Regresi Model Tobit Teknik Analisis Data

116 teknik pemrograman matematika yang mengukur tingkat efisiensi dari unit pengambil keputusan UPK atau decision-making unit DMU relatif terhadap UPK yang sejenis ketika semua unit- unit ini berada pada atau dibawah ”kurva” efisien frontiernya. Jadi DEA merupakan metodologi didasarkan pada aplikasi dari program linear secara teknik informasi menggunakan software, seperti Banxia Frontier Analysis BFA. Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah VRS dengan orientasi output. Alasan pemilihan skala efisiensi model VRS pada studi ini ingin mengetahui tingkat efisiensi sebenarnya tanpa dibatasi oleh kendala apa pun dan memaksimalkan output. Sharma, dkk., 2012, hlm. 86, analisis tahap pertama meliputi estimasi nilai efisiensi bank yang menjadi sampel dengan menggunakan Output-oriented dengan VRS; Model DEA diterapkan untuk estimasi efisiensi; Tujuannya untuk memaksimalkan output pinjaman dan uang muka, pendapatan bunga dan pendapatan non bunga yang dihasilkan oleh DMU dengan menggunakan tingkat tertentu dari input beban bunga, beban non-bunga, deposito dan beban karyawan.

3.6.2. Regresi Model Tobit

Dalam tahap pertama, mengestimasi efisiensi bank dengan menggunakan model DEA, hasil dari estimasi tersebut menjadi variabel dependepen Y dalam tahap berikutnya. Menurut Hadad, dkk., 2003, hlm.11 Skor efisiensi untuk setiap unit adalah relatif, tergantung pada tingkat efisiensi dari unit- unit lainnya di dalam sample. Setiap unit dalam sample dianggap memiliki tingkat efisiensi yang tidak negatif, dan nilainya antara 0 hingga 1, dimana satu menunjukkan efisiensi yang sempurna. Kemudian unit-unit yang memiliki nilai satu ini digunakan dalam membuat envelope untuk frontier efisiensi. Unit- unit lainnya yang ada di dalam envelope menunjukkan tingkat inefisiensi. Jadi DEA menghasilkan efisiensi relatif masing- masing DMU dengan skor 0 hingga 1, jika DMU memiliki skor -1, maka DMU atau Bank tersebut dikatakan tidak efisien dalam DMU sejenis yang di observasi, namun jika DMU memiliki skor 1, maka DMU atau Bank tersebut dikatakan efisien dalam DMU sejenis yang di observasi dapat dijadikan best practice bagi bank-bank yang tidak efisien. Anilisis model DEA menghasilkan variabel dependen Y yang memiliki skor atau nilai 0 hinggga 1, maka dapat dikatakan variabel tersebut terbatas atau bersifat disensor censored. Dalam kondisi tersebut jika dipergunakan regresi berganda dengan menggunakan metode ordinary least squares OLS hasilnya akan bias tidak konsisten, karena banyaknya variabel dependen Y yang bernilai nol menyebabkan sulit dilakukan transformasi untuk mengatasi masalah pelanggaran asumsi error yaitu asumsi normalitas sehingga model regresi linier tidak dapat diterapkan. Sedangkan regresi model Tobit yang juga merupakan bagian dari analisis regresi, namun dalam penggunaannya regresi model Tobit tidak diperlukan uji asumsi klasik. Dalam mengatasi kendala tersebut digunakan regresi model Tobit yang awalnya dikembangkan oleh James Tobin tahun 1958. Gujarati 2004, hlm. 616, dalam menjelas memberikan contoh kepemilikan rumah dengan memperkirakan kemungkinan memiliki rumah sebagai fungsi dari beberapa variabel sosial ekonomi. Konsumen dibagi menjadi dua kelompok, yakni konsumen n1 yang memiliki informasi tentang regressors misalnya, pendapatan, tingkat hipotek bunga, jumlah orang dalam keluarga, dll dan regressand jumlah pengeluaran untuk perumahan; kelompok lain terdiri dari konsumen n2 yang memiliki informasi hanya tentang regressors tetapi tidak memiliki informasi tentang regressand. Contoh di mana informasi mengenai regressand yang tersedia hanya untuk beberapa pengamatan dikenal sebagai sampel disensor. Oleh karena itu, regresi model Tobit juga dikenal sebagai model regresi disensor. Secara statistik, kita dapat mengekspresikan model tobit sebagai berikut Gujarati. 2004, hlm. 616: Y i = β 1 + β 2 X i + u i jika RHS 0 = 0 jika tidak dimana RHS = sisi kanan right-hand side. Catatan: variabel tambahan X dapat dengan mudah ditambahkan ke model. Menurut Casu dan Molyneux, 2000, hlm. 7, Pendekatan ini melibatkan pemecahan masalah DEA dalam analisis tahap pertama, hanya melibatkan input dan output tradisional. Pada tahap kedua, skor efisiensi dari tahap pertama yang diregres pada variabel lingkungan. Tanda koefisien dari variabel lingkungan ………………..….. 5 118 menunjukkan arah pengaruh, dan pengujian hipotesis standar dapat digunakan untuk menilai kekuatan hubungan. Dalam penelitian-penelitian efesiensi bank banyak digunakan regresi model Tobit karena kesesuainnya dengan variabel yang disensor. Aplikasi regresi model Tobit dalam efisiensi perbankan seperti digunakan oleh peneliti sebelumnya Casu dan Molyneux, 2000, Stavárek, 2003, Sharma, dkk., 2012, dan banyak lagi, sehingga regresi model Tobit cukup luas dipergunakan dalam penelitian efisiensi bank. Menurut Sharma, dkk., 2012, hlm. 85, skor efisiensi yang diperoleh pada tahap pertama dengan menggunakan model DEA selanjutnya regresi dengan prediktor dalam tahap kedua analisis. Stavárek, 2003, hlm. 12, bahwa model Tobit standar dapat didefinisikan sebagai berikut: y = β x i + ε , y = y jika y y = 0, sebaliknya dimana ε ~ N0, σ 2 3 , x dan β adalah vektor variabel penjelas dan parameter yang tidak diketahui, masing- masing. y adalah variabel laten dan y0 adalah skor DEA. Selanjutnya fungsi likelihood L dimaksimalkan untuk memecahkan β dan σ berdasarkan pengamatan dari variabel penjelas dan skor DEA. Fungsi likelihood didefinisikan sebagai berikut: � = 1 − F₀ ₀= 1 2Πσ 2 1 2 x e −[1 2σ²] ₀−βₓ₀ ² ₀= dimana �₀ = 1 2Π 12 x e − ²2� � ×₀∕� − Dalam penelitian ini digunakan variabel faktor- faktor penjelas, meliputi CAR, LDRFDR, NPLNPF, NIMNOM, ROA, dan ROE; dan lingkungan yang terdiri dari Inflasi, PDB, dan GWM. Hubungan variabel faktor- faktor penjelas terhadap efisiensi bank umum diuji dalam tahap kedua dengan menggunakan rumus persamaan berikut: dimana: Y it = Efisiensi bank umum hasil skor DEA . ………………..….. 7 ………………..….. 6 ………………..….. 8 Y it = β0 + β1CAR it + β2LDRFDR it + β3NPLNPF it + β4NIMNOM it + β5ROA it + β6ROE it + β7INF it + β8ΔPDB it + β9GWM it + μ it CAR it = Capital Adequacy Ratio LDRFDR it = Loan to Deposit Ratio Financing to Deposit Ratio NPLNPF it = Non Performing Loan Non Performing Financing NIMNOM it = Net Interest Marjin Net Operating Marjin ROA it = Return on Assets ROE it = Return on Equity INF it = Tingkat inflasi Perubahan indeks harga konsumen ΔPDB it = Tingkat pertumbuhan produk domestik bruto riil GWM it = Giro Wajib Minimum μ it = Kesalahan acak Selanjutnya dalam tahap ketiga diuji hubungan variabel faktor- faktor penjelas terhadap tingkat efisiensi kelompok BUK dan BUS secara terpisah. Persamaan untuk Bank Umum Konvensional BUK dengan rumus berikut: dimana: YBUK it = Efisiensi Bank Umum Konvensional BUK hasil skor DEA . CAR BUK it = Capital Adequacy Ratio Bank Umum K onvensional LDR BUK it = Financing to Deposit Ratio Bank Umum K onvensional NPL BUK it = Non Performin Financing Bank Umum K onvensional NIM BUK it = Net Interest Marjin Bank Umum K onvensional ROA BUK it = Return on Assets Bank Umum K onvensional ROE BUK it = Return on Equity Bank Umum K onvensional INF BUK it = Tingkat inflasi Perubahan indeks harga konsumen ΔPDB BUK it = Tingkat pertumbuhan produk domestik bruto riil GWM it = Giro Wajib Minimum μ it = Kesalahan acak Persamaan untuk Bank Umum Syariah BUS mempergunakan rumus berikut: dimana: YBUS it = Efisiensi Bank Umum Syariah BUS hasil skor DEA . CAR BUS it = Capital Adequacy Ratio Bank Umum Syariah FDR BUS it = Financing to Deposit Ratio Bank Umum Syariah ………………..…9 YBUK t = β0 + β1CARBUK it + β2LDRBUK it + β3NPLBUK it + β4NIMBUK it + β5ROABUK it + β6ROEBUK it + β7INF it + β8ΔPDB it + β9GWM it + μ it …………….….. 10 YBUS it = β0 + β1CARBUS it + β2FDRBUS it + β3NPFBUS it + β4NOMBUS it + β5ROABUS it + β6ROEBUS it + β7INFBUS it + β8ΔPDBBUS it + β9GWMBUS it + β10BUS it + μ it 120 NPF BUS it = Non Performin Financing Bank Umum Syariah NOM BUS it = Net Operating Marjin Bank Umum Syariah ROA BUS it = Return on Assets Bank Umum Syariah ROE BUS it = Return on Equity Bank Umum Syariah INF BUS it = Tingkat inflasi Perubahan indeks harga konsumen ΔPDB BUS it = Tingkat pertumbuhan produk domestik bruto riil GWM it = Giro Wajib Minimum μ it = Kesalahan acak

3.6.3. Model Penelitian

Dokumen yang terkait

Kajian Efisiensi Bank Umum Syariah Di Indonesia Dan Faktor-Faktor Yang Memengaruhinya

0 9 69

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN METODE Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah Dan Bank Umum Konvensional Dengan Metode Data Evelopment Analysis (Dea) Periode 2010-2014.

0 4 16

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN METODE Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah Dan Bank Umum Konvensional Dengan Metode Data Evelopment Analysis (Dea) Periode 2010-2014.

0 2 17

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM KONVENSIONAL DAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN METODE Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Konvensional Dan Bank Umum Syariah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (Dea)(periode tahun 2008 - 2012).

0 2 15

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM KONVENSIONAL DAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN METODE Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Konvensional Dan Bank Umum Syariah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (Dea)(periode tahun 2008 - 2012).

0 1 10

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFISIENSI PERBANKAN DI INDONESIA TAHUN 2010-2013 (Studi Pada Bank Umum Konvensional dan Syariah).

0 0 19

Efisiensi Bank Umum Syariah dan Bank Umu

0 0 16

Efisiensi Bank umum syariah dan

0 1 15

DETERMINAN EFISIENSI PERBANKAN (BANK UMUM KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH) TAHUN 2015-2017

0 0 22

ANALISIS EFISIENSI PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA DENGAN METODE DATA

0 0 20