Validitas Soal Tes Kemampuan Berpikir Logis Matematis

Wiwin Iriani, 2014 Peningkatan Kemampuan Berpikir Logis Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Dengan Pendekatan Openended Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Data Hasil Validasi Panelis Untuk Soal Kemampuan Berpikir Logis Matematis No Soal Penilaian Keputusan 1, 2, 3a, 3b, 4a, dan 6a Sesuai Diterima 4b, 5a dan 6b Cukup sesuai Diterima dengan revisi 5b Tidak sesuai Dibuang Berdasarkan Tabel 3.2 di atas, dapat disimpulkan dari 10 butir soal yang dibuat, satu butir soal dibuang. Hal ini dikarenakan panelis menyimpulkan butir soal 5b tidak perlu diberikan karena sudah tercermin dalam pertanyaan no 5a. Selain itu, menurut pertimbangan mereka waktu yang diberikan diduga tidak akan cukup bagi siswa untuk menyelesaikan soal sebanyak itu. Mengingat, soal yang diberikan bukanlah soal rutin yang biasa siswa hadapi sahari-hari. Sehingga soal yang akan diuji coba lebih lanjut ada 9 butir soal. Uraian rinci tentang hasil validitas teoritis dapat dilihat pada lampiran 2 halaman234. Setelah instrumen dinyatakan telah memenuhi validitas isi dan konstruk oleh panelis,secara terbatas instrumen diujicobakan kepada tiga orang siswa.Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keterbacaan dan kejelasan bahasa. Dengan kata lain, ingin mengetahui apakah setiap butir soal dapat dipahami dengan baik oleh siswa atau tidak. Dari hasil uji coba terbatas, diperoleh gambaran bahwa semua butir soal tes dapat dipahami dengan baik oleh siswa. 2 Validitas Empiris Penilaian validitas isi dan konstruk secara empiris dilakukan melalui ujicoba instrumen kepada responden. Responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa yang memiliki karakteristik yang sama dengan siswa yang akan diteliti nanti. Pada penelitian ini, ujicoba instrumen penelitian dilakukan pada 40 orang siswa kelas IX di sekolah yang sama yang sudah menerima materi yang diujicobakan. Validitas empiris dilakukan untuk menilai validitas tiap butir soal tes. Validitas tiap butirditinjau dengan menggunakan kriteria tertentu. Langkah yang dilakukan untuk menentukan valid tidaknya suatu butir soal tes,pertama dihitung Wiwin Iriani, 2014 Peningkatan Kemampuan Berpikir Logis Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Dengan Pendekatan Openended Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu terlebih dahulu koefisien validitasnya. Selanjutnya koefisien validitas yang diperoleh, dibandingkan dengan kriteria tertentu. Untuk menghitung koefisien validitas tiap butir soal, menggunakan rumuskorelasi Product Momenmemakai angka kasar Suherman, 2003:120. Adapun rumus korelasi Product Momen yang digunakan, adalah sebagai berikut: r xy = N XY − X Y {N X 2 – X 2 {N Y 2 − Y 2 } Keterangan : r xy = Koefisien validitas antar variabel x dan variabel y X = Skor tiap butir soal Y = Jumlah skor total N = Jumlah subyek. Selanjutnya, setelah diperoleh nilai koefisien validitasnya lakukan uji validitas tiap butir soal tes dengan membandingkan t hitung dengan nilai kritis t tabel nilai tabel. Tiap butir soal tes dikatakan valid, apabila pada taraf signifikasi � = 0,05 didapat t hitung ≥ t tabel . Menentukan nilai t hitung pada penelitian ini, sesuai dengan pendapat Sudjana 2005: 380 menggunkana rumus sebagai berikut: = − 2 1 − 2 Keterangan: = Koefisien korelasi product moment pearson n = Banyaknya siswa Setelah diketahui valid tidaknya suatu butir soal tes, selanjutnya nilai koefisien validitas yang telah diperoleh diinterpretasikan tingkat kevaliditasannya. Interpretasi koefisien validitas yang diperoleh, menurut Suherman 2003: 113, ditentukan dengan kriteria seperti yang tersaji pada Tabel 3.3 berikut: Wiwin Iriani, 2014 Peningkatan Kemampuan Berpikir Logis Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Dengan Pendekatan Openended Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Validitas Adapun hasil uji validitas butir soal yang akan digunakan dalam penelitian ini, dirangkum dalam Tabel 3.4 berikut: Tabel 3.4 Data Hasil Uji Validitas Tes Kemampuan Berpikir Logis Matematis Siswa No No Soal r t hitung t tabel Validitas Interpretasi Koef. Validitas 1. 1 0,604 4,000 2,024 Valid Tinggi 2. 2 0,651 5,285 2,024 Valid Tinggi 3. 3a 0,634 5,047 2,024 Valid Tinggi 4. 3b 0,732 6,616 2,024 Valid Tinggi 5. 4a 0,589 4,490 2,024 Valid Sedang 6. 4b 0,762 7,264 2,024 Valid Tinggi 7. 5 0,693 5,920 2,024 Valid Tinggi 8 6a 0,712 6,249 2,024 Valid Tinggi 9. 6b 0,629 4,991 2,024 Valid Tinggi Catatan: t tabel ∝ = 5 = 1,693 dengan dk = 38 Semua butir soal tes kemampuan berpikir logis matematis, berdasarkan Tabel 3.4 di atas memiliki nilai t hitung lebih besar daripada t tabel . Hal ini menunjukkan bahwa 100 soal tes ini valid, artinya semua butir tes ini mampu mengukur apa yang seharusnya diukur dan sesuai dengan materi yang sudah diajarkan. Dari nilai koefiseien validitas yang diperoleh, 7 butir soal testermasuk Koefisien Validitas Interpretasi 0,80 ≤ r xy ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,60 ≤ r xy 0,80 Tinggi 0,40 ≤ r xy 0,60 Sedang 0,20 ≤ r xy 0,40 Rendah 0,00 ≤ r xy 0,20 Sangat rendah r xy 0,00 Tidak valid Wiwin Iriani, 2014 Peningkatan Kemampuan Berpikir Logis Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Dengan Pendekatan Openended Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kategori validitastinggi dan 2 butir soal tes termasuk kategori validitas cukup.Proses penghitungan validitas butir soal,secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 240.

b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Sundayana, 2013: 246. Artinya, suatu instrumen atau alat evaluasi disebut reliabel jika hasilnya tetap konsisten jika diujikan dua kali atau lebih pada subjek yang sama. tidak dipengaruhi oleh pelaku, situasi dan kondisi. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menganalisis reliabilitas tes, diantaranya metode test-retes, metode split half dan metode Alpha Cronbach. Karena instrumen pada penelitian ini berupa tes bentuk uraian, maka metodeyang digunakan untuk menghitung reliabilitas tes ini adalah metodeCronbach Alpha atau rumus Alpha Sundayana, 2012:70. Rumus tersebut adalah sebagai berikut: 11 = −1 [1 − σ i 2 σ t 2 ] Keterangan: r 11 = Reliabilitas instrumen. ∑σ i 2 = Jumlah varians skor tiap butir soal tes. σ t 2 = Varians skor total. n = Banyaknya butir soal tes. Koefisien reliabilitas yang dihasilkan, diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria dari GuilfordRuseffendi, 2010: 160 sebagai berikut: Tabel 3.5 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitasr 11 Interpretasi 0,00 ≤r 11 0,20 Kecil 0,20 ≤ r 11 0,40 Rendah 0,40 ≤ r 11 0,60 Sedang 0,60 ≤ r 11 0,80 Tinggi Wiwin Iriani, 2014 Peningkatan Kemampuan Berpikir Logis Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Dengan Pendekatan Openended Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0,80 ≤r 11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi Hasil penghitungan dari ujicoba instrumen yang dilakukan, diperoleh nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,83 dan menurut tabel di atas termasuk kategori sangat tinggi. Artinya, instrumen untuk mengukur kemampuan berpikir logis matematis sangat konsisten atau ajeg. Berapa kali pun tes ini diujicobakan pada siswa yang sama, hasilnya tidak akan jauh berbeda. Penghitungan yang lengkap untuk memperoleh koefisien reliabilitas dari instrumen untuk mengukur kemampuan berpikir logis matematis dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 242.

c. Daya Pembeda

Daya pembeda butir tes adalah kemampuan butir tes untuk membedakan siswa mampu dan kurang mampu Ahiri dan Hafid, 2011: 230. Dengan kata lain suatu butir soal tes dikatakan memiliki daya pembeda yang baik, apabila soal itu mampu membedakan siswa pandai dan siswa yang tidak pandai. Dan sebaiknya soal yang kita buat, harus memiliki daya pembeda yang baik. Ada beberapa langkah yang dilakukan untuk menghitung daya pembeda menurut Kelly Ahiri dan Hafid, 2011: 230. Pertama, Susun lembar jawaban siswa dari jumlah perolehan skor tertinggi sampai terendah. Kedua, diambil 27 dari lembar jawaban teratas yang disebut dengan kelompok atas, dan 27 dari lembar jawaban terbawah yang disebut dengan kelompok bawah.Ketiga, hitung besar daya pembeda. Keempat, interpretasikan nilai daya pembeda yang diperoleh dengan kriteria yang telah ditentukan. Besar daya pembeda dari soal uraian, menurut Sundayana2013: 77 dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: DP = SA −SB IA Keterangan: DP = Daya pembeda � = Jumlah skor siswa kelompok atas.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Teknik Scaffolding Terhadap Kemampuan Berpikir Logis Matematis Siswa

6 54 244

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION Peningkatan Kreativitas Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada Siswa K

0 1 17

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization ( TAI ) Dengan Pemanfaatan Media Komik

0 0 18

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization ( TAI ) Dengan Pemanfaatan Media Komik

0 0 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN PENDEKATAN OPEN ENDED.

45 173 66

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization dengan Teka-Teki Silang Angka pada Siswa Kelas I

0 4 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS, BERPIKIR LOGIS DAN SELF ESTEEM SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUKTURAL.

0 0 60

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (Team Assisted Individualization) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

1 1 17