kumulatif dampak yang berlangsung hanya pada satu atau lebih tahapan kegiatan.
4 Intensitas dampak : melebihi baku mutu lingkungan, melampaui kriteria yang diakui secara ilmiah, species langka atau endemik terancam, menimbulkan
kerusakan kawasan lindung, memusnahkan benda-benda atau bangunan bersejarah, mengakibatkan konflik atau kontroversi, mengubah areal yang
mempunyai keindahan. 5 Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak : menimbulkan
dampak sekunder dan dampak lanjutan lainnya yang jumlah komponennya lebih atau sama dengan komponen lingkungan yang terkena dampak primer.
6 Sifat kumulatif dampak : berlangsung berulangkali dan terus-menerus, dampak bertumpuk pada suatu ruang tertentu sehinga tidak dapat diasimilasi,
menimbulkan efek saling memperkuat. 7 Berbalik atau tidaknya dampak : perubahan tidak dapat dipulihkan kembali
walaupun dengan intervensi manusia. Pengukuran dampak dalam penelitian ini tidak dilakukan secara langsung,
tetapi menggunakan data sekunder dan penelusuran kajian ilmiah dampak penebangan hutan terhadap hidrologi, tanah, erosi, sedimentasi, keanekaragaman
hayati dan iklim mikro. Dengan mengasumsikan kondisi kajian dampak penebangan hutan tersebut serupa dengan kondisi di Kabupaten Kutai
Kartanegera, maka kerusakan hutan akibat penebangan hutan di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat diprediksi. Berdasarkan data sekunder jumlah volume kayu
rata-rata yang ditebang setiap tahun di Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan menggunakan asumsi produktivitas hutan produksi 30 m
3
per hektar, maka luas kerusakan hutan akibat penebangan setiap tahun dapat dihitung. Selanjutnya
dilakukan evaluasi dampak penebangan berdasarkan asumsi-asumsi kajian ilmiah.
2. Valuasi Ekonomi
Kebijakan eksploitasi hutan akan berdampak positif benefits dan negatif cost. Dampak positif yang ditimbulkan adalah meningkatnya perekonomian,
penghitungan komponen dampak positif dilakukan secara sederhana yaitu dalam bentuk penambahan PDRB. Dampak negatif akibat eksploitasi hutan yang akan
30
terjadi diperkirakan terdiri atas erosi tanah, penurunan kesuburan tanah, sedimentasi, peningkatan aliran permukaan dan debit sungaiterganggunya fungsi
hidrologi, penurunan kualitas air sungai, penurunan keanekaragaman hayati vegetasi dan satwaliar, dan perubahan iklim mikro.
Valuasi ekonomi terhadap dampakkerusakan lingkungan yang diperkirakan timbul dari eksploitasi hutan yang berada dalam ekosistem DAS Mahakam
dilakukan setelah identifikasi dan evaluasi dampak Askary 2001. Nilai ekonomi total NET adalah konsep yang digunakan untuk mengestimasi biaya atau nilai
kerusakan atau dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan. Dalam penelitian ini, nilai ekonomi kerusakan di hulu dibatasi nilai kerusakan kawasan
hutan akibat eksploitasi hutan yaitu nilai fungsi hidrologi, nilai erosi tanah, nilai penurunan kesuburan tanah, dan nilai keanekaragaman hayati penurunan jenis
vegetasi dan satwaliar. Sedangkan nilai kerusakan di daerah hilir dibatasi pada nilai kerusakan akibat sedimentasi pada perairan di muara Sungai Mahakam.
Secara matematis nilai lingkungan secara keseluruhan atau nilai ekonomi total NET merupakan penjumlahan nilai dari penggunaan langsung, nilai penggunaan
tidak langsung, nilai pilihan dan nilai keberadaannya Suparmoko 2002. Rumus NET secara matematis adalah sebagai berikut :
NET = NP + NNP = NPL + NPTL + NP + NK + NW
Dimana :
NET = nilai ekonomi total total economic value NP
= nilai penggunaan use value NNP = nilai non-penggunaan non-use value
NPL = nilai penggunaan langsung direct use value NPTL = nilai penggunaan tidak langsung indirect use value
NP
= nilai pilihan masa depan option value NA
= nilai keberadaan existence value NW
= nilai warisan bequest value Untuk pengukuran nilai kerusakan yang tidak dilakukan secara langsung,
valuasi ekonomi dampak menggunakan hasil perhitungan berdasarkan referensi atau dengan metode benefit transfer Askary 2001.
31
Valuasi Dampak Erosi Tanah
Valuasi kerusakan lingkungan karena terjadinya erosi tanah dilakukan dengan pendekatan tidak langsung yaitu pendekatan biaya pengganti replacement cost.
Pendekatan ini menggunakan pengeluaran expenditure untuk mengganti suatu sumberdaya lingkungan atau barang-jasa buatan manusia atau aset.
Valuasi Dampak Penurunan Kesuburan Tanah
Terjadinya erosi yang mengikis lapisan permukaan tanah atas yang merupakan bagian tanah yang subur atau kaya akan unsur hara. Valuasi hilangnya unsur hara
tanah pada kawasan hutan sebagai akibat dampak dari kegiatan pemamenan kayueskploitasi hutan didekati dengan metode pendekatan biaya pengganti
replacement cost. Unsur hara tanah yang hilang jika diasumsikan tanah subur umumnya terdiri atas unsur N, P, dan K, maka nilai kesuburan tanah akan didekati
dengan menggunakan harga pupuk di pasar pada tahun 2001.
Valuasi Dampak Terhadap Fungsi Hidrologi
Fungsi hidrologi atau pengatur tata air pada ekosistem adalah menjaga keseimbangan masukan dan keluaran air pada musim hujan dan musim kemarau.
Eksploitasi hutan menyebabkan fungsi hidrologi terganggu karena berkurangnya penutupan vegetasi pohon. Efeknya disaat musim hujan terjadi peningkatan aliran
permukaan dan debit sungai. Teknik valuasi yang digunakan pada dampak terganggunya fungsi hidrologi menggunakan metode benefit transfer.
Valuasi Dampak Sedimentasi
Transpor sedimen yang terus masuk ke muara Sungai Mahakam menyebabkan rusaknya habitat ikan. Teknik valuasi kerusakan lingkungan karena sedimentasi
ini dilakukan berdasarkan Perubahan Pendapatan Nelayan Change in Income Technique
. Pada kondisi adanya kaitan langsung antara dampak lingkungan dan pendapatan, maka dampak lingkungan dapat dihitung sebagai perubahan
pendapatan. Dalam penelitian ini sedimentasi berpengaruh pada penurunan hasil
32
tangkapan nelayan. Secara matematis rumus untuk menghitung perubahan pendapatan adalah sebagai berikut :
P = x - y Dimana :
P = Perubahan pendapatan nelayan x = Pendapatan Nelayan dari hasil tangkapan ikan sebelum terjadi
sedimentasi separah kondisi saat ini lima tahun yang lalutahun 2000
y = Pendapatan dari hasil tangkapan ikan setelah terjadi sedimentasi tahun 2006
Valuasi Dampak Terhadap Keanekaragaman Hayati
Kegiatan penebangan hutan berdampak terhadap penurunan keanekaragaman hayati. Aktivitas pemanenan kayu berdampak terhadap vegetasi dan satwa liar
keanekaragaman hayati. Teknik valuasi yang digunakan pada dampak penurunan keanekaragaman hayati dalam penelitian ini menggunakan metode
benefit transfer.
3. Analisis Biaya dan Manfaat