Tujuan Biologi Udang Galah

memperlihatkan efek samping yang negatif sebagaimana yang terjadi pada penggunaan antibiotik terhadap lingkungan, udang, dan konsumen. Imunostimulan mengaktifkan mekanisme pertahanan non spesifik, cell mediated immunity, dan meningkatkan daya tahan terhadap penyakit infeksi dengan meningkatkan jumlah haemocyte dan aktivitas phenoloxydase Sakai 1999. Beberapa bahan yang berasal dari dinding sel bakteri dan khamir telah digunakan sebagai imunostimulan pada udang, seperti β-glukan, lipopolisakarida dan peptidoglikan, ketiganya memiliki kemampuan meningkatkan sistem imun udang. Pemanfaatan β-glukan sebagai imunostimulan yang ditambahkan dalam pakan telah dilakukan dan mampu menunjukkan pengaruh positif terhadap pertumbuhan dan kesehatan udang. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan 2 g β-glukan per kg pakan dapat meningkatkan respons imun dan peningkatan pertumbuhan juvenil udang vaname Lopez et al. 2003. Penelitian Chang et al. 2003 juga mengindikasikan bahwa penggunaan β-glukan dapat meningkatkan resistensi Penaeus monodon secara signifikan terhadap infeksi Vibrio harveyi. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh penambahan β-glukan sebesar 0, 0,075, 0,15, dan 0,225 dalam pakan terhadap kinerja produksi dan imunitas udang galah Macrobrachium rosenbergii.

1.2 Tujuan

Penelitian ini bertujuan mengevalusi pengaruh penambahan β-glukan sebesar 0, 0,075, 0,15, dan 0,225 dalam pakan terhadap aktivitas phenoloxydase PO, total haemocyte count, diferensial haemocyte count, kelangsungan hidup, dan kinerja pertumbuhan pada udang galah. II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi Udang Galah

Macrobrachium rosenbergii de Man Udang galah Macrobrachium rosenbergii de Man merupakan salah satu spesies udang yang termasuk ke dalam filum Arthropoda, kelas Crustacea, ordo Decapoda, famili Palaemonidea, genus Macrobrachium, spesies Macrobrachium rosenbergii New 2002. Udang galah yang sering disebut “giant freshwater prawn” dalam siklus hidupnya secara alami memerlukan lingkungan perairan tawar dan payau Wuwungan 2009, dimana selama pascalarva sampai dewasa menghuni perairan air tawar sedangkan fase larva sampai akhir masa metamorfosis menghuni perairan payau. Udang galah bersifat euryhaline yang mempunyai toleransi yang tinggi terhadap salinitas yaitu 0-20 gl. Di alam, induk udang galah dapat memijah di perairan tawar, lalu larvanya terbawa aliran sungai hingga ke laut. Larva yang baru menetas memerlukan air payau sebagai tempat kehidupannya. Apabila larva tidak berada di lingkungan air payau selama 3-5 hari semenjak menetas, maka larva tersebut akan mati. Apabila larva yang baru menetas itu menemukan lingkungan hidup yang cocok maka larva akan dapat tumbuh menjadi juvenil. Untuk mencapai tingkatan juvenil, larva tersebut harus melalui 11 tahap perkembangan larva. Pada setiap tahap terjadi pergantian kulit yang diikuti dengan perubahan struktur mofologinya. Setelah tahap juvenil dicapai, udang galah mulai memerlukan lingkungan air tawar sampai udang tersebut dewasa New 2002. Udang galah sebagaimana udang lainnya mengalami proses ganti kulit molting sepanjang hidupnya. Pertumbuhan udang merupakan fungsi dari pergantian kulit dan pertambahan bobot pada waktu pergantian kulit tersebut. Karena tubuh udang ditutupi oleh karapas yang keras, maka untuk tumbuh karapas yang lama harus dilepas dan diganti dengan yang baru dan lebih besar. Pada udang galah fase periode intermoult berlangsung selama 30-80 hari, fase premoult selama 10-12 hari, dan fase postmoult selama 2-6 hari pada suhu 27- 28 o C Saravanan et al. 2008. Pergantian kulit pada udang dapat terjadi pada kondisi lingkungan yang baik dan ketersediaan makanan yang cukup. Frekuensi molting udang akan meningkat pada temperatur yang lebih tinggi. Selama molting, absorpsi oksigen menjadi kurang efisien dan udang yang mati selama molting biasanya disebabkan oleh hypoxia. Sesaat setelah molting, karapas masih lunak dan menjadi rentan terhadap predasi dari sesamanya. Tabel 1. Parameter kualitas air untuk pemeliharaan udang galah Parameter Kisaran Nilai Batas Lethal maksimum Temperatur o C 25-30 12 ; 35 pH 7,0-8,0 9,5 Oksigen terlarut mgl 3-7 1 Salinitas mgg 10 - Kecerahan cm 25-40 - Alkalinitas mgl CaCO 3 eq 20-60 - Total Hardness dalam mgl CaCO3 30-150 - Ammonia tidak terionisasi mgl 0,3 0,5 pada pH 9,5 1,0 pada pH 9,0 2,0 pada pH 8,5 Nitrit mgl 2 - Nitrat mgl 10 - Sumber: New 2002

2.2 Sistem Imun Udang