Karakteristk terapi EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK TERDIAGNOSA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS AKUT Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Terdiagnosa Infeksi Saluran Pernapasan Atas Akut (ISPAA) Di Puskesmas Kecamatan Kunduran

6 khususnya pada anak–anak. Tabel 1 menunjukkan jumlah dan persentase pasien ISPaA anak yang berobat rawat jalan di puskesmas Kunduran selama tahun 2013. Berdasarkan dari hasil pada Tabel 1 jumlah pasien dengan jenis kelamin laki–laki lebih banyak dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan. Jumlah pasien dengan jenis kelamin laki–laki adalah 57 pasien 51,82 dan pasien dengan jenis kelamin perempuan adalah 53 pasien 48,18. 2. Berdasarkan umur Pasien anak merupakan pasien yang memerlukan penanganan khusus karena penentuan dosisnya menggunakan berat badan dan juga sistem imunitas tubuh anak masih rendah. Dari total sampel pasien anak yang diambil, masa anak balita paling banyak persentasenya 62,73. Hal ini dikarenakan pada masa ini tumbuh kembang sangat pesat sehingga banyak aktivitas anak–anak yang masih memiliki daya tahan tubuh lemah sehingga dapat dengan mudah terserang ISPaA tersebut KemenKes RI, 2010. 3. Berdasarkan diagnosa Penyakit ISPaA meliputi influenza, faringtis, sinusitis dan otitis media Said, 1994. Pada saat pengambilan data diagnosa, data diagnosa diperoleh yaitu influenza, faringitis dan sinusitis. Untuk diagnosa yang lain seperti otitis media sebenarnya juga ditemukan akan tetapi tidak masuk kriteria inklusi penelitian yaitu pasien anak. Dari 110 diagnosa ISPaA anak di Puskesmas Kunduran selama tahun 2013 terdapat 38 pasien 34,54 terdiagnosa influenza, 71 pasien 64,55 terdiagnosa faringitis dan hanya 1 pasien 0,91 terdiagnosa sinusitis. 4. Berdasarkan tanda dan gejala Penyakit ISPaA sering disertai dengan tanda dan gejala yang cukup beragam, hasil penelitian menunjukan bahwa demam dan batuk merupakan tanda dan gejala yang paling sering terjadi pada penyakit ISPaA, kemudian mual muntah juga bisa menyertai penyakit ini tetapi tidak banyak prevalensinya seperti demam dan batuk.

B. Karakteristk terapi

Penatalaksanaan terapi pada ISPaA terutama pada anak banyak menggunakan antibiotik, tetapi ada diagnosa yang tidak perlu menggunakan antibiotik. Terapi non antibiotik juga perlu diberikan untuk mengurangi dan menyembuhkan tanda dan gejala yang menyertai penyakit ISPaA ini. Berikut ini adalah tabel karakteristik terapi yang diberikan pada terapi ISPaA anak di Puskesmas Kunduran Kab. Blora tahun 2013. 7 Tabel 2. Karakteristik Terapi ISPaA Anak di Puskesmas Kunduran Kab. Blora Tahun 2013 Kelas Terapi Nama Obat Jumlah Persentase Antibiotik Amoksisilin 92 kasus 83,63 Kotrimoksazol 18 kasus 16,37 Analgetik antipiretik Parasetamol 104 kasus 94,54 Antihistamin CTM 98 kasus 89,09 Kortikosteroid Deksametason 17 kasus 15,45 Ekspektoran Ambroksol 6 kasus 5,45 Glyserin Guiakolat 89 kasus 80,90 Obat Batuk Hitam 2 kasus 1,81 Antiinfluenza Fludane Sirup 5 kasus 4,54 Maag Antasida 14 kasus 12,72 Vitamin Vitamin C 7 kasus 6,36 Vitamin B kompleks 4 kasus 3,63 Recovit 3 kasus 2,72 1. Obat antibiotik Penyakit ISPaA merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri. Sehingga terapi yang digunakan harus dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri maupun virus dengan memberikan obat antibiotik. Penatalaksanaan terapi ISPaA hampir semuanya menggunakan antibiotik kecuali influenza. Antibiotik yang digunakan di puskesmas Kunduran untuk terapi ISPaA pada anak tahun 2013 adalah amoksisilin dan kotrimoksazol. Antibiotik yang paling sering digunakan adalah amoksisilin 83.63 dan kotrimoksazol 16,37. 2. Obat non antibiotik Obat yang digunakan pada terapi ISPaA anak tidak hanya menggunakan antibiotik saja. Tetapi banyak obat–obat lain yang digunakan untuk mengobati penyakit penyerta atau mengobati tanda dan gejalanya. Penggunaan obat non antibiotik yang banyak digunakan adalah parasetamol 94,54. Hal ini disebabkan hampir semua pasien ISPaA anak yang berobat ke puskesmas mengalami gejala demam tinggi dan tidak enak badan sehingga terapi paracetamol perlu diberikan. CTM diberikan untuk terapi pendukung pada ISPaA jika pasien mengalami bersin-bersin dan hidung gatal. Penggunaan CTM terbanyak kedua setelah parasetamol yaitu 89,09. Penggunaan gliserin guaikolat, ambroksol dan OBH obat batuk hitam dapat untuk mengencerkan dahak pada gejala batuk pada anak. Penggunaan antasida sebenarnya tidak ditujukan untuk terapi ISPaA, akan tetapi pemberian antasida ditujukan untuk pasien anak yang mengalami gejala muntah sehingga antasida diberikan untuk melindungi lambung pasien tersebut. Penggunaan deksamatason diberikan jika pasien mengalami batuk parah dan sesak nafas. Gejala ini diindikasikan adanya infeksi sekunder lain sehingga petugas medis di puskesmas memberikan 8 deksametasone untuk mengatasi gejala tersebut. Vitamin berikan untuk memperkuat sistem imunitas tubuh pada anak yang masih lemah terutama pada keadaan sakit anak sangat mudah terserang penyakit lainnya.

C. Evaluasi antibiotik

Dokumen yang terkait

Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Kemih

2 48 18

Pola Kuman Penyebab Infeksi Saluran Kemih Dan Sensitivitasnya Terhadap Antibiotika Di RSUP H.Adam Malik Periode Januari 2009-Desember 2009.

1 45 75

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Infeksi Saluran Napas Atas Sebagai Salah Satu Faktor Resiko Terjadinya Otitis Media Akut Puskesmas Padang Bulan

0 38 74

Penatalaksanaan Glaukoma Akut

1 34 22

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK TERDIAGNOSA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Terdiagnosa Infeksi Saluran Pernapasan Atas Akut (ISPAA) Di Puskesmas Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora Tahun 2013.

0 3 11

PENDAHULUAN Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Terdiagnosa Infeksi Saluran Pernapasan Atas Akut (ISPAA) Di Puskesmas Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora Tahun 2013.

0 5 9

PERBANDINGAN KETEPATAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEWASA PENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN Perbandingan Ketepatan Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Dewasa Penderita Infeksi Saluran Pernapasan Atas Di Instalasi Rawat Jalan RSUD Dr. Moewardi Tahu

0 2 15

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI INSTALASI Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi Saluran Pernafasan Akut Di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Tahun 2011-2012.

0 3 13

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi Saluran Pernafasan Akut Di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Tahun 2011-2012.

0 6 17

KAJIAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK RAWAT JALAN TERDIAGNOSA INFEKSI SALURANPERNAFASAN ATAS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI.

1 2 24