17
3.2.2 Konstruksi Robot
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai perancangan konstruksi dan realisasinya serta penjelasan lebih lanjut mengenai aktuator servo yang digunakan pada robot.
Gambar 3.4. Perancangan mekanik robot
Gambar 3.5. Skema mekanik robot
18
Robot menggunakan perpaduan antara aluminium dan acrylic untuk bodinya. Perpaduan kedua bahan ini dimaksudkan agar robot memiliki bobot yang ringan sehingga dalam
bergerak diperoleh kecepatan dan keseimbangan yang baik. Robot ini akan memiliki 16 degree of freedom, dengan rincian 5 di setiap kaki, dan 3 di setiap lengan. Servo yang dipilih
adalah servo yang memiliki torsi tinggi dengan gear berbahan metal dan yang mampu untuk mengembalikan nilai, seperti sudut, beban, torsi, dll. Sedangkan ukuran telapak kaki akan
menyesuaikan dengan tinggi robot agar mampu menyokong robot agar tetap stabil.
Tabel 3.1. Tabel Keterangan Mekanik Robot.
HARDWARE Dimensi
p ×l×t : 170×129×380 [mm]
Berat ± 1,5 [kg]
DOF 16 tangan 3
×2, kaki 5×2 Koneksi RCB-4
Serial USB adapter HS
Tabel 3.2. Tabel Spesifikasi Servo KRS-2552HV.
Sudut Operasi Maksimal 270 derajat
Torsi Maksimal 14 kg
Kecepatan Tanpa Beban 0,14 s60 derajat
Ukuran 41
×21×30,55 mm Berat
41,5 g Tegangan Kerja
9-12 Volt
3.2.3 Perangkat Keras Elektronik
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai board sistem minimum mikrokontroler Atmega 324, sensor accelerometer RAS-2, sensor gyroscope KRG-4, modul DF-bluetooth V3, dan
servo controller RCB-4. 1. Board Sistem Minimum Mikrokontroler Tipe Atmega 324
Board sistem minimum mikrokontroler tipe Atmega 324 digunakan sebagai kontrol utama pada sistem pengendalian robot. Board sistem minimum ini dibuat
dengan menggunakan Atmega 324 karena dibutuhkan dua buah pin serial untuk berkomunikasi dengan smartphone dan servo controller.
19
Pada perancangan sistem minimum Atmega 324 digunakan kristal oscillator XTAL dengan nilai 11.0592Mhz sebagai pembangkit pemompa data yaitu bersifat
timer semacam clockpulsa digital. Pada sistem minimum Atmega 324 juga digunakan IC MAX232 untuk mengubah level tegangan menjadi level tegangan TTL
karena untuk berkomunikasi dengan port COM pada servo controller RCB-4 dibutuhkan level tegangan TTL.
Berikut adalah tabel konfigurasi penggunaan pin pada mikrokontroler utama Atmega 324 yang digunakan pada robot.
Tabel 3.3. Konfigurasi pin pada mikrokontroler utama.
No Nama Port
Fungsi 1
PA4 Accelerometer axis Y
2 PA5
Accelerometer axis X 3
PB1 Flag input data motion berakhir
4 PB2
Flag output data motion kurva 5
PB3 Flag input data kaki kanan
6 PB4
Flag input data kaki kiri 7
PB5 Downloader
8 PB6
Downloader 9
PB7 Downloader
10 PD0
Reciever RCB-4 ke mikrokontroler
11 PD1
Transmiter mikrokontroler ke RCB-4
12 PD2
Reciever mikrokontroler ke android
13 PD3
Transmiter android ke mikrokontroler
14 PD4
Kontrol servo pan 15
PD5 Kontrol servo tilt
16 PD6
Flag output data motion cut 17
PD7 Flag output data nilai awal
motion 2. Sensor Accelerometer RAS-2
Sensor accelerometer yang digunakan pada robot adalah accelerometer tipe RAS-2. Sensor ini memiliki enam pin dan dibuat dengan sangat kecil sehingga
mempermudah dalam peletakan sensor di dalam robot. Tiga pin atas terdiri dari pin ADC, VCC, dan GND untuk sumbu x sedangkan tiga pin bawah terdiri dari pin ADC,
VCC, dan GND untuk sumbu y. Jika sensor dimiringkan kearah sumbu x, maka pin ADC akan memberikan nilai positif dan akan naik secara linear sesuai dengan
20
kemiringan sensor. Sebaliknya jika sensor dimiringkan kearah sumbu –x, maka pin ADC akan memberikan nilai negatif dan naik secara linear sesuai dengan kemiringan
sensor pada sumbu –x. Kerja sensor pada kemiringan sumbu y dan –y sama dengan kerja sensor pada kemiringan sumbu x dan –x.
Keuntungan menggunakan sensor ini adalah selain diduat sangat kecil, sensor ini memiliki tingkat ketelitian yang tinggi dan nilainya bertambah secara linear
sehingga mempermudah untuk mengetahui posisi robot ketika sedang terjatuh.
Gambar 3.6. Sensor Accelerometer RAS-2
Data dari sensor ini akan dikonversi oleh mikrokontroler menjadi nilai digital dengan resolusi 10 bit dan dengan tegangan referensi sebesar 2.56 volt. Sumber
tegangan dari sensor ini didapat dari baterai lithium polimer 7.4 volt yang sudah diturunkan tegangannya menjadi 5 volt dengan regulator. Sedangkan pin output ADC
axis x pada sensor akan diakses oleh pin ADC5 pada mikrokontroler dan pin output ADC axis y pada sensor akan diakses oleh pin ADC4 pada mikrokontroler. Data
digital yang telah diolah oleh mikrokontroler akan digunakan sebagai pembanding untuk mengetahui posisi robot saat robot sedang dalam posisi jatuh.
Pemasangan sensor ini diletakkan pada bagian punggung robot. Penulis meletakkan sensor ini pada bagian punggung karena pada bagian punggung, robot
tidak memiliki sendi sehingga posisi sensor tidak berubah. Jika posisi sensor berubah, maka data yang didapat akan berubah juga sehingga dapat menyebabkan kesalahan
saat data dibandingkan untuk mengetahui posisi robot sedang dalam posisi jatuh atau tidak.
3. Sensor Gyroscope KRG-4 Sensor gyroscope yang digunakan pada robot adalah tipe KRG-4. Sensor ini
digunakan untuk memperhalus gerakan robot dan keseimbangan robot. KRG-4
21
memiliki 3 pin yaitu pin ADC, VCC, dan GND. Prinsip kerja hampir sama dengan sensor accelerometer hanya saja sensor gyroscope ini digunakan untuk mengubah
offset servo kaki robot jika robot berada dalam keadaan tidak seimbang sehingga robot menjadi seimbang kembali.
Gambar 3.7. Sensor Gyroscope KRG-4
Data dari sensor ini akan dikonversi oleh mikrokontroler menjadi nilai digital dengan resolusi 10 bit dan dengan tegangan referensi sebesar 2.56 volt. Sumber
tegangan dari sensor ini didapat dari batrai lithium polimer 11.1 volt yang sudah diturunkan tegangannya menjadi 5 volt dengan regulator. Sedangkan pin output ADC
axis x pada sensor akan diakses oleh pin AD1 pada servo controller dan pin output ADC axis y pada sensor akan diakses oleh pin AD2 pada servo controller. Data
digital yang telah diolah oleh servo controller akan digunakan sebagai pembanding untuk mengetahui posisi robot saat robot mendapatkan gaya dorong ke depan,
belakang, kanan, dan kiri 4. Modul Bluetooth
Modul bluetooth yang digunakan adalah modul bluetooth tipe DF-Bluetooth V3. Berikut adalah gambar dari DF-Bluetooth V3.
Gambar 3.8. DF-Bluetooth V3
22
Modul Bluetooth ini akan diakses oleh mikrokontroler melalui USART0 agar mikrokontroler dapat berkomunikasi dengan smartphone untuk mengambil data
berupa perintah secara wireless. Sumber tegangan dari sensor ini didapat dari baterai lithium polimer 7.4 volt yang sudah diturunkan tegangannya menjadi 5 volt dengan
regulator. Pin TX pada modul Bluetooth akan dihubungkan dengan Pin RX pada mikrokontroler USART0. Sedangkan Pin RX pada modul Bluetooth akan
dihubungkan dengan Pin TX pada mikrokontroler USART0. Penulis menggunakan modul Bluetooth ini karena modul DF-Bluetooth V3
merupakan sebuah modul Bluetooth yang dapat diatur sesuai kebutuhan pemakai. Modul ini dapat diatur untuk memiliki password sehingga saat mode pairing
berlangsung, perangkat yang melakukan pairing dengan modul ini harus memberikan memasukkan password. Dengan adanya password, maka hal ini akan mengurangi
kemungkinan adanya gangguan dari perangkat lain sehingga komunikasi antara smartphone dengan mikrokontroler tidak terganggu.
Untuk dapat menerima dan mengirim data, USART0 pada mikrokontroler menggunakan parameter komunikasi 8 data, 1 stop, dan even parity dengan baud rate
115200 sehingga modul bluetooth harus diprogram atau diatur agar memiliki parameter komunikasi dan baud rate yang sama.
5. Servo Controller RCB-4 Pada robot humanoid R2C digunakan servo controller tipe RCB-4. Servo
controller ini memiliki 10 port ADC, 10 port PIO, dan 8 port SIO. Port ADC dapat digunakan untuk konversi tegangan analog menjadi digital. Port ini dapat digunakan
sebagai input ataupun output. Port PIO digunakan sebagai input ataupun output. Jika digunakan sebagai inputan, tegangan input maksimal adalah 5V. Jika digunakan
sebagai output, keluaran dapat sebesar 0V low atau 5V high. Port SIO digunakan untuk kontrol servo dari robot.
23
Gambar 3.9. Konfigurasi ID Servo pada Robot Kondo KHR-3HV.
Pada gambar 3.11 dapat dilihat bahwa ada delapan servo ID yang memberi tanda enam belas serial servo yang digunakan sebagai aktuator robot yaitu servo ID
nomor 1,2,4,6,7,8,9, dan 10. Setiap satu nomor servo ID digunakan untuk memberi tanda dua buah servo, satu sebelah kiri dan satu sebelah kanan. Servo ID 0 tidak
digunakan karena pada realisasinya, servo kepala menggunakan mikro servo biasa yang dikontrol dengan menggunakan mikrokontroler.
Gambar 3.10. RCB-4
24
Pada gambar 3.12 dapat dilihat bahwa RCB-4 atau servo controller yang digunakan pada robot memiliki 8 buah port SIO. Satu port SIO akan digunakan untuk
mengendalikan 2 buah serial servo. Jadi port SIO1 digunakan untuk mengendalikan serial servo ID1 kanan dan kiri, port SIO2 digunakan untuk mengendalikan serial
servo ID2, port SIO3 digunakan untuk mengendalikan serial servo ID4, port SIO4 digunakan untuk mengendalikan serial servo ID6, port SIO5 digunakan untuk
mengendalikan serial servo ID7, port SIO6 digunakan untuk mengendalikan serial servo ID8, port SIO7 digunakan untuk mengendalikan serial servo ID9, dan port SIO8
digunakan untuk mengendalikan serial servo ID10. Pembuatan gerakan atau motion dilakukan dengan cara mengubah setiap nilai
offset serial servo yang dikontrol oleh port-port SIO pada RCB-4 dengan menggunakan software heart to heart yang telah disediakan oleh platform kondo.
Dengan membuat serangkaian gerakan dengan cara mengubah nilai offset serial servo pada tiap delay waktu yang telah diperhitungkan akan dihasilkan sebuah gerakan
seperti berjalan, menendang, bangun dari jatuh, dll.
Gambar 3.11. Tampilan Software Heart to Heart Ver.1.2.2.
25
Berikut adalah tabel konfigurasi penggunaan pin pada servo controller RCB-4 yang digunakan pada robot.
Tabel 3.4. Konfigurasi pin pada RCB4.
No Nama Port
Fungsi 1
COM Komunikasi serial dengan
mikrokontroler 2
SIO1 Kontrol serial servo
3 SIO2
Kontrol serial servo 4
SIO3 Kontrol serial servo
5 SIO4
Kontrol serial servo 6
SIO5 Kontrol serial servo
7 SIO6
Kontrol serial servo 8
SIO7 Kontrol serial servo
9 SIO8
Kontrol serial servo 10
PIO1 Flag output data kaki kanan
11 PIO2
Flag output data kaki kiri 12
PIO3 Flag output data motion berakhir
13 PIO7
LED indikator kaki kanan 14
PIO8 LED indikator kaki kiri
15 PIO9
LED indikator awal motion 16
PIO10 LED indikator akhir motion
17 AD1
Gyroscope axis X 18
AD2 Gyroscope axis Y
19 AD5
Input data motion cut 20
AD6 Input data awal motion
21 AD7
Input data motion kurva
3.3. Perancangan Perangkat Lunak
Penulis membuat algoritma baru agar robot dapat bergerak dengan cepat dan stabil dengan cara membuat robot dapat memotong gerakan secara paksa motion cut
dan melakukan metode pengecekan posisi kaki agar robot dapat mengetahui posisi kaki terakhir robot saat robot dipaksa untuk memotong gerakan. Algoritma saat robot
melakukan satu dengan gerakan lainnya berbeda-beda. Oleh karena itu penulis membuat tiga buah algoritma baru yang berbeda-beda yang diterapkan pada robot
agar performa robot lebih optimal. Pada bagian ini akan diberikan empat buah flowchart yang menggambarkan
jalannya program saat robot bergerak. Setiap flowchart terdiri dari dua algoritma yaitu algoritma pada mikrokontroler dan algoritma pada RCB-4. Flowchart pertama adalah
algoritma lama saat robot masih belum bisa melakukan motion cut dan belum bisa