan kas. Jumlah kas yang relatif kecil
akan diperoleh profit yang lebih besar namun suatu perusahaan yang hanya mengejar keuntungan tanpa memperhatikan likuiditas akhirnya
perusahaan itu akan dalam keadaan likuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan.
2 Piutang
Dalam rangka usaha memperbesar volume penjualannya kebanyakan perusahaan menjual produknya dengan kredit. Penjualan bersih tidak
segera menghasilkan penerimaan kas tetapi menimbulkan piutang langganan dan baru kemudian pada hari jatuh temponyaterjadi aliran
kas masuk cash inflows yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut. Dengan demikian maka piutang receivables merupakan
aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul akibat dari pelaksanaan politik penjualan kredit Riyanto, 2008: 85. Manajemen piutang
merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menjual produknya dengan kredit. Manajemen piutang terutama menyangkut
masalah pengendalian jumlah piutang, pengendalian pemberian dan pengumpulan piutang serta evaluasi terhadap politik kredit yang
dijalankan oleh perusahaan.
11 3
Persediaan Inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal
kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar dimana secara terus-menerus mengalami perubahan Riyanto, 2008: 69.
Masalah investasi dalam inventory merupakan masalah pembelanjaan aktif seperti halnya investasi dalam aktiva-aktiva lainnya. Masalah
penentuan besarnya investasi atau lokasi modal dalam inventory berpengaruh langsung terhadap profitabilitas pada perusahaan.
Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam inventory persediaan akan menekan keuntungan.
Adanya investasi dalam persediaan yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar
biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang, memperbesar kemungkinan kerugian akibat kerusakan dan turunnya kualitas
sehingga semua itu akan memperkecil profitabilitas. Demikian juga sebaliknya adanya investasi yang terlalu kecil dalam persediaan akan
berakibat menekan profitabilitas karena persediaan.
2.1.4 Fungsi Modal Kerja
Beberapa fungsi modal kerja antara lain adalah sebagai berikut : 1
Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar.
2 Memungkinkan untuk dapat membayar kewajiban-kewajiban tepat
pada waktunya.
12
3 Menjamin dimilikinya kredit perusahaan yang semakin besar dan
memungkinkan bagi perusahaan untuk menghadapi bahaya atau kesulitan keuangan yang terjadi
4 Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup
untuk melayani konsumen 5
Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi yang lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa
yang dibutuhkan.
2.1.5 Sumber Modal Kerja
Apabila sumber modal kerja lebih besar dari pada penggunaan, berarti ada kenaikan modal kerja. Sebaliknya apabila penggunaannya lebih kecil, berarti
penurunan modal kerja. Sumber-sumber modal kerja yang akan menambah modal kerja adalah:
1 adanya kenaikan sektor modal, baik yang berasal dari laba maupun
penambahan modal saham, 2
ada pengurangan atau penurunan aktiva tetap karena adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi,
3 ada penambahan utang jangka panjang, baik dalam bentuk obligasi
atau utang jangka panjang lainnya.
Penggunaan-penggunaan modal kerja yang mengakibatkan turunnya modal kerja adalah sebagai berikut:
1 berkurangnya modal sendiri karena kerugian, maupun pengambilan
privasi oleh pemilik perusahaan,
13
2 pembayaran utang-utang jangka panjang,
3 adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap.
2.1.6 Manajemen Modal Kerja
Manajemen modal kerja merupakan suatu kegiatan yang meliputi administrasi dan pengawasan terhadap modal kerja, sumber modal kerja agar
kegiatan operasi dapat berjalan lancar. Menurut Sawir 2005:133, “ Modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan
kewajiban jangka pendek perusahaan”. Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen modal kerja meliputi semua
aspek pengelolaan administrasi aktiva lancar dan kewajiban lancar dalam operasional perusahaan sehari-hari yang berpedoman sesuai dengan kebijakan
masing-masing perusahan.
2.2 Perputaran Piutang