Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return On Asset dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Perkembangan kegiatan di Bursa Efek Indonesia ini berkembang pesat.
Perkembangan tersebut ditandai dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan
berbentuk go public, maka hal ini akan berdampak pada peningkatan permintaan
akan audit laporan keuangan yang efektif dan efisien. Laporan keuangan ini akan
digunakan untuk kepentingan manajemen perusahaan dan juga digunakan oleh
pemilik untuk menilai pengelolaan dan yang dilakukan oleh manajemen
perusahaan, selain itu juga para investor, kreditor, pemerintah, masyarakat dan
pihak–pihak lain yang juga membutuhkan laporan keuangan ini sebagai dasar
pengambilan suatu keputusan.
Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan
keuangan yang disusun sesuai Standar Akuntansi Keuangan yang telah diaudit
oleh akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).
Sebagaimana yang dinyatakan dalam PSAK 1 (2009:5) Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 25 menyatakan bahwa
“pengguna laporan keuangandiasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai

tentangaktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari
informasi dengan ketekunan yang wajar”. Menyajikan informasi, termasuk
kebijakan akuntansi, sedemikian rupa sehingga dapat memberikan informasi yang
relevan, andal, dapat diperbandingkan, dan mudah dipahami.

57

Universitas Sumatera Utara

Informasi yang diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dapat
bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan tepat pada saat dibutuhkan oleh
pemakai laporan keuangan, namun informasi tidak lagi bermanfaat bila tidak
disajikan secara akurat dan tepat waktu. Nilai dari ketepatan waktu pelaporan
keuangan merupakan faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan tersebut.
Ketepatan waktu penyusunan atau pelaporan suatu laporan audit atas laporan
keuangan perusahaan bisa mempengaruhi pada nilai laporan keuangan tersebut.
Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari perilaku pasar
modal, karena laporan keuangan auditan yang di dalamnya memuat informasi
penting, seperti laba yang dihasilkan perusahaan bersangkutan dijadikan sebagai
salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan

yang dimiliki oleh investor, artinya informasi laba dari laporan keuangan yang
dipublikasikan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham.
Jarak

waktu

antara

akhir

periode

akuntansi

dengan

tanggal

ditandatanganinya laporan audit dapat mempengaruhi ketepatan waktu informasi
tersebut dipublikasikan, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketetapan

waktu pelaporan merupakan catatan pokok laporan yang memadai. Pemakai
informasi tidak hanya perlu memiliki informasi keuangan yang relevan dengan
prediksi dan pembuatan keputusannya, tetapi informasi harus bersifat baru.
Laporan keuangan seharusnya disajikan pada interval waktu untuk menjelaskan
perubahan yang terjadi dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakai
informasi dalam membuat prediksi dan keputusan.

58

Universitas Sumatera Utara

Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP:SA Seksi 230.1)
khususnya standar umum ketiga dinyatakan bahwa “dalam pelaksanaan audit dan
penyusun laporannya, auditor wajib mengunakan kemahiran profesionalnya
dengan cermat dan seksama”. Dalam (SPAP:SA Seksi 311.1) Standar pekerjaan
lapangan pertama mengharuskan “bahwa pekerjaan harus dirancanakan dengan
sebaik–baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi sebagaimana
mestinya”. Dalam (SPAP:SA Seksi 326.1) standar pekerjaan lapangan ketiga
menyatakan “bahwa bukti kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pegamatan, permintaan keterangan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk

menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan”.
Standar tersebut memungkinkan akuntan publik untuk melakukan
penundaan publikasi laporan audit atau laporan keuangan auditan, sedangkan
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)
mewajibkan perusahaan-perusahaan publik yang terdaftar (go public) atau emiten
yang efeknya tercatat di Bursa Efek Indonesia untuk mempublikasikan laporan
keuangan auditan dalam periode tertentu setelah berakhirnya tahun buku. Dalam
website (www.bapepam.go.id) Di Indonesia sejak 31 Juli 2006 BAPEPAM-LK,
mengeluarkan surat dengan Nomor: Kep-06/BL/2006 yang menyatakan bahwa
laporan keuangan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat lazim harus
disampaikan kepada BAPEPAM paling lambat dalam waktu 90 hari atau akhir
bulan ketiga setelah tahun buku berakhir. Otorisasi Jasa Keuangan didirikan untuk
menggantikan BAPEPAM-LK.

59

Universitas Sumatera Utara

Otorisasi Jasa Keuangan (OJK) dibentuk berdasarkan UU No. 21 Tahun
2011. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan

kegiatan di dalam sektor jasa keuangan:
1. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel,
2. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan
dan stabil, dan
3. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di
sektor jasa keuangan.Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai tugas melakukan
pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan,
sektor Pasar Modal, dan sektor IKNB. Pasal 55 (1) UU No. 21 Tahun 2011 “Sejak
tanggal 31 desember 2012, fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan
pengawasan kegiatan jasa keuangan disektor pasar modal, perasuransian, dana
pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya beralih dari
Menteri Keuangan dan Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
ke Otorisasi Jasa Keuangan”.
Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor eksternal
terhadap laporan keuangan kliennya untuk memberikan pendapat apakah laporan
keuangan tersebut disajikan sesuai dengan kriteria–kriteria yang telah ditetapkan.
Hal ini dibutuhkan guna mengetahui posisi keuangan, kinerja perusahaan, dan
perubahan posisi keuangan dan penyusunan laporan keuangan harus sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

60

Universitas Sumatera Utara

Bursa Efek Indonesia menginformasikan terdapat 52 emiten hingga 1 April
2013 yang belum menyampaikan laporan keuangan auditan yang berakhir 31
desember 2012. Pada 2012, tercatat 54 emiten terlambat menyerahkan laporan
keuangan tahunan tahun 2011. Sementara pada 2011 tercatat 62 emiten terlambat
menyerahkan laporan keuangan 2010, sedangkan pada 2010 tercatat ada sebanyak
68 emiten terlambat menyerahkan laporan keuangan tahun 2009. Keterlambatan
penyampaian laporan keuangan bisa disebabkan oleh banyak hal diantaranya
proses tutup buku dan proses audit yang berlangsung lama.
Tabel 1.1
Perusahaan-perusahaan yang belum menyampaikan Laporan
Keuangan Tahunan 2012-2013
No.
1
2

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

23
24

Kode
ADMG
AIS
ALTO
ARGO
ARII
ASIA
BORN
BRAU
BRMS
BRNA
BUMI
DAVO
ETWA
IKAI
JKSW
KBLM

KRAS
LAPD
LPIN
PKPK
PRAS
RDTX
SIPD
SSTM

Nama Perusahaan
PT Polychem Indonesia Tbk
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
PT Tri Banyan Tirta Tbk
PT Argo Pantes Tbk
PT Atlas Resources Tbk
PT Asia Natural Resources Tbk
PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk
PT Berau Coal Energy Tbk
PT Bumi Resources Minerals Tbk
PT Berlina Tbk

PT Bumi Resources Tbk
PT Davomas Abadi Tbk
PT Eterindo Wahanatama Tbk
PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk
PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk
PT Kabelindo Murni Tbk
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk
PT Leyand International Tbk
PT Multi Prima Sejahtera Tbk
PT Perdana Karya Perkasa Tbk
PT Prima Alloy Steel Universal Tbk
PT Roda Vivatex Tbk
PT Sierad Produce Tbk
PT Sunson Textile Manufacturer Tbk

61

Universitas Sumatera Utara

No.

Kode
Nama Perusahaan
25
SULI
PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk
26
UNSP
PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk
27
APOL
PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk
28
ASJT
PT Asuransi Jasa Tania Tbk
29
BABP
PT Bank ICB Bumiputera Tbk
30
BCIC
PT Bank Mutiara Tbk
31
BHIT
PT Bhakti Investama Tbk
32
BNBR
PT Bakrie & Brothers Tbk
33
BLTA
PT Berlian Laju Tanker Tbk
34
BULL
PT Buana Listya Tama Tbk
35
DYAN
PT Dyandra Media Internasional Tbk
36
ELTY
PT Bakrieland Development Tbk
37
EMDE
PT Megapolitan Developments Tbk
38
HITS
PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk
39
KARK
PT Dayaindo Resources International Tbk
40
LMAS
PT Limas Centric Indonesia Tbk
41
MDRN PT Modern Internasional Tbk
42
MTFN
PT Capitalinc Investment Tbk
43
PWSI
PT Panca Wiratama Sakti Tbk
44
RIMO
PT Rimo Catur Lestari Tbk
45
SAFE
PT Steady Safe Tbk
46
SMDR
PT Samudera Indonesia Tbk
47
SMMA PT Sinarmas Multiartha Tbk
48
TRAM
PT Trada Maritime Tbk
49
TRIL
PT Triwira Insanlestari Tbk
50
TRUB
PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk
51
VIVA
PT Visi Media Asia Tbk
52
ZBRA
PT Zebra Nusantara Tbk
Sumber PT Bursa Efek Indonesia (BEI)
Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan sanksi keterlambatan kepada perusahaan
yang terlambat menyampaikan laporan keuangan tahunan sesuai dengan
peraturan. Jenis sanksi yang dikenakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu:
1. Peringatan tertulis I, atas keterlambatan penyampaian Laporan Keuangan
sampai 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak lampaunya batas waktu
penyampaian Laporan Keuangan.
2. Peringatan tertulis II dan denda sebesar Rp 50.000.000,- (lima puluh juta

62

Universitas Sumatera Utara

rupiah), apabila mulai hari kalender ke-31 hingga hari kalender ke-60 sejak
lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan, Perusahaan
Tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Keuangan.
3. Peringatan tertulis III dan tambahan denda sebesar Rp 150.000.000,(seratus lima puluh juta rupiah), apabila mulai hari kalender ke-61 hingga
hari kalender ke-90 sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan
Keuangan,

Perusahaan

Tercatat

tetap

tidak

memenuhi

kewajiban

penyampaian Laporan Keuangan atau menyampaikan Laporan Keuangan
namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan no.2 di atas.
4. Suspensi, apabila mulai hari kalender ke-91 sejak lampaunya batas waktu
penyampaian Laporan Keuangan, Perusahaan Tercatat tetap tidak memenuhi
kewajiban penyampaian Laporan Keuangan dan atau Perusahaan Tercatat
telah menyampaikan Laporan Keuangan namun tidak memenuhi kewajiban
untuk membayar denda sebagaimana dimaksud dalam ketentuan no.2 dan
no.3 di atas.
5. Sanksi suspensi Perusahaan Tercatat hanya akan dibuka apabila Perusahaan
Tercatat telah menyerahkan Laporan Keuangan dan membayar denda
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan no.2 dan no.3 di atas.
Menurut Kartika (2009:3), “Audit delay merupakan lamanya/rentang waktu
penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan
tanggal diterbitkannya laporan audit”. Audit delay inilah
mempengaruhi ketepatan informasi

yang dapat

yang dipublikasikan, sehingga akan

63

Universitas Sumatera Utara

berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian keputusan yang berdasarkan
informasi yang dipublikasikan. Audit Delay merupakan hal penting yang harus
diperhatikan oleh suatu perusahaan.
Menurut Indriyani dan Supriyati (2012:191), “Debt to Equity Ratio (DER)
menggambarkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan
yang dimiliki”. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang.
Semakin tinggi hasilnya, maka cenderung semakin besar resiko keuangan bagi
kreditur maupun pemegang saham. Semakin besarnya hutang jangka panjang
suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut akan cenderung mendapat tekanan
untuk menyediakan laporan keuangan auditannya secepatnya bagi pihak kreditur.
Menurut Indriyani dan Supriyati (2012:190), “Return On Asset (ROA) rasio yang
mengukurkemampuan perusahaan menghasilkan lababersih berdasarkan tingkat
aset tertentu”. Return on asset mempunyai pengaruh dalam publikasi laporan
keuangan. Perusahaan yang mempunyai return on asset rendah atau dengan kata
lain mengalami kerugian cenderung akan menunda publikasi atas laporan
keuangan karena kerugian merupakan kabar buruk yang akan berdampak negatif
pada perusahaan seperti penurunan permintaan akan saham yang diterbitkan.
Perusahaan yang mempunyai tingkat return on asset tinggi membutuhkan waktu
dalam

pengauditan

laporan

keuangan

lebih

cepat

agar

segera

dapat

memberitahukan kabar baik kepada publik dan mendapatkan respon yang positif
dari publik.

64

Universitas Sumatera Utara

Menurut Dyer dan Mc Hugh, 1975 dalam Kartika (2009:4), “perusahaan besar
lebih konsisten untuk tepat waktu dibandingkan perusahaan kecil dalam
menginformasikan laporan keuangannya. Perusahaan besar diduga akan
menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil”. Hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala
besar cenderung diberikan insentif untuk mengurang audit delay, karena
perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan
pemerintah dan lain-lain. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap
informasi yang termuat dalam laporan keuangan. Ukuran perusahaan adalah
jumlah total asset yang dimiliki perusahaan. Total asset merupakan jumlah dari
aset lancar, aset tetap, aset tak berwujud. Perusahaan yang memiliki total asset
yang besar umumnya merupakan perusahaan yang besar.
Penelitian penulis merupakan replikasi dari penelitian terdahulu yaitu penelitian
Indriyani dan Supriyati (2012). Perbedaannya penulis melakukan penelitian yaitu
tahun 2011-2015, dan juga objek penelitiannya, dimana penulis hanya mengkaji
pada perusahaan perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Penulis
ingin mengetahui apakah perusahaan perbankan sebagai lembaga keuangan dapat
menyediakan informasi yang relevan dan andal dalam penyelesaian penyajian
laporan keuangan auditannya.
Penulis memilih perusahaan perbankan sebagai sampel dalam penelitian ini
karena perusahaan perbankan termasuk kedalam sektor keuangan yang merupakan
sumber pendapatan di Indonesia. Hal ini karena sektor keuangan merupakan
sektor yang berkembang dengan pesat, terutama perusahaan perbankan.

65

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan uraian dari latar belakang dan fenomena tersebut, maka peneliti
tertarik untuk mengambil judul penelitian mengenai ”PENGARUH DEBT TO
EQUITY RATIO, RETURN ON ASSET DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP AUDIT DELAYPADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2015”.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan
masalah dalam penelitian ini menjadi:
1. Apakah Debt To Equity Ratio berpengaruh terhadap Audit Delaypada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
2. Apakah Return On Asset berpengaruh terhadap Audit Delaypada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
3. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Audit Delaypada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
4. Apakah Debt To Equity Ratio, Return On Asset dan Ukuran Perusahaan
secara simultan berpengaruh terhadap Audit Delaypada perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

1.3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah Debt To Equity Ratio berpengaruh terhadap
Audit Delaypada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.

66

Universitas Sumatera Utara

2. Untuk mengetahui apakah Return On Asset berpengaruh terhadap Audit
Delaypada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap
Audit Delaypada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
4. Untuk mengetahui apakah Debt To Equity Ratio, Return On Asset dan
Ukuran Perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap Audit
Delaypada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak,
diantaranya:
a. Bagi Peneliti, Penelitian ini menambah wawasan peneliti mengenai Debt
To Equity Ratio, Return OnAsset dan Ukuran Perusahaan terhadapaudit
delaypada perusahaan perbankan yang terdaftar diBursa Efek Indonesia.
b. Bagi Akademis, Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi
gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada
Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia.
c. Bagi Perusahaan, Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan, khususnya yang berkaitan dengan proses
audit sebelum laporan keuangan auditan diterbitkan.

67

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Ukuran Perusahaan Dan Status Kepemilikan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 53 116

Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Pertanian yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

24 141 95

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return On Asset dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015

0 3 80

Pengaruh Return on Asset, Debt Equity Ratio, dan Price Earnings Ratio terhadap Return Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011.

0 0 20

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return On Asset dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015

0 0 11

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return On Asset dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015

0 0 2

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return On Asset dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015

0 1 17

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return On Asset dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015

0 0 2

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return On Asset dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015

0 0 9

Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Ukuran Perusahaan Dan Status Kepemilikan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11