utang terhadap ekuitas yang tinggi juga menunjukkan keadaan perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan. Bila perusahaan mengalami
kesulitan keuangan, akan menjadi berita buruk bagi perusahaan. Hal itu akan mengakibatkan pandangan yang buruk akan perusahaan di mata
masyarakat umum. Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan akan membutuhkan
waktu yang lebih dalam penyelesaian proses audit akan laporan keuangannya dibanding perusahaan yang tidak mengalami kesulitan
keuangan. Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan cenderung akan menunda penyerahan laporan keuangan auditannya kepada instansi yang
berwenang. Hal ini disebabkan perusahaan membutuhkan waktu yang lebih untuk bisa menekan Debt to Equity Ratio DER serendah-rendahnya
sampai batas yang mungkin bisa dicapai oleh perusahaan Hassanudin dalam Wiwik U.
Hasil penelitian Hossain Taylor 1998, serta Wiwik Utami menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan
terhadap audit delay. Namun, pada penelitian Ahmad Kamarudin 2001 yang dilakukan di Malasyia menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh
signifikan terhadap audit delay.
2.3. Bulan Tutup Buku
Bulan tutup buku merupakan bulan dimana perusahaan melakukan aktivitas tutup buku. Bulan tutup buku dimasing-masing Negara berbeda
dikarenakan peraturan yang berlaku dimasing-masing Negara yang bersangkutan. Di Indonesia sendiri umumnya perusahaan-perusahaan
menggunakan bulan desember sebagai bulan tutup bukunya. Meskipun ada perusahaan yang mempunyai bulan tutup buku selain bulan desember.
Pada penelitian ini diperkirakan bulan tutup buku mempengaruhi audit delay. Selain karena sesuai dengan persyaratan ketentuan yang berlaku yang
menyebutkan bahwa laporan keuangan harus diaudit tepat waktu, banyak perusahaan dalam satu Negara mempunyai bulan tutup buku pada periode
waktu yang berdekatan juga akan mengakibatkan masalah pada pekerjaan audit. KAP yang melayani berbagai klien yang mempunyai akhir tahun akan
mengalami dampak tersebut. Terutama KAP yang telah memiliki hubungan atau telah berafilliasi dengan KAP ternama internasional Big Four. Big
Four KAP yang dimaksud adalah KAP Delloit Thouch Tohmatsu, KAP Ernst and Young, KAP Pricewaterhouse Coopers dan KAP Klynveld Peat
Marwick Goerdeler KPMG. Hal ini terjadi karena umumnya KAP yang telah berafilliasi dengan KAP tersebut dipandang kinerjanya memuaskan
sehingga mempunyai banyak klien. Di Indonesia, kondisi ini umumnya terjadi pada bulan Desember yang umumnya menjadi bulan tutup buku di
banyak perusahaan. Periode waktu ini menurut Ansah 2000 d
isebut “Musim Sibuk Audit”. Masalah yang umumnya dialami KAP pada periode ini antara lain
permasalahan dalam penjadwalan audit dan terbatasnya personil audit yang ada untuk ditugaskan pada masing-masing pekerjaan audit. Hal yang paling
penting dalam penyusunan staf audit adalah adanya auditor senior yang akan bertanggungjawab atas supervisi kepada para staf akuntan. Unsur-unsur
supervisi yang
berkaitan antara
lain menginstruksikan
asisten, memberitahukan masalah-masalah penting yang dijumpai, menelaah
pekerjaan yang dilakukan, dan menyelesaikan perbedaan pendapat di antara personil perusahaan. Pada waktu ini permintaan audit atas laporan keuangan
meningkat tajam sehingga KAP membutuhkan semua sumber daya yang dimiliki untuk melaksanakan pekerjaan audit. Dikarenakan cukup berisiko
untuk menyelesaikan proses audit yang sesuai dengan jadwal pada “Musim Sibuk Audit”, auditor dapat menunda audit terakhir Ansah, 2000:13.
Beberapa penelitian yang meneliti tentang variabel ini pada audit delay antara lain Ansah 2000, Ahmad Kamarudin 2001 serta Ahmad
Abidin 2008. Pada penelitian Ahmad Kamarudin 2001, variabel ini berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Namun, pada penelitian Ansah
2000 serta Ahmad Abidin 2008 variabel ini tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay.
2.4. Penggantian Auditor