kendala,salah satunya yaitu seluruh sekolah telah melaksanakan program pengembangan diri,namun
belum semuanya
menyusun programpanduan
pelaksanaan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
standar pengelolaan.Berkaitan
dengan permasalahankendala dan masukan tersebut,maka
Departemen Pendidikan
Nasional mengeluarkan
Panduan Model Pengembangan Diri Balitbang, 2006.
1. Kegiatan Layanan Konseling
Sebagian dari pengembangan diri dilaksanakan melalui
pelayanan konseling.Dengan
demikian pengembangan diri hanya merupakan sebagian dari
aktivitas pelayanan bimbingan dan konseling secara
keseluruhan.Jadi,pengembangan diri
tidak menggantikan
fungsi bimbingan
dan konseling
melainkan sebagai wilayah komplementer dimana guru dan
konselor memberikan
kontribusi dalam
pengembangan diri konseli.Menurut Hartono 2009, layanan konseling merupakan bagian integral dalam
sistem pendidikan di sekolah,dan akan memberikan kontribusi dalam memandirikan peserta didik bila
dikelola dan
dilakukan secara
profesional oleh
seseorang guru pembimbing sebagai konselor sekolah yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan
konseling.Lebih lanjut Hartono menjelaskan bahwa eksistensi bimbingan dan konseling dalam sistem
pendidikan formal merupakan keniscayaan harus ada-
-tidak boleh tidak,sehingga tidak bisa dikelola secara asal-asalan yang justru akan merugikan perkembangan
konseli peserta didik.
Menurut Balitbang 2006,pelayanan konseling di sekolahmadrasah merupakan usaha membantu
peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi,kehidupan
sosial,kegiatan belajar,serta
perencanaan dan
pengembangan karir.Pelayanan
konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik, secara individual, kelompok dan atau klasikal, sesuai
dengan kebutuhan,
potensi, bakat,
minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang
dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi
peserta didik.Selanjutnya
Balitbang, menjelaskan
bahwa konseling diartikan sebagai pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun
kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara
optimal, dalam
bidang pengembangan
kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis
layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma- norma yang berlaku.
Menurut Prayitno yang dikutip oleh Bukit 2009, penilaian
bimbingan konseling
berorintasi pada
perubahan tingkah
laku termasuk
didalamnya pendapat, nilai dan sikap serta perkembangan siswa,
oleh karena itu penilaian bimbingan konseling tidak dapat dilakukan melalui ulangan, pemeriksaan hasil
pekerjaan rumah, tes maupun ujian, melainkan dilakukan
dalam proses
pencapaian kemajuan
perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa itu sendiri.
2. Kegiatan Ekstrakurikuler