22
2.2.2. Klasifikasi berdasarkan tata cara perencanaan geometrik jalan
Klasifikasi jalan di Indonesia menurut bina marga dalam tata cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota TPGJAK No: 038 T BM 1997,
disusun pada Tabel 2.1. Tabel2.1. Klasifikasi jalan raya
Fungsi jalan ARTERI
KOLEKTOR LOCAL
Kelas jalan I
II IIIA
IIIB IIIC
Muatan sumbu terberat ton
10 10
8 Tidak ditentukan
Tipe medan D
B G
D B
G D
B G
Kemiringan medan
3 3-25
25 3
3-25 25
3 3-25
25
Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan sesuai PP.No. 26 1985 : Jalan Nasional, Jalan Propinsi, Jalan Kabupaten Kotamadya, Jalandesa, dan Jalan
khusus. Keterangan: Datar D, Perbukitan B, dan Pegunungan G
2.3. Arus Lalu Lintas
Arus lalu-lintas menunjukan jumlah kendaraan bermotor yang melintasi satu titik pada jalan dalam satu satuan waktu, dinyatakan dalam kendaraanjam atau
23
empjam atau AADT. Arus atau volume dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu berdasarkan arah arus dan jenis kendaraan. Terminologi yang biasa digunakan untuk
arus lalu-lintas atau volume lalu-lintas adalah: a. ADT average daily traffic atau dikenal juga sebagai LHR lalu-lintas harian
rata-rata yaitu volume lalu-lintas rata-rata harian berdasarkan pengumpulan data selama χ hari, dengan ketentuan 1 χ 365.
b. AADT average annual daily traffic atau dikenal juga sebagai LHRT lalu- lintas harian rata-rata tahunan, yaitu total volume rata-rata harian seperti
ADT, akan tetapi pengumpulan datanya harus 365 hari χ 365 hari.
c. 30 HV 30th highest annual hourly volume atau disebut juga sebagai DHV design hourly volume, yaitu volume lalu-lintas tiap jam yang dipakai sebagai
volume desain. d. Rate of flow atau flow rate adalah volume yang diperoleh dari pengamatan
yang lebih kecil dari satu jam, akan tetapi kemudian dikonversikan menjadi volume 1 jam secara linear.
2.4. Ekivalensi Mobil Penumpang EMP
Setiap jenis kendaraan mempunyai karakteristik pergerakan yang berbeda karena dimensi, kecepatan, percepatan maupun kemampuan maneuver masing-
masing tipe kendaraan berbeda, disamping itu juga pengaruh geometrik jalan. Oleh karena itu untuk menyamakan satuan dari masing-masing jenis kendaraan digunakan
satu satuan yang bisa dipakai dalam perencanaan lalu-lintas yang disebut ekivalensi
24
mobil penumpang atau disingkat emp, sehingga emp didefinisikan sebagai satuan untuk arus lalu-lintas dimana arus berbagai kendaraan telah diubah menjadi arus
kendaraan ringan termasuk mobil penumpang. Menurut MKJI 1998 ekivalensi mobil penumpang dipengaruhi oleh fungsi,
tipe jalan, tipe alinyemen dan arus lalu lintas. Tabel emp masing-masing dapat dilihat dalam Tabel 2.2, 2.3 dan 2.4
Tabel 2.2. Ekivalensi mobil penumpang 2 lajur 2 arah tak terbagi
Sumber : MKJI 1998
25
Tabel 2.3. Ekivalensi mobil penumpang 4 lajur 2 arah.
Sumber : MKJI 1998 Tabel 2.4. Ekivalensi mobil penumpang 6 lajur 2 arah terbagi.
Sumber : MKJI 1998
26
2.5. Kapasitas Jalan