Sebelah Utara berbatasan dengan Kec. Kemang, Bojong Gede, dan Kec. Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Sukaraja dan Kec. Ciawi, Sebelah Barat berbatasan dengan Ke Darmaga dan Ke Ciomas, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Cijeruk dan Kec. Caring

Pengenalan Kota Bogor Letak Geografis Menurut Anonim 2007a , s ecara geografis Kota Bogor terletak di antara 106º-48° BT dan 6°-26° LS dan terletak tepat di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor serta berdekatan dengan Ibukota Negara dan daerah penyangga lainnya. Kota Bogor memiliki potensi yang strategis bagi perkemb angan dan pertumbuhan ekonomi, jasa dan pusat kegiatan nasional untuk industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, dan pariwisata serta juga merupakan ancaman tersendiri atas berbagai penyakit menular seperti flu burung. Selain itu, Kota Bogor mempunyai rata-rata ketinggian minimum 190 m dan maksimum 330 m dari permukaan laut. Kondisi iklim di Kota Bogor suhu rata-rata tiap bulan 26 ° C dengan suhu terendah 21,8 ° C dengan suhu tertinggi 30,4 ° C. Kelembaban udara 70 , curah hujan rata-rata setiap tahun sekitar 3.500 - 4000 mm dengan curah hujan terbesar pada bulan Desember dan Januari. Sehingga Kota Bogor dijuluki sebagai Kota Hujan. Luas wilayah Kota Bogor sebesar 11.850 Ha terdiri dari 6 Kecamatan dan 68 Kelurahan. Kota Bogor merupakan salah satu Kota dalam wilayah Propinsi Jawa Barat. Kemudian secara Administratif kota Bogor terdiri dari 6 wilayah kecamatan yang terdiri dari Kecamata n Bogor Utara, Kecamatan Bogor Selatan, Kecamatan Bogor Timur, Kecamatan Bogor Barat, Kecamatan Bogor Tengah dan Kecamatan Tanah Sareal. Dengan total ada 68 kelurahan, 210 dusun, 623 RW, 2.712 RT dan dikelilingi oleh Wilayah Kabupaten Bogor yaitu sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kec. Kemang, Bojong Gede, dan Kec.

Sukaraja Kabupaten Bogor.

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Sukaraja dan Kec. Ciawi,

Kabupaten Bogor. c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Darmaga dan Kec. Ciomas, Kabupaten Bogor.

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Cijeruk dan Kec. Caringin,

Kabupaten Bogor. Peta Kota Bogor Gambar 3. Peta Kota Bogor 2007 Sumber: www.kotabogor.go.id Kondisi Umum Sosial Masyarakat Secara umum, masyarakat Kota Bogor merupakan masyarakat yang multi etnis. Hal ini terlihat dengan beragamnya berbagai latar belakang suku dan kebudayaan yang berkembang di Kota Bogor. Namur demikian, suku bangsa yang lebih dominan penduduk asli di Kota Bogor adalah suku Sunda Anonim 2007b. Menurut laporan dari Pemerintah Kota Bogor yang disampaikan oleh Walikota Bogor H. Diani Budiarto, jumlah penduduk Kota Bogor hingga akhir Mei 2007 mencapai 850.000 jiwa dengan laju penduduk mencapai 2,9 per tahun Anonim 2007c. Berdasarkan jumlah tersebut, terlihat bahwa jumlah penduduk Kota Bogor cukup besar. Apalagi jumlah tersebut belum termasuk kepada warga pendatang migran yang belum memiliki KTP Kartu Tanda Penduduk. Pengenalan Dinas Agribisnis Kota Bogor Tugas dan Fungsi Mengacu kepada Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 13 Tahun 2004 tentang Organisasi Perangkat Daerah, ada perubahan nama Dinas Pertanian menjadi Dinas Agribisnis, dengan perubahan nama ini, fokus pembangunan peternakan dan pertanian secara umum mengarah pada pengembangan usaha yang berbasis pertanian, sehingga bidang Peternakan merupakan bagian dari Dinas Agribisnis. Berdasarkan Peraturan Walikota Bogor Nomor 18 Tahun 2005 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Tata Kerja dan Uraian Tugas Jabatan Struktural di Lingkungan Dinas Agribisnis, tugas pokok Dinas Agribisnis Kota Bogor adalah melaksanakan kewenangan otonomi pemerintahan di Bidang Agribisnis meliputi Bidang Usaha Tanaman Pangan dan Holtikultura, Bidang Usaha Perikanan, Bidang Usaha Peternakan dan Bidang Ketahanan Panga n yang menjadi urusan rumah tangga daerah. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Walikota Bogor Nomor 18 Tahun 2005, Dinas Agribisnis Kota Bogor mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang agribisnis 2. Pelaksanaan Teknis Operasional di bidang Agribisnis yang meliputi Bidang Usaha Tanaman Pangan dan Holtikultura, Bidang Usaha Perikanan, Bidang Usaha Peternakan dan Bidang Ketahanan Pangan yang menjadi urusan rumah tangga daerah, serta pelayanan kepada ma syarakat. 3. Pemberian perijinan dan pelayanan umum. 4. Pelaksanaan teknis fungsional di bidang agribisnis. 5. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas dalam lingkup tugasnya. 6. Pengelolaan urusan ketatausahaan dinas. Visi dan Misi Sebagai perangkat daerah dalam ruang lingkup pemerintahan Kota Bogor, Dinas Agribisnis Kota Bogor mempunyai Visi dan Misi sebagai acuan dalam pembangunan. Visi Dinas Agribisnis Kota Bogor adalah Menjadikan Dinas Agribisnis Kota Bogor yang Amanah dalam Pengembangan Agribisnis Perkotaan Berwawasan Lingkungan dan Berkelanjutan. Untuk mewujudkan visi tersebut, Dinas Agribisnis mempunyai empat misi, yakni: 1. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pertanian secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan untuk meningkatkan ketahanan pangan. 2. Memotivasi masyarakatpetani sebagai pelaku usaha agribisnis agar mampu meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas pertanian yang memiliki daya saing dan nilai ekonomis tinggi, untuk meningkatkan usaha taninya, serta meningkatkan nilai tambah produk pertanian sehingga usaha agribisnis dan agropolitan dapat berkembang. 3. Mengawasi ketersediaan dan kualitas pangan nabati maupun hewani secara berkelanjutan. 4. Mengembangkan kemitraan sejajar dan kewirausahaan mesyarakat pertanian yang maju dan mandiri. Struktur Organisasi Dalam mewujudkan dan melaksanakan visi dan misi, Dinas Agribisnis Kota Bogor sebagai Dinas Teknis di lingkungan Pemerintahan Kota Bogor yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 13 Tahun 2004 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Bogor menetapkan Struktur Organisasi Dinas Agribisnis Kota Bogor sebagai berikut: 1. Kepala Dinas 2. Bagian Tata Usaha terdiri atas dua sub bagian 3. Bidang Usaha Tanaman Pangan dan Holtikultura terdiri atas dua seksi 4. Bidang Usaha Perikanan terdiri atas dua seksi 5. Bidang Usaha Peternakan terdiri atas dua seksi 6. Bidang Ketahanan Pangan terdiri atas dua seksi 7. UPTD-RPH Unit Pelaksana Teknis Daerah-Rumah Potong Hewan. Perda Nomor 13 Tahun 2004 tersebut mulai diberlakukan sejak tanggal 27 Mei 2004, sebelumnya Struktur Organisasi Dinas berdasarkan pada Perda Nomor 19 Tahun 2002. Bidang Usaha Peternakan Bidang Usaha Peternakan merupakan salah satu bidang dalam Dinas Agribisnis yang mempunyai dua bagian pokok tugas dan fungsi yakni Bina Kesmavet dan Pengolahan Hasil dan Bina Produksi Peternakan dan Kesehatan hewan yang memiliki peran dalam Intensifikasi peternakan. Dengan demikian, Dinas Agribisnis Bidang Usaha Peternakan Pemerintah Kota Bogor merupakan pelaksana teknis dalam penanganan dan pengendalian flu burung pada Unggas di wilayah Kota Bogor Maolana 2007. Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kegiatan Bidang Usaha peternakan tersebut, dipimpin oleh seorang kepala Bidang usaha peternakan dan dua orang kepala seksi serta dilaksanakan oleh sebanyak empat orang Dokter hewan, tiga orang Paramedis veteriner, dua orang Sarjana Peternakan dan sebanyak dua orang bukan keahlian keilmuan terkait bidang peternakan. Diantara petugas tersebut, untuk memudahkan dalam penanganan dan pengendalian flu burung, khususnya dalam melakukan epidemiologi penyakit, dibentuk petugas PDS Participatory Disease Surveilance atau tim pelacak penyakit dan PDR Participatory Disease Response atau tim respon cepat. Selain itu, Dinas Agribisnis juga dibantu oleh dokter hewan dan paramedik PTT Pegawai Tidak Tetap bantuan pusat unit KabupatenKota dalam rangka pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan menular dan zoonosis, khususnya flu burung Avian Influenza dari Departemen Pertanian sebanyak 5 orang 2 orang drh dan 3 orang paramedik. Gambar 4. Kantor Dinas Agribisnis Kota Bogor 2007 Alamat Kantor Kantor Dinas Agribisnis Kota Bogor beralamat di Jl.Raya Cipaku No.05, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Jawa Barat, Telp.0251 318670. Fax 0251 318670. MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu Studi Kasus Studi kasus ini bertempat di wilayah Kota Bogor, terutama dikantor Dinas Agribisnis Bidang Usaha Peternakan Kota Bogor, selama lima bulan, dari bulan Januari 2007 sampai Mei 2007. Bahan Studi Kasus Bahan yang digunakan dalam studi kasus ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer berupa data hasil mengikuti beberapa kegiatan teknis lapang secara langsung bersama petugas Dinas Agribisnis Bidang Usaha Peternakan Kota Bogor dan hasil pembagian kuisioner kepada masyarakat pemilik unggas di Kota Bogor. Data sekunder retrospektif berupa laporan kegiatan te knis lapang petugas Dinas Agribisnis Bidang Usaha Peternakan Kota Bogor dalam penanganan dan pengendalian flu burung pada unggas, sejak merebaknya flu burung pada unggas di Kota Bogor hingga tanggal 31 Mei 2007 dan laporan pusat pengendalian penyakit atau LDCC Local Disease Controlling Centre Flu Burung Avian Influenza Bogor. Metode Studi Kasus a. Pengumpulan Data Adapun pengumpulan data primer diperoleh dengan cara mengikuti beberapa kegiatan teknis lapang secara langsung bersama petugas Dinas Agribisnis Bidang Usaha Peternakan Kota Bogor dan pembagian kuisoner secara langsung kepada 54 orang responden masyarakat pemilik unggas di Kota Bogor dengan diambil secara acak setiap kecamatan sebanyak 9 responden untuk mengetahui gambaran umum deskriptif tentang upaya penanganan dan pengendalian flu burung di Kota Bogor. Sedangkan data sekunder didapatkan dari hasil laporan kegiatan teknis lapang petugas Dinas Agribisnis Bidang Usaha Peternakan Kota Bogor, laporan pusat pengendalian penyakit atau LDCC Local Disease Controlling Centre Flu Burung Avian Influenza Bogor dan berasal dari sumber data lainnya internet, buku, majalah dan koran.

b. Pemaparan Data