“ANALISIS AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L.) DAN SIRIH MERAH (Piper crotatum) PADA KETINGGIAN TEMPAT TUMBUH YANG BERBEDA SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI”

(1)

ANALISIS AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAUN SIRIH HIJAU

(Piper betle L.) DAN SIRIH MERAH (Piper crotatum) PADA

KETINGGIAN TEMPAT TUMBUH YANG BERBEDA

SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI”

SKRIPSI

DISUSUN OLEH:

JENIK RAHAYU 201110070311061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015


(2)

ii

ANALISIS AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAUN SIRIH HIJAU

(Piper betle L.) DAN SIRIH MERAH (Piper crotatum) PADA

KETINGGIAN TEMPAT TUMBUH YANG BERBEDA

SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI”

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

DISUSUN OLEH:

JENIK RAHAYU 201110070311061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015


(3)

(4)

(5)

(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

….Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang

dikerjakannya….(QS. Al-Baqarah: 286)

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka

apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja

keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhan-Mu lah

engkau berharap.

QS. Al-Insyirah:5-8

Kupersembahkan karya yang telah kuperjuangkan dengan penuh kesabaran, keikhlasan, hingga tetesan air mata ini untuk :

Ayahanda Suyitno dan Ibunda Alfiyah

Kakakku Tofan Pratama dan Aris Duani, Adikku Tira Patmi Sari Terimakasih atas segala doa, kasih sayang, nasehat dan motivasinya

yang tak henti tercurah untukku

Para sahabat dan orang-orang terkasih,dan teman-teman yang dengan tidak mengurangi apresiasi saya tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Terima kasih untuk semua dukungan dan bantuannya selama ini, hanya Allah yang dapat membalas semua kebaikan kalian di kemudian hari.


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan berkah, rahmat, taufik, hidayah dan juga inayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang dengan Judul “Analisis Aktivitas Antioksidan Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) dan Sirih Merah

(Piper crotatum) pada Ketinggian Tempat Tumbuh yang Berbeda sebagai

Sumber Belajar Biologi”

Penulisan skipsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya

bantuan tenaga, informasi, bimbingan dan juga bantuan do’a dari berbagai pihak.

Oleh karena itu penulis ucapkan banyak terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan. terutama pada:

1. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, M.M., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Biologi dan Ibu Dr. Rr. Eko Susetyarini, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ibu Dra. Lise Chamisijatin, M.Pd selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk serta saran yang


(8)

viii

sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini, dan Ibu Dra. Siti Zaenab, M.Kes selaku pembimbing II yang dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan kepada penulis sampai skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 4. Segenap keluarga jurusan Pendidikan Biologi Bapak dan Ibu Dosen yang

selalu memberikan motivasi, bimbingan, nasehat, dan doa hingga terselesaikannya tugas akhir ini.

5. Orang tuaku Bapak Suyitno dan Ibu Alfiyah tercinta, Kakakku Tofan dan Aris, Adikku Tira terima kasih atas kasih sayang dan bantuan moril mapun spiritual yang selama ini telah diberikan.

6. Sahabat-sahabat saya Novita, Reny, Yunita, Tia, Elma, Aufa dan Erlik terimakasih atas segala semangat dan motivasinya.

7. Semua teman-teman saya “Biologi angkatan 2011” khususnya kelas B terimakasih telah menjadi keluarga saya di Malang.

8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas

do’a dan dukungannya.

Semoga Allah senantiasa membalas amal baik yang telah diberikan, Amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 31 Agustus 2015 Penulis,


(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR SAMPUL LUAR ... i

LEMBAR SAMPUL DALAM ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Batasan Masalah... 8

1.6 Definisi Istilah ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Tanaman Sirih Merah ... 11

2.1.1Klasifikasi Tanaman Sirih Merah ... 11

2.1.2Morfologi Tanaman Sirih Merah ... 12

2.1.3Habitat Tanaman Sirih Merah ... 13

2.1.4Kandungan Daun Sirih Merah ... 13

2.1.5Manfaat Daun Sirih Merah ... 14

2.1.6Hasil Penelitian Daun Sirih Merah ... 15


(10)

x

2.2.1Klasifikasi Tanaman Sirih Hijau ... 16

2.2.2Morfologi Tanaman Sirih Hijau ... 17

2.2.3Habitat Tanaman Sirih Hijau ... 18

2.2.4Kandungan Daun Sirih Hijau ... 18

2.2.5Manfaat Daun Sirih Hijau ... 19

2.2.6Hasil Penelitian Daun Sirih Hijau ... 20

2.3 Radikal Bebas... 20

2.4 Antioksidan ... 22

2.4.1Pengertian Antioksidan ... 22

2.4.2Peran Antioksidan dalam Kesehatan ... 24

2.4.3Uji Aktivitas Antioksidan ... 25

2.5 Metabolit Sekunder ... 26

2.6 Ketinggian Tempat ... 28

2.7 Penelitian Terdahulu Pengaruh Ketinggian Tempat terhadap Aktivitas Antioksidan ... 29

2.8 Pengaruh Aktivitas Antioksidan Tanaman Sirih terhadap Ketinggian Tempat Tumbuh ... 31

2.9 Sumber Belajar ... 32

2.9.1 Pengertian Sumber Belajar ... 32

2.9.2 Hakekat Sumber Belajar ... 33

2.9.3 Manfaat Sumber Belajar ... 35

2.9.4 Macam-Macam Sumber Belajar ... 35

2.9.5 Pemilihan Sumber Belajar ... 37

2.9.6 Syarat Hasil Penelitian ... 38

2.9.7 Jurnal sebagai Sumber Belajar ... 39

2.10 Kerangka Konsep ... 42

2.11 Hipotesis ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

3.1 Jenis Penelitian ... 44

3.2 Populasi dan Sampel ... 44

3.2.1Populasi ... 44

3.2.2Sampel ... 44

3.2.3Teknik Sampling ... 45

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 45

3.4 Jenis Variabel ... 45

3.4.1Variabel Bebas ... 45

3.4.2Variabel Terikat ... 45

3.4.3Variabel Kontrol... 46

3.5 Prosedur Penelitian... 46

3.5.1Tahap Persiapan ... 46

3.5.2Tahap Pelaksanaan ... 47

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.7 Teknik Analis Data ... 49

3.7.1Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 49


(11)

xi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 52

4.1 Hasil Penelitian ... 52

4.2 Hasil Analisis Data ... 53

4.2.1 Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov) ... 54

4.2.2 Hasil Uji Mann-Whitney Aktivitas Antioksidan Daun Sirih Hijau pada Ketingggian Tempat Tumbuh yang Berbeda ... 55

4.2.3 Hasil Uji Mann-Whitney Aktivitas Antioksidan Daun Sirih Merah pada Ketingggian Tempat Tumbuh yang Berbeda .... 56

4.2.4 Hasil Uji Mann-Whitney Perbedaan Aktivitas Antioksidan Daun Sirih Merah dan Daun Sirih Hijau ... 57

4.2.5 Nilai Konsentrasi Penghambatan IC50 Daun Sirih Merah dan Daun Sirih Hijau ... 58

4.2.6 Pemanfaatan Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar Biologi ... 59

4.3 Pembahasan ... 62

4.3.1 Perbedaan Aktivitas Antioksidan pada Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) dan Sirih Merah (Piper Crotatum) dengan Ketinggian Tempat Tumbuh ... 63

4.3.2 Perbedaan Aktivitas Antioksidan pada Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) dan Sirih Merah (Piper crotatum) ... 65

4.3.2 Pemanfaatan Hasil Penelitian sebagai Jurnal Penelitian ... 66

BAB V PENUTUP ... 67

5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70


(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1. Data Hasil Keseluruhan Uji Aktivitas Antioksidan pada Daun

Sirih Hijau (Piper betle l.) dan Sirih Merah (Piper crotatum)... 52 4.2. Hasil Uji Normalitas (Komogorov-Smirnov) ... 54 4.3. Hasil Uji Mann-Whitney Perbedaan Aktivitas Antioksidan

Daun Sirih Hijau ... 55 4.4. Hasil Uji Mann-Whitney Perbedaan Aktivitas Antioksidan

Daun Sirih Merah ... 56 4.5 Hasil Uji Mann-Whitney Perbedaan Aktivitas Antioksidan Daun

Sirih Merah dan Sirih Hijau ... 57 4.5. Hasil Perhitungan IC50 Daun Sirih Merah dan Sirih Hijau ... 58


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Tanaman Sirih Merah ... 12 2.2. Tanaman Sirih Hijau ... 18 4.1. Hubungan Konsentrasi (ppm) dengan % Aktivitas Antioksidan ... 58


(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1: Uji Normalitas ... 72

2: Uji Mann-Whitney ... 73

3: Perhitungan Nilai IC50 ... 74

4: Silabus Mata Pelajaran Biologi ... 75

5: Silabus Modifikasi Mata Pelajaran Biologi ... 80

6: Sumber Belajar Jurnal Penelitian ... 83

7: Dokumentasi Penelitian ... 90

6: Surat Keterangan Penelitian ... 92


(15)

xv

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Azwara. 2010. Tanaman Obat Indonesia Buku 1. Salemba Medika: Jakarta

Agoes, Azwarb. 2010. Tanaman Obat Indonesia Buku 2. Salemba Medika: Jakarta Artanti, Nina dkk. 2014. Pengaruh Lokasi dan Pelarut Pengekstraksi terhadap

Kndungan Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Pegagan (Centella

asiatica L. Urb)

Dalimartha, Setiawan. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Pustaka Bunda : Jakarta

Fatchurrozak. 2013. Pengaruh Ketinggian Tempat terhadap Kandungan Vitamin C Dan Zat Antioksidan Pada Buah Carica Pubescens di Dataran Tinggi Dieng. Jurnal Pasca UNSVol.1, No.1, hal 24 – 31, September 2013 ISSN: 2339-1901

Harborne, J.B. 2006. Metode Fitokimia. ITB : Bandung

Hernani. 2006. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Penebar Swadaya: Jakarta Hermiati, 2013. Ekstrak Daun Sirih Hijau dan Merah Sebagai Antioksidan pada

Minyak. Kelapa. Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 2, No. 1 (2013)

Hidayah, Nurul. 2011. Pengaruh Ketinggian Tempat Tumbuh Rosella dan Jenis Bahan Rosella terhadap Aktivitas Antioksidan Teh Kombucha Rosella. Skripsi Sarjana Biologi. Program Studi Biologi Universitas Maulana Malik Ibrahim, Malang

Kendran, Agung. 2013. Toksisitas Ekstrak Daun Sirih Merah pada Tikus Putih Penderita Diabetes Melitus. Jurnal Biologi. ISSN: 1411-8327

Kuntorini dkk. 2010. Struktur Anatomi dan Aktivitas Antioksidan Bulbus Bawang Dayak (Eleutherine Americana Merr.) dari Daerah Kalimantan. Berk. Penel. Hayati: 16 (1–7), 2010

Kusuma,dkk 2009 Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Sirih Merah (Piper crocatum) Terhadap Trichomonas vaginalis

Kusumowati, Ika & Tanti Azizah. 2012. Korelasi Kandungan Fenolik dan Aktivitas Antiradikal Ekstrak Etanol Daun Empat Tanaman Obat Indonesia (Piper betle, Sauropus androgynus, Averrhoa bilimbi, dan

Guazuma ulmifolia). Jurnal Farmasi Vol. 13, No. 1, Juni 2012


(16)

xvi

Mariska, Ika. 2013. Metabolit Sekunder:Jalur pembentukan dan kegunaannya (Online)http://biogen.litbang.pertanian.go.id/index.php/2013/08/metaboli t sekunder -jalur-pembentukan-dan-kegunaannya/ Diakses 25 April 2015 Marlina, Paramita. 2008. Konsentrasi Flavonoid dan Lethal Concentration 50 (Lc50) Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum). Skripsi Sarjana Biokimia. Program Studi Biokimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor, Bogor

Napitupulu. 2009. Tumbuhan Obat Indonesia. Airlangga University Press: Surabaya

Neldawati, Ratnawulan, Gusnedi. 2013. Analisis Nilai Absorbansi dalam Penentuan Kadar Flavonoid Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat. Pillar Of

Physics, Vol. 2. Oktober 2013, 76-83

Novi, Alfinda. 2008. Buku Ajar Fitokimia. Airlangga University Press : Surabaya Rahayu, Ayu.2012.Panduan Penulisan Jurnal Ilmiah. (Online).

http://edukasi.kompas.com diakses pada 20 Juli 2015

Ridho,Ery Al Rafika Sari, Sri Wahdaningsih. 2013. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Buah Lakum Dengan Metode Dpph (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil)

Serlahwaty, Diana. 2011. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air dan Etanol 70% Daun Sirih Hijau (Piper batle L) dan Sirih Merah (Piper cf. Fragile Benth) dengan Metode Peredaman Radikal Bebas DPPH. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia April 2011 Vol 9 No 2 ISSN 1693-1831

Sugiono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta : Bandung

Winarsi. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Kanisius: Yogyakarta Supiyanti, Wiwin, Endang Dwi Wulansari dan Lia Kusmita. 2010. Uji

AktivitasAntioksidan Dan Penentuan Kandungan Antosianin Total Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L). Majalah Obat Tradisional, 15(2), 64 – 70, 2010


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Radikal bebas merupakan atom atau gugus yang memiliki satu atau lebih elektron tidak berpasangan sehingga, sangat reaktif. Radikal bebas dapat dijumpai pada lingkungan seperti asap rokok, obat, makanan dalam kemasan, bahan aditif, dan lain-lain. Radikal bebas tersebut sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, otomatis resiko terkena paparan radikal bebas sangat tinggi. Mungkin kita telah memulai untuk berusaha menghindari lingkungan yang tidak sehat tersebut, namun faktanya tubuh kita tidak memiliki kekuatan tinggi untuk menangkal radikal bebas. Sangat diperlukan oleh tubuh kita penangkal radikal bebas dari luar tubuh yaitu antioksidan (Serlahwaty, 2011).

Sebenarnya di dalam tubuh kita sudah terdapat antioksidan, namun tidak cukup untuk menanggulangi paparan radikal bebas yang terlalu tinggi. Antioksidan merupakan senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau lebih elektron (electron donor) kepada radikal bebas, sehingga reaksi radikal bebas tersebut dapat terhambat (Ridho, 2013). Menurut Miyake dan Sibamoto (1997), antioksidan sintetik ternyata dapat meracuni binatang percobaan dan juga bersifat karsinogenik. Oleh karena itu, industri makanan dan obat beralih mengembangkan antioksidan alami yang lebih aman untuk digunakan (Napitupulu, 2009).


(18)

2

Antioksidan alami dari luar tubuh manusia dapat diperoleh dari senyawa kimia yang ada pada tanaman. Senyawa kimia pada tanaman yang bertindak sebagai antioksidan antara lain berasal dari golongan polifenol, bioflavonoid, vitamin C, vitamin E, beta-karoten, katekin, dan resveratrol (Hernani, 2006). Salah satu jenis tanaman yang memiliki aktivitas antioksidan adalah kelompok genus piperaceae. Sebelumya telah banyak penelitian tentang antioksidan, berikut adalah beberapa penelitian terkait hal tersebut. Menurut penelitian Serlahwaty (2011), hasil penapisan fitokimia dari sirih merah dan sirih hijau positif mengandung senyawa metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan steroid/triterpenoid. Daun sirih merah dan sirih hijau juga memiliki aktivitas antioksidan. Daun sirih hijau memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi daripada sirih merah. Aktivitas antioksidan tertinggi pada ekstrak etanol 70% daun sirih hijau 10,59 µg/ml sedangkam sirih merah dengan ekstrak etanol 70% hasilnya 28,05 µg/ml (Serlahwaty, 2011).

Penelitian lain yaitu yang dilakukan Kendran (2013) mengenai diabetes melitus, penelitian ini cara kerjanya dengan menginjeksikan aloksan pada tikus. Aloksan bertindak sebagai radikal bebas secara selektif merusak sel α pankreas sehingga menyebabkan diabetes melitus. Kemudian tikus diberi ekstrak daun sirih merah yang hasilnya menjelaskan bahwa ekstrak daun sirih merah dengan dosis 50 sampai dengan 100 mg/kg berat badan tidak toksik terhadap organ hati, sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengobatan diabetes melitus, yang dapat disimpulkan


(19)

3

bahwa sirih merah memiliki aktivitas antioksidan sehingga mampu memperbaiki sel α pankreas (Kendran, 2013).

Penelitian berikutnya yang dilakukan oleh Kusumowati, Ika & Tanti (2012), hasil aktivitas antiradikal bebas ekstrak etanol yang dimiliki oleh sirih hijau adalah 22,067 µg/ml, aktivitas antiradikal bebas ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan daun katuk sebesar 318, 82 µg/ml, daun belimbing wuluh sebesar 112, 82 µg/ml dan daun jati belanda sebesar 64,84 µg/ml (Kusumowati, Ika & Tanti Azizah, 2012).

Paparan di atas dapat disimpulkan bahwa sirih merah dan sirih hijau memiliki aktivitas antioksidan. Antioksidan pada tumbuhan diperoleh dari senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tanaman. Metabolit sekunder merupakan senyawa yang dihasilkan atau disintesa pada sel dan group taksonomi tertentu pada tingkat pertumbuhan atau stress tertentu. Senyawa ini diproduksi hanya dalam jumlah sedikit tidak terus-menerus untuk mempertahankan diri dari habitatnya dan tidak berperan penting dalam proses metabolisme utama (primer). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sintesa metabolit sekunder, salah satunya adalah faktor fisik yaitu terkait suhu, cahaya, kelembapan dll (Mariska, 2013). Faktor fisik ini erat kaitannya dengan ketinggian tempat suatu wilayah.

Ketinggian tempat dari permukaan laut menentukan suhu udara dan intensitas cahaya matahari yang diterima. Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah suhu tempat tersebut sehingga intensitas cahayanya berkurang. Penelitian terkait pengaruh ketinggian tempat tehadap aktivitas


(20)

4

antioksidan maupun senyawa metabolit sekunder telah banyak dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Fatchurrozak, (2013) tentang “Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Kandungan Vitamin C Dan Zat Antioksidan Pada Buah Carica pubescens di Dataran Tinggi Dieng menyimpulkan bahwa ketinggian tempat berpengaruh pada kandungan vitamin C dan antioksidan pada buah C. pubescens di Dataran Tinggi Dieng. Kandungan vitamin C terbesar ada pada daging buah untuk buah bawah di ketinggian 2400 m dpl (89,25 mg/100gram). Kandungan Antioksidan terbesar ada pada daging buah untuk buah tengah di ketinggian 2400 m dpl (4,52 % per gram). (Fatchurrozak , 2013).

Penelitian yang dilakukan Artanti (2014) tentang pengaruh lokasi terhadap aktivitas antioksidan menjelaskan bahwa lokasi asal yaitu Lembang, Solo dan Bandung mempengaruhi aktivitas antioksidan ekstrak pegagan. Aktivitas antioksidan tertinggi (91,34%) dari daerah Lembang. Penelitian

tentang “Struktur Anatomi Dan Aktivitas Antioksidan Bulbus Bawang Dayak

(Eleutherine Americana Merr.) Dari Daerah Kalimantan Selatan” yang

dilakukan Kuntorini (2010), menyimpulkan aktivitas antioksidan dipengaruhi tempat tumbuh suatu tanaman. Aktivitas antioksidan tertinggi, yaitu lokasi 1 Kelurahan Komet Kodya Banjarbaru (IC50 = 25,3339 μg/ml) dan terendah pada sampel lokasi 2 Kelurahan Sungai Paring Kabupaten Banjar (IC50 = 86,9039 μg/ml).

Penelitian selanjutnya yang dilakukan Kusumowati (2012) tentang


(21)

5

terhadap Aktivitas Antioksidan Teh Kombucha Rosella”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada pengaruh ketinggian tempat tumbuh yang berbeda terhadap aktivitas antioksidan teh kombucha rosella. Rerata aktivitas antoksidan ketinggian tempat 21 mdpl, 450 mdpl, dan 1100 mdpl berturut-turut adalah 66,888%, 61,999%, dan 53,600%. Berdasarkan beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa ketinggian tempat tumbuh suatu tanaman mempengaruhi aktivitas antioksidannya.

Mengingat tanaman sirih merah dan sirih hijau memiliki aktivitas antioksidan, peneliti tertarik untuk meneliti aktivitas antioksidan yang dimiliki oleh sirih merah dan sirih hijau pada ketinggian tempat yang berbeda. Seberapa berpengaruh ketinggian tempat terhadap aktivitas antioksidan yang dimiliki oleh tanaman sirih merah dan sirih hijau, sehingga nantinya diharapkan dapat memberikan informasi yang mendukung masyarakat untuk membudidayakan tanaman sirih merah dan sirih hijau dengan baik. Kemudian mampu juga menjadi alternatif untuk mengobati berbagai penyakit degeneratif yang semakin meningkat setiap tahunnya.

Antioksidan pada tanaman memberikan informasi penting pada masyarakat namun, antioksidan ini juga penting dikaji dalam suatu proses pembelajaran. Penting dikaji karena ada salah satu materi siswa yang berkaitan dengan antioksidan. Materi tersebut tentang struktur dan fungsi sel, salah satu fungsi sel yaitu pada tanaman yang dapat menghasilkan antioksidan. Ketika siswa mengetahui lebih dalam manfaat tentang suatu pembelajaran, siswa pasti akan lebih semangat untuk mempelajari materi


(22)

6

tersebut. Supaya mempermudah siswa untuk mempelajari aktivitas antioksidan tanaman, perlu adanya sumber belajar. Sumber belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilanm dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian dari adanya sumber belajar mampu mempermudah proses belajar mengajar (Djamarah, 2002).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Aktivitas Antioksidan Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) dan Sirih Merah (Piper crotatum) pada Ketinggian Tempat

Tumbuh yang Berbeda sebagai Sumber Belajar Biologi”.

1.2Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Adakah perbedaan aktivitas antioksidan daun sirih hijau (Piper betle L.)

berdasarkan ketinggian tempat tumbuh?

2. Adakah perbedaan aktivitas antioksidan daun sirih merah (Piper crotatum) berdasarkan ketinggian tempat tumbuh?

3. Adakah perbedaan aktivitas antioksidan daun sirih hijau (Piper betle L.) dan sirih merah (Piper crotatum)?

4. Bagaimanakah hasil penelitian ini dimanfaatkan sebagai sumber belajar Biologi SMA kelas XI pada Materi Sel Sebagai Unit Terkecil Kehidupan, dan Bioproses pada Sel?


(23)

7

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui aktivitas antioksidan daun sirih hijau (Piper betle L.) berdasarkan ketinggian tempat tumbuh yang berbeda.

2. Untuk mengetahui aktivitas antioksidan daun sirih merah (Piper crotatum) berdasarkan ketinggian tempat tumbuh yang berbeda.

3. Untuk mengetahui perbedaan aktivitas antioksidan daun sirih hijau (Piper

betle L.) dan sirih merah (Piper crotatum).

4. Untuk mengetahui pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi SMA kelas XI pada materi sel sebagai unit terkecil kehidupan, dan bioproses pada sel.

1.4Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan

Dari hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat dijadikan sebagai sumber belajar Biologi SMA kelas XI pada Materi Sel Sebagai Unit Terkecil Kehidupan, dan Bioproses pada Sel.

2. Manfaat Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang antioksidan alami dari daun sirih merah dan sirih hijau pada ketinggian tempat tumbuh yang berbeda yaitu di Tulungagung dan Batu.


(24)

8

3. Manfaat Teoritis

Menambah khasanah keilmuan bagi penulis tentang antioksidan pada daun sirih hijau dan sirih merah, sekaligus dapat memperluas terapan keilmuan peneliti pada mata kuliah Kesehatan Masyarakat, Fitofarmaka, Pengobatan Tradisional Indonesia dan Metode Penelitian.

1.5Batasan Masalah

Agar tidak terjadi gambaran luas dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun sirih hijau dan sirih merah.

2. Daun sirih hijau dan sirih merah diperoleh dari daerah Tulungagung dengan ketinggian ±104 meter dpl dan daerah Batu dengan ketinggian ±700 meter dpl .

3. Tanaman sirih merah dan sirih hijau diambil pada tempat dengan ±70% cahaya matahari, sebagai data pendukung dilihat kelembaban dan suhu dari kedua ketinggian tempat tersebut selama 2 hari dari BMKG Karangploso.

4. Uji yang dilakukan pada daun sirih hijau dan sirih merah adalah uji aktivitas antioksidan.

5. Uji untuk mengukur aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH (1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil). Metode DPPH memberikan informasi reaktivitas senyawa yang diuji dengan suatu radikal stabil. Metode DPPH


(25)

9

merupakan metode yang sederhana, cepat, dan mudah untuk skrining aktivitas penangkap radikal beberapa senyawa, selain itu metode ini terbukti akurat dan praktis.

1.6Definisi Istilah

1. Tanaman sirih hijau merupakan tamanan yang tumbuh memanjat atau bersandar pada batang pohon lain, tinggi 5-15m, batang lemah, permukaan kulit kasar dan berkerut-kerut, berwarna hijau kecoklatan, beruas atau bernodul besar tempat akan keluar (Dalimartha, 2006).

2. Tanaman sirih merah tumbuh dengan menjalar seperti sirih hijau. Batangnya bersulur dan beruas dengan jarak buku 5-10 cm dengan setiap buku tumbuh bakal akar. Daun sirih merah membentuk seperti jantung dengan ujung meruncing, dengan tepi yang rata, mengkilap serta tidak berbulu (Marlina, 2008).

3. Ketinggian tempat merupakan ketinggian suatu wilayah di atas permukaan laut atau elevasi (Hidayah, 2009).

4. Aktivitas antioksidan adalah proses suatu zat untuk menangkal atau mencegah reaksi oksidasi dari radikal bebas. Oksidasi merupakan suatu reaksi kimia yang mentransfer elektron dari satu zat ke oksidator (Supiyanti, 2010).


(26)

10

5. Sumber belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilanm dalam proses belajar mengajar (Djamarah, 2002).


(1)

terhadap Aktivitas Antioksidan Teh Kombucha Rosella”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh ketinggian tempat tumbuh yang berbeda terhadap aktivitas antioksidan teh kombucha rosella. Rerata aktivitas antoksidan ketinggian tempat 21 mdpl, 450 mdpl, dan 1100 mdpl berturut-turut adalah 66,888%, 61,999%, dan 53,600%. Berdasarkan beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa ketinggian tempat tumbuh suatu tanaman mempengaruhi aktivitas antioksidannya.

Mengingat tanaman sirih merah dan sirih hijau memiliki aktivitas antioksidan, peneliti tertarik untuk meneliti aktivitas antioksidan yang dimiliki oleh sirih merah dan sirih hijau pada ketinggian tempat yang berbeda. Seberapa berpengaruh ketinggian tempat terhadap aktivitas antioksidan yang dimiliki oleh tanaman sirih merah dan sirih hijau, sehingga nantinya diharapkan dapat memberikan informasi yang mendukung masyarakat untuk membudidayakan tanaman sirih merah dan sirih hijau dengan baik. Kemudian mampu juga menjadi alternatif untuk mengobati berbagai penyakit degeneratif yang semakin meningkat setiap tahunnya.

Antioksidan pada tanaman memberikan informasi penting pada masyarakat namun, antioksidan ini juga penting dikaji dalam suatu proses pembelajaran. Penting dikaji karena ada salah satu materi siswa yang berkaitan dengan antioksidan. Materi tersebut tentang struktur dan fungsi sel, salah satu fungsi sel yaitu pada tanaman yang dapat menghasilkan antioksidan. Ketika siswa mengetahui lebih dalam manfaat tentang suatu pembelajaran, siswa pasti akan lebih semangat untuk mempelajari materi


(2)

tersebut. Supaya mempermudah siswa untuk mempelajari aktivitas antioksidan tanaman, perlu adanya sumber belajar. Sumber belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilanm dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian dari adanya sumber belajar mampu mempermudah proses belajar mengajar (Djamarah, 2002).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Aktivitas Antioksidan Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) dan Sirih Merah (Piper crotatum) pada Ketinggian Tempat Tumbuh yang Berbeda sebagai Sumber Belajar Biologi”.

1.2Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Adakah perbedaan aktivitas antioksidan daun sirih hijau (Piper betle L.)

berdasarkan ketinggian tempat tumbuh?

2. Adakah perbedaan aktivitas antioksidan daun sirih merah (Piper crotatum) berdasarkan ketinggian tempat tumbuh?

3. Adakah perbedaan aktivitas antioksidan daun sirih hijau (Piper betle L.) dan sirih merah (Piper crotatum)?

4. Bagaimanakah hasil penelitian ini dimanfaatkan sebagai sumber belajar Biologi SMA kelas XI pada Materi Sel Sebagai Unit Terkecil Kehidupan, dan Bioproses pada Sel?


(3)

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui aktivitas antioksidan daun sirih hijau (Piper betle L.) berdasarkan ketinggian tempat tumbuh yang berbeda.

2. Untuk mengetahui aktivitas antioksidan daun sirih merah (Piper crotatum) berdasarkan ketinggian tempat tumbuh yang berbeda.

3. Untuk mengetahui perbedaan aktivitas antioksidan daun sirih hijau (Piper betle L.) dan sirih merah (Piper crotatum).

4. Untuk mengetahui pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi SMA kelas XI pada materi sel sebagai unit terkecil kehidupan, dan bioproses pada sel.

1.4Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan

Dari hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat dijadikan sebagai sumber belajar Biologi SMA kelas XI pada Materi Sel Sebagai Unit Terkecil Kehidupan, dan Bioproses pada Sel.

2. Manfaat Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang antioksidan alami dari daun sirih merah dan sirih hijau pada ketinggian tempat tumbuh yang berbeda yaitu di Tulungagung dan Batu.


(4)

3. Manfaat Teoritis

Menambah khasanah keilmuan bagi penulis tentang antioksidan pada daun sirih hijau dan sirih merah, sekaligus dapat memperluas terapan keilmuan peneliti pada mata kuliah Kesehatan Masyarakat, Fitofarmaka, Pengobatan Tradisional Indonesia dan Metode Penelitian.

1.5Batasan Masalah

Agar tidak terjadi gambaran luas dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun sirih hijau dan sirih merah.

2. Daun sirih hijau dan sirih merah diperoleh dari daerah Tulungagung dengan ketinggian ±104 meter dpl dan daerah Batu dengan ketinggian ±700 meter dpl .

3. Tanaman sirih merah dan sirih hijau diambil pada tempat dengan ±70% cahaya matahari, sebagai data pendukung dilihat kelembaban dan suhu dari kedua ketinggian tempat tersebut selama 2 hari dari BMKG Karangploso.

4. Uji yang dilakukan pada daun sirih hijau dan sirih merah adalah uji aktivitas antioksidan.

5. Uji untuk mengukur aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH (1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil). Metode DPPH memberikan informasi reaktivitas senyawa yang diuji dengan suatu radikal stabil. Metode DPPH


(5)

merupakan metode yang sederhana, cepat, dan mudah untuk skrining aktivitas penangkap radikal beberapa senyawa, selain itu metode ini terbukti akurat dan praktis.

1.6Definisi Istilah

1. Tanaman sirih hijau merupakan tamanan yang tumbuh memanjat atau bersandar pada batang pohon lain, tinggi 5-15m, batang lemah, permukaan kulit kasar dan berkerut-kerut, berwarna hijau kecoklatan, beruas atau bernodul besar tempat akan keluar (Dalimartha, 2006).

2. Tanaman sirih merah tumbuh dengan menjalar seperti sirih hijau. Batangnya bersulur dan beruas dengan jarak buku 5-10 cm dengan setiap buku tumbuh bakal akar. Daun sirih merah membentuk seperti jantung dengan ujung meruncing, dengan tepi yang rata, mengkilap serta tidak berbulu (Marlina, 2008).

3. Ketinggian tempat merupakan ketinggian suatu wilayah di atas permukaan laut atau elevasi (Hidayah, 2009).

4. Aktivitas antioksidan adalah proses suatu zat untuk menangkal atau mencegah reaksi oksidasi dari radikal bebas. Oksidasi merupakan suatu reaksi kimia yang mentransfer elektron dari satu zat ke oksidator (Supiyanti, 2010).


(6)

5. Sumber belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilanm dalam proses belajar mengajar (Djamarah, 2002).