menjalankannya dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksi apabila melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.
2.2.2. Macam-macam Disiplin Kerja
Menurut Handoko 2011, ada dua bentuk disiplin kerja, yaitu disiplin preventip dan disiplin korektip.
a. Disiplin Preventip Disiplin preventip adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk
mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan-penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokoknya
adalah untuk mendorong disiplin diri diantara para karyawan. Dengan cara ini para karyawan menjaga disiplin diri mereka bukan semata-mata karena
dipaksa manajemen. b. Disiplin Korektip
Disiplin korektip adalah kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari
pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektip sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan disciplinary action. Sebagai
contoh, tindakan pendisiplinan bisa berupa peringatan atau skorsing. Penelitian ini hanya menggunakan bentuk disiplin kerja preventif
karena meneliti tingkat kedisiplinan sebelum karyawan mendapakan skorsing dari perusahaan. Indikatornya adalah frekuensi kehadiran, tingkat
kewaspadaan, ketaatan pada standar kerja, ketaatan pada peraturan kerja, dan etika kerja.
2.2.3. Maksud dan Sasaran Pendisiplinan
Handoko 2011, berpendapat bahwa maksud pendisiplinan adalah untuk memperbaiki kegiatan di waktu yang akan datang bukan menghukum kegiatan di
masa lalu. Sedangkan sasaran tindakan pendisiplinan hendaknya positip, bersifat mendidik dan mengoreksi, bukan tindakan negatip yang menjatuhkan karyawan
berbuat salah. Pendekatan negatip yang bersifat menghukum biasanya mempunyai berbagai pengaruh sampingan yang merugikan, seperti hubungan emosional
terganggu, absensi meningkat, apati atau kelesuan, dan ketakutan pada penyelia. Berbagai sasaran tindakan pendisiplinan, secara ringkas adalah sebagai
berikut: 1. Untuk memperbaiki pelanggar
2. Untuk menghalangi para karyawan yang lain melakukan kegiatan-kegiatan yang serupa
3. Untuk menjaga berbagai standar kelompok tetap konsisten dan efektip. Handoko, 2011.
Menurut Saydam dalam Anggriani 2008:57, penerapan disiplin itu dalam kehidupan organisasi ditujukan agar semua pegawai yang ada dalam organisasi
bersedia dengan sukarela mematuhi dan mentaati segala peraturan dan tata tertib yang berlaku dalam organisasi tanpa paksaan. Mematuhi peraturan berarti
memberi dukungan positif pada organisasi dalam melaksanakan program-program yang telah ditetapkan.
Disiplin yang efektif menghukum kegiatan karyawan yang salah, bukan menyalahkan
karyawan sebagai
orang. Para
manajer hendaknya
mempertimbangkan perasaan karyawan dalam tindakan pendisiplinan, yaitu melalui pelaksanaan disiplin secara pribadi, bukan di depan orang banyak atau
para karyawan lain.
2.2.4. Pelaksanaan Sanksi Pelanggaran Disiplin Kerja