3
METODE PENELITIAN 1.
Kategori dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan metode pre and post test control group design untuk mengetahui potensi ekstrak etanol daun
nangka dalam menurunkan kadar gula darah pada tikus putih.
2. Variable penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat 3 variabel yang terkait yaitu: a. Variabel Bebas: dosis ekstrak etanol daun nangka.
b. Variabel Terkendali : 1 Hewan Uji : tikus putih jantan galur Wistar berumur 8-12 minggu, sehat dengan
berat badan 150-250 gram. 2 Tanaman Uji : daun nangka yang digunakan adalah daun yang agak tua.
3 Metode Penyarian : maserasi. 4 Larutan Penyari : etanol 96.
c. Variabel Tergantung : kadar glukosa serum darah hewan uji.
3. Alat dan Bahan yang Digunakan
a. Alat Alat yang digunakan untuk pembuatan ekstrak adalah neraca analitik, maserator,
rotary evaporator, corong Buchner dan pompa vakum, kertas saring, alumunium foil, cawan porselen, dan waterbath. Alat yang digunakan untuk penanganan hewan uji adalah
timbangan tikus, sonde oral, tabung eppendorf, scalpel no.20, vortex, spuit dispossable, mikropipet, white tip dan yellow tip, holder tikus, kandang tikus, tempat minum tikus,
sentrifugator, bekker glass, kuvet dan spektrofotometri UV-Vis StarDust FC15, sarung tangan, dan masker.
b. Bahan Bahan tumbuhan yang digunakan adalah daun nangka. Daun nangka tersebut
kemudian dibuat ekstrak kental. Bahan kimia yang digunakan adalah etanol 96, reagen kit Glucose GOD-PAP DSi, aloksan monohidrat Sigma Aldrich, aquabidest,
Glibenklamid generik, larutan gula, dan CMC Na 0,5. Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan galur Wistar berumur 8-12 minggu dengan berat badan 150-250
gram.
4
4. Jalannya Penelitian
a. Pembuatan Larutan Ekstrak Etanol Daun Nangka Larutan stok untuk masing-masing dosis ekstrak etanol daun nangka dibuat
sebanyak 15 ml. Sebanyak 150 mg, 300 mg, dan 600 mg ekstrak kental daun nangka ditimbang untuk masing-masing dosis 0,125 gkg BB, 0,250 gkg BB, dan 0,500 gkg BB.
Masing-masing ekstrak kemudian disuspensikan dalam 15 ml CMC Na 0,5. Volume pengambilan larutan stok disesuaikan dengan berat badan tikus.
b. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Nangka 1 Pembuatan Model Tikus Diabetes
Dua puluh lima ekor tikus dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengukur kadar glukosa darah tikus pada hari ke-0 glukosa darah
pre aloksan yang sebelumnya tikus dipuasakan dulu selama 16 jam. Pengambilan darah dilakukan melalui vena lateralis ekor tikus sebanyak 0,5 ml lalu ditampung di tabung
ependorf dan kemudian disentrifuse menggunakan minispin selama 15 menit dengan kecepatan 12.000 rpm untuk mendapatkan serumnya. Selanjutnya supernatannya diambil
dengan menggunakan mikropipet sebanyak 10 µl dimasukkan ke dalam kuvet stardust lalu ditambah 1000,0 µl campuran pereaksi DiaSys dan diinkubasi selama 10 menit pada suhu
ruang. Kemudian blanko, standar dan sampel dibaca serapannya menggunakan spektrofotometer visibel
λ= 500 nm. Selanjutnya 25 ekor tikus diinjeksi aloksan monohidrat dengan dosis 150 mgkg BB
secara intraperitoneal. Setelah 4 hari, diukur lagi kadar glukosa darahnya glukosa darah post aloksan, lalu dibandingkan dengan kadar glukosa darah pada hari pertama sebelum
diberi aloksan. Apabila terjadi kenaikan kadar glukosa darah tikus yaitu menjadi ≥200
mgdL maka tikus dianggap sudah diabetes. Selanjutnya 25 ekor tikus yang sudah diabetes ini dibagi dalam 5 kelompok perlakuan sebagai berikut:
Kelompok I : Diberi CMC Na 0,5 kontrol negatif Kelompok II : Diberi glibenklamide 0,5 mgkg BB kontrol positif per oral.
Kelompok III : Diberi ekstrak etanol daun nangka 0,125 gkg BB per oral. Kelompok IV : Diberi ekstrak etanol daun nangka 0,250 gkg BB per oral.
Kelompok V : Diberi ekstrak etanol daun nangka 0,500 g kg BB per oral. Selanjutnya setelah tujuh hari diberi perlakuan, kadar glukosa darah tikus diukur
kembali untuk dibandingkan dengan kadar glukosa darah setelah diberi aloksan pada hari ketiga sesuai dengan Gambar 1.
5
5. Tempat Penelitian