Profil Kesehatan Kabupaten Sintang

200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3200 3400 3600 1993 1994 1995 1996 1997 Produksi Padi Produksi Jagung Produksi Kedelai Produksi Ubi Jalar Produksi Ubi Kayu Produksi Kacang Hijau Produksi Kacang Tanah Gambar 14. Produksi Komoditas Pertanian tahun 1993-1997

4.8. Profil Kesehatan Kabupaten Sintang

Hasil penelitian dan informasi dari Dinas Kesehatan Kalbar dan Sintang, umumnya masyarakat yang terkena dampak asap kebakaran mengakibatkan penyakit gangguan pernafasan yaitu Infeksi Saluran Pernafasan Atas ISPA baik dengan Pnemonia maupun non Pnemonia dan Bronchitis. Penyakit ISPA merupakan salah satu bentuk penyakit respiratorik yang menyerang saluran pernafasan dari hidung hingga saluran pernafasan besar Bronkus dengan penamaan sesuai dengan daerah serangannya yaitu Hidung Bronchitis besar, Rinisitis, Tonsilitis, Faringitis, Laringitis, Epiglotitis, dan Bronchitis. Jumlah kunjungan rawat jalan di rumah sakit sebesar 56,33 orang perhari yang terdiri dari kunjungan baru 12.467 orang dan kunjungan lama 16.900 orang. Dari kunjungan rawat jalan rumah sakit sebanyak 16.900 orang, rujukan dari puskemas 820 orang, dan fasilitas lain 172 orang, sedangkan sisanya datang sendiri 15.908 orang. Presentase rujukan sebesar 7.96. Survey dampak kesehatanpenyakit akibat kebakaran diambil dari lima kecamatan sampel di Kabupaten Sintang yaitu Nanga Pinoh, Menukung, Ketungau Hulu, Belimbing, dan Sintang. Jumlah penderita sakit yang terdaftar 101 yang diduga akibat meningkatnya asap akibat kebakaran periode Agustus- Desember 1997 sebanyak 2.734 orang. Dari jumlah tersebut, yang berobat dan menjalani rawat-inap di RS atau Puskesmas adalah 310 orang atau rata-rata 62 orangkecamatan dengan jumlah penduduk menderita sakit dan menginap di tingkat kabupaten 1.266 orang atau 2 dari penduduk kabupaten Sintang yang terpapar asap kebakaran hutan dan lahan tahun 1997 66.671 orang Tabel 14. Tabel 14. Hasil Survey Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan terhadap Kesehatan Masyarakat yang Berobat ke Rumah Sakit atau Puskesmas dirawat dan menginap Berobat Ke Rumah Sakit Puskesmas Dirawat dan Menginap Kec. No Jenis Penyakit Akibat Kebakaran Jumlah Penderita orang Biaya obat perorang Rporang Lama Rawat-Inap hari Biaya Rawat- Inap-Hari RpHari 1 ISPA Non Pneumona 73 30.000 2 35.000 2 Pneumona 28 48.000 7 35.000 Na-nga Pinoh 3 Bronchitis 11 48.000 4 35.000 1 ISPA Non Pneumona 33 30.000 6 35.000 2 Pneumona 21 48.000 7 35.000 Sin-tang 3 Bronchitis 18 48.000 4 35.000 1 ISPA Non Pneumona 41 30.000 5 35.000 2 Pneumona 21 48.000 6 35.000 Belimbing 3 Bronchitis 12 48.000 5 35.000 1 ISPA Non Pneumona 8 30.000 5 35.000 2 Pneumona 8 48.000 2 35.000 Menukung 3 Bronchitis 6 48.000 3 35.000 1 ISPA Non Pneumona 15 30.000 2 35.000 2 Pneumona 10 48.000 1 35.000 Ketungau Hulu 3 Bronchitis 5 48.000 2 35.000 Jumlah 5 Kecamatan 310 630.000 62 525.000 Rata-rata 62 42.000 4 35.000 Kabupaten 1.266 - - - Sumber : Hasil Olahan Data Dinas Kesehatan Sintang, 2003 Jenis penyakit yang paling banyak diderita penduduk di lima kecamatan sampel yaitu: ISPA Non Pneumona 1.731 orang 63; Pneumona 585 orang 22 dan penderita Bronchitis 417 orang 16,37. Biaya pembelian obat yang dikeluarkan tiap orang sebesar Rp. 42.000,-, dan biaya rawat di RS atau 102 Puskesmas perorang perhari adalah Rp. 35.000, dengan rata-rata lama menginap perpasien penderita sakit selama 4 hari. Sedangkan jumlah rata-rata penderita berobat ke RS atau Puskesmas tetapi tidak menginap adalah 116 orang kecamatan dengan jumlah total penderita sebanyak 12578 orang dan ditingkat kabupaten sebanyak 12.659 orang Tabel 15. Biaya pembelian obat baik yang menginap maupun tidak sama besarnya rata-rata Rp. 42.000orang. Jumlah penduduk yang tidak ke RS atau Puskesmas tetapi hanya membeli obat sendiri sebanyak 984 orang atau rata-rata 197 orangkecamatan atau sebanyak 42.197 orangkabupaten. Biaya pembelian obat perorang rata-rata sebesar Rp. 34.000,-. Jumlah pembeli masker asap 862 orang dengan rata-rata per kecamatan sebanyak 172 orang dan untuk Kabupaten sebanyak 10.549 orang, dengan harga rata-rata perunit masker sebesar Rp.7500,-. Tabel 15. Hasil Survey Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan terhadap Kesehatan Masyarakat yang Berobat ke Rumah Sakit atau Puskesmas tidak menginap dan beli obat sendiri Berobat Ke RS Puskesmas tidak Inap Tidak Ke RS Puskesmas tetapi Beli Obat Sendiri Biaya Membeli Masker Kec. Jenis Penyakit Akibat Kebakaran Jumlah Penderita orang Biaya obat perorang Rporang Jumlah Penderita orang Biaya obat perorang Rporang Jumlah Pengguna orang Harga Masker perunit Rpunit ISPA Non Pneumona 77 30.000 165 30.000 123 7.500 Pneumona 30 48.000 45 35.000 44 7.500 Na ng a Pi noh Bronchitis 13 48.000 31 35.000 21 7.500 ISPA Non Pneumona 171 30.000 175 30.000 221 7.500 Pneumona 39 48.000 48 35.000 58 7.500 Sinta n g Bronchitis 35 48.000 35 35.000 50 7.500 ISPA Non Pneumona 56 30.000 117 30.000 90 7.500 Pneumona 38 48.000 42 35.000 52 7.500 Belim- b ing Bronchitis 31 48.000 41 35.000 42 7.500 ISPA Non Pneumona 32 30.000 144 30.000 65 7.500 Pneumona 14 48.000 22 35.000 22 7.500 Menu- k ung Bronchitis 11 48.000 19 35.000 18 7.500 ISPA Non Pneumona 17 30.000 73 30.000 35 7.500 Pneumona 11 48.000 19 35.000 16 7.500 K et ung au H ulu Bronchitis 4 48.000 8 35.000 7 7.500 Jumlah 5 Kecamatan 578 630.000 984 500.000 862 90.000 Rata-rata 116 42.000 197 34.000 172 7.500 Kabupetan 12.659 - 4 2.197 - 10.549 - Sumber : Hasil Olahan Data Dinas Kesehatan Sintang, 2003 103 4.9. Profil Demografi Kabupaten Sintang Berdasarkan hasil pencatatan registrasi penduduk sampai dengan akhir tahun 1997 penduduk Kabupaten Sintang mencapai 421.966 jiwa. Sedangkan tahun 1996 berjumlah 417.364 jiwa atau meningkat 1,10 dengan rincian 215.074 orang 50,97 penduduk laki-laki dan 206.892 orang 49,03 penduduk perempuan. Kepadatan penduduk tahun 1997 masih tergolong rendah, sebesar 13 orangkm 2 dan 1.668 orangdesa yang berarti tidak ada perkembangan dibandingkan tahun 1996. Kepadatan tertinggi di Kecamatan Sintang 140 orangkm 2 dan terendah di Kecamatan Ambalau 2 orangKm 2 . Laju pertumbuhan penduduk tahun 1997 mencapai 1,61, lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 1996 yaitu 1,64, pertumbuhan penduduk tertinggi di Kecamatan Belimbing 3,90 dan terendah di Kecamatan Binjai Hulu 0,46. Sementara jumlah penduduk pada lima kecamatan yang berada dekat lokasi kebakaran berjumlah 127.576 orang pada tahun 1997 atau 30,23 dari penduduk kabupaten dengan jumlah penduduk terbesar di kecamatan Sintang Tabel 16. Tabel 16. Penduduk Lima Kecamatan di Kabupaten Sintang Tahun 1997 No Kecamatan Luas Wilayah km 2 Kepala Keluarga Laki-laki orang Perempuan orang Penduduk orang 1 Menukung 1.062,10 3.291 7.276 6.952 14.228 2 Nanga Pinoh 2.438,20 9.779 19.309 18.794 38.103 3 Belimbing 1.692,00 4.510 10.645 9.988 20.762 4 Sintang 277,05 8.556 19.744 18.974 38.718 5 Ketungau Hulu 2.138,20 2.885 8.305 7.496 15.765 Jumlah 5 Kecamatan 7.608 29.021 65.408 62.168 127.576 Jumlah 16 Kecamatan 24.671 63.315 149.666 144.724 294.420 2000 32.279 109.679 235.164 224.869 460.033 1999 32.279 96.424 222.402 213.616 436.018 1998 32.279 92.482 217.736 209.090 426.826 1997 32.279 92.336 215.074 206.892 421.966 1996 32.279 91.545 213.195 204.169 417.364 1995 32.279 86.59 207.641 197.654 405.295 1994 32.279 79.794 204.718 194.252 204.718 1993 32.279 78.958 202.919 191.872 394.791 1992 32.279 77.957 200.264 189.521 389.785 Sumber : BPS Kabupaten Sintang 2000 104

4.10. Profil Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan