Kemampuan Berorganisasi Penguatan Partisipasi Masyarakat Dalam Program Imbal Swadaya Di Desa Curug Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor

yang memiliki motivasi tinggi namun tingkat partisipasi dalam memanfaatkan hasilnya rendah ada sebanyak 66,7 persen, mereka cenderung hanya memanfaatkan penggunaan jalan tersebut untuk menunjang kelancaran dalam mencari nafkah untuk keluargannya. Adapula motivasi warga rendah dengan peran memanfaatkan hasil tinggi yakni 33,3 persen dua orang. Alasannya adalah karena sudah sewajarnya jalan desa harus menunjang kehidupan warganya dalam mencukupi kebutuhan hidupnya.

2. Kemampuan Berorganisasi

Selain motivasi, kemampuan berorganisasi masyarakat digunakan sebagai indikator dari variabel karakteristik individu. Kemampuan berorganisasi seorang individu adalah menunjukkan tingkat keterlibatan anggota masyarakat dalam berbagai kelompok. Anggota masyarakat atau individu yang mampu ikut serta dalam berbagai kehidupan berkelompok mempunyai peluang untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan. Kemampuan berorganisasi merupakan sarana berlatih masyarakat dalam memperoleh pengalaman mendapatkan informasi, menelaah sesuatu dan memutuskan bersama. Dengan mengikuti lebih dari satu organisasi akan meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi pada anggota masyarakat. Untuk berpartisipasi dalam pembangunan diperlukan kemampuan berinteraksi tersebut, antara lain dalam menyumbangkan pemikiran dan pengambilan keputusan. Tabel 11. Persentase Responden Menurut Bentuk Partisipasi dan Kemampuan Berorganisasi dalam Program Imbal Swadaya di Desa Curug Tahun 2004. Bentuk Partisipasi Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Total 100 Menyumbang Dana Total 100 Menyumbang Tenaga Total 100 Menyumbang Tanah Total 100 Memanfaatkan Hasil Total 100 Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Kemampuan Berorganisasi Rendah 60,0 40,0 80,0 20,0 20,0 80,0 20,0 80,0 40,0 60,0 Tinggi 61,5 38,5 38,5 61,5 30,8 69,2 0 100,0 30,8 69,2 Total 61,1 38,9 50,0 50,0 27,7 72,3 5,6 94,4 100,0 66,7 Tabel 11 menyajikan data bentuk-bentuk partisipasi dihubungkan dengan kemampuan berorganisasi. Berikut di uraikan pengaruh faktor kemampuan berorganisasi terhadap bentuk-bentuk partisipasi yang muncul pada saat pelaksanaan PIS. Kemampuan berorganisasi dan partisipasi dalam pengambilan keputusan. Pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa lima responden yang memiliki peran tinggi dalam pengambilan keputusan untuk berpartisipasi dalam PIS ada sebanyak tiga orang 60 persen. Hal yang mempengaruhi adalah karena warga ikut dalam keanggotaan suatu organisasi dengan tingkat keaktifan tinggi, dan ada lebih dari satu kelompok organisasi kemasyarakatan yang diikutinya. Dan sebanyak dua orang 40 persen dengan tingkat peran serta dalam pengambilan keputusan rendah, yang disebabkan hanya kadang kala mengikuti pertemuan warga yang diadakan. Sedangkan bagi warga yang kemampuan berorganisasinya rendah dengan tingkat pengambilan keputusan rendah adalah sebanyak 13 orang 72,2 persen, dimana lima orang 38,5 persen responden peran sertanya dalam pengambilan keputusan rendah yang dikarenakan tidak peduli dengan keberadaan organisasi warga sehingga tidak berperan dalam penentuan dalam pengambilan keputusan. Sedangkan sebanyak delapan orang 61,5 persen memiliki peran yang tinggi dalam pengambilan keputusan meskipun kemampuan berorganisasinya rendah, pada kelompok ini hal yang mempengaruhi adalah pada umumnya mereka tidak dapat secara intens hadir di pertemuan warga yang diadakan namun keberadaan mereka di masyarakat mendapat tempat tersendiri, diantaranya karena mereka adalah para sesepuh desa. Kemampuan berorganisasi dan partisipasi dalam menyumbangkan dana. Tabel 11 juga menunjukkan bahwa warga memiliki kemampuan berorganisasi rendah, hal ini berpengaruh terhadap tingkat partisipasi warga dalam menyumbangkan dana, dimana sebanyak 61,5 persen delapan orang warga berada pada level rendah, dan hanya satu warga 20 persen yang memiliki kemampuan berorganisasi tinggi dengan tingkat partisipasi menyumbangkan dana rendah. Demikian pula dengan warga yang kemampuan berorganisasinya tinggi dengan tingkat partisipasi menyumbangkan dananya tinggi yang ada sebanyak 80 persen, hal ini karena kesadaran kepeduliannya terhadap lingkungan di wilayahnya dan mereka tahu benar bagaimana kondisi lingkungan dan kemasyarakatan yang ada adalah sebanyak empat orang warga. Kemampuan berorganisasi dan partisipasi dalam menyumbangkan tenaga. Pengaruh kemampuan berorganisasi dengan kemampuan warga dalam menyumbangkan tenaga apabila dilihat pada Tabel 11 menunjukkan perbandingan persentase yang sama dengan pengaruh kemampuan berorganisasi dengan kemampuan warga dalam menyumbangkan dana, dan apabila diuraikan perbedaan persentase yang ada tidak terlalu mencolok. Yang paling terlihat agak lebih menonjol adalah bahwa warga yang memiliki kemampuan organisasi tinggi dan memiliki partisipasi yang tinggi dalam menyumbangkan tenaga berjumlah lebih rendah yakni hanya ada satu orang warga 20 persen dari 18 delapan belas responden yang diambil. Alasan yang muncul adalah karena kondisi yang bersangkutan saja yang memasuki usia pensiun sehingga lebih banyak memiliki waktu yang luang. Kemampuan berorganisasi dan partisipasi dalam menyumbangkan tanah. Pengaruh kemampuan berorganisasi terhadap tingginya partisipasi warga dalam menyumbangkan tanah juga berada pada tingkat rendah 72,2 persen. Hal ini disebabkan walaupun kesadaran berorganisasinya tinggi pun namun dalam hal mengorbankan tanah tetap harus dicermati, karena nilai tanah lebih berharga dari pengorbanan yang lainnya. Ditunjukkan pada Tabel 11 hanya ada satu orang 20 persen yang memiliki kemampuan organisasi tinggi dengan tingkat partisipasi dalam hal menyumbangkan tanah tinggi pula. Kemampuan berorganisasi dan partisipasi dalam memanfaatkan hasil. Pada umumnya kemampuan berorganisasi masyarakat Desa Curug rendah, pada Tabel 11 dapat kita lihat bahwa pengaruhnya terhadap tingkat partisipasi warga dalam memanfaatkan hasil rendah pula 69,2 persen atau sebanyak sembilan orang. Artinya bahwa memanfaatkan hasil disini hanya sebatas memanfaatkan tanpa ada kesadaran bahwa hal-hal yang berhubungan dengan transportasi desa tersebut menjadi tanggung jawab bersama.

3. Kemauan Berpartisipasi