Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return On Asset dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015

(1)

LAMPIRAN Lampiran 1: Data Perusahaan Sampel

No Kode Nama Sampel

1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk Sampel 1

2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk Sampel 2

3 BBCA Bank Central Asia Tbk Sampel 3

4 BBKP Bank Bukopin Tbk Sampel 4

5 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sampel 5 6 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk Sampel 6 7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sampel 7 8 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Sampel 8

9 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk Sampel 9

10 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk Sampel 10

11 BNBA Bank Bumi Arta Tbk Sampel 11

12 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk Sampel 12

13 BNII Bank Mybank Indonesia Tbk Sampel 13

14 BNLI Bank Permata Tbk Sampel 14

15 BSIM Bank Sinar Mas Tbk Sampel 15

16 BSWD Bank Of India Indonesia Tbk Sampel 16

17 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Sampel 17 18 BVIC Bank Victoria International Tbk Sampel 18 19 INPC Bank Artha Graha International Tbk Sampel 19 20 MAYA Bank Mayapada International Tbk Sampel 20 21 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk Sampel 21

22 MEGA Bank Mega Tbk Sampel 22

23 NISP Bank NISP OCBC Tbk Sampel 23

24 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk Sampel 24


(2)

No Kode Debt to Equity Ratio (DER)

2011 2012 2013 2014 2015

1 AGRO 9,014 9,863 5,123 6,063 5,185

2 BACA 6,712 7,614 6,877 8,497 10,543

3 BBCA 8,070 7,516 6,736 6,065 5,601

4 BBKP 12,073 12,147 10,179 10,589 11,523

5 BBNI 6,903 6,658 7,109 5,591 5,262

6 BBNP 10,276 11,419 8,489 7,320 6,205

7 BBRI 8,432 7,498 6,894 7,205 6,765

8 BBTN 11,172 9,872 10,350 10,844 11,396

9 BDMN 4,494 4,422 4,839 4,927 4,496

10 BMRI 7,204 6,778 6,721 6,648 6,161

11 BNBA 5,223 5,667 6,168 7,562 4,323

12 BNGA 8,080 7,715 7,455 7,196 7,328

13 BNII 10,934 10,975 10,327 8,783 9,012 14 BNLI 10,090 9,548 10,739 9,843 8,711

15 BSIM 11,864 7,300 5,335 5,727 6,594

16 BSWD 5,004 5,798 6,917 8,275 4,460

17 BTPN 7,305 6,640 6,031 5,108 4,600

18 BVIC 8,737 8,769 10,131 10,475 9,477

19 INPC 15,620 9,612 7,126 7,625 8,082

20 MAYA 6,785 8,301 8,955 11,683 9,313

21 MCOR 10,572 7,595 6,454 7,007 6,137

22 MEGA 11,696 9,414 9,865 8,580 4,932

23 NISP 8,079 7,841 6,226 5,918 6,341

24 PNBN 6,852 7,431 7,220 6,430 4,944


(3)

No Kode Return On Asset (ROA)

2011 2012 2013 2014 2015 1 AGRO 9,438 8,175 0,010 9,710 9,623 2 BACA 5,923 8,421 9,872 8,056 7,469 3 BBCA 0,028 0,026 0,029 0,030 0,030 4 BBKP 0,013 0,013 0,013 9,194 0,010 5 BBNI 0,019 0,021 0,023 0,026 0,018 6 BBNP 0,010 0,010 0,011 0,010 7,763 7 BBRI 0,032 0,034 0,034 0,030 0,029 8 BBTN 0,013 0,012 0,012 0,772 0,011 9 BDMN 0,024 0,026 0,023 0,014 0,013 10 BMRI 0,023 0,025 0,026 0,024 0,023 11 BNBA 0,014 0,016 0,014 0,010 0,867 12 BNGA 0,019 0,022 0,020 0,010 0,179 13 BNII 0,707 0,010 0,011 0,497 0,726 14 BNLI 0,011 0,010 0,010 0,856 0,135 15 BSIM 0,676 0,015 0,013 0,729 0,664 16 BSWD 0,023 0,022 0,023 0,020 0,734 17 BTPN 0,030 0,033 0,031 0,025 0,022 18 BVIC 0,016 0,014 0,014 0,495 0,405 19 INPC 0,523 0,649 0,011 0,472 0,284 20 MAYA 0,013 0,015 0,016 0,012 0,014 21 MCOR 0,561 0,014 0,989 0,541 0,668 22 MEGA 0,017 0,021 0,789 0,899 0,015 23 NISP 0,013 0,012 0,012 0,013 0,012 24 PNBN 0,016 0,015 0,015 0,015 0,856 25 SDRA 0,018 0,016 0,015 0,840 0,013


(4)

No Kode Ukuran Perusahaan

2011 2012 2013 2014 2015 1 AGRO 21,971 22,120 22,357 22,577 22,847 2 BACA 15,362 15,550 15,781 16,040 16,314 3 BBCA 19,761 19,909 20,023 20,130 20,203 4 BBKP 17,862 18,000 18,056 18,186 18,363 5 BBNI 19,516 19,625 19,773 19,848 20,047 6 BBNP 22,606 22,829 23,024 22,971 22,877 7 BBRI 19,968 20,128 20,255 20,503 20,594 8 BBTN 18,306 18,532 18,692 18,789 18,962 9 BDMN 18,771 18,864 19,032 19,092 19,052 10 BMRI 20,129 20,270 20,413 20,567 20,629 11 BNBA 28,717 28,879 29,029 29,271 29,513 12 BNGA 18,932 19,101 19,204 19,267 19,291 13 BNII 18,369 18,567 18,761 18,781 18,876 14 BNLI 18,434 18,697 18,926 19,038 19,023 15 BSIM 16,628 16,534 16,675 16,872 17,143 16 BSWD 28,364 28,563 28,912 29,280 29,437 17 BTPN 17,658 17,895 18,059 18,133 18,210 18 BVIC 23,192 23,387 23,677 23,785 23,870 19 INPC 30,585 16,840 16,869 16,971 17,039 20 MAYA 23,284 23,566 23,902 24,312 24,580 21 MCOR 15,680 15,687 15,885 16,095 16,127 22 MEGA 17,941 17,993 18,012 18,015 18,038 23 NISP 17,907 18,187 18,396 18,451 18,607 24 PNBN 18,642 18,818 18,916 18,966 19,026 25 SDRA 15,442 15,846 15,923 16,615 16,812


(5)

No Kode Audit Delay

2011 2012 2013 2014 2015

1 AGRO 0 1 1 1 1

2 BACA 0 0 0 0 0

3 BBCA 0 0 1 1 1

4 BBKP 0 0 0 0 0

5 BBNI 0 0 1 1 1

6 BBNP 0 0 1 1 1

7 BBRI 1 1 1 1 1

8 BBTN 1 1 1 1 1

9 BDMN 1 1 1 0 0

10 BMRI 0 1 1 1 1

11 BNBA 0 0 0 0 0

12 BNGA 1 1 1 1 1

13 BNII 1 1 1 1 1

14 BNLI 1 1 1 1 0

15 BSIM 1 0 0 0 0

16 BSWD 0 0 0 0 0

17 BTPN 1 1 1 1 1

18 BVIC 0 0 0 0 0

19 INPC 0 0 0 0 0

20 MAYA 0 0 0 0 0

21 MCOR 0 0 0 0 1

22 MEGA 0 0 1 0 0

23 NISP 1 1 1 1 1

24 PNBN 0 0 0 1 1


(6)

Lampiran 2: Hasil Olah Data SPSS

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic DER

(X1) 125 3.20893 15.62025 7.8745819E0 2.31070996 ROA

(X2)

125 .01005 9.87173 .8940099 2.41556664 Ukuran Perusahaan

(X3)

125 15.36200 30.58517 2.0039989E1 3.58170847 Audit Delay

(Y) 125 .0 1.0 .496 .5020

Valid N

(listwise) 125

Hasil Olah Data SPSS

Uji Multikolinieritas

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

DER(X1) .992 1.008

ROA (X2) .994 1.006

Ukuran Perusahaan (X3) .985 1.015 a. Dependent Variable: Audit Delay (Y)

Uji Autokorelasi Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .255a .065 .042 .4913 1.852

a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan (X3), ROA (X2), DER (X1) b. Dependent Variable: Audit Delay (Y)


(7)

Uji Heteroskedastisitas

Uji Normalitas

RES2

N 125

Normal Parametersa Mean .4675

Std. Deviation .12367 Most Extreme

Differences

Absolute .065

Positive .064

Negative -.065

Kolmogorov-Smirnov Z .728


(8)

Grafik Histogram


(9)

Analisis Linier Berganda Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.332 .307

DER (X1) -.022 .019 -.101

ROA (X2) -.021 .018 -.101

Ukuran Perusahaan (X3) -.032 .012 -.229 a. Dependent Variable: Audit Delay (Y)

Pengujian Signifikansi Parsial (Uji t)

Model t Sig.

1 (Constant) 4.336 .000

DER (X1) -1.143 .255 ROA (X2) -1.142 .256 Ukuran Perusahaan (X3) -2.591 .011 a. Dependent Variable: Audit Delay (Y)

Pengujian Signifikansi Simultan (Uji F)

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig. 1 Regression .743 3 .248 27.555 .000a

Residual 1.096 120 .009 Total 1.840 123

a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan (X3), DER (X1), ROA (X2) b. Dependent Variable: RES2

Pengujian Koefisien Determinan (Uji R2)

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .636a .404 .389 .09558

a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan (X3), DER (X1), ROA (X2) b. Dependent Variable: RES2


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A, Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley, 2006.Auditing dan Jasa Assurance: Pendekatan Terintegrasi, Jilid 1 Edisi 12, Erlangga, Jakarta. Agoes, Sukrisno, 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan

Publik, Edisi 3, Cetakan Pertama, Lembaga Penerbit FakultasEkonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Bapepam LK, 2012. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-36/PMK/2003.

Baridwan, Zaki, 2004. Intermediate Accounting, Edisi: 8, BPFE, Yogyakarta. Erlina, 2011. Metodologi Penelitian, USU Press, Medan.

Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS 21, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Harahap, Sofyan Syafri, 2008. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

PSAK No. 1, 2009. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI): Jakarta.

SPAP, 2001.Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan

seksama dalam Pelaksanaan pekerjaan auditor, PSA No. 4, Ikantan Akuntan Indonesia (IAI): Jakarta.

Indriyani, Rosmawati Endang dan Supriyati. 2012. “Faktor- Faktor Yang

Mempengaruhi Audit Report Lag Perusahaan Manufaktur Di Indonesia Dan Malaysia”, The Indonesian Accounting Review, Volume 2 No. 2.

Kartika, Andi. 2009. “Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Di

Indonesia (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta)”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), 16 (1): h: 1-17.

Mulyadi, 2002. Auditing. Salemba empat, Jakarta.

Nurzaimah, 2010. Akuntansi Keuangan Menengah . USUpress, Medan.

Puspitasari, Elen dan Anggraeni Nurmala Sari, 2012. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.


(11)

Rahayu, Kurnia Siti. Suhayati Ely. 2010. “Auditing : Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaaan Akuntan Publik”. Edisi Pertama, Graha Ilmu. Yogyakarta. Santoso, Iman. 2007. “Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate Accounting)


(12)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah metode asosiatif kausal. Menurut Erlina (2011:74) “Penelitian asosiatif adalah penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih, dengan hubungan yang bersifat kasual yaitu hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan variabel dependen”. Dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh Debt To Equity Ratio, Return On Asset dan Ukuran Perusahaan terhadap audit delay pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian

Menurut Erlina (2011:80) “Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yaitu yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan (banking) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011-2015, berupa laporan keuangan yang diunduh dari

Menurut Erlina (2011:81) “Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, yaitu dengan mengambil sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu.


(13)

Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan (judgment) atau berdasarkan kuota tertentu (Erlina, 2011:87). Beberapa kriteria atau pertimbangan penarikan sampel yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2015.

2. Perusahaan perbankan tersebut menerbitkan dan melaporkan laporan keuangan yang telah diaudit secara teratur dan lengkap di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2015.

3. Perusahaan perbankan yang tidak mengalami kerugian di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2015.

Berdasarkan kriteria yang dikemukakan diatas maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 25 dari 42 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011-2015 sehingga jumlah observasi dalam penelitian ini adalah 125 perusahaan.

Tabel 3.2

Populasi dan Sample Penelitian

No Kode Nama Kriteria Sampel

1 2 3

1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk √ √ Sampel 1

2 AGRS Bank Agris Tbk √ − −

3 ARTO Bank Artos Indonesia Tbk √ − − 4 BABP Bank MNC Internasional Tbk √ √ −

5 BACA Bank Capital Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 2 6 BBCA Bank Central Asia Tbk √ √ √ Sampel 3 7 BBHI Bank Harda Internasional Tbk √ − −

8 BBKP Bank Bukopin Tbk √ √ √ Sampel 4 9 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk √ − −

10 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk √ √ √ Sampel 5 11 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk √ √ √ Sampel 6 12 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk √ √ √ Sampel 7


(14)

No Kode Nama Kriteria Sampel 1 2 3

13 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk √ √ √ Sampel 8 14 BBYB Bank Yudha Bhakti Tbk √ − √

15 BCIC Bank J Trus Indonesia √ √ −

16 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 9 17 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk √ √ −

18 BINA Bank Ina Perdana Tbk √ − √ 19 BJBR Bank Jabar Banten Tbk √ − − 20 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk √ − √ 21 BKSW Bank Kesawan Tbk √ √ − 22 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk √ − √

23 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk √ √ √ Sampel 10 24 BNBA Bank Bumi Arta Tbk √ √ √ Sampel 11 25 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk √ √ √ Sampel 12 26 BNII Bank Mybank Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 13 27 BNLI Bank Permata Tbk √ √ √ Sampel 14 28 BSIM Bank Sinar Mas Tbk √ √ √ Sampel 15 29 BSWD Bank Of India Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 16 30 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk √ √ √ Sampel 17 31 BVIC Bank Victoria International Tbk √ √ √ Sampel 18 32 DNAR Bank Dinar Indonesia Tbk √ √ −

33 INPC Bank Artha Graha International Tbk √ √ √ Sampel 19 34 MAYA Bank Mayapada International Tbk √ √ √ Sampel 20 35 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk √ √ √ Sampel 21 36 MEGA Bank Mega Tbk √ √ √ Sampel 22 37 NAGA Bank Mitraniaga Tbk √ − √

38 NISP Bank NISP OCBC Tbk √ √ √ Sampel 23 39 NOBU Bank Nationalnobu Tbk √ − √

40 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 24 41 PNBS Bank Panin Syariah Tbk √ − √

42 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk √ √ √ Sampel 25

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan tahunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang periode laporannya


(15)

berakhir 31 Desember.Jenis data yang dibutuhkan antara lain: 1. Tanggal laporan audit independen diterbitkan

2. Total kewajiban 3. Total ekuitas

4. Laba/rugi perusahaan

5. Pendapat auditor independen atas laporan keuangan

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara mempelajari catatan-catatan atau dokumen-dokumen perusahaan sesuai dengan data yang diperlukan. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari media internet dengan mengunduh pada situs Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id.

3.5 Definisi Operasional dan Variabel

Definisi operasonal adalah menjelaskan karakteristik dari obyek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian (Erlina, 2011:48). Variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai nilai dapat berbeda pada waktu yang berbeda untuk objek atau orang yang sama, atau nilai dapat berbeda dalam waktu yang sama untuk orang atau objek yang berbeda (Erlina, 2011: 36). Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:


(16)

3.5.1 Variabel Dependen (Dependent Variable)

Menurut Erlina (2011:36) menyatakan bahwa

variabel ini sering juga disebut dengan variabel terikat atau variabel tidak bebas, variabel output, kriteria atau konsekuen, dan menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Variabel terikat atau variabel tidak bebas ini merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel sebab atau variabel bebas. Jadi variabel dependen adalah konsekuensi dari variabel independen.

Variabel Dependen dilambangkan dengan (Y) adalah Audit Delay yang diukur secara kuantitatif dalam jumlah hari, yaitu lamanya/rentang waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit. Indikator variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy, yaitu kurang atau sama dengan rata – rata waktu audit = 1, sedangkan lebih dari rata – rata waktu audit = 0, dan menggunakan Skala Nominal.

3.5.2 Variabel Independen (Independent variable) Menurut Erlina (2011:37) menyatakan bahwa

variabel ini sering juga disebut dengan variabel bebas, variabel stimulus, dan prediktor. Variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen, atau yang menyebabkan terjadinya variasi bagi variabel tidak bebas (variabel dependen) dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya.

Variabel Independen dilambangkan dengan (X) yaitu: 1. Debt To Equity Ratio (DER)

Debt To Equity Ratio (DER) adalah rasio yang menggambarkan perbandingan antara kewajiban dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan


(17)

untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Debt To Equity Ratio (DER) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

����������������� = ��������������

������������ ��� % 2. Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA)adalah rasioyang mengukur kemampuan perusahaanmenghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Return On Asset (ROA) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

������������� = ����������

���������� ��� % 3. Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan adalah suatu skala yang dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dengan total aktiva, nilai pasar saham, dan lain-lain. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan yang dimaksud menggunakan total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan total aset perusahaan setelah di log size (natural logaritma), hal ini guna menghaluskan besarnya angka dan menyamarkan ukuran saat regresi.


(18)

Tabel 3.3

Definisi Operasional dan pengukuran Variabel

Variabel Defenisi Operasional Pengukuran Skala Variabel Dependen

Audit Delay (Y)

Lamanya/rentang waktu penyelesaian audit yang

diukur dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal ditertibkannya laporan

audit.

Kurang atau sama dengan waktu audit = 1lebih dari waktu audit = 0

Nominal Variabel Independen Debt To Equity Ratio (DER) (X1) Kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban finansialnya

pada saat perusahaan dilikuidasi.

Total Kewajiban

Total Ekuitas × 100 % Rasio

Return On Asset (ROA)

(X2)

Kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih

berdasarkan tingkat aset tertentu.

Laba Bersih

Total Asset × 100 % Rasio

Ukuran Perusah

aan (X3)

Jumlah seluruh asset yang

dimiliki suatu perusahaan. Ln = (Total aktiva) Rasio

3.6 Metode dan Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.6.1 Statistika Deskriptif

Menurut suharyadi dan Purwanto (2008:10) “Statistika deskriptif adalah metode statistika yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan menjadi sebuah informasi”. Statistik deskriptif mempunyai kegiatan mulai dari mengumpulkan, mengelolah, dan menyajikan data. Penyajian data dapat berbentuk tabel, diagram, ukuran, dan gambar.


(19)

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

3.6.2.1Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2013:105) ”Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variable independen”. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari Tolerance Value atau lawannya Variance Inflation factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut:

a. Jika nilai tolerance> 10 persen dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

b. Jika nilai tolerance< 10 persen dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

3.6.2.2Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2013:110) “Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.


(20)

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi salah satunya adalah Uji Durbin-Watson. Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variable lag di antara variable independen. Hipotesis yang akan diuji adalah:

H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0) Ha : ada autokorelasi (r ≠ 0)

3.6.2.3Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2013:139) “Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain”. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID dimana Sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan sebagai berikut:


(21)

tertentu yang teratur (bergelombang, menyebar kemudian menyempit) mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang tidak jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.6.2.4Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2013:160) “Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residu mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

a. Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan


(22)

dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan dari analisis normal probability plot adalah sebagai berikut: • Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka menunjukkan pola distribusi normal. Model regresi memenuhi asumsi normalitas.

• Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal serta tidak menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Analisis Statistik

Untuk mendeteksi normalitas data, dapat pula dilakukan melalui analisis statistik Kolmogorov-Smirnov Test (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:

HO = Data residual berdistribusi normal. HA = Data residual tidak berdistribusi normal.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut: • Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik ditolak,

yang berarti data terdistribusi tidak normal.

• Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan secara statistik maka HO diterima, yang berarti data terdistribusi normal.


(23)

3.6.3 Pengujian Hipotesis Penelitian

Dalam uji asumsi klasik dapat dilakukan analisis hasil regresi atau uji hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan meliputi: uji parsial (t-test), uji pengaruh simultan (F-test), dan uji koefisien determinasi (R2).

3.6.3.1Pengujian Signifikansi Parsial (Uji t)

Menurut Ghozali (2012:98-99) “Uji statisttik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen, apakah pengaruhnya signifikan atau tidak”.Tahap-tahap pengujian sebagai berikut:

a. Merumuskan Hipotesis Statistik

Ho : �= 0, artinya tidak terdapat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Ha : � ≠ 0, artinya terdapat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen.

b. Menentukan Taraf Signifikasi

Signifikansi atau tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dilakukan dengan melihat nilai probabilitas dari t rasio masing-masing variabel independen pada taraf uji α = 5%.

c. Kriteria Pengambilan Keputusan

• Jika probabilitas lebih kecil daripada α maka Ho ditolak dan Ha diterima yang memiliki arti bahwa variabel independen memiliki


(24)

pengaruh signifikansi terhadap variabel dependen.

• Jika probabilitas lebih besar dari pada α maka Ho diterima dan Ha ditolak yang memiliki arti bahwa variabel independen tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Dapat juga digunakan perbandingan signifikansi t hitung dengan ketentuan: Ho diterima jika t hitung < t tabel

Ha diterima jika t hitung > t tabel

3.6.3.2Pengujian Signifikansi Simultan (Uji F)

Menurut Ghozali (2012:98) “Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen apakah pengaruhnya signifikan atau tidak”. Tahap-tahap pengujian sebagai berikut:

a. Merumuskan Hipotesis

Ho : = 2 = 3 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen (X1, X2 dan X3) terhadap variabel dependen (Y).

Ha : 1 = 2 = 3 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen (X1, X2 dan X3)terhadap variabel dependen (Y). b. Menentukan Taraf Signifikansi

Signifikan atau tidaknya pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dilakukan dengan melihat probabilitas dari F rasio seluruh variabel independen pada taraf uji α = 5 %.


(25)

c. Kriteria Pengambilan Keputusan

• Jika probabilitas lebih kecil daripada α maka Ho ditolak dan Ha diterima yang memiliki arti bahwa variabel independen secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikansi terhadap variabel dependen.

• Jika probabilitas lebih besar dari pada α maka Ho diterima dan Ha ditolak yang memiliki arti bahwa variabel independen secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dapat juga digunakan perbandingan signifikansi F hitung dengan ketentuan:

Ho diterima jika F hitung < F tabel Ha diterima jika F hitung > F tabel

3.6.3.3Koefisien Determinan (R2)

Menurut Ghozali (2013:97) “koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen”. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak


(26)

perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevalusi mana model regresi terbaik.


(27)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dari data-data dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic DER (X1) 125 3.20893 15.62025 7.8745819E0 2.31070996

ROA (X2) 125 .01005 9.87173 .8940099 2.41556664

Ukuran Perusahaan (X3)

125 15.36200 30.58517 2.0039989E1 3.58170847

Audit Delay (Y) 125 .0 1.0 .496 .5020

Valid N (listwise) 125

Sumber: Hasil Olah Data SPSS

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, berikut ini adalah hasil statistik deskriptif, yaitu: 1. Variabel Debt to Equity Ratio (X1) memiliki nilai minimum sebesar 3,208

dan nilai maksimum sebesar 15,620. Dengan nilai rata-rata sebesar 7,874. 2. VariabelReturn On Asset (X2) memiliki nilai minimum sebesar 0,010 dan

nilai maksimum sebesar 9,871. Dengan nilai rata-rata 0,894.

3. Variabel Ukuran perusahaan (X3) memiliki nilai minimum sebesar 15,362 dan nilai maksimum sebesar 30,585. Dengan nilai rata-rata sebesar 2,003. 4. Variabel Audit Delay (Y) memiliki nilai minimum sebesar 0 dan nilai


(28)

4.1.2 Uji Asumsi Klasik 4.1.2.1Uji Multikolinieritas

Tabel 4.2 Uji Multikolinieritas

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

DER (X1) .992 1.008

ROA (X2) .994 1.006

Ukuran Perusahaan (X3) .985 1.015

a. Dependent Variable: Audit Delay (Y)

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Selain itu juga, hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satupun variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam penelitian ini.

4.1.2.2Uji Autokorelasi

Tabel 4.3 Uji Autokorelasi Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .255a .065 .042 .4913 1.852

a. Predictors: (Constant): Ukuran Perusahaan (X3), ROA (X2), DER (X1) b. Dependent Variable: Audit Delay (Y)


(29)

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, menunjukkan nilai D-W sebesar 1,852. Selanjutnya nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan tingkat signifikansi 5%, jumlah sampel 125 (n=125) dan variabel independen 3 (k=3). Maka dari tabel Durbin Watson didapatkan nilai batas bawah (dL) adalah sebesar 1,659 dan batas atas (dU) adalah sebesar 1,757.

Oleh karena nilai D-W 1.852 lebih besar dari batas atas (dU) 1,757 dan kurang dari 4 – 1,757 = 2,243 (4 – dU), maka dapat disimpulkan tidak terdapat masalah autokorelasi positif atau negatif (dU < d < 4 – dU) atau (1,757 < 1,852 < 2,243) atau dengan kata lain tidak terdapat autokorelasi.

4.1.2.3Uji Heteroskedastisitas

Gambar 4.1


(30)

Berdasarkan gambar 4.1 diatas, tidak terdapat pola yang begitu jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka ini mengindikasikan bahwa tidak terjadinya Heteroskedastisitas.

4.1.2.4Uji Normalitas

Tabel 4.4 Uji Normalitas

RES2

N 125

Normal Parametersa Mean .4675

Std. Deviation .12367 Most Extreme

Differences

Absolute .065

Positive .064

Negative -.065

Kolmogorov-Smirnov Z .728

Asymp. Sig. (2-tailed) .664

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, dapat dideskripsikan besarnya Kolmograv-SmirnovZ (K-S) adalah 0,728 dan signifikansi 0,664. Hal ini menunjukkan bahwa data tersebut telah terdistribusi normal karena nilai signifikansinya atau Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 yakni 0,664.


(31)

Selain uji Kolmograv-Smirnov, hasil uji normalitas juga dapat dilihat pada diagram histogram dan Normal Probability Plot yang ditampilkan pada gambar berikut ini:

Gambar 4.2 Grafik Histogram

Berdasarkan gambar 4.2 diatas, menunjukkan bahwa distribusi data memiliki kurva berbentuk lonceng dimana distribusi data tidak menceng ke kiri maupun menceng ke kanan. Hal ini menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Hal ini juga didukung dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot.


(32)

Gambar 4.3 Grafik Normal P-Plot

Berdasarkan gambar 4.3 diatas, pada grafik normal p-plot terlihat titik-titik menyebar disekit garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

4.1.3 Pengujian Hipotesis Penelitian

Penelitian ini menganalisis pengaruh antara Debt to Equity Ratio (X1), Return On Asset (X2) dan Ukuran Perusahaan (X3) terhadap Audit Delay (Y) pada Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015 ditunjukkan pada tabel dibawah ini.


(33)

Tabel 4.5

Analisis Linier Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.332 .307

DER(X1) -.022 .019 -.101

ROA (X2) -.021 .018 -.101

Ukuran Perusahaan (X3) -.032 .012 -.229

a. Dependent Variable: Audit Delay (Y)

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, diperoleh hasil output yang dapat dituliskan dalam model persamaan regresi berganda sebagai berikut:

�= �+ �− � + � +� Y = 1,332 + 0,022X1 - 0,021X2 - 0,032X3 + e

Adapun Interpretasi model:

1. Konstanta (α) sebesar 1,332 artinya tanpa mempertimbangkan variabel independen, maka Audit Delay (Y)akan turunsebesar1,332.

2. Koefisien regresi Debt to Equity Ratio (X1) sebesar-0,022 artinya jika variabel lainnya dianggap konstan, maka akan meningkatkan Audit Delay (Y) sebesar -0,022.

3. Koefisien regresi Return On Asset (X2) sebesar-0,021 artinya jika variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menurunkan Audit Delay (Y) sebesar -0,021.


(34)

4. Koefisien regresi Ukuran Perusahaan (X3) sebesar-0,032 artinya jika variabel lainnya dianggap konstan, maka akan meningkatkan Audit Delay (Y) sebesar -0,032.

Dari persamaan tersebut menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (X1), Return On Asset (X2) dan Ukuran Perusahaan (X3) berpengaruh negatif terhadap Audit Delay (Y).

4.1.3.1Pengujian Signifikansi Parsial (Uji t) Tabel 4.6

Pengujian Signifikansi Parsial (Uji t)

Model t Sig.

1 (Constant) 4.336 .000

DER (X1) -1.143 .255

ROA (X2) -1.142 .256

Ukuran Perusahaan (X3) -2.591 .011

a. Dependent Variable:Audit Delay ( Y)

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, hasil pengujian secara parsial (Uji t) sebagai berikut:

1. Hasil pengujian secara parsial (Uji t) pada tabel diatas menunjukkan Debt to Equity Ratio (X1) berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap Audit Delay (Y). Hal ini terlihat dari nilai signifikansinya 0,255 > 0,05 dan nilai t hitung -1,143 < t tabel 1,979.


(35)

2. Hasil pengujian secara parsial (Uji t) pada tabel diatas menunjukkan Return On Asset (X2) berpengaruh negatif dan signifikanterhadap Audit Delay (Y). Hal ini terlihat dari nilai signifikansinya 0,256 > 0,05 dan nilai t hitung -1,142 < t tabel 1,979.

3. Hasil pengujian secara parsial (Uji t) pada tabel diatas menunjukkan Ukuran Perusahaan (X3) berpegaruh positif dan tidak signifikanterhadap Audit Delay (Y). Hal ini terlihat dari nilai signifikansinya 0,011 < 0,05 dan nilai t hitung -2,591< t tabel 1,979.

4.1.3.2Pengujian Signifikansi Simultan (Uji F) Tabel 4.7

Pengujian Signifikansi Simultan (Uji F) Model Sum of

Squares

df Mean Square

F Sig.

1 Regression .743 3 .248 27.555 .000a Residual 1.096 120 .009

Total 1.840 123

a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan (X3), DER (X1), ROA (X2) b. Dependent Variable: RES2

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, hasil pengujian secara simultan (Uji F) diperoleh nilai F tabel sebesar 3,072, sehingga dari nilai F hitung dan F tabel yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai F hitung > F tabel dan tingkat signifikansi < 0,05 yakni 27,555 > 3,072 dan 0,000> 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (X1), Return On Asset (X2) dan Ukuran Perusahaan (X3)


(36)

secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay (Y) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015.

4.1.3.3Koefisien Determinan (R2)

Tabel 4.8

Koefisien Determinan (Uji R2) Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error of the Estimate

1 .636a .404 .389 .09558

a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan (X3), DER (X1), ROA (X2) b. Dependent Variable: RES2

Berdasarkan tabel 4.8 diatas, hasil koefisien determinan (R2) diperoleh nilai Ajusted R Square sebesar 0,389, berarti 38,9% faktor-faktor pengaruh Audit Delay (Y) dapat dijelaskan oleh Debt to Equity Ratio (X1), Return On Asset (X2) dan Ukuran Perusahaan (X3). Sedangkan sisanya 61,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian.

4.2 Pembahasan

1. Hasil pengujian secara parsial (Uji t) adalah sebagai berikut:

1.a Hasil pengujian secara parsial (Uji t) menunjukkan Debt to Equity Ratio (X1)berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap Audit Delay (Y). Hal ini terlihat dari nilai signifikansinya 0,255 > 0,05 dan nilai t hitung -1,143 < t tabel 1,979.


(37)

1.b Hasil pengujian secara parsial (Uji t) menunjukkan Return On Asset (X2) berpengaruh negatif dan signifikanterhadap Audit Delay (Y). Hal ini terlihat dari nilai signifikansinya 0,256 > 0,05 dan nilai t hitung -1,142 < t tabel 1,979.

1.c Hasil pengujian secara parsial (Uji t) menunjukkan Ukuran Perusahaan (X3) berpegaruh positif dan tidak signifikanterhadap Audit Delay (Y). Hal ini terlihat dari nilai signifikansinya 0,011 < 0,05. Dan nilai t hitung -2,591< t tabel 1,979.

2. Hasil pengujian secara simultan (Uji F) diperoleh nilai F tabel sebesar 3,072, sehingga dari nilai F hitung dan F tabel yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai F hitung > F tabel dan tingkat signifikansi < 0,05 yakni 27,555 > 3,072 dan 0,000> 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (X1), Return On Asset (X2) dan Ukuran Perusahaan (X3) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay (Y) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015.

3. Hasil koefisien determinan (R2) diperoleh nilai Ajusted R Square sebesar 0,389, berarti 38,9% faktor-faktor pengaruh Audit Delay (Y) dapat dijelaskan oleh Debt to Equity Ratio (X1), Return On Asset (X2) dan Ukuran Perusahaan (X3). Sedangkan sisanya 61,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian.


(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Secara parsial:

a. Variabel Debt to Equity Ratio berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap Audit Delay.

b. Variabel Return On Asset berpengaruh negatif dan signifikanterhadap Audit Delay.

c. Variabel Ukuran Perusahaan berpegaruh positif dan tidak signifikanterhadap Audit Delay.

Secara simultan:

a. variabel Debt to Equity Ratio, Return On Asset, dan Ukuran Perusahaan secara bersama-sama atau secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian serta beberapa kesimpulan dalam penelitian ini, maka saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:


(39)

1. Sebaiknya untuk peneliti selanjutnya menambah objek penelitian sehingga sampel yang digunakan tidak hanya pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Sebaiknya untuk peneliti selanjutnya menambah variabel independen selain Debt to Equity Ratio, Return On Asset, dan Ukuran Perusahaan yang berkaitan erat secara teori terhadap Audit Delay, serta ruang lingkup perusahaan yang diteliti diperluas.


(40)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Baridwan (2004:17) menyatakan bahwa

laporan keuangan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi- transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Di samping itu laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Menurut Harahap (2008:105) menyatakan bahwa

laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis la poran keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan.

Menurut Penyataan Standar Akuntnsi Keuangan (PSAK) 1 (2009:7) menyatakan bahwa

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstrukturdari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuanlaporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisikeuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yangbermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporandalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan jugamenunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen ataspenggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Menurut Nurzaimah (2010:3) menyatakan bahwa

laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat memberikan informasi tentang keadaan suatu perusahaan sekaligus merupakan alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.


(41)

b. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) Nomor 1 dalam (Baridwan 2004:2) menyatakan bahwa pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang:

1. Berguna bagi investor dan kreditor yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan untuk investasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya. Informasi yang dihasilkan itu harus memadai bagi mereka yang mempunyai pengetahuan yang cukup tentang kegiatan dan usaha perusahaan dan peristiwa-peristiwa ekonomi, serta bermaksud untuk menelaah informasi-informasi itu secara sungguh-sungguh.

2. Dapat membantu investor dan kreditor yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya untuk menaksir jumah, waktu, dan ketidakpastian dari penerimaaan uang di masa yang akan datang yang berasal dari deviden atau bunga dan dari penerimaan uang yang berasal dari penjualan, pelunasan atau jatuh tempo surat berharga atau pinjaman-pinjaman.

3. Menunjukkan sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim atas sumber-sumber tersebut, dan pengaruh dari transaksi-transaksi, kejadian-kejadian dan keadaan-keadaan yang mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas sumber-sumber-sumber-sumber tersebut.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 1 (2009:7) menyatakan bahwa

tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Menurut Accounting Principles Board (APB) dalam (Nurzaimah 2010:4) tujuan laporan keuangan digolongkan sebagai berikut:


(42)

1. Tujuan Khusus

Untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan General Accepted Accounting Principal (GAAP).

2. Tujuan Umum

a. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan dengan maksud: untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan, untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasinya, untuk menilai kemampuannya untuk menyelesaikan utang-utangnya, dan menunjukkan kemampuan sumber-sumber kekayaan yang ada untuk pertumbuhan perusahaan. b. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud: memberikan gambaran tentang deviden yang diharapkan pemegang saham, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban kepada kreditur, supplier, pegawai, pajak, dan mengumpulkan dana untuk perluasan, memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan, dan menunjukkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangka panjang.

3. Tujuan Kualitatif

a. Relevan, memilih yang benar-benar dapat membantu pemakai laporan.

b. Understandbility, informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakai.

c. Verifiability, hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama, dengan kata lain ukurannya harus ada.

d. Netrality, laporan akuntansi itu harus netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan . informasi yang dimaksudkan untuk pihak umum bukan untuk pihak-pihak tertentu saja.

e. Time-liness, laporan akuntansi bermanfaat untuk mengambil keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat.

f. Coparability, laporan akuntansi harus dapat saling diperbandingkan artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain.

g. Completeness, informasi yang dilaporkan mencakup semua kebutuhan yang layak dari para pemakai.

c. Karakteristik Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Menurut Pernyataan Standar


(43)

Akuntansi Keuangan (PSAK) 1 (2009) dalam (Baridwan 2008:5) terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu:

1. Dapat dipahami, informasi yang berkualitas adalah informasi yang dengan mudah dan segera dapat dipahami oleh pemakainya. Pemakai informasi diasumisikan mempunyai pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.

2. Relevan, informasi mempunyai kualitas relevan bila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai, yaitu dengan cara dapat berguna untuk mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka dimasa lalu.

3. Keandalan, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

4. Dapat dibandingkan, pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antarperiode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar entitasuntuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

d. Keterbatasan Laporan Keuangan

Menurut Baridwan (2008:13) laporan keuangan yang dihasilkan mempunyai beberapa keterbatasan yaitu:

1. Cukup berarti (Materiality), beberapa pedoman umum yang dapat digunakan untuk menentukan apakah berarti atau tidak dalam suatu laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Aspek Kuantitatif, berdasarkan pada jumlah absolut, misalnya jumlah rupiah atau berdasarkan pada nilai relatif, misalnya sebagai suatu presentase dari pendapatan bersih dari modal.

b. Aspek Kualitatif, mempertimbangkan karakteristik dari lingkungan, karakteristik dari perusahaan seperti besar kecilnya perusahaan, struktur modal, karakteristik dari elemen itu sendiri seperti sifatnya, waktunya, hubungannya dengan pendapatan dan karakteristik dari kebijaksanaan-kebijaksanaan akuntansi yang digunakan.


(44)

2. Konservatif, merupakan sikap yang diambil oleh akuntan dalam menghadapi dua atau lebih alternatif dalam penyusunan laporan keuangan. Apabila lebih dari satu alternatif tersedia, maka sikap konservatif ini cenderung memilih alternatif yang tidak akan membuat aktiva dan pendapatan terlalu besar. Masalah ini timbul jika ada lebih dari satu alternantif, bisa juga timbul dalam hal suatu jumlah itu belum dapat dipastikan.

3. Sifat khusus suatu industri, yang mempunyai sifat-sifat khusus seperti Bank, asuransi dan lain-lain, sering sekali memerlukan prinsip akuntansi yang berbeda dengan industri-industri lainnya juga karena adanya peraturan-peraturan dari pemerintah terhadap industri-industri khusus, ini akan mengakibatkan adanya prinsip-prinsip akuntansi tertentu yang berbeda dengan yang umum digunakan.

Menurut Nurzaimah (2010:5) beberapa keterbatasan laporan keuangan yaitu:

1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara dan bukan merupakan laporan yang final). 2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang

kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah.

3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli uang semakin menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang.

2.1.2 Auditing

a. Definisi Auditing

Menurut Mulyadi (2002:9) menyatakan bahwa

Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, secara penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.


(45)

Menurut Agoes (2004:1) menyatakan bahwa

Auditing adalah Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2006:4) menyatakan bahwa

Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dengan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.

Menurut American Accounting Association (AAA) dalam (Rahayu 2010:1) menyatakan bahwa

Auditing merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif yang berhubungan dengan asersi asersi tentang tindakan-tindakan dan peristiwa-peristiwa ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dan kriteria yang ditetapkan, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pengguna informasi tersebut. Berdasarkan definisi auditing secara umum tersebut memiliki unsur-unsur penting yang diuraikan berikut ini:

1. Suatu proses sistematis, artinya audit merupakan suatu langkah atau prosedur yang logis, berkerangka dan terorganisasi. Auditing dilakukan dengan suatu urutan langkah yang direncanakan, terorganisasi dan bertujuan.

2. Untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif, artinya proses sistematik ditujukan untuk memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan usaha serta untuk mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti tersebut.

3. Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi, artinya pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi merupakan hasil proses akuntansi.

4. Menetapkan tingkat kesesuaian, artinya pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian antara pernyataan dengan kriteria tersebut kemungkinan dapat dikuantifikasikan, kemungkinan pula bersifat kualitatif.


(46)

5. Kriteria yang telah ditetapkan, artinya kriteria atau standar yang dipakai sebagai dasar untuk menilai pernyataan (berupa hasil akuntansi) dapat berupa:

a. peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif

b. anggaran atau ukuran prestasi yang ditetapkan oleh manajemen c. prinsip akuntansi berterima umum (PABU) diindonesia

6. Penyampaian hasil (atestasi), dimana penyampaian hasil dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan audit (audit report).

7. Pemakai yang berkepentingan, pemakai yang berkepentingan terhadap laporan audit adalah para pemakai informasi keuangan, misalnya pemegang saham, manajemen, kreditur, cal on investor, organisasi buruh dan kantor pelayanan pajak.

b. Jenis-Jenis Auditing

Menurut Mulyadi (2002:30) auditing umumnya digolongkan menjadi 3 golongan yaitu:

1. Audit Laporan Keuangan, audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Dalam audit laporan keuangan ini, auditor independen menilai kewajaran laporan keuangan atas dasar kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi berterima umum. Hasil auditing terhadap laporan keuangan tersebut disajikan dalam bentuk tertulis berupa laporan audit, laporan audit ini dibagikan kepada para pemakai informasi keuangan seperti pemegang saham, kreditur, dan Kantor Pelayanan Pajak.

2. Audit Kepatuhan, audit yang tujuannya untuk menentukan apakah yang di audit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu. Hasil audit kepatuhan umumnya dilaporkan kepada pihak yang berwenang membuat kriteria. Audit kepatuhan banyak dijumpai dalam pemerintahan.

3. Audit Operasional, merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi, atau bagian daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Tujuan audit operasional adalah untuk:

a. Mengevaluasi kinerja

b. Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan

c. Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut Menurut Agoes (2004:7) ditinjau dari jenis pemeriksaan maka jenis-jenis audit dapat dibedakan atas:


(47)

1. Management Audit (Operasional Audit), yaitu suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditetapkan oleh manajemen dengan maksud untuk mengetahui apakah kegiatan operasi telah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.

2. Compliance Audit (Pemeriksaan Ketaatan), yaitu suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan telah mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern perusahaan.

3. Internal Audit (Pemeriksaan Intern), yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan yang mencakup laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan yang bersangkutan serta ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan.

4. Computer Audit, yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap perusahaan yang melakukan proses data akuntansi dengan menggunakan sistem Elektronic Data Processing (EDP).

Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2006:17) akuntan publik melakukan tiga jenis utama audit, yaitu:

1. Audit Operasional, mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi. Pada akhir operasional, manajemen biasanya mengharapkan saran-saran untuk memperbaiki operasi. Dalam audit operasional, review atau penelaahan yang dilakukan tidak terbatas pada akuntansi, tetapi dapat mencakup evaluasi atas struktur organisasi, operasi komputer, metode produksi, pemasaran, dan semua bidang lain di mana auditor menguasainya.

2. Audit ketaatan, dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi. Hasil dari audit ketaatan biasanya dilaporkan manajemen, bukan kepada pemakai luar, karena manajemen adalaha kelompok utama yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan terhadap prosedur dan peraturan yang digariskan. 3. Audit laporan keuangan, dilakukan untuk menentukan apakah

laporan keuangan telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu. Biasanya kriteria yang berlaku adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP), walaupun auditor mungkin saja melakukan audit atas laporan keuangan yang disusun dengan menggunakan akuntansi dasar kas atau beberapa dasar lainnya ang cocok untuk organisasi tersebut.


(48)

c. Jenis-Jenis Auditor

Menurut Mulyadi (2002:28) Orang atau kelompok orang yang melaksanakan audit dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

1. Auditor Independen, auditor profesional yang yang mengaudit laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Auditor independen mendapat honorarium dari kliennya dalam menjalankan keahliannya, namun auditor independen tidak memihak kliennya. Pihak yang memanfaatkan jasa auditor independen adalah pihak selain kliennya, oleh karena itu independensi auditor dalam melaksanakan pekerjaannya merupakan hal sangat penting, meskipun auditor tersebut dibayar oleh kliennya. Untuk berpraktik sebagai auditor independen, seseorang harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang ada. Auditor independen harus lulus dari Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi atau mempunyai ijazah yang disamakan, telah mendapat gelar akuntan dari Pantia Ahli Pertimbangan Persamaan Ijazah Akuntan, dan mendapat izin praktik dari Menteri Keuangan. 2. Auditor Pemerintah, auditor profesional yang bekerja di instansi

milik pemerintah yang tugasnya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi atau entitas pemerintahan. Umumnya auditor yang disebut auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), serta instansi pajak.

3. Auditor Internal, auditor yang bekerja di perusahaan yang tugasnya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

d. Standar Auditing

Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan ol standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing merupakan pedoman audit atas Standar auditing terdiri atas sepuluh standar dan dirinci dalam


(49)

bentukPernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum di dalam standar auditing. Menurut PSA No. 01 SA Seksi 150.1 Paragraf 1 menyatakan bahwa

Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing yaitu "prosedur" berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan "standar" berkaitan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut, dan berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut. Standar auditing yang berbeda dengan prosedur auditing, berkaitan dengan tidak hanya kualitas profesional auditor namun juga berkaitan dengan pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan auditnya dan dalam laporannya.

Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah sebagai berikut:

a. Standar Umum

1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor

wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

b. Standar Pekerjaan Lapangan

1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

c. Standar Pelaporan

1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan


(50)

laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersil bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggungjawab yang dipikul oleh auditor.

2.1.3 Audit Delay

Menurut Kartika (2009:3) “Audit delay merupakan lamanya/rentang waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit”. Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian Audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari perbedaan waktu antara tanggal tutup tahun buku perusahaan yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tercantum pada laporan audit independen. Audit delay mengimplikasikan bahwa laporan keuangan disajikan pada suatu interval waktu, maksudnya untuk menjelaskan perubahan di dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pengguna pada waktu membuat prediksi dan keputusan. Apabila informasi tersebut tidak disampaikan tepat waktu akan menyebabkan informasi kehilangan nilainya di dalam mempengaruhi kualitas keputusan.

2.1.4 Debt to Equity Ratio


(51)

digunakan sebagai indikator tingkat kesulitankeuangan perusahaan”. Debt to Equity Ratio (DER)adalah rasio yang menggambarkan perbandingan antara kewajiban dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Perusahaan yang memiliki Debt to Equity Ratio (DER) yang rendah berarti menunjukkan rendahnya resiko keuangan dan baiknya kondisi keuangan perusahaan. Pihak manajemen cenderung akan mempercepat publikasi laporan keuangan perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi berarti menunjukkan tingginya resiko keuangan dan perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata masyarakat. Pihak manajemen cenderung akan menunda publikasi atas laporan keuangan dikarenakan berita buruk tersebut.

Debt to EquityRatio (DER)diukur dengan rumus sebagai berikut:

����������������� = ��������������

������������ ��� %

2.1.5 Return On Asset

Menurut Indriyani dkk (2012:190) “Return On Asset (ROA) rasio yang mengukur kemampuan perusahaanmenghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu”. Return On Asset (ROA)adalah tingkat kemampuan perusahaan dalammenghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu selama satu tahun yang terdapat dalam laporan keuangan. Return On Asset


(52)

(ROA)mempunyai pengaruh dalam publikasi laporan keuangan.Perusahaan yang memiliki return on asset (ROA) yang rendah cenderung akan menunda publikasi atas laporan keuangan karena kerugian merupakan kabar buruk yang akan berdampak negatif pada publik. Perusahaan yang memiliki return on asset (ROA) yang tinggi cenderung akan lebih cepat dalam mempublikasi laporan keuangan agar segera dapat memberitahukan kabar baik kepada publik dan mendapatkan respon yang positif dari publik.

Return on Asset (ROA) )diukur dengan rumus sebagai berikut:

������������� = ����������

���������� ��� %

2.1.6 Ukuran Perusahaan

Kartika (2009:4) “berpendapat bahwa perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil”. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurang audit delay, karena perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan pemerintah dan lain-lain. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan.

Ukuran perusahaan adalah jumlah total asset yang dimiliki perusahaan. Total asset merupakan jumlah dari aset lancar, aset tetap, aset tak berwujud. Perusahaan yang memiliki total asset yang besar umumnya merupakan perusahaan yang besar.


(53)

Ukuran Perusahaan diukur dengan rumus sebagai berikut:

��= ����������

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berikut adalah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan audit delay yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.2

Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti Tahun

Judul Penelitian Variable Penelitian Hasil Penelitian

Kartika 2009 Faktor - faktor yang mempengaruhi AuditDelay di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta).

Variabel Independen : Ukuran Perusahaan, Laba/Rugi Operasi, Opini Auditor, Tingkat Profitabilitas, Reputasi Auditor. Variabel Dependen : Audit Delay Ukuran Perusahaan, Laba/Rugi Operasi, Opini Auditor mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap AuditDelay. Sedangkan tingkat Profitabilitas dan Reputasi Auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay.

Stephani 2010 Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Property dan Real Estate Variabel Independen :

Total Asset Turn Over, Afiliasi Kantor Akuntan Publik, dan Opini Audit Variabel Dependen: Audit Delay Total Asset Turn Over, Afiliasi Kantor Akuntan Publik dan Opini Audit secara simultan


(54)

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. berpengaruh terhadap audit delay. Indriyani, Rosmawati dan Supriyati

2012 Faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Report Leg perusahaan manufaktur di Indonesia dan Malaysia. Variable Independen :

Firm size, Profitability, Corporate Income, Debt to Equity Ratio

Variable Dependen : Audit Report Lag

Audit report lag di Indonesia dan Malaysia secara simultan dipengaruhi oleh Ukuran perusahaan, Profitabilitas, Laba rugi perusahaan dan Debt to equity ratio. Ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Audit report lag di Indonesia dan di Malaysia. Debt to equity ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Audit report lag di Indonesia. Estrini dan

Laksito

2013 Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi audit delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun (2009-2011)

Variabel Independen :

Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Gender Auditor, Reputasi Kantor Akuntan Publik. Variabel Dependen : Audit Delay Profitabilitas, Gender Auditor, dan reputasi Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap audit delay. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay.


(55)

Audit Delay

(Y)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual yaitu menjelaskan bagaimana teori hubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah penting. Berdasarkan latar belakang masalah, tujuan penelitian, dan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan, kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

Audit Delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari perbedaan waktu antara tanggal tutup tahun buku perusahaan yaitu per 31 desember sampai tanggal yang tercantum pada laporan audit independen.

Debt To Equity Ratio (DER) adalah rasio yang menggambarkan perbandingan antara kewajiban dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya.

Debt To Equity Ratio ( X1 )

Return On Asset ( X2 )

Ukuran Perusahaan ( X3 )

H1

H2

H3


(56)

Return On Asset (ROA)adalah tingkat kemampuan perusahaan dalammenghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu selama satu tahun yang terdapat dalam laporan keuangan.

Ukuran perusahaan adalah jumlah total asset yang dimiliki perusahaan. Total asset merupakan jumlah dari aset lancar, aset tetap, aset tak berwujud. Perusahaan yang memiliki total asset yang besar umumnya merupakan perusahaan yang besar.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang bersifat praduga, karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis dan kerangka konseptual di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1 : Debt To Equity Ratio berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

H2 :Return On Asset berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

H3 : Ukuran Perusahaanberpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

H4 : Debt To Equity Ratio, Return On Asset, dan Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).


(57)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan kegiatan di Bursa Efek Indonesia ini berkembang pesat. Perkembangan tersebut ditandai dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan berbentuk go public, maka hal ini akan berdampak pada peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan yang efektif dan efisien. Laporan keuangan ini akan digunakan untuk kepentingan manajemen perusahaan dan juga digunakan oleh pemilik untuk menilai pengelolaan dan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan, selain itu juga para investor, kreditor, pemerintah, masyarakat dan pihak–pihak lain yang juga membutuhkan laporan keuangan ini sebagai dasar pengambilan suatu keputusan.

Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai Standar Akuntansi Keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Sebagaimana yang dinyatakan dalam PSAK 1 (2009:5) Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 25 menyatakan bahwa “pengguna laporan keuangandiasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentangaktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar”. Menyajikan informasi, termasuk kebijakan akuntansi, sedemikian rupa sehingga dapat memberikan informasi yang relevan, andal, dapat diperbandingkan, dan mudah dipahami.


(58)

Informasi yang diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan tepat pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan, namun informasi tidak lagi bermanfaat bila tidak disajikan secara akurat dan tepat waktu. Nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan tersebut. Ketepatan waktu penyusunan atau pelaporan suatu laporan audit atas laporan keuangan perusahaan bisa mempengaruhi pada nilai laporan keuangan tersebut. Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari perilaku pasar modal, karena laporan keuangan auditan yang di dalamnya memuat informasi penting, seperti laba yang dihasilkan perusahaan bersangkutan dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor, artinya informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham.

Jarak waktu antara akhir periode akuntansi dengan tanggal ditandatanganinya laporan audit dapat mempengaruhi ketepatan waktu informasi tersebut dipublikasikan, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketetapan waktu pelaporan merupakan catatan pokok laporan yang memadai. Pemakai informasi tidak hanya perlu memiliki informasi keuangan yang relevan dengan prediksi dan pembuatan keputusannya, tetapi informasi harus bersifat baru. Laporan keuangan seharusnya disajikan pada interval waktu untuk menjelaskan perubahan yang terjadi dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi dan keputusan.


(59)

Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP:SA Seksi 230.1) khususnya standar umum ketiga dinyatakan bahwa “dalam pelaksanaan audit dan penyusun laporannya, auditor wajib mengunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama”. Dalam (SPAP:SA Seksi 311.1) Standar pekerjaan lapangan pertama mengharuskan “bahwa pekerjaan harus dirancanakan dengan sebaik–baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi sebagaimana mestinya”. Dalam (SPAP:SA Seksi 326.1) standar pekerjaan lapangan ketiga menyatakan “bahwa bukti kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pegamatan, permintaan keterangan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan”.

Standar tersebut memungkinkan akuntan publik untuk melakukan penundaan publikasi laporan audit atau laporan keuangan auditan, sedangkan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) mewajibkan perusahaan-perusahaan publik yang terdaftar (go public) atau emiten yang efeknya tercatat di Bursa Efek Indonesia untuk mempublikasikan laporan keuangan auditan dalam periode tertentu setelah berakhirnya tahun buku. Dalam websit mengeluarkan surat dengan Nomor: Kep-06/BL/2006 yang menyatakan bahwa laporan keuangan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM paling lambat dalam waktu 90 hari atau akhir bulan ketiga setelah tahun buku berakhir. Otorisasi Jasa Keuangan didirikan untuk menggantikan BAPEPAM-LK.


(60)

Otorisasi Jasa Keuangan (OJK) dibentuk berdasarkan UU No. 21 Tahun 2011. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan:

1. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel,

2. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, dan

3. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan.Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai tugas melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar Modal, dan sektor IKNB. Pasal 55 (1) UU No. 21 Tahun 2011 “Sejak tanggal 31 desember 2012, fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan disektor pasar modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya beralih dari Menteri Keuangan dan Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke Otorisasi Jasa Keuangan”.

Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor eksternal terhadap laporan keuangan kliennya untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan kriteria–kriteria yang telah ditetapkan. Hal ini dibutuhkan guna mengetahui posisi keuangan, kinerja perusahaan, dan perubahan posisi keuangan dan penyusunan laporan keuangan harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.


(61)

Bursa Efek Indonesia menginformasikan terdapat 52 emiten hingga 1 April 2013 yang belum menyampaikan laporan keuangan auditan yang berakhir 31 desember 2012. Pada 2012, tercatat 54 emiten terlambat menyerahkan laporan keuangan tahunan tahun 2011. Sementara pada 2011 tercatat 62 emiten terlambat menyerahkan laporan keuangan 2010, sedangkan pada 2010 tercatat ada sebanyak 68 emiten terlambat menyerahkan laporan keuangan tahun 2009. Keterlambatan penyampaian laporan keuangan bisa disebabkan oleh banyak hal diantaranya proses tutup buku dan proses audit yang berlangsung lama.

Tabel 1.1

Perusahaan-perusahaan yang belum menyampaikan Laporan Keuangan Tahunan 2012-2013

No. Kode Nama Perusahaan

1 ADMG PT Polychem Indonesia Tbk 2 AIS PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 ALTO PT Tri Banyan Tirta Tbk

4 ARGO PT Argo Pantes Tbk 5 ARII PT Atlas Resources Tbk

6 ASIA PT Asia Natural Resources Tbk

7 BORN PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk 8 BRAU PT Berau Coal Energy Tbk

9 BRMS PT Bumi Resources Minerals Tbk 10 BRNA PT Berlina Tbk

11 BUMI PT Bumi Resources Tbk 12 DAVO PT Davomas Abadi Tbk 13 ETWA PT Eterindo Wahanatama Tbk

14 IKAI PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk 15 JKSW PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk 16 KBLM PT Kabelindo Murni Tbk

17 KRAS PT Krakatau Steel (Persero) Tbk 18 LAPD PT Leyand International Tbk 19 LPIN PT Multi Prima Sejahtera Tbk 20 PKPK PT Perdana Karya Perkasa Tbk 21 PRAS PT Prima Alloy Steel Universal Tbk 22 RDTX PT Roda Vivatex Tbk

23 SIPD PT Sierad Produce Tbk


(1)

5. Keluarga penulis terkhusus Orang tua Penulis AyahIr. Adi Sukanto dan IbuNurlinda dan Adik-adik saya Haritsa Adli Putri, Widari Adli Suci, S.Farm dan Takbira Adli Syaira yangtelahmemberikanbanyakDoa, semangatdan dukungan sehinggaPenulisdapatmenyelesaikanpenulisanskripsiini.

6. Teman-teman seperjuangan Akuntansi Ekstensi Stambuk 2014, Teman-teman No Bacot Skill Pro (NBSP) dan Teman-teman Jalan-jalanmenkrik yang telah memberikan doa, semangat, dukungan dan kebersamaan dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan.Untuk itu penulis memohon maaf jika ada kesalahan dan kekurangan yang terdapat di dalamnya, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya.

Medan, 2016

Yang membuat pernyataan

Muhammad Adli Handoko Nim. 140522141


(2)

vi DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Tinjauan Pustaka ... 12

2.1.1 Laporan Keuangan ... 12

2.1.2 Auditing ... 16

2.1.3 Audit Delay ... 22

2.1.4 Debt To Equity Ratio ... 22

2.1.5 Return On Asset ... 23

2.1.6 Ukuran Perusahaan ... 24

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24

2.3 Kerangka Konseptual ... 26

2.4 Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Jenis Penelitian ... 29

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 31

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 32

3.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32

3.5.1 Variabel Dependen ... 33

3.5.2 Variabel Independen ... 33

3.6 Metode dan Teknis Analisis Data ... 35

3.6.1 Statistik Deskriptif ... 35

3.6.2 Uji Asumsi Klasik ... 36

3.6.2.1 Uji Multikolinieritas ... 36

3.6.2.2 Uji Autokorelasi ... 36

3.6.2.3 Uji Heteroskedastisidas ... 37

3.6.2.4 Uji Normalitas ... 38

3.6.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 40


(3)

3.6.3.2 Uji F ... 41

3.6.3.3 Koefisien Determinan (R2) ... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1 Hasil Penelitian ... 44

4.1.1 Statistik Deskriptif ... 44

4.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 45

4.1.2.1 Uji Multikolinieritas ... 45

4.1.2.2 Uji Autokorelasi ... 45

4.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 46

4.1.2.4 Uji Normalitas ... 47

4.1.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 49

4.1.3.1 Pengujian Signifikansi Parsial (Uji t) ... 51

4.1.3.2 Pengujian Signifikansi Simultan (Uji F) ... 52

4.1.3.3 Koefisien Determinan (R2) ... 53

4.2 Pembahasan ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

5.1 Kesimpulan ... 55

5.2 Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57


(4)

viii DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Fenomena ... 5

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 25

3.2 Populasi dan Sample Penelitian ... 30

3.3 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 35

4.1 Statistik Deskriptif ... 44

4.2 Uji Multikolinieritas ... 45

4.3 Uji Autokorelasi ... 45

4.4 Uji Normalitas ... 47

4.5 Analisis Linier Berganda ... 50

4.6 Pengujian Signifikansi Parsial (Uji t) ... 51

4.7 Pengujian Signifikansi Simultan (Uji f) ... 52


(5)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.3 Kerangka Konseptual ... 27

4.1 Grafik Heteroskedastisitas ... 46

4.2 Grafik Histogram ... 48


(6)

x DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Data Perusahaan Sampel ... 57 Lampiran 2 Hasil Olah Data SPSS ... 62


Dokumen yang terkait

Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Ukuran Perusahaan Dan Status Kepemilikan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 53 116

Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Pertanian yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

24 141 95

Pengaruh Return on Asset, Debt Equity Ratio, dan Price Earnings Ratio terhadap Return Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011.

0 0 20

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return On Asset dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015

0 0 11

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return On Asset dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015

0 0 2

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return On Asset dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015

1 1 11

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return On Asset dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015

0 1 17

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return On Asset dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015

0 0 2

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return On Asset dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015

0 0 9

Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Ukuran Perusahaan Dan Status Kepemilikan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11