Model Analisis Uji Asumsi Klasik

26 Untuk lebih jelasnya, variabel-variabel penelitian dapat dioperasikan sebagai berikut : Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel Variabel Penelitian Konsep Variabel Indikator Skala Perputaran piutang X1 Menunjukkan berapa kali piutang yang berasal dari penjualan bersih berputar selama satu periode Rasio Perputaran Persediaan X2 Menunjukkan seberapa cepat persediaan tersebut dapat dijual Rasio Net Profit Margin Y Menunjukkan persentase keuntungan perusahaan setelah dikurangi semua biaya dan pengeluaran termasuk bunga dan pajak penghasilan. Rasio Sumber: Riyanto 2008

3.4 Model Analisis

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier berganda. Untuk mengetahui pengaruh variabel defenden analisis jalur ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program perangkat 27 lunak SPSS versi : 17. Model tersebut dinyatakan dengan formula sebagai berikut : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e dimana: Y = Profitabilitas Net Profit Margin a = konstanta X 1 = Perputaran Piutang account receivables turnover X 2 = Perputaran Persediaan inventory turnover b1,b2 = koefisien regresi e = error variabel pengganggu

3.5 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan agar model regresi pada penelitian signifikan dan refresintatif.

3.5.1 Uji Normalitas

Menurut Ghozali 2005:110, “Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Kalau nilai residual tidak mengikuti distribusi normal, uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. a. Analisis Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data 28 observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram, hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. b. Analisis Statistik Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis : Ho : data residual berdistribusi normal. Ha : data residual tidak berdistribusi normal Bila nilai signifikan 0,05 berarti distribusi data tidak normal. Sebaliknya bila nilai signifikan 0,05 berarti distribusi data normal.

3.5.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen Ghozali, 2005:91. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak 29 ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen sama dengan nol. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari 1 nilai tolerance dan lawaanya 2 variance inflation factor VIF. Nilai cutoff yang umum digunakan untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10.

3.5.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah pada suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t-1 dengan periode sebelumya Ghozali, 2005:95. Model regresi yang baik tidak terdapat autokorelasi. Pengujian ini menggunakan uji Durbin Watson. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi di antaranya adalah dengan menggunakan Uji Durbin Watson. Menurut Sunyoto 2009:91, pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan Uji Durbin Watson adalah sebagai berikut : 1. angka D-W di bawah –2 berarti ada autokorelasi positif, 2. angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3. angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

3.5.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dijelaskan oleh Ghozali 2005:105 sebagai berikut: Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda 30 heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data cross section mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran kecil, sedang dan besar. Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Jika ada pola seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka terjadi heteroskedastisitas. Namun, jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.6 Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 115 71

Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Makanan & Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

11 112 96

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 4 82

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 28

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Profitabilitas terhadap Modal Kerja pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16