PENGARUH KADAR PRIMOGEL TERHADAP MUTU FISIK ORALLY DISINTEGRATING TABLET IBUPROFEN (Metode Cetak Langsung)

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Setiap orang mungkin pernah menderita suatu penyakit dan pernah juga mengkonsumsi obat. Dewasa ini sudah banyak bentuk obat yang beredar di pasaran seperti kapsul, tablet, serbuk, salep, cairan ataupun dalam bentuk lainnya. Tentu saja tidak hanya bentuk sediaan yang beraneka ragam tetapi rute pemberiannya juga, diantaranya pemberian obat secara oral, topikal, parenteral dan lain-lain. Berbagai macam rute pemberian obat tersebut memainkan peranan penting dalam bioavailabilitas obat aktif dalam tubuh (Verma et al.,2010).

Pemberian obat melalui oral (mulut) merupakan cara yang paling banyak dipakai karena ini merupakan cara yang paling mudah, murah, aman, dan nyaman bagi pasien. Berbagai bentuk obat dapat di berikan secara oral baik dalam bentuk tablet, sirup, kapsul atau puyer. Dibandingkan dengan pemberian oral lainnya (larutan, granul, serbuk, dan lain sebagainya), sediaan yang paling banyak diproduksi, diresepkan dan beredar dimasyarakat adalah bentuk tablet (Velmurugan dan Vinushitha, 2010).

Menurut Farmakope Indonesia IV (1995) tablet merupakan sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Pada umumnya sediaan tablet, selain mengandung bahan aktif juga mengandung bahan-bahan tambahan-bahan seperti bahan-bahan pengisi, bahan-bahan pengikat, disintegran dan lubrikan. Bahan-bahan tersebut berfungsi sebagai pembentuk tablet dengan kekerasan, waktu hancur, disolusi dan keseragaman bobot yang memenuhi persyaratan (Banker et al., 1989). Obat dalam bentuk ini lebih banyak dijumpai di apotek dan dikonsumsi masyarakat karena lebih stabil, lebih mudah pemakaian dan penyimpanannya, serta ekonomis. Akan tetapi tablet juga memiliki kelemahan khususnya pada pasien pediatrik dan geriatrik serta pasien dengan keadaan susah menelan tablet sehingga sukar dalam penggunannya (Hirani et al., 2009).

Pada pasien pediatrik dan geriatrik, sulit menelan sediaan bentuk tablet merupakan masalah yang paling sering dialami, sehingga menyebabkan efek


(2)

2

terapi selama pengobatan menjadi kurang optimal. Oleh karena itu, kini diformulasi sediaan tablet oral yang hancur cepat di saliva tanpa bantuan air minum untuk menelan yang dikenal sebagai Orally Disintegrating Tablet (Ansel, 1989).

Orally Disintegrating Tablet merupakan tablet yang hancur dengan cepat dalam saliva. Tablet dirancang untuk larut dalam saliva dengan cepat dalam beberapa detik. Kini telah banyak obat-obat yang diformulasi sebagai sediaan ODT diantaranya Zyprexa (Ondansetron), Imocdium Instant Melts (Loperamid HCl), Risperdal M Tab (Risperidon) dan Nurofen Flashtab (Ibuprofen) (Velmurugan dan Vinushitha, 2010).

Pada penelitian ini digunakan bahan aktif ibuprofen. Ibuprofen merupakan obat antiinflamasi non-steroid (NSAID), penggunaannya luas pada orang dewasa dan anak-anak dalam mengatasi nyeri, demam dan peradangan (Raffa, 2005). Penyakit-penyakit tersebut sering dialami oleh pasien pediatrik dan geriatrik yang sulit untuk menelan tablet konvensional sehingga mereka cenderung menolak jika diberi obat.

Kriteria untuk sediaan ODT diantaranya harus melarut atau hancur dalam mulut pada hitungan detik; mudah dibawa tanpa ada resiko kerapuhan; memberikan kenyamanan di mulut (meninggalkan sedikit atau tanpa residu pada mulut setelah pemberian oral); memungkinkan pembuatan tablet menggunakan proses konvensional dan peralatan pengemasan pada harga terendah (Bhowmik et al., 2009). Sedangkan untuk pesyaratan fisik sediaan ODT yang baik memiliki waktu hancur kurang dari 1 menit serta kerapuhan kurang dari 1% (Izza et al., 2004). Diharapkan dengan pengembangan bentuk sediaan ODT ini dapat mengoptimalkan terapi terhadap pasien.

Agar sediaan ODT memenuhi persyaratan di atas, pada formulasinya harus memperhatikan bahan-bahan tambahan (eksipien) yang digunakan terutama bahan disintegran karena akan menentukan seberapa cepat bahan obat akan terlepas dari bahan pembawanya. Oleh karena itu pada penelitian ini digunakan superdisintegrant karena penggunaannya dalam konsentrasi yang relatif rendah sudah dapat memecah tablet. Contoh superdisintegrant yang sangat popular digunakan adalah croscarmelose (Ac-Di-Sol), crospovidon (polyplasdon) dan


(3)

3

sodium starch glycolate (Primogel) (Rudnic, 2005). Pada penelitian ini digunakan Primogel.

Primogel atau sodium starch glycolate sering digunakan sebagai disintegran sediaan oral seperti kapsul dan tablet. Primogel dalam formulasi sediaan tablet digunakan sebagai disintegran pada proses cetak langsung atau granulasi basah. Konsentrasi yang biasa digunakan dalam formulasi tablet konvensional adalah antara 2–8% dengan konsentrasi optimal sekitar 4%, meskipun dengan konsentrasi 2% saja sudah cukup (Rowe, 2009). Sehingga pada sediaan ODT penggunaan superdisintegran ditingkatkan konsentrasinya karena memerlukan waktu hancur yang lebih cepat dari tablet konvensional. Pada penelitian ini digunakan Primogel dengan konsentrasi 5 dan 10%.

Untuk menghasilkan sediaan ODT yang bermutu dan berkwalitas tinggi, sediaan harus memiliki stabilitas yang tinggi baik stabilitas kimia maupun stabilitas fisiknya. Oleh karena itu diperlukan pengontrolan mulai dari proses pembuatan sampai pendistribusiannya sehingga kwalitas sediaan dapat dipertahankan sampai digunakan oleh pasien. Selain itu pemilihan teknologi pembuatannya juga harus diperhatikan agar didapatkan stabilitas sediaan ODT yang memenuhi persyaratan. Metode yang digunakan pada pembuatan sediaan ODT antara lain freeze drying, moulding, sublimasi, granulasi basah dan cetak langsung. Namun pemilihan metode-metode tersebut harus mempertimbangkan beberapa aspek diantaranya peralatan, bahan-bahan tambahan dan biaya proses produksi (Shah et al., 2012).

Pada penelitian ini proses pembuatannya menggunakan metode cetak langsung. Cetak langsung menunjukkan teknik pembuatan tablet yang paling sederhana dan hemat biaya. Zat aktif dan eksipen dihaluskan terlebih dahulu dan dicampur, kemudian campuran yang telah homogen dicetak dalam mesin tablet sehingga menjadi tablet. Pemrosesannya tanpa memerlukan lembab dan panas sehingga tidak merusak zat aktif, hal ini merupakan keuntungan yang berarti dalam menjaga mutu tablet (Siregar, 2008).

Berdasarkan uraian di atas akan diteliti pengaruh penambahan Primogel sebagai disintegran dengan konsentrasi 5 dan 10% terhadap mutu fisik sediaan ODT ibuprofen yang dibuat dengan metode cetak langsung.


(4)

4

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh konsentrasi Primogel (5% dan 10%) terhadap mutu fisik sediaan ODT ibuprofen yang dibuat dengan metode cetak langsung?

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi Primogel (5% dan 10%) terhadap mutu fisik sediaan ODT ibuprofen yang dibuat dengan metode cetak langsung.

1.4. Hipotesis

Peningkatan konsentrasi Primogel pada sediaan ODT menyebabkan waktu hancur menjadi lebih cepat dan peningkatan laju disolusi.

1.5. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui konsentrasi Primogel sebagai disintegran yang dapat menghasilkan mutu fisik yang optimal pada sediaan ODTibuprofen.


(5)

SKRIPSI

PRADANA AGUS HIDAYATTULLAH

PENGARUH KADAR PRIMOGEL TERHADAP

MUTU FISIK

ORALLY DISINTEGRATING

TABLET

IBUPROFEN

(Metode Cetak Langsung)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014


(6)

(7)

(8)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul

“PENGARUH KADAR PRIMOGEL TERHADAP MUTU FISIK ORALLY

DISINTEGRATING TABLET IBUPROFEN (Metode Cetak Langsung). Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat mencapai gelar sarjana di Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Tersusunnya tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Bapak Dr. Ahmad Radjaram, Apt. dan Ibu Dra. Uswatun Chasanah, Apt., M.Kes. selaku dosen pembimbing yang dengan tulus dan ikhlas penuh kesabaran membimbing dan memberikan dorongan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Bapak Drs. H. Achmad Inoni, Apt. dan Ibu Arina Swastika M., S.Farm., Apt. selaku dosen penguji yang berkenan memberikan saran, masukan, dan kritik yang membangun terhadap skripsi ini.

3. Bapak Yoyok Bekti., S.Kep., Ners., M.Kep., Sp.Kom selaku dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti program sarjana.

4. Ibu Arina Swastika M., S.Farm., Apt. selaku dosen wali yang selalu membimbing dalam berbagai hal.

5. Seluruh bapak dan ibu dosen Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah memberikan ilmu dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Mas Ferdi dan Mbak Susi selaku laboran, atas semua bantuan waktu dan tenaga selama penyelesaian tugas akhir ini.


(9)

v

7. Kedua orang tua yang paling saya hormati dan sayangi, Ibu Nanik Munthohiyah dan Bapak Edi Susanto, adik Dwi Putra Andika, serta Erlina Wina yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dorongan, dan semangat. 8. Para sahabat Erwan, Fadhly, Afril, Angga, Rino, Yola, Tigor, Titis, Ara,

Eflin, Jibeng, Jack, Shella, Anis atas dukungan dan semangatnya.

9. Teman-teman Farmasi C 2010 atas keakraban dan kebersamaan menempuh kuliah selama 4 tahun.

10.Teman-teman skripsi solida (Yati, Titis, dan Odi) yang telah bekerja keras bersama.

11.Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Bantuan dari semua pihak dalam penelitian ini, penulis tidak mampu membalas dengan apapun. Semoga amal perbuatan semua pihak mendapat imbalan dari Allah SWT. Tidak ada satupun kebenaran dan kesempurnaan kecuali milik Allah SWT. Akhirnya tugas akhir yang masih banyak kekurangan ini penulis persembahkan kepada almamater Jurusan Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang dengan harapan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Malang


(10)

vi RINGKASAN

PENGARUH KADAR PRIMOGEL TERHADAP MUTU FISIK

ORALLY DISINTEGRATING TABLET

IBUPROFEN

(Metode Cetak Langsung)

Kebanyakan pasien pediatrik dan geriatrik sulit menelan sediaan bentuk tablet, sehingga menyebabkan efek terapi selama pengobatan menjadi kurang optimal. Oleh karena itu, kini diformulasi sediaan tablet yang hancur cepat di saliva tanpa bantuan air minum untuk menelan yang dikenal sebagai Orally Disintegrating Tablet.

Agar sediaan ODT memenuhi persyaratan, pada formulasinya harus memperhatikan bahan-bahan tambahan (eksipien) yang digunakan terutama bahan disintegran karena akan menentukan seberapa cepat bahan obat akan terlepas dari bahan pembawanya. Pada penelitian ini digunakan superdisintegrant Primogel karena penggunaannya dalam konsentrasi yang relatif rendah sudah dapat memecah tablet.

Salah satu metode yang digunakan pada pembuatan sediaan ODT adalah cetak langsung. Cetak langsung menunjukkan teknik pembuatan tablet yang paling sederhana dan hemat biaya. Pemrosesannya tanpa memerlukan lembab dan panas sehingga tidak merusak zat aktif, hal ini merupakan keuntungan yang berarti dalam menjaga mutu tablet.

Pada penelitian ini telah dilakukan serangkaian proses untuk mengetahui pengaruh konsentrasi Primogel (5% dan 10%) terhadap mutu fisik sediaan ODT ibuprofen dengan menggunakan metode cetak langsung, serta mengetahui konsentrasi yang menghasilkan mutu fisik yang optimal pada sediaan ODT ibuprofen. Sehingga yang menjadi variabel pada penelitian ini adalah konsentrasi Primogel dengan konsentrasi 5% (F2) dan 10% (F3), serta F1 tanpa bahan disintegran sebagai kontrol.

Dalam penelitian ini, sebelum dicetak menjadi tablet dilakukan pemeriksaan kualitatif terhadap bahan-bahan yang akan digunakan. Hasil pemeriksaaan kualitatif, didapatkan bahwa semua bahan telah memenuhi persyaratan yang terdapat dalam pustaka. Selanjutnya dilakukan pembuatan granul mannitol. Kemudian dilakukan periksaan mutu fisik massa granul meliputi kandungan lengas, kecepatan alir dan sudut diam, kompaktibilitas, serta kompresibilitas. Seluruh hasil pemeriksaan mutu fisik massa granul telah memenuhi persyaratan.

Setelah dilakukan pemeriksaan mutu fisik terhadap massa granul, kemudian ibuprofen, granul mannitol, bahan disintegran dan bahan lainnya dicampur hingga homogen. Setelah itu massa cetak ditabletasi dengan diameter ± 11 mm dan tekanan 1 ton. Kemudian dilakukan pemeriksaan mutu fisik tablet meliputi kekerasan, kerapuhan, waktu hancur, dan disolusi tablet.

Dari uji yang dilakukan diketahui bahwa kekerasan tablet untuk F1 sebesar 6,80kg±0,22; F2 sebesar 4,10kg±0,27 dan F3 sebesar 3,15kg±0,22. Dari hasil penelitian kekerasan, didapatkan bahwa peningkatan konsentrasi Primogel dapat menurunkan


(11)

vii

kekerasan tablet. Untuk pemeriksaan kerapuhan tablet didapatkan hasil untuk F1 sebesar 0,66%±0,14; F2 sebesar 1,05±0,34; dan F3 sebesar 1,12±0,28%. Kerapuhan tablet pada F2 dan F3 yang didapat lebih dari 1% sehingga tidak memenuhi persyaratan kerapuhan tablet (kurang dari 1%). Hal ini disebabkan oleh banyaknya fines yang dapat

meningkatkan persetase kerapuhan tablet. Pada pemeriksaan waktu hancur tablet diperoleh hasil yaitu F1 sebesar 1256,67 detik ± 5,77; F2 sebesar 47,67 detik ± 1,77 dan F3 sebesar 27.00 detik ± 1,53. Dari hasil pemeriksaan waktu hancur F2 dan F3 memenuhi persyaratan waktu hancur (kurang dari 1 menit). Sedangkan dari data hasil uji disolusi tablet dapat dilihat bahwa rata-rata persen ibuprofen yang terlarut pada menit ke-30 untuk F1 sebesar 5,28% ± 0,23, F2 sebesar 38,37% ± 4,34, F3 sebesar 98,04% ± 0,62. Dari hasil disolusi didapatkan bahwa penambahan konsentrasi Primogel menyebabkan peningkatan laju disolusi tablet.

Hasil analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan bermakna dari

penambahan konsentrasi Primogel di masing-masing formula terhadap uji kekerasan dan waktu hancur, sedangkan pada uji kerapuhan tidak menunjukkan perbedaan yang

bermakna. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi konsentrasi disintegran yang ditambahkan akan menurunkan kekerasan, mempercepat waktu hancur dan meningkatkan laju disolusi tablet.

Formula yang terpilih dalam penelitian ini ialah formula 3 yaitu formula dengan bahan disintegran Primogel sebesar 10%, dimana telah menghasilkan mutu fisik tablet yang baik serta persentase ibuprofen yang terlarut mencapai lebih dari 80% pada menit ke-10.


(12)

viii

ABSTRAK

PENGARUH KADAR PRIMOGEL TERHADAP MUTU FISIK

ORALLY DISINTEGRATING TABLET

IBUPROFEN

(Metode Cetak Langsung)

Orally Disintegrating Tablet (ODT) merupakan sediaan tablet yang cepat hancur di mulut tanpa membutuhkan air untuk menelan. ODT diformulasi untuk pasien pediatri, geriatri dan pasien yang sulit menelan tablet konvensional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi Primogel sebagai bahan disintegran terhadap mutu fisik sediaan ODT ibuprofen. Tablet dibuat dengan metode cetak langsung dengan berbagai konsentrasi Primogel (0%, 5%, dan 10%). Kemudian dilakukan mutu fisik sediaan ODT ibuprofen, antara lain kekerasan, kerapuhan, waktu hancur, dan profil disolusi. Berdasarkan analisis statistic, terdapat perbedaan yang signifikan pada kekerasan dan waktu hancur, tetapi untuk kerapuhan tablet tidak

memberikan perbedaan yang bermakna. Hasil menunjukkan terjadi penurunan kekerasan, peningkatan kerapuhan, mempercepat waktu hancur, dan meningkatkan profil pelepasan obat. Formula yang terpilih dalam penelitian ini adalah formula dengan konsentrasi Primogel 10%.


(13)

ix ABSTRACT

THE EFFECT OF PRIMOGEL CONCENTRATION TO PHYSICAL CHARACTERISTICS ORALLY DISINTEGRATING TABLETS OF IBUPROFEN

(Direct Compression Method)

Orally Disintegrating Tablets (ODT) are solid unit dosage form which disintegrate rapidly in the mouth without water for swallowing. ODT had been

formulated for pediatric, geriatric and patients who experience difficulty in swallowing conventional tablets. The purpose of this study was determine the effect of Primogel concentration as disintegrant agent on physical performance tablets of ibuprofen. The tablet was prepared by direct compression with different concentration of Primogel (0%, 5%, and 10%). Physical quality test for ibuprofen ODT had been evaluated, including hardness, friability, disintegration time, and dissolution profile. From statistical analysis, there were significant different among the formulas for the hardness and disintegration time, but friability test was not showed significant differences. The result showed that hardness of ibuprofen ODT were decreased, friability of ibuprofen ODT were increased disintegration time of ibuprofen ODT were more quickly, and drug release profile of ibuprofen ODT were increased. From this observation, it could be concluded that Primogel with 10% concentration was the chosen formula for ibuprofen ODT. Keyword : Primogel, Orally Disintegrating Tablet, Ibuprofen, Direct Compression


(14)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR SINGKATAN ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 4

1.3.Tujuan Penelitian ... 4

1.4.Hipotesis Penelitian ... 4

1.5.Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Tinjauan Tentang Orally Disintegrating Tablet ... 5

2.1.1. Pengertian ODT ... 5

2.1.2. Karakteristik ODT ... 6

2.1.3. Kelebihan dan Kekurangan Formulasi ODT ... 7

2.1.4. Metode Formulasi ODT ... 7

2.2. Tinjauan Tentang Disintegran ... 9

2.2.1. Pengertian Disintegran ... 9

2.2.2. Superdisintegran ... 9

2.3. Tinjauan Tentang Cetak Langsung ... 12

2.4. Tinjauan Tentang Bahan ... 13

2.4.1. Ibuprofen ... 13

2.4.2. Primogel ... 14


(15)

xi

2.4.4. Polivinilpirolidon (PVP) K-30 ... 15

2.4.5. Magnesium Stearat ... 16

2.4.6. Cab-O-Sil ... 17

2.5. Tinjauan Tentang Mutu Massa Granul ... 17

2.5.1. Kecepatan Alir dan Sudut Diam ... 17

2.5.2. Moisture Content ... 18

2.5.3. Penentuan % Kompresibilitas ... 18

2.5.4. Uji Kompresibilitas ... 19

2.6. Tinjauan Tentang Mutu Fisik Tablet ... 19

2.6.1. Kekerasan Tablet ... 19

2.6.2. Kerapuhan Tablet ... 19

2.6.3. Waktu Hancur Tablet ... 20

2.6.4. Waktu Disolusi Tablet ... 20

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ... 21

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 24

4.1. Bahan Penelitian ... 24

4.2. Alat Penelitian ... 24

4.3. Rancangan Penelitian ... 24

4.3.1. Metode Penelitian ... 25

4.3.2. Pemeriksaan Kualitatif Bahan Penelitian ... 28

4.3.3. Pemeriksaan Mutu Fisik Massa Granul ... 28

4.3.5. Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet ... 30

4.4. Rancangan Penelitian ... 31

BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 32

5.1. Pemeriksaan Kualitatif Bahan Penelitian ... 32

5.1.1. Pemeriksaan Kualitatif Ibuprofen ... 32

5.1.2. Pemeriksaan Kualitatif Primogel ... 33

5.1.3. Pemeriksaan Kualitatif Mannitol ... 33

5.2. Pembuatan Kurva Baku Ibuprofen ... 34

5.2.1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Ibuprofen ... 34

5.2.2. Pengaruh Primogel, Mannitol dan PVP K-30 Terhadap ... 35


(16)

xii

5.2.3. Pembuatan Kurva Baku Ibuprofen dalam

Media Dapar Fosfat pH 7,2 ... 35

5.3. Pemeriksaan Mutu Fisik Massa Granul ... 36

5.4. Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet ……….. 38

5.4.1. Hasil Uji Kekerasan Tablet ODT Ibuprofen ... 39

5.4.2. Hasil Uji Kerapuhan Tablet ODT Ibuprofen ... 41

5.4.3. Hasil Uji Waktu Hancur Tablet ODT Ibuprofen ... 42

5.4.3. Hasil Uji Disolusi Tablet ODT Ibuprofen ... 44

BAB 6 PEMBAHASAN ... 45

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51


(17)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Sediaan ODT yang Tersedia di Pasaran Internasional ... 6

II.2 Konsentrasi Penggunaan Cab-O-Sil ... 17

IV.1 Rancangan Formula ODT Ibuprofen ... 25

IV.2 Hubungan antara % Kompresibilitas dan Kemampuan Aliran .... 29

V.1 Pemeriksaan Spektra Inframerah Ibuprofen ... 32

V.2 Pemeriksaan Spektra Inframerah Primogel ... 33

V.3 Pemeriksaan Spektra Inframerah Mannitol ... 34

V.4 Kurva Baku Ibuprofen dalam Media Dapar Fosfat pH 7,2 ... 36

V.5 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Massa Cetak (Granul) ... 37

V.6 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet ODT Ibuprofen Metode Cetak Langsung dengan Bahan Disintegran Primogel ... 38

V.7 Hasil Pemeriksaan Profil Disolusi Tablet ODT Ibuprofen Metode Cetak Langsung dengan Bahan Disintegran Primogel ... 39

V.8 Uji Kekerasan Tablet ODT Ibuprofen ... 39

V.9 Uji Kerapuhan Tablet ODT Ibuprofen ... 41


(18)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Proses Pengembangan ... 10

2.2 Proses Aksi Porositas dan Kapilaritas ... 11

2.3 Proses Gaya Repulsif Partikel ... 12

2.4 Proses Deformasi ... 12

2.5 Rumus Struktur Ibuprofen ... 13

2.6 Rumus Struktur Primogel ... 14

2.7 Rumus Struktur Manitol ... 15

2.8 Rumus Struktur Polivinilpirolidon ... 16

3.1 Skema Kerangka Konseptual ... 23

4.1 Skema Kerja Penelitian ... 27

5.1 Spektrum Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Ibuprofen ... 34

5.2 Spektrum Pengaruh Bahan Tambahan Terhadap Absorbansi Ibuprofen ... 35

5.3 Kurva Baku Larutan Ibuprofen dalam Dapar Fosfat pH 7,2 ... 36

5.4 Grafik Pengaruh Tekanan Terhadap Kompaktibilitas Tablet ... 37

5.5 Grafik Kekerasan Tablet ODT Ibuprofen ... 40

5.6 Grafik Kerapuhan Tablet ODT Ibuprofen ... 42

5.7 Grafik Waktu Hancur Tablet ODT Ibuprofen ... 43

5.8 Profil Disolusi Tablet ODT Ibuprofen Terhadap Peningkatan Kadar Primogel ... 44


(19)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ... 53

2. Surat Pernyataan ... 54

3. Sertifikat Analisis Ibuprofen ... 55

4. Sertifikat Analisis Primogel ... 56

5. Sertifikat Analisis PVP K-30 ... 57

6. Hasil FT-IR Ibuprofen ... 58

7. Hasil FT-IR Primogel ... 60

8. Hasil FT-IR Mannitol ... 62

9. Tabel Gugus Fungsi FT-IR ... 64

10. Pemeriksaan Mutu Fisik Massa Cetak ... 65

11. Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet ODT Ibuprofen ... 67

12. Hasil Statistik Kekerasan ODT Ibuprofen ... 69

13. Hasil Statistik Kerapuhan ODT Ibuprofen ... 70

14. Hasil Statistik Waktu Hancur ODT Ibuprofen ... 71

15. Tabel F ... 72


(20)

xvi

DAFTAR SINGKATAN

°C : Derajat Celcius

µm : Mikrometer

cm : Centimeter

CMC-Na : Carboxymethylcellulose Sodium FT-IR : Fourier Transform Infra Red g/detik : gram per detik

g/ml : gram per millimeter KBr : Kalium Bromida

Kp : Kilopound

MC : Moisture Content

mg : Milligram

mg/kg : Milligram per kilogram

ml : Milliliter

mm : Millimeter

NaOH : Natrium Hidroksida

nm : Nanometer

pH : Powerp of Hydrogen rpm : Rotasi per Menit


(21)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H. C., 1989. Introduction to Pharmaceutical Dosage Form, Terjemahan : Farida Ibrahim, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi Keempat, Jakarta : Universitas Indonesia Press, p. 96-97, 254-268.

Aulton, M., and Summers M., 2002. Tablet and Compaction in : Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design, 2nd, Churchill Livingstone, Philadelphia, p. 397-439.

Bandari, S., Mittapalli, R.K., Gannu, R., Rao, Y.M., 2008. Orodispersible tablets: An overview, Asian Journal of Pharmaceutics, p. 2-11.

Banker, G.S., Anderson, N.R., 1989. Tablet, in : Lachman. L., Liebermann H.A., Kanig J.L., (eds), Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi Ketiga, Vol. 2, Jakarta : Universitas Indonesia Press, p. 680, 686-690.

Bhowmik, D., Chiranjib, B., Krishnakanth, Pankaj, Chandira, R., 2009. Fast Dissolving Tablet: An Overview. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research, Vol. 1, p. 163-177.

Carstensen, J.T., P.C Chan., (1977) Flow Rate and Repose Angles of Wet Processed Granulation, J. Pharm. Sci., Vol. 66, pp. 1235-1238.

DepKes RI, 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV, Jakarta, p. 4, 449, 519.

Hirani, J.J., Rathod, D.A., Vadalia, K.R., 2009. Orally Disintegrating Tablets: A Review.Tropical Journal of Pharmaceutical Research, Vol. 8, p. 161-172. Izza, K.A., Li, V.H., Look J.L., Parr, G.D., Schineller, M.K., 2004. Fast

Dissolving Tablet, United States Patent, p. 1-20.

Lachman, L., Lieberman, H.A, Kanig, J.L., 1994. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, 3rd Edition, diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, UI Press, Jakarta.

Lieberman, H.A., Rankell, A.S., 1989. Drying, in : Lachman, L., Liebermann, H.A., J.L Kaning, (Ed.) The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, 3rd Edition, Lea and Febiger, Philadelphia, p. 52.

Mangal, M., Thakral, S.M., Goswami, Ghai, P., 2012. Superdisintegrants: An Updated Review. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Science Research, Vol. 2, p. 26-35.

Ölmez, S.S., Vural, I., 2009. Advantages and Quality Control of Orally Disintegrating Tablets, Fabad Journal Pharmceutical Sciences, Vol. 34, p. 167-172.


(22)

xviii

Peter, D., 1980. Medicated Lozenges, In : Liebermann H.A., Lachman. L., Schwart, I.B., (eds), Pharmaceutical Dosage Form, Tablet, Vol. 1,2 nd Ed. Revisied and Expanded, Marcel Dekker. Inc, New York, p. 339-463. Paul, Y., Tyagi1, S., Singh, B., 2011. Formulation and Evaluation of Oral

Dispersible Tablets of Zidovudine with Different Superdisintegrants, International Journal of Current Pharmaceutical Review and Research, Vol. 2, p. 81-91.

Raffa R.B., 2005. Analgesic, Antipyretic, and Anti-Inflammatory Drugs, In Gennaro A.R. (ed), Remington: The Science and Practice of Pharmacy. 21st ed. Lippincott Williams and Wilkins, Philadelphia, p. 1537.

Reddy, G.A., 2012. Formulation and Evaluation of Oral Fast Disintegrating Tablets by Using Amlodipine Besylate Solid Dispersion by Direct Compression Method, Der Pharmacia Letre, Vol. 4, p. 683-694.

Retnowati, D., and D. Setyawan., 2010. Peningkatan Disolusi Ibuprofen dengan Sistem Dispersi Padat Ibuprofen - PVP K90, Majalah Farmasi Airlangga, Vol.8 No.1, p. 24-28.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, M.E., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, London : The Pharmaceutical Press and The American Pharmaceutical Association, p. 129-132, 404-405, 424-426, 663-665, 728-730.

Rudnic, E., 2005. Oral Solid Dosage Form, In Gennaro A.R. (ed), Remington: The Science and Practice of Pharmacy. 21st ed. Lippincott Williams and Wilkins, Philadelphia, p. 893.

Shah, D.K., Jani, J.H., Prajapati, A.J., Kalariya, D.N., Shah, B.K., 2012. Mouth Dissolving Tablets: An Overview of Formulation Technology, Pharmtechmedica, Vol. 1, p. 31-38.

Siregar, J.P., Wikarsa, S., 2008. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet, Buku Kedokteran ECG, Jakarta, p. 193-199, 235-237.

The Minister of Health, Labour and Welfare, 2006. Japanese Pharmacopeia, 15th Ed. p.

1449.

Tiwary, A.K., Goel, H., Rai, P., Rana1, V., 2008. Orally Disintegrating Systems: Innovations in Formulation and Technology, Recent Patents on Drug Delivery & Formulation, Vol. 2, p. 258-274.

Verma, P., Thakur, A.S., Deshmukh, K., Jha, A.K., Verma, S., 2010. Routes of Drug Administration. International Journal of Pharmaceutical Studies and

Research Vol. 1, hal. 54-59,

en.wikibooks.org/wiki/Structural_Biochemistry/enteral, diakses pada 7 oktober 2012.


(23)

xix

Velmurugan S., Vinushitha, S., 2010. Oral Disintegrating Tablets: An Overview. International Journal of Chemical and Pharmaceutical Sciences Vol.1, p 1-12.

Voigt R., 1984. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, UGM, Gajah Mada University Press, edisi Kelima, Terjemahan : Dr. Soendani Noerono, Jurusan Farmasi FMIPA-ITB, p. 593-597


(1)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Proses Pengembangan ... 10

2.2 Proses Aksi Porositas dan Kapilaritas ... 11

2.3 Proses Gaya Repulsif Partikel ... 12

2.4 Proses Deformasi ... 12

2.5 Rumus Struktur Ibuprofen ... 13

2.6 Rumus Struktur Primogel ... 14

2.7 Rumus Struktur Manitol ... 15

2.8 Rumus Struktur Polivinilpirolidon ... 16

3.1 Skema Kerangka Konseptual ... 23

4.1 Skema Kerja Penelitian ... 27

5.1 Spektrum Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Ibuprofen ... 34

5.2 Spektrum Pengaruh Bahan Tambahan Terhadap Absorbansi Ibuprofen ... 35

5.3 Kurva Baku Larutan Ibuprofen dalam Dapar Fosfat pH 7,2 ... 36

5.4 Grafik Pengaruh Tekanan Terhadap Kompaktibilitas Tablet ... 37

5.5 Grafik Kekerasan Tablet ODT Ibuprofen ... 40

5.6 Grafik Kerapuhan Tablet ODT Ibuprofen ... 42

5.7 Grafik Waktu Hancur Tablet ODT Ibuprofen ... 43

5.8 Profil Disolusi Tablet ODT Ibuprofen Terhadap Peningkatan Kadar Primogel ... 44


(2)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ... 53

2. Surat Pernyataan ... 54

3. Sertifikat Analisis Ibuprofen ... 55

4. Sertifikat Analisis Primogel ... 56

5. Sertifikat Analisis PVP K-30 ... 57

6. Hasil FT-IR Ibuprofen ... 58

7. Hasil FT-IR Primogel ... 60

8. Hasil FT-IR Mannitol ... 62

9. Tabel Gugus Fungsi FT-IR ... 64

10. Pemeriksaan Mutu Fisik Massa Cetak ... 65

11. Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet ODT Ibuprofen ... 67

12. Hasil Statistik Kekerasan ODT Ibuprofen ... 69

13. Hasil Statistik Kerapuhan ODT Ibuprofen ... 70

14. Hasil Statistik Waktu Hancur ODT Ibuprofen ... 71

15. Tabel F ... 72


(3)

xvi

DAFTAR SINGKATAN

°C : Derajat Celcius

µm : Mikrometer

cm : Centimeter

CMC-Na : Carboxymethylcellulose Sodium FT-IR : Fourier Transform Infra Red g/detik : gram per detik

g/ml : gram per millimeter

KBr : Kalium Bromida

Kp : Kilopound

MC : Moisture Content

mg : Milligram

mg/kg : Milligram per kilogram

ml : Milliliter

mm : Millimeter

NaOH : Natrium Hidroksida

nm : Nanometer

pH : Powerp of Hydrogen

rpm : Rotasi per Menit


(4)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H. C., 1989. Introduction to Pharmaceutical Dosage Form, Terjemahan : Farida Ibrahim, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi Keempat, Jakarta : Universitas Indonesia Press, p. 96-97, 254-268.

Aulton, M., and Summers M., 2002. Tablet and Compaction in : Pharmaceutics

The Science of Dosage Form Design, 2nd, Churchill Livingstone,

Philadelphia, p. 397-439.

Bandari, S., Mittapalli, R.K., Gannu, R., Rao, Y.M., 2008. Orodispersible tablets: An overview, Asian Journal of Pharmaceutics, p. 2-11.

Banker, G.S., Anderson, N.R., 1989. Tablet, in : Lachman. L., Liebermann H.A., Kanig J.L., (eds), Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi Ketiga, Vol. 2, Jakarta : Universitas Indonesia Press, p. 680, 686-690.

Bhowmik, D., Chiranjib, B., Krishnakanth, Pankaj, Chandira, R., 2009. Fast Dissolving Tablet: An Overview. Journal of Chemical and

Pharmaceutical Research, Vol. 1, p. 163-177.

Carstensen, J.T., P.C Chan., (1977) Flow Rate and Repose Angles of Wet Processed Granulation, J. Pharm. Sci., Vol. 66, pp. 1235-1238.

DepKes RI, 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV, Jakarta, p. 4, 449, 519.

Hirani, J.J., Rathod, D.A., Vadalia, K.R., 2009. Orally Disintegrating Tablets: A Review.Tropical Journal of Pharmaceutical Research, Vol. 8, p. 161-172. Izza, K.A., Li, V.H., Look J.L., Parr, G.D., Schineller, M.K., 2004. Fast

Dissolving Tablet, United States Patent, p. 1-20.

Lachman, L., Lieberman, H.A, Kanig, J.L., 1994. The Theory and Practice of

Industrial Pharmacy, 3rd Edition, diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, UI

Press, Jakarta.

Lieberman, H.A., Rankell, A.S., 1989. Drying, in : Lachman, L., Liebermann, H.A., J.L Kaning, (Ed.) The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, 3rd Edition, Lea and Febiger, Philadelphia, p. 52.

Mangal, M., Thakral, S.M., Goswami, Ghai, P., 2012. Superdisintegrants: An Updated Review. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical

Science Research, Vol. 2, p. 26-35.

Ölmez, S.S., Vural, I., 2009. Advantages and Quality Control of Orally Disintegrating Tablets, Fabad Journal Pharmceutical Sciences, Vol. 34, p. 167-172.


(5)

xviii

Peter, D., 1980. Medicated Lozenges, In : Liebermann H.A., Lachman. L., Schwart, I.B., (eds), Pharmaceutical Dosage Form, Tablet, Vol. 1,2 nd Ed. Revisied and Expanded, Marcel Dekker. Inc, New York, p. 339-463. Paul, Y., Tyagi1, S., Singh, B., 2011. Formulation and Evaluation of Oral

Dispersible Tablets of Zidovudine with Different Superdisintegrants,

International Journal of Current Pharmaceutical Review and Research,

Vol. 2, p. 81-91.

Raffa R.B., 2005. Analgesic, Antipyretic, and Anti-Inflammatory Drugs, In Gennaro A.R. (ed), Remington: The Science and Practice of Pharmacy. 21st ed. Lippincott Williams and Wilkins, Philadelphia, p. 1537.

Reddy, G.A., 2012. Formulation and Evaluation of Oral Fast Disintegrating Tablets by Using Amlodipine Besylate Solid Dispersion by Direct Compression Method, Der Pharmacia Letre, Vol. 4, p. 683-694.

Retnowati, D., and D. Setyawan., 2010. Peningkatan Disolusi Ibuprofen dengan Sistem Dispersi Padat Ibuprofen - PVP K90, Majalah Farmasi Airlangga, Vol.8 No.1, p. 24-28.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, M.E., 2009. Handbook of Pharmaceutical

Excipients, Sixth Edition, London : The Pharmaceutical Press and The

American Pharmaceutical Association, p. 129-132, 404-405, 424-426, 663-665, 728-730.

Rudnic, E., 2005. Oral Solid Dosage Form, In Gennaro A.R. (ed), Remington: The

Science and Practice of Pharmacy. 21st ed. Lippincott Williams and

Wilkins, Philadelphia, p. 893.

Shah, D.K., Jani, J.H., Prajapati, A.J., Kalariya, D.N., Shah, B.K., 2012. Mouth Dissolving Tablets: An Overview of Formulation Technology,

Pharmtechmedica, Vol. 1, p. 31-38.

Siregar, J.P., Wikarsa, S., 2008. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet, Buku Kedokteran ECG, Jakarta, p. 193-199, 235-237.

The Minister of Health, Labour and Welfare, 2006. Japanese Pharmacopeia, 15th Ed. p.

1449.

Tiwary, A.K., Goel, H., Rai, P., Rana1, V., 2008. Orally Disintegrating Systems: Innovations in Formulation and Technology, Recent Patents on Drug

Delivery & Formulation, Vol. 2, p. 258-274.

Verma, P., Thakur, A.S., Deshmukh, K., Jha, A.K., Verma, S., 2010. Routes of Drug Administration. International Journal of Pharmaceutical Studies and

Research Vol. 1, hal. 54-59,

en.wikibooks.org/wiki/Structural_Biochemistry/enteral, diakses pada 7 oktober 2012.


(6)

xix

Velmurugan S., Vinushitha, S., 2010. Oral Disintegrating Tablets: An Overview.

International Journal of Chemical and Pharmaceutical Sciences Vol.1, p

1-12.

Voigt R., 1984. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, UGM, Gajah Mada University Press, edisi Kelima, Terjemahan : Dr. Soendani Noerono, Jurusan Farmasi FMIPA-ITB, p. 593-597