3
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian eksperimental dengan pre-test and post-test.
A. Alat dan Bahan
Alat untuk menyari menggunakan seperangkat alat maserasi dan evaporator Heidolph, neraca analitik, penangas air, pengaduk kayu, alat-alat gelas Pyrex. Alat
untuk skrining efek stimulan menggunakan tangki air dengan ukuran panjang 50 cm, lebar 30 cm, tinggi 25 cm, timbangan hewan uji, stopwatch, pengering rambut, spuit injeksi
peroral, dan alat-alat gelas Pyrex. Alat analisis profil kromatografi lapis tipis menggunakan lampu UV
366
dan oven. Bahan yang digunakan yaitu biji kapulaga yang dibeli di daerah pasar Kleco
Surakarta, etanol 70, mencit putih jantan galur swiss dengan umur 2-3 bulan dan berat badan 20-30 gram yang diperoleh dari laboratorium Farmakologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta, kafein, aquadest, toluen, aseton, silika gel 60 F
254
, pembanding eugenol.
B. Jalannya Penelitian
1. Pembuatan Simplisia
Simplisia dikeringkan dengan dijemur dibawah sinar matahari dan ditutup dengan kain hitam sampai kering.. Selanjutnya simplisia diblender untuk mendapatkan ukuran
yang lebih kecil, sehingga luas permukaan partikel yang kontak dengan pelarut maserasi akan lebih besar.
2. Ekstraksi
Simplisia ditimbang sebanyak 500 g dan dimaserasi menggunakan pelarut etanol 70 sebanyak 2,5 Liter dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya, disimpan
selama 5 hari sambil sesekali diaduk. Kemudian ekstrak disaring menggunakan corong Buchner. Dilakukan remaserasi seperti langkah sebelumnya dan didiamkan selama 4 hari.
Hasil maserat dari remaserasi kemudian dicampur dengan maserat yang pertama dan diuapkan dengan evaporator dengan suhu tidak lebih dari 50 dan dipanaskan di
waterbath untuk memperoleh ekstrak biji kapulaga yang pekat.
3. Pembuatan Larutan Kafein
Larutan kafein dibuat dengan menimbang secara seksama kafein 40 mg, dilarutkan dengan akuades hingga 10 mL. Dosis kafein yang digunakan menurut metode Natatory
exhaustion adalah 100 mgkg BB untuk pengujian efek stimulan Turner, 1965.
4
4. Uji Renang
Pre-test: Hewan uji yang digunakan adalah mencit jantan putih dengan berat badan 20-30 gram, umur 2-3 bulan, berjumlah 25 ekor. Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok,
masing-masing terdiri dari 5 ekor mencit jantan putih. Masing-masing hewan uji, sebelum diberi sediaan dimasukkan terlebih dahulu ke dalam tangki air yang bergelombang,
kemudian setelah timbul lelah dengan tanda hewan uji membiarkan kepalanya di bawah permukaan air selama lebih dari 7 detik, hewan uji diangkat dari tangki dan dicatat waktu
lelahnya t
1
. Setelah itu, hewan uji diistirahatkan selama kurang lebih 24 jam agar hasil efek stimulan yang diperoleh tidak bias. Post-test: Setelah kurang lebih 24 jam, 5
kelompok hewan uji tersebut diberi perlakuan yaitu 3 kelompok diberi ekstrak biji kapulaga dengan 3 peringkat dosis, 1 kelompok sebagai kontrol positif, dan 1 kelompok
sebagai kontrol negatif. Kelompok I
: kontrol positif dengan pemberian kafein dengan dosis 100 mgkgBB secara per oral.
Kelompok II : kontrol negatif dengan pemberian aquadest 0,5
mL20gBB secara per oral. Kelompok III
: ekstrak biji kapulaga dosis 100 mgkgBB, secara per oral. Kelompok IV
: ekstrak biji kapulaga dosis 200 mgkgBB, secara per oral. Kelompok V
: ekstrak biji kapulaga dosis 400 mgkgBB, secara per oral. Setelah 30 menit dari pemberian sediaan oral hewan uji direnangkan kembali dan
dicatat waktu lelah t
2
. Data yang diamati adalah waktu lelah hewan uji sebelum dan setelah diberi
perlakuan. Hal ini dilakukan pada semua hewan uji ditiap kelompok perlakuan. Hasil menunjukkan adanya aktivitas stimulan dari ekstrak biji kapulaga jika terdapat
penambahan daya tahan lelah setelah mencit diberi perlakuan dan lebih besar dari kelompok kontrol yang diberi aquadest.
5. Analisis Profil Kromatografi Lapis Tipis
Fase gerak : toluen : aseton 9:3
Fase diam : Silika gel 60 F
254
Larutan uji : 10 dalam etanol P, gunakan Larutan uji
KLT seperti yang tertera pada kromatografi Larutan pembanding : Eugenol, 10 dalam etanol P
Volume penotolan : Totolkan masing-masing 20µL, Larutan uji
dan Larutan pembanding pada pelat
5 Deteksi :
Anisaldehid-asam sulfat LP, panaskan lempeng pada suhu 100°C selama 5-10 menit dan deteksi dibawah
sinar UV
366
DepKes, 2008
C. Analisis Data
Data kuantitatif yakni waktu lelah sebelum dan setelah perlakuan. Selanjutnya untuk mengetahui data terdistribusi normal atau tidak dilakukan uji distribusi Shapiro-Wilk dan
homogenitasnya dilakukan uji Levene Statistic. Data pada penelitian ini tidak homogen dan tidak terdistribusi normal maka analisis
data selanjutnya menggunakan uji statistik non parametrik yaitu uji Wilcoxon dengan taraf kepercayaan 95.
HASIL DAN PEMBAHASAN A.
Determinasi Tanaman
Tanaman kapulaga Amomum cardamomum Auct non L dalam penelitian ini dideterminasi di Laboratorium Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tanaman dideterminasi untuk memastikan bahwa tanaman yang digunakan adalah benar kapulaga Amomum cardamomum Auct non L.
B. Ekstraksi Biji Kapulaga
Biji kapulaga diekstraksi menggunakan metode maserasi. Metode ini mudah dilakukan dan tidak merusak senyawa karena tidak ada proses pemanasan. Biji kapulaga
disari menggunakan pelarut etanol 70 karena mampu menyari senyawa polar maupun non polar, tidak ditumbuhi mikroba serta mudah diuapkan Voigt, 1994. Biji kapulaga
kering sebanyak 500 g menghasilkan rendemen 1,945 dengan bentuk ekstrak kental berwarna coklat tua.
C. Orientasi Waktu Istirahat