d Tanda – tanda radang gusi atau sariawan
e Bibir kering atau pecah – pecah
6 Gigi
a Amati kondisi kebersihan gigi
b Perhatikan adanya tanda – tanda karies pada gigi
c Gigi tidak lengkap
d Perhatikan adanya gigi palsu
7 Telinga
a Amati kondisi dan kebersihan telinga
b Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga
c Adanya infeksi pada telinga
d Adanya perubahan pada daya pendengaran
8 Kulit
a Amati kondisi kulit tekstur, turgor, kelembaban
b Kebersihan kulit
c Perhatikan adanya perubahan warna kulit
d Pertusis
e Kulit keriput
9 Kuku tangan dan kaki
a Amati bentuk dan kebersihan kuku
b Perhatikan adanya kelainan atau luka
5.2 Analisa data
Menurut Tarwoto 2006, tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang teroganisir yang meliputi tiga aktivitas dasar:
1 Mengumpulkan data secara sistematis.
2 Menyortir dan mengatur data yang dikumpulkan.
3 Mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka kembali.
Tujuan pengumpulan data: a
Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien. b
Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien. c
Untuk menilai keadaan kesehatan klien. d
Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
Tipe data:
1. Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien. Sebagai suatu situasi atau kejadian, informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi,
perasaan, ketakutan, kecemasan, prustasi dan rasa malu.
2. Data objektif
Data objektif adalah data yang dapat diobserpasi dan diukur, dapat diperoleh mengunakan panca indra lihat, dengar, cium, sentuhraba, sesama pemeriksa fisik
Tarwoto, 2006 kaji batasan karakteristik yaitu: ketidakmampuan mengakses kamar mandi, membersihkan anggota tubuh, ketidak mampuan mnegunakan pakaian dan
lain-lain. Kaji faktor yang berhubungan yaitu: kendala lingkungan, penurunan motivasi, gangguan persepsi dan kognitif Wilkinson, 2011.
5.3 Rumusan masalah
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi ketika individu mengalami gangguan fungsi motorik atau kognitif yang mengakibatkan menurunnya kemanpuan dalam
melakukan aktivitas perawatan diri yang ada yaitu defisit perawatan diri: mandihigiene, berpakaianberhias, makan, BABBAK toileting Fitria, 2009.
1 Mandihigiene.
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi,
mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.
2 Berpakaianberhias.
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar
pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk alat tambahan, menggunakan kancing baju, mempertahankan penampilan pada tingkat yang
memuaskan. 3
Makan Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makan, mengunyah
makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, memanipulasi
Universitas Sumatera Utara
makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalu memasukkannya ke mulut, mencerna makanan menurut cara yang diterima masyarakat, serta
mencerna cukup makanan dengan aman. 4
BABBAK toileting Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan
jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting membersihkan diri setelah BABBAK dengan tepat, dan
menyiram toilet atau kamar kecil. Keterbatasan perawatan diri diatas biasanya diakibatkan karena steressor yang
cukup berat dan sulit ditangani oleh klien klien bisa mengalami harga diri rendah, sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam hal
mandi, berpakaian, makan, maupun BAB dan BAK. Bila tidak dilakukan intervensi oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa mengalami masalah resiko tinggi isolasi sosial
Fitria, 2009.
5.4 Perencanaan