STUDI EFISIENSI BANK UMUM DI INDONESIA TAHUN 2002 – 2013 : Komparasi Faktor-Faktor Penjelas Efisiensi Antara Bank Umum Konvensional Dengan Bank Umum Syariah.

(1)

STUDI EFISIENSI BANK UMUM DI INDONESIA TAHUN 2002

2013

(Komparasi Faktor-Faktor Penjelas Efisiensi Antara Bank Umum Konvensional Dengan

Bank Umum Syariah)

DISERTASI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Doktor Manajemen Program Studi Doktor Ilmu Manajemen

Oleh: Jaelani NIM 1201560

PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU MANAJEMEN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

STUDI EFISIENSI BANK UMUM DI INDONESIA TAHUN 2002 – 2013 (Komparasi Faktor-Faktor Penjelas Efisiensi Antara Bank Umum Konvensional Dengan

Bank Umum Syariah)

disetujui dan disahkan oleh panitia disertasi:

Promotor

Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MSi. NIP. 196110221986031002

Kopromotor

Dr. H. Nugraha, SE.,M,Si.,Akt.,CA. NIP. 196112661990011002

Anggota

Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, MSi.

NIP. 194701251975011001

Mengetahui

Ketua Program Studi Doktor Ilmu Manajemen

Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MSi. NIP. 196110221986031002


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Disertasi yang berjudul “STUDI EFISIENSI BANK UMUM DI INDONESIA TAHUN 2002 – 2013 (Komparasi Faktor-Faktor Penjelas Efisiensi Antara Bank Umum Konvensional Dengan Bank Umum Syariah)“ ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung risiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Oktober 2015 Yang membut pernyataan,

Meterai Rp.6.000,-

Jaelani


(4)

jaelani, 2015

studi efesiensi bank umum di indonesia tahun 2002-2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah Swt, atas limpahan hidayahNya, disertasi yang berjudul “Studi Efisiensi Bank Umum Di Indonesia Tahun 2002 – 2013 (Komparasi Faktor-Faktor Penjelas Efisiensi Antara Bank Umum Konvensional Dengan Bank Umum Syariah)”, dapat diselesaikan.

Efisiensi perbankan menarik perhatian, karena perbankan semakin efisien dalam menyediakan layanannya, maka lebih produktif perekonomian. Perbankan memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional, karena sektor perbankan di Indonesia sangat dominan menguasai pangsa pasar keuangan. Masalah rendahnya efisiensi perbankan nasional, merupakan kesenjangan yang cukup serius, karena bertentangan dengan teori intermediasi dan teori bank. Walaupun berdasarkan teori agensi, bank sebagai perusahaan pontensial menghadapi masalah agensi, yakni konflik antara lender dengan borrower.

Hal diatas menjadi motivasi dalam penelitian ini, dengan tujuan untuk menganalisis efisiensi Bank umum di Indonesia dan faktor-faktor penjelas yang mempengaruhinya, dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dilakukan tiga tahap. Pertama, mengukur efisiensi Bank menggunakan metode DEA, tahap kedua dan ketiga, menggunakan regresi model Tobit, untuk melakukan analisis faktor-faktor penjelas tingkat efisiensi Bank Umum. Tiga model penelitian yang dikembangkan: Model 1 Bank Umum, Model 2 Bank Umum Konvensional (BUK), dan Model 3 Bank Umum Syariah (BUS).

Kami menyadari bahwa disertasi ini masih belum sempurna, oleh karena itu saran dan masukan untuk perbaikan disertasi ini sangat kami hargai. Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu terwujudnya disertasi ini.


(5)

ii

jaelani, 2015

studi efesiensi bank umum di indonesia tahun 2002-2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Jaelani / NIM 1201560

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah Swt, atas limpahan anugerah dan hidayahNya yang memungkinkan dapat diselesaikan disertasi ini sebagai bagian untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh Gelar Doktor Manajemen Program Studi Doktor Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Kesabaran, dan ketekunan serta kesiapan fisik merupakan tuntutan dan tantangan tersendiri dalam menyelesaikan program studi doktoral, namun berkat rakhmatNya dan duk ungan dari berbagai pihak, walaupun penulis sedang kondisi keterbatasan mobilitas dapat menyelesaikan disertasi ini.

Oleh karena itu penulis haturkan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: Prof. H. Furqon, Ph.D., selaku Rektor Universitas Pendidikan Indonesia, Prof. Dr. Didi Suryadi, M.Ed., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, dan Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MSi. selaku Ketua Program Studi Doktor Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia sekaligus selaku Promotor merangkap ketua beserta jajaran yang telah mendukung penulis, sehingga studi program doktor ini dapat diselesaikan dengan baik.

Ucapan terima kasih disampaikan juga kepada: Dr. H. Nugraha, SE.,M,Si.,Akt.,CA. selaku Kopromotor merangkap sekretaris dan Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, MSi. selaku Anggota yang secara bersama-sama beserta Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MSi. selaku Promotor telah memberikan bimbingan dengan tulus mulai dari awal pendampingan akademik persiapan disertasi, penulisan proposal sampai dengan akhir penyelesaian disertasi ini. Saran-saran dan masukan-masukan yang membangun dan dorongan terus menerus disertai dukungan yang sangat berharga telah memotivasi penulis untuk menyelesaikan disertasi ini. Kepada beliau bertiga, secara tulus dan penuh hormat penulis sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya teriring do’a semoga


(6)

jaelani, 2015

studi efesiensi bank umum di indonesia tahun 2002-2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kebaikan-kebaikannya selama membimbing penulis mendapatkan pahala dari Allah Swt.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Prof. Dr. Tjutju Yuniarsih, S.E., M.Pd., MM, Prof. Dr. H. Disman, MS, dan Dr.Lili Adi Wibowo, S.Sos., S.Pd. sebagai Komisi Pascasarjana Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, yang telah meriviu dan memberikan masukan untuk penyempurnaan disertasi ini. Tidak lupa, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Penguji Ahli, Dr. H. Asikum Wirataatmadja, SE., MM., Ak., CA.,CFrA dengan masukan dan koreksinya dalam meningkatkan kualitas dan kesempurnaan disertasi ini.

Demikian pula ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak dan Ibu dosen di lingkungan Program Studi Doktor Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, yang telah membimbing selama perkuliahan.

Selanjutnya, penulis juga menyadari bahwa disertasi ini tidak mungkin dapat diselesaikan dengan baik tanpa dukungan, dorongan, doa restu, dan keikhlasan dari segenap anggota keluarga. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada Ibunda Hj. Asih, yang terus menerus berdo’a untuk kesehatan penulis menyelesaikan program doktor ini. Ucapan bahagia kepada istriku Dra. Hj. Ayi Setiawati, Hj. Ati Triatna Sulastri, serta putra-putriku Alkautsar, Annisa Trishafarina, S.Pd, Averus Zulfikar Akbar, Ihsan Kurnia Ghazali, S.I.K., Nurulbaity, dan Nazmi Al-Farabi, atas pengertian, kesabaran, ketulusan dan dukungan serta pengorbanan yang tidak ternilai selama penulis menempuh program doktor.

Teman-teman mahasiwa program DIM UPI dan pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Akhirnya penulis berharap semoga disertasi ini memberikan banyak kemanfaatan bagi berbagai pihak, khususnya bagi perkembangan ilmu manajemen dan riset-riset keuangan. Amin

Bandung, Oktober 2015 Jaelani / NIM 1201560


(7)

iv

jaelani, 2015

studi efesiensi bank umum di indonesia tahun 2002-2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Jaelani, NIM: 1201560, STUDY OF EFFICIENCY OF COMMERCIAL

BANKS IN INDONESIA, 2002 – 2013 (Comparison of Explanatory Factors of Efficiency Between Conventional Commercial Banks and Islamic Banks) Promotor: Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MSi., Copromotor: Dr. H. Nugraha,

SE.,M,Si.,Akt.,CA, Member of Promotor: Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, MSi.

This study is aimed to analyze the efficiency of commercial banks in Indonesia and the factors that explain in efficiency levels, which is based on the intermediary and the agency theory, this is in line with the phenomenon of the low efficiency of banks in Indonesia, which is shown by the value of BOPO and NIM are still high and likely to rise, it is a serious gap. This research uses a quantitative approach, with three stages. Firstly, it measures technical efficiency of commercial banks using Data Envelopment Analysis /DEA (Casu and Molyneux, 2000). Secondly, it uses Tobit regression models (Stavárek, 2003) to examine the factors that explain in efficiency levels of commercial banks. And lastly, it analyzes the of Conventional Bank (BUK) and the Islamic Banks (BUS) separately. Input-output variables are selected with the intermediation approach. The input variables include DPK, Cost of Fixed Assets, and Labor Costs, while the output variables include Productive Assets, Interest Income, and Feebased Income. Meanwhile variable as CAR, LDR / FDR, NPL / NPF, NIM / NOM, ROA, ROE, inflation, GDP, and GWM are used as the factors that explain in efficiency levels.

The results of this study show that for the year 2002-2013, the low level of efficiency of commercial banks. This findings is interesting, it proves that the commercial banks have not run their intermediation optimally. The level of efficiency in the BUS is lower than that is in the BUK. It indicates that the BUS group has not applied the practicesin Islamic principles optimally. The empirical on testing the factors that explain in efficiency levels, for the variable LDR / FDR, NPL / NPF, NIM / NOM, ROA, ROE, inflation and GDP significantly affect the level of efficiency of commercial banks, while the variable CAR and GWM insignificantly have influence weak. So that a comparative study, showed that there was a difference between groups BUK with BUS, because the two groups have different principles relating to interest.


(8)

jaelani, 2015

studi efesiensi bank umum di indonesia tahun 2002-2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keywords: Efficiency of Banks, Input-Output, the Explanatory Factors of

Banks Efficiency

ABSTRAK

Jaelani, NIM: 1201560, STUDI EFISIENSI BANK UMUM DI

INDONESIA TAHUN 2002 – 2013 (Komparasi Faktor-Faktor Penjelas Efisiensi Antara Bank Umum Konvensional Dengan Bank Umum Syariah)

Promotor: Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MSi., Kopromotor: Dr. H. Nugraha, SE.,M,Si.,Akt.,CA., Anggota promotor: Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, MSi. Studi ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi Bank umum di Indonesia dan faktor-faktor penjelas yang mempengaruhinya, berdasarkan teori intermediasi

(intermediary theory) dan teori keagenan, hal ini sejalan dengan fenomena

rendahnya efisiensi bank di Indonesia yang ditunjukan oleh nilai BOPO dan NIM yang masih tinggi dan dan cenderung naik, merupakan gap yang serius.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan dilakukan tiga

tahap. Pertama, mengukur efisiensi Bank menggunakan metode Data

Envelopment Analysis/DEA (Casu and Molyneux, 2000), Kedua,

menggunakan regresi model Tobit (Stavárek, 2003), dan ketiga, melakukan analisis komporasi faktor-faktor penjelas tingkat efisiensi antara Bank Umum Konvensional (BUK) dengan Bank Umum Syariah (BUS) secara terpisah. Variabel input-output dipilih dengan pendekatan intermediasi. Variabel input: DPK, Biaya Aktiva Tetap, dan Biaya Tenaga Kerja. Sementara variabel output: Aktiva Produktif, Pendapatan Bunga, dan feebased income. Selanjutnya variabel CAR, LDR/FDR, NPL/NPF, NIM/NOM, ROA, ROE, dan Inflasi, PDB, dan GWM; sebagai faktor-faktor penjelas tingkat efisiensi. Hasil penelitian menunjukan tahun 2002-2013, tingkat efisiensi bank umum rendah, Temuan ini menarik, artinya bank umum belum menjalankan intermediasi secara optimal. Tingkat efisiensi BUS lebih rendah dibandingkan BUK, diindikasikan BUS belum optimal mengaplikasikan praktek prinsip syariah. Temuan empiris pengujian faktor-faktor penjelas, untuk variabel LDR/FDR, NPL/NPF, NIM/NOM, ROA, ROE, Inflasi dan PDB berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat efisiensi bank umum, sedangkan variabel CAR dan GWM memiliki pengaruh yang lemah. Selanjutnya studi komparasi,


(9)

vi

jaelani, 2015

studi efesiensi bank umum di indonesia tahun 2002-2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menunjukkan ada perbedaan antara BUK dengan BUS, karena keduanya memiliki prinsip yang berbeda terkait dengan bunga.

Kata kunci: Efisiensi Bank, Input-Outpt, Faktor-faktor Penjelas Efisiensi

Bank.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRACT

ABSTRAKSI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan Penelitian

1.4. Kegunaan Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1.Kajian Pustaka

2.1.1. Teori Intermediasi Keuangan 2.1.2. Teori Agensi

2.1.3. Teori Asimetri Informasi 2.1.4. Teori Bank

i ii iv v vi viii x xi

1 1 15 15 16

18 18 18 21 23 26


(10)

jaelani, 2015

studi efesiensi bank umum di indonesia tahun 2002-2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2.1.5. Teori Efesiensi Bank

2.1.5.1. Pendekatan Penentuan Input – Output 2.1.5.2. Pengukuran Efisiensi

2.1.5.3. Faktor-faktor Penjelas Terhadap Efesiensi 2.2.Penelitian Sebelumnya

2.3.Hubungan Variabel 2.4.Kerangka Pemikiran 2.5.Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian

3.2. Partisipan

3.3. Populasi dan Sampel 3.4. Instrument Penelitian 3.5. Prosedur Penelitian 3.6. Teknik Analisis Data

3.6.1.Model Data Envelopment Analysis (DEA) 3.6.2.Regresi Model Tobit

3.6.3.Model Penelitian

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Temuan Penelitian

4.1.1.Temuan Estimasi Tingkat Efesiensi Bank Umum

4.1.2.Temuan Pengujian Faktor-faktor Penjelas Efisiensi Bank Umum 4.2. Pembahasan Efesiensi Bank Umum

4.3. Pembahasan Faktor-faktor Penjelas Efisiensi Bank Umum

4.4. Komparasi Faktor-faktor Penjelas Efisiensi Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan 5.2. Rekomendasi 32 39 45 47 49 81 97 99 100 100 101 103 103 104 107 108 116 120 122 122 125 130 136 152 169 174 174 181


(11)

viii

jaelani, 2015

studi efesiensi bank umum di indonesia tahun 2002-2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5.3. Rekomendasi untuk Penelitian Selanjutnya (Further Research)

Dalil

Daftar Pustaka Lampiran

183

185 186 193


(12)

jaelani, 2015

studi efesiensi bank umum di indonesia tahun 2002-2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1.1 Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Indonesia

Tabel 1.2 Kinerja Keuangan Bank Umum Konvensional Indonesia Tabel 1.3 Kegiatan Usaha Bank Umum Syariah Indonesia

Tabel 1.4 Kinerja Keuangan Bak Umum Syariah Indonesia Tabel 1.5 Perkembangan BOPO BUK dan BUS

Tabel 2.1 Penggunaan Pendekatan Intermediasi

Tabel 2.2 Frequency Penggunaan Variabel Input dan Output Tabel 2.3 Hasil Penelitian Sebelumnya

Tabel 3.1 Data Jumlah Bank Umum Tabel 3.2 Jumlah Sampel

Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Input-Output

Tabel 3.4 Operasionalisasi Variabel Faktor-faktor Penjelas Tabel 3.5 Penggunaan Teknik Estimasi Efisiensi

Tabel 4.1 Ringkasan Statistik Deskriptif Input-Output Bank Umum di Indonesia

Tabel 4.2 Ringkasan Statistik Deskriptif Variabel Faktor-faktor Penjelas Efesiensi Bank Umum di Indonesia

Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Estimasi Tingkat Efisiensi Bank Umum Di Indonesia Berdasarkan Gabungan (Pooled)

Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Estimasi Tingkat Efisiensi Bank Umum Di Indonesia Berdasarkan Tahunan

Tabel 4.5 Pengaruh Variabel Faktor-faktor Penjelas Terhadap Tingkat Efisiensi Bank Umum

Tabel 4.6 Pengaruh Variabel Faktor-faktor Penjelas Terhadap Tingkat Efisiensi Kelompok BUK

Tabel 4.7 Pengaruh Variabel Faktor-faktor Penjelas Terhadap Tingkat Efisiensi Kelompok BUS

Tabel 4.8 Estimasi Tingkat Efisiensi Bank Umum Di Indonesia Berdasarkan Kelompok Bank

Tabel 4.9 Estimasi Tingkat Efisiensi Bank Umum Di Indonesia Bank Dominan Berdasarkan Aset

4 5 5 6 7 43 44 65 102 103 105 106 111 122 123 128 130 132 134 136 139 139


(13)

x

jaelani, 2015

studi efesiensi bank umum di indonesia tahun 2002-2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 4.10 Ikhtisar Return-To-Scale (RTS) Bank Umum Di Indonesia Tabel 4.11Rasio Feebased Income dan Tingkat Efisiensi Bank Umum Di

Indonesia

Tabel 4.12 Total Potential Improvement Perbaikan Tingkat Efisiensi Bank Umum Di Indonesia

Tabel 4.13 Ikhtisar Pengaruh Variabel Faktor-faktor Penjelas Terhadap Tingkat Efisiensi Bank Umum

Tabel 4.14 Ikhtisar Pengaruh Variabel Faktor-faktor Penjelas Terhadap Tingkat Efisiensi Bank Umum Kelompok Bank Umum Konvensional (BUK)

Tabel 4.15 Ikhtisar Pengaruh Variabel Faktor-faktor Penjelas Terhadap Tingkat

Efisiensi Bank Umum Kelompok Bank Umum Syariah (BUS)

Tabel 4.16 Aset, Modal, dan ROE Bank Umum Syariah (BUS) Tabel 4.17 Pembiayaan dan Bagi Hasil Bank Umum Syariah (BUS) Tabel 4.18 Ikhtisar Komparasi Faktor-faktor Penjelas Terhadap Efisiensi

BUK dengan BUS

140

145

146

152

158

159 161 162


(14)

jaelani, 2015

studi efesiensi bank umum di indonesia tahun 2002-2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Perbankan Indonesia

Gambar 2.2 Perbandingan Harga Monopoli dan Kompetitif Gambar 2.3 Kerangka Kerja Penilaian Kinerja

Gambar 2.4 Pengukuran Berdasarkan Input dan Output Oriented Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran Penelitian

Gambar 3.1 Categorisation of frontier techniques Gambar 3.2 Model Efisiensi Bank Umum

Gambar 3.3 Model Efisiensi Bank Umum Konvensional (BUK) Gambar 3.4 Model Efisiensi Bank Umum Syariah (BUS)

Gambar 4.1 Total Potential Improvement PerbaikanTingkat Efisieni Bank Umum

Gambar 4.4 Diagram Pengaruh Langsung Faktor-faktor Penjelas Terhadap Efisiensi Bank Umum

Gambar 4.5 Diagram Pengaruh Langsung Faktor-faktor Penjelas Terhadap Efisiensi BUK

Gambar 4.6 Diagram Pengaruh Langsung Faktor-faktor Penjelas Terhadap Efisiensi Bank Umum Syariah (BUS)

27 33 38 46 98 109 121 121 121

147

152

158


(15)

xii

jaelani, 2015

studi efesiensi bank umum di indonesia tahun 2002-2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Variabel Input dan Output dari Bank Umum di Indonesia Model Data Envelopment Analysis (DEA) Data Gabungan (Pooled)

Lampiran 2 Data Variabel Faktor-Faktor Penjelas dari Bank Umum di Indonesia Dalam Regresi Model Tobit

Lampiran 3 Hasil DEA Output BCCC : Skor dan Potential Improvements Input - output Efisiensi Bank Umum Berdasarkan Gabungan Lampiran 4 Skor dan Potential Improvements Input - output Efisiensi dan

Rasio Feebased Income Bank Umum

Lampiran 5a Hasil DEA Output BCCC : Skor dan Potential Improvements Input - output Efisiensi Bank Umum Berdasarkan Tahunan Tahun 2013 (2002 s/d 2013)

Lampiran 5b Hasil DEA Output BCCC : Skor dan Potential Improvements Input - output Efisiensi Bank Umum Berdasarkan Tahunan Tahun 2012 (2002 s/d 2013)

Lampiran 5c Hasil DEA Output BCCC : Skor dan Potential Improvements Input - output Efisiensi Bank Umum Berdasarkan Tahunan Tahun 2011 (2002 s/d 2013)

Lampiran 5d Hasil DEA Output BCCC : Skor dan Potential Improvements Input - output Efisiensi Bank Umum Berdasarkan Tahunan Tahun 2010 (2002 s/d 2013)

Lampiran 5e Hasil DEA Output BCCC : Skor dan Potential Improvements Input - output Efisiensi Bank Umum Berdasarkan Tahunan Tahun 2009 (2002 s/d 2013)

Lampiran 5f Hasil DEA Output BCCC : Skor dan Potential Improvements Input - output Efisiensi Bank Umum Berdasarkan Tahunan Tahun 2008 (2002 s/d 2013)

Lampiran 5g Hasil DEA Output BCCC : Skor dan Potential Improvements Input - output Efisiensi Bank Umum Berdasarkan Tahunan

194

198

202

206

210

215

220

225

230


(16)

jaelani, 2015

studi efesiensi bank umum di indonesia tahun 2002-2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tahun 2007 (2002 s/d 2013)

Lampiran 5h Hasil DEA Output BCCC : Skor dan Potential Improvements Input - output Efisiensi Bank Umum Berdasarkan Tahunan Tahun 2006 (2002 s/d 2013)

Lampiran 5i Hasil DEA Output BCCC : Skor dan Potential Improvements Input - output Efisiensi Bank Umum Berdasarkan Tahunan Tahun 2005 (2002 s/d 2013)

Lampiran 5j Hasil DEA Output BCCC : Skor dan Potential Improvements Input - output Efisiensi Bank Umum Berdasarkan Tahunan Tahun 2004 (2002 s/d 2013)

Lampiran 5k Hasil DEA Output BCCC : Skor dan Potential Improvements Input - output Efisiensi Bank Umum Berdasarkan Tahunan Tahun 2003 (2002 s/d 2013)

Lampiran 5l Hasil DEA Output BCCC : Skor dan Potential Improvements Input - output Efisiensi Bank Umum Berdasarkan Tahunan Tahun 2002 (2002 s/d 2013)

Lampiran 6a Hasil Regresi Tobit: Pengaruh Variabel Faktor-faktor Penjelas Terhadap Tingkat Efisiensi Bank Umum Lampiran 6b Hasil Regresi Tobit: Pengaruh Variabel Faktor-faktor

Penjelas Terhadap Tingkat Efisiensi BUK

Lampiran 6c Hasil Regresi Tobit: Pengaruh Variabel Faktor-faktor Penjelas Terhadap Tingkat Efisiensi BUS

240

245

250

255

260

265

270

271


(17)

i

jaelani, 2015

studi efesiensi bank umum di indonesia tahun 2002-2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRACT

ABSTRAKSI DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan Penelitian

1.4. Kegunaan Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1.Kajian Pustaka

2.1.1. Teori Intermediasi Keuangan 2.1.2. Teori Agensi

2.1.3. Teori Asimetri Informasi 2.1.4. Teori Bank

2.1.5. Teori Efesiensi Bank

2.1.5.1. Pendekatan Penentuan Input – Output 2.1.5.2. Pengukuran Efisiensi

2.1.5.3. Faktor-faktor Penjelas Terhadap Efesiensi 2.2.Hubungan Variabel

2.3.Hipotesis

i ii iv v vi

1 1 2 3 3

5 5 5 6 6 7 8 10 10 11 11 12


(18)

jaelani, 2015

studi efesiensi bank umum di indonesia tahun 2002-2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian 3.2. Partisipan

3.3. Populasi dan Sampel 3.4. Instrument Penelitian 3.5. Prosedur Penelitian 3.6. Teknik Analisis Data

3.6.1.Model Data Envelopment Analysis (DEA) 3.6.2.Regresi Model Tobit

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Temuan Penelitian

4.1.1.Temuan Dan Pembahasan Hasil Estimasi Tingkat Efesiensi Bank Umum 4.1.2.Temuan Dan Pembahasan Hasil Pengujian Faktor-faktor Penjelas

Efisiensi Bank Umum

4.2. Komparasi Faktor-faktor Penjelas Efisiensi Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan

5.2. Rekomendasi

5.3. Rekomendasi untuk Penelitian Selanjutnya (Further Research) DALIL

DAFTAR PUSTAKA

13 13 13 13 13 14 14 14 15

18 18 19

27

43

46 46 52 55 56 57


(19)

jaelani, 2015

studi efesiensi bank umum di indonesia tahun 2002-2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Bekalang Penelitian

Efisiensi sektor perbankan merupakan masalah ekonomi yang paling menarik bagi banyak pihak, karena bank sebagai lembaga keuangan yang bergerak dalam pasar keuangan diharapkan beroperasi secara efisien. Menurut Bhuia, (2012, hlm. 3), dalam beberapa tahun terakhir masalah pengukuran kinerja untuk lembaga keuangan telah menarik banyak perhatian, karena struktur industri jasa keuangan berubah dengan cepat, itu cukup menarik untuk mengukur efisiensi dan menjelaskan variasi inefisiensi lembaga keuangan. Selanjutnya menurut Megginson (1996, hlm. 388), semakin efisien pasar keuangan menyediakan layanannya, maka lebih produktif perekonomian dan akan semakin tinggi dan pengembalian bersih untuk peminjam dan penabung. Hal diatas sejalan dengan pembangunan ekonomi yang membutuhkan pembiayaan dengan mengembangkan metode yang efisien dalam menyalurkan tabungan (saving) terhadap investasi produktif sebagai sumber pembiayaan.

Perbankan sebagai lembaga keuangan memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional, data Bank Indonesia (BI) menunjukkan sektor perbankan di Indonesia menguasai pangsa pasar 78,8% dari sistem keuangan pada akhir tahun 2013 (sumber: bisnis.com,20.05.2014). Saat ini dapat dikatakan mustahil perekonomian nasional tanpa bank. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lain yang tujuannya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan dan UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah).

Dengan demikian fungsi bank umum sangat strategis dalam perekonomian. Fungsi bank umum yang paling strategis menurut Reed dan Gill, (1995, hlm. 1) adalah kemampuannya menciptakan uang baru dan menghancurkan uang dengan


(20)

kegiatan meberikan kredit, investasi dan kerjasama dengan bank sentral. Bank sebagai lembaga financial intermediary menghimpun dana dari masyarakat (surplus unit) dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat (defisit unit) dalam bentuk kredit untuk kegiatan produktif. Selanjutnya menurut Reed dan Gill, (1995, hlm. 1), kemampuan bank umum melahirkan sisitem kredit yang elastis diperlukan bagi kemajuan perekonomian dengan laju pertumbuhan yang mantap, jika kredit tidak tersedia maka perluasan produksi dalam banyak hal tidak mungkin dilakukan dan harus ditunda samapai dana tersebut dapat terkumpul dari laba atau sumber lain.

Bank menurut Freixas dan Rochet, (2008, hlm. 1), adalah lembaga adalah lembaga yang kegiatan usahanya saat ini terdiri dalam pemberian pinjaman dan menerima deposito dari masyarakat. Jika tanpa bank ada kesulitan bagi unit surplus dana, karena harus mencari unit deficit sendiri yang tentunya informas i asimetris tinggi, demikian pula jika unit deficit harus mencari unit- unit surplus dana mengakibatkan biaya transaksi menjadi tinggi, dengan adanya bank yang berfungsi sebagai intermediasi masalah biaya transaksi dan informasi asimetris menjadi rendah. Menurut Allen dan Santomero (1996, hlm. 1483) bahwa teori standar intermediasi berdasarkan biaya transaksi dan informasi asimetris yang sulit untuk berdamai dengan perubahan yang telah terjadi. Kemudian Scholtens dan Wensveen (2003, hlm. 1), teori intermediasi keuangan saat ini didasarkan pada gagasan bahwa perantara keuangan berfungsi untuk mengurangi biaya transaksi dan asimetri informasi. Sehingga ANDRIEŞ, (2009, hlm. 254) mengatakan bahwa teori intermediasi keuangan didasarkan pada teori keagenan (Agency Theory) dan teori asimetri informasi.

Selanjutnya Agency Theory menurut Jensen dan Meckling, (1976, hlm. 5), merupakan hubungan keagenan sebagai sebuah kontrak di mana satu orang atau lebih (principal) melibatkan orang lain (agent) untuk melakukan beberapa layanan atas nama mereka yang melibatkan pendelegasian beberapa wewenang pengambilan keputusan kepada agent. Demikian juga hubungan principals-agents dalam perbankan yang utama adalah hubungan deposan (depositor) – debitur (borrower), keduanya memiliki kepentingan rasional yang sangat berpotensi


(21)

3

Studi Efisiensi Bank Um um Di Indonesia Tahun 2002 – 2013 Doktor Ilm u Manajem en SPs UPI Bandung

Wensveen (2003, hlm. 15), Asimetri informasi ini dapat bersifat ex ante, menghasilkan adverse selection, moral hazard, dan dari ex post, audit atau verifikasi yang mahal dan penegakan hukum. Jadi masalah agency dan asimetri informasi berpotensi menimbulkan biaya.

Bank komersial (Commercial Banking) adalah salah satu model bisnis bank yang paling umum dan banyak ditemui baik di Indonesia maupun di berbagai Negara (BI, 2012, hlm. 16), dan Bank komersial dikenal juga sebutan bank umum. Selanjutnya menurut Megginson, (1996, hlm. 23), Bank komersial khususnya, tampaknya memiliki keunggulan kompetitif yang jelas atas pasar modal. Secara operasional peranan bank umum dikaitkan dengan efisiensi seperti dikatakan oleh Diamond dan Dybvig, (1986, hlm. 58), bank adalah model layanan aset yang fokus pada peran bank dalam pengumpulan informasi untuk proses pemberian kredit. Kegiatan pengumpulan informasi perlu biaya, maka efisiensi penting bagi bank yang mencerminkan kemampuan manajemen mengelola operasional banknya.

Melihat fungsinya yang begitu besar sebagai lembaga intermediasi keuangan dalam perekonomian nasional, maka bank umum harus didorong lebih efisien. Bahkan pertimbangan BI dalam menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 14/26/PBI/2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank, menyebutkan bahwa seiring dengan rencana integrasi sektor keuangan ASEAN pada tahun 2020 (Masyarakat Ekonomi ASEAN/MEA dimulai pada tahun 2015) yang memungkinkan bank-bank dengan kualifikasi tertentu (Qualified ASEAN Banks – QAB) bebas beroperasi di kawasan ASEAN, maka perbankan nasional perlu meningkatkan ketahanan, daya saing dan efisiensi. Untuk memiliki daya saing yang tinggi, maka masalah efisiensi mendapat perhatian serius dalam rangka mendorong pengembangan industri perbankan agar dapat menghasilkan kinerja yang terbaik.

Bahkan dalam PBI tersebut BI mematok ketentuan bahwa dalam perijinan bagi bank yang akan memperluas jaringan usaha, BI mempertimbangkan pencapaian tingkat efisiensi Bank dalam menyetujui jumlah Jaringan Kantor yang direncanakan dibuka oleh Bank sesuai Renc ana Bisnis Bank (RBB). Selanjutnya pencapaian tingkat efisiensi Bank antara lain diukur melalui rasio Biaya


(22)

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan rasio Net Interest

Margin (NIM) atau rasio Net Operating Margin (NOM). Rasio BOPO dan NIM

merupakan teknik pengukuran efisiensi berdasarkan rasio keuangan. Sedangkan teknik lainnya dengan regresi dan pendekatan frontier seperti model Data

Envelopment Analysis (DEA). Teknik dalam mengestimasi efisiensi perbankan

menurut Rahman, (2012, hlm. 101), terdapat tiga teknik yang paling banyak digunakan untuk menghitung efisiensi relatif adalah teknik regresi, analisis rasio keuangan atau financial ratio analysis (FRA) dan model DEA yang merupakan pendekatan frontier. Efisiensi secara umum berdasarkan pendekatan frontier produksi merupakan hubungan sedemikian rupa antara input dengan output, sehingga menurut Ajlouni, dkk., (2011, hlm. 38), efisiensi fokus dengan hubungan antara input dan output. Sedagkan pendekatan rasio keuangan yang digunakan oleh BI adalah rasio BOPO dan NIM yang berguna untuk memberikan gambaran umum mengenai efisiensi perbankan.

Untuk memberikan gambaran umum kondisi efisiensi dan kinerja perbankan di Indonesia, akan disajikan statistik perbankan Indonesia, yakni perkembangan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional (BUK) Indonesia selama tahun 12 tahun periode 2002 – 2013 sebagaimana tabel berikut.

Tabel 1.1. Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Indonesia Tahun 2002 - 2013

Tahun Penyaluran Dana

Dana Pihak Ketiga (DPK)

Jumlah Aset

Jumlah Bank

2002 698,885 967,444 1,039,855 141

2003 796,731 1,006,624 1,112,204 138 2004 932,971 1,105,769 1,213,518 133 2005 1,140,278 1,283,480 1,469,827 131 2006 1,380,373 1.468.369 1.693.850 130 2007 1,702,520 1,718,965 1,986,501 130 2008 2,015,221 1,990,345 2,310,557 124 2009 2,282,179 2,180,934 2,534,106 121 2010 2,765,912 2,563,562 3,008,853 122 2011 3,412,463 3,093,848 3,652,832 120 2012 4,172,672 3,542,518 4,262,587 120 2013 4,823,303 4,070,018 4,954,467 120 Sumber: DPI Tahun 2002 – 2004 dan SPI Tahun 2005 – 2013, BI


(23)

5

Studi Efisiensi Bank Um um Di Indonesia Tahun 2002 – 2013 Doktor Ilm u Manajem en SPs UPI Bandung

Selanjutnya kinerja keuangan Bank Umum Konvensional (BUK) selama tahun 2002 – 2013 tercermin dari rasio keuangan sebagaimana dalam tabel berikut.

Tabel 1.2 . Kinerja Keuangan Bank Umum Konvensional Indonesia Tahun 2002 – 2013

Tahun CAR ROA NIM NPL BOPO LDR

2002 22,44 1,96 4,14 3,19 94,76 38,24 2003 19,43 2,63 4,64 3,29 88,10 43,52 2004 19,42 3,46 5,88 2,57 76,64 49,95 2005 19,30 2,55 5,63 4,38 89,50 59,66 2006 21,27 2,64 5,80 3,27 86,98 61,56 2007 19,30 2,78 5,70 2,38 84,05 66,32 2008 16,76 2,33 5,66 2,37 88,59 74,58 2009 17,42 2,60 5,56 2,30 86,63 72,88 2010 17,18 2,86 5,73 1,86 86,14 75,21 2011 16,05 3,03 5,91 1,53 85,42 78,77 2012 17.43 3.11 5.49 4,86 74.1 83.58 2013 18.08 3.02 5.43 4,51 74.66 86.8

Sumber: DPI Tahun 2002 – 2004 dan SPI Tahun 2005 – 2013, BI

Keterangan:

CAR= Capital Adequacy Ratio; ROA= Return on assets;NIM= Net Interest

Margin; NPL= Non Performing Loan; BOPO= Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional; dan LDR= Loan to Deposit Ratio

Adapun perkembangan Kegiatan Usaha Bank Umum Syariah (BUS) termasuk Unit Usaha Syariah (UUS) periode 2002 - 2013 sebagaimana tabel:

Tabel 1.3. Kegiatan Usaha Bank Umum Syariah Indonesia Tahun 2002 - 2013

Tahun Penyaluran Dana

Dana Pihak Ketiga (DPK)

Jumlah Aset

Jumlah Bank BUS UUS Jumlah

2002 4,027 2,918 4,087 2 6 8

2003 7,800 5,759 7,944 2 8 10

2004 14,793 11,718 15,210 3 15 18

2005 20,222 17,263 20,880 3 19 22

2006 25,927 22,337 26,722 3 20 23

2007 32,304 25,473 33,016 3 26 29

2008 38,195 36,852 49,555 5 27 32

2009 46,886 52,271 66,090 6 25 31

2010 68,181 76,036 97,519 11 23 34

2011 102,655 115,415 145,467 11 24 35

2012 147,505 147,512 195,018 11 24 35

2013 225,373 176,292 242.276 11 24 35


(24)

Sedangkan Kinerja Keuangan Bak Umum Syariah (BUS) Indonesia selama tahun 2002 – 2013 tercermin dari rasio-rasio keuangan sebagaimana dalam tabel berikut.

Tabel 1.4 Kinerja Keuangan Bak Umum Syariah Indonesia Tahun 2002 - 2013

Tahun CAR ROA ROE NPF BOPO FDR

2002 na na na 4,12 na 112.30

2003 na na na 2,34 na 109.49

2004 na na na 2,37 na 96.86

2005 12.41 1.35 27.58 2.82 78.91 97.75 2006 13.73 1.55 28.45 4.75 76.77 98.90 2007 10.67 2.07 40.38 4.05 76.54 99.76 2008 12.81 1.42 38.79 3.95 81.75 103.65 2009 10.77 1.48 26.09 4.01 84.39 89.70 2010 16.25 1.67 17.58 3.02 80.54 89.67 2011 16.63 1.79 15.73 2.52 78.41 88.94 2012 14.13 2.14 24.06 2.22 74.97 100.00 2013 12,23 1,43 17.24 19.33 83,88 121,46

Sumber: SPSyariah Tahun 2002 – 2013, BI

Keterangan:

CAR= Capital Adequacy Ratio; ROA= Return on assets; ROE= Return on

equity; NPF= Non Performing Financing; BOPO= Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional; dan FDR= Financing to Deposit Ratio

Indikator bank umum efesien secara operasional berdasarkan rasio keuangan dapat dilihat dari besarnya rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dan Net Interest Margin (NIM) untuk BUK atau Net

Operational Income (NOM) untuk BUS. Berdasarkan pendekatan rasio BOPO,

maka kinerja perbankan dapat dikatakan efisien apabila rasio BOPO mengalami penurunan. Adapun perkembangan BOPO Bank Umum, menunjukkan angka fluktuatif yang dapat dikatakan adanya inkonsistensi bank umum sebagai intermediasi keuangan dalam mengelola kegiatan operasionalnya selama periode 2002 – 2013, sebagaimana ditampilkan dalam dibawah ini:


(25)

7

Studi Efisiensi Bank Um um Di Indonesia Tahun 2002 – 2013 Doktor Ilm u Manajem en SPs UPI Bandung

Tabel 1.5. Perkembangan BOPO BUK dan BUS Tahun 2002 - 2013

No. Tahun Bank Umum

Konvensional (BUK)

Bank Umum Syariah (BUS)

1 2002 94.76 na

2 2003 88.10 na

3 2004 76.64 na

4 2005 89.50 78.91

5 2006 86.98 76.77

6 2007 84.05 76.54

7 2008 88.59 81.75

8 2009 86.63 84.39

9 2010 86.14 80.54

10 2011 85.42 78.41

11 2012 80.78 74.97

12 2013 74.66 83.88

Ratas 85.19 79.57

Sumber: dari Tabel 1.2 dan Tabel 1.4, diolah

Berdasarkan tabel diatas, rasio BOPO rata-rata selama tahun 2002 – 2013 untuk bank umum konvensional sebesar 85,19% dan bank umum syariah sebesar 79,57%. Adapun rasio BOPO rata-rata perbankan nasional selama 12 tahun dari tahun 2002 - 2013 sebesar 82,38%. Secara umum dapat dikatakan rasio BOPO pada tahun 2002 - 2013 perbankan nasional cenderung mengalami kenaikan baik bank umum konvensional maupun bank umum syariah. Meningkatnya angka rasio BOPO menunjukkan bahwa semakin tinggi biaya operasional yang ditanggung oleh bank umum sehingga mengakibatkan operasional bank semakin tidak efisien. BOPO perbankan nasional tersebut jika dibandingkan dengan BOPO bank-bank di 4 negara ASEAN lainnya yakni Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina, maka BOPO bank-bank Indonesia kalah efisien dibanding negara-negara ASEAN tersebut, BOPO Filipina yang hanya 74%, Thailand 54,3%, Singapura 42%, dan Malaysia 40%. (Sumber: InvestorDaily, Kamis, 15 Maret 2012).

Pendekatan rasio keuangan selain BOPO yaitu NIM, menurut Paul Sutaryono, BI justru akan menekan NIM bank nasional supaya semakin rendah mendekati NIM bank-bank Malaysia, Filipina dan Thailand yang berada sekitar


(26)

2-3%. Namun sampai Desember 2012, NIM rata-rata perbankan nasional 5,49%. Bahkan NIM justru memiliki kecenderungan semakin naik. Berarti perbankan nasional berdasarkan rasio NIM semakin tidak efisien (Sumber: Koran SINDO, Rabu, 20 Februari 2013). Demikian juga berdasarkan riset BI, perbankan di Indonesia sesungguhnya belum menerapkan efisiensi terbaiknya, riset Desember 2011 hingga Juni 2012 menunjukkan efisiensi bank-bank di dalam negeri cukup tertinggal dibandingkan bank-bank Asia Tenggara, khususnya Thailand. Riset BI menunjukkan efisiensi Bank Buku 1 ada di level 85-87%. Efisiensi Bank Buku 2 sekitar 75%. Efisiensi Bank Buku 3 sekitar 70-75%. Terakhir, efisiensi Bank Buku 4 sekitar 65-67%. Sedangkan efisiensi Bank di Thailand, posisi efisiensinya sudah mencapai 52% (Sumber: Koran republika, 13/02/07).

Padahal perbankan nasional kepemilikan asing cukup dominan, porsi kepemilikan asing di sektor perbankan pada Juni 2008 mencapai 47,02% terus bertambah sampai Maret 2011 mencapai Rp.1.551 triliun dari total aset perbankan senilai Rp.3.065 triliun atau 50,6%, sedangkan Pemerintah pada 4 BUMN hanya memiliki aset sebesar Rp.691,538 triliun atau sikitar 22,56%, sisanya 26,84% dikuasai oleh investor domestik (Nugraha dan Marino, 2013), padahal menurut Havrylchyk, (2006, hlm. 2), literatur mengenai keberadaan bank asing menunjukkan sejumlah manfaat dan biaya. Bank asing memiliki keuntungan dari kualitas output yang lebih baik, mereka tidak memiliki beban kredit macet dan dimiliki lebih maju teknologi skrining dan pemantauan, terutama relatif terhadap pasar negara berkembang. Selanjutnya hasil penelitian Nugraha dan Marino, (2013), membuktikan lain bahwa kepemilikan asing pada sektor perbankan tidak membuat kinerja bank menjadi lebih baik dibandingkan kinerja bank yang dimiliki Pemerintah maupun swasta domestik. Bahkan kinerja bank dominasi asing dan bank asing dalam hal efisiensi masih kalah apabila dibandingkan bank dominasi domistik selama periode penelitian.

Penelitian yang dilakukan oleh Barry, dkk., (2010, hlm. 24), pada perbankan di 6 negara di Asia Tenggara dan Asia Timur (Hong Kong, Indonesia, Korea Selatan, Malaysia, Filipina dan Thailand), periode pasca - krisis 1999-2004, dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) dan test for


(27)

9

Studi Efisiensi Bank Um um Di Indonesia Tahun 2002 – 2013 Doktor Ilm u Manajem en SPs UPI Bandung

untuk Korea Selatan dan relatif rendah untuk Filipina dan Indonesia. Demikian pula penelitian oleh Tahir, dkk., (2012, hlm. 72), penelitian afisiensi bank di 6 negara ASEAN, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina dan Vietnam, menggunakan metode Stochastic Frontier Analysis (SFA) dan Tobit

regression analysis, menunjukkan harga bunga bank-bank di Indonesia yang

paling mahal, dalam hal harga tenaga kerja dan harga modal, menunjukkan bahwa bank-bank di Indonesia relatif lebih tinggi daripada rekan-rekan mereka ASEAN, namun efisiensi bank di Indonesia pada urutan yang ketiga setelah Bank-bank di Singapura dan Filipina.

Identifikasi masalah terhadap rendahnya efisiensi perbankan nasional, baik pendekatan rasio keuangan yaitu BOPO dan NIM maupun dengan pendekatan

frontair seperti penelitian yang dilakukan oleh Barry, dkk., (2010) dan Tahir, dkk.,

(2012), merupakan kesenjangan yang cukup serius, karena selain sektor perbankan sangat dominan dalam perekonomian nasional, juga bertentangan dengan teori intermediasi (intermediary theory) dan teori bank (bank theory) itu sendiri. Dasar umum teori efisiensi bank adalah teori intermediasi, maka keberadaan bank sebagai intermediasi keuangan seharusnya untuk menghindari ketidak efisienan yang terjadi dibandingkan jika para pihak melakukan transaksi secara langsung tanpa melalui intermediasi bank.

Namun disisi lain bank sebagai perusahaan, berdasarkan teori Agensi (Agency Theory), menurut Jensen dan Meckling, (1976, hlm. 5), merupakan hubungan keagenan sebagai sebuah kontrak di mana satu orang atau lebih (principal) melibatkan orang lain (agent) untuk melakukan beberapa layanan atas nama mereka yang melibatkan pendelegasian beberapa wewenang pengambilan keputusan kepada agent berpontensi konflik baik antara principal dengan agent. Pada bank, konflik yang terjadi dapat mencakup konflik antara lender dengan

borrower, selanjutnya kondisi tersebut berpotensi menimbulkan masalah

informasi asimetri (asymmetric information), maka dalam menghindari konflik tersebut dibutuhkan biaya yang dapat menjadi in-efisiensi bank. Menurut Allen dan Santomero (1996, hlm. 1483) bahwa teori standar intermediasi berdasarkan biaya transaksi dan informasi asimetris yang sulit untuk berdamai dengan perubahan yang telah terjadi. Kemudian menurut Hughes dan Mester, (2008, hlm.


(28)

1), kemampuan bank untuk memperbaiki asimetri informasi antara peminjam dan pemberi pinjaman dan kemampuan mereka untuk mengelola risiko adalah inti dari produksi perbankan. Selanjutnya Hughes dan Mester, (2008, hlm. 1), bahwa apakah yang menentukan bank beroperasi secara efisien? dengan skrining dan pemantauan peminjam, dapat memecahkan masalah potensi moral hazard dan

adverse selection yang disebabkan oleh informasi yang tidak sempurna antara

peminjam dan pemberi pinjaman.

Dalam teori efisiensi bank adanya pandangan yang berbeda terhadap Net

Interest Margin (NIM) pengaruhnya terhadap efisiensi bank. Pendapat pertama

NIM diharapkan memiliki efek positif pada efisiensi bank, seperti Demirgüç-Kunt, dkk., (2003, hlm. 8), dapat menafsirkan NIM yang lebih besa r sebagai mencerminkan antara inefisiensi operasional atau kekuatan pasar. Paul, dkk., (2009, hlm. 21), NIM diharapkan memiliki efek positif pada efisiensi, yaitu, semakin tinggi NIM, bank-bank lebih efisien. Berbeda pandangan diatas pendapat kedua NIM diharapkan memiliki efek negatif pada efisiensi bank, sebagaimana pendapat Sensarma dan Ghosh (2004, hlm. 41), sebuah sistem perbankan yang kompetitif diharapkan untuk mendorong efisiensi yang lebih besar yang harus mendapatkan tercermin dalam NIM yang lebih rendah. Selanjutnya NIM dapat dianggap sebagai indikator kinerja dan efisiensi bank. Selanjutnya studi di Amerika Serikat, bank diasumsikan lebih efisien jika mereka menetapkan harga yang lebih menguntungkan bagi pelanggan (suku bunga deposito yang lebih tinggi, dan suku bunga pinjaman yang lebih rendah); dengan kata lain jika memiliki ex-ante marjin rendah.

Fenomena ketidak efisienan perbankan nasional yang telah dibahas diatas, menjadi topik utama dalam penelitian ini. Penelitian efisiensi bank telah banyak dilakukan, mengingat efisiensi bank bergerak dinamis sejalan dengan linkungan bisnis, maka penelitian efisiensi bank akan terus menarik. Namun dalam mengestimasi efisiensi perbankan terdapat ketidak sepakatan baik dalam menentukan variabel input-output maupun dalam mengukur efisiensi. Misalnya pendekatan produksi (Sherman, 1983, hlm. 7), memberlakukan deposito sebagai variabel output sementara disisi lain pendekatan intermediasi (Sealey dan Lindley 1977, Berger dan Humphrey, 1997), diperlakukan sebaga input. Demikian juga penggunaan teknik estimasi efisiensi banyak dikembangkan terutama pendekatan


(29)

11

Studi Efisiensi Bank Um um Di Indonesia Tahun 2002 – 2013 Doktor Ilm u Manajem en SPs UPI Bandung

frontair baik model parametrik maupun non-parametrik. Sehingga penelitian

efisiensi perbankan cukup menarik dan dinamis, sebagaimana dinyatakan oleh Singh dan Gupta, (2013, hlm. 87), meskipun penelitian tentang efisiensi bukanlah sebuah fenomena baru, masih ada kekosongan yang ada dalam hal mengukur efisiensi bagi perusahaan keuangan dan non keuangan. Tetapi sebelum gap penelitian yang ada dari topik saat ini, itu akan menjadi penting untuk melihat pada pertumbuhan dan pengembangan langkah-langkah efisiensi selama periode waktu.

Sebagaimana telah disebutkan diatas, bahwa teknik yang paling banyak digunakan untuk menghitung efisiensi relatif adalah teknik re gresi, analisis rasio keuangan dan pendekatan frontier terutama model Data Envelopment Analysis

(DEA). Analisis Rasio Keuangan yakni BOPO dan NIM/NOM dipergunakan oleh

BI untuk mengukur efisiensi perbankan nasional. Namun dalam penelitian ini dipergunakan pendekatan frontier (DEA) dan regresi model Tobit untuk menguji faktor- faktor penjelas efisiensi bank. Penggunaan frontier (DEA) dalam rangka mengisi kekosongan dan kelemahan yang ada dalam mengukur efisiensi yang belum dipergunakan oleh otoritas bank. Sebagaimana pendapat Sherman, (1983, hlm. 1), teknik lain yang mengkompensasi kelemahan dalam rasio akuntansi yang diperlukan untuk mencapai evaluasi yang lebih komprehensif dari kinerja perusahaan adalah DEA. Sejalan dengan pendapat itu, Piyu, (1992, hlm. 39), bahwa DEA memiliki potensi untuk memberikan informasi penting tentang kondisi keuangan bank dan kinerja manajemen untuk kepentingan regulator bank, manajer dan investor saham perbankan. Dalam rangka menjelaskan variasi nilai efisiensi hasil estimasi dengan model DEA, dipergunakan regresi model Tobit untuk mengobati skor efisiensi, menurut Casu dan Molyneux, (2000, hlm. 6), bahwa model dasar DEA akan diperpanjang untuk memperhitungkan variabel

account-environmental, dalam konteks ini, istilah lingkungan digunakan untuk

menjelaskan faktor- faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dari sebuah perusahaan. Sejalan dengan penggunaan regresi model Tobit menurut Sharma, dkk., (2012, hlm. 83), kebutuhan regresi model Tobit muncul karena sifat dari variabel dependen disensor.


(30)

Pendekatan dalam mengukur efisiensi bank yang dapat dipergunakan dalam penelitian terutama dalam menentukan variabel input dan output akan tergantung kepada preferensinya. Menurut Casu dan Molyneux, (2000, hlm. 12), bahwa tidak ada teori yang mencakup segala perusahaan perbankan dan tidak ada kesepakatan tentang definisi eksplisit dan pengukuran input dan output bank. Masalah yang paling diperdebatkan menganggap peran deposito (untuk perbankan di Indonesia: Dana Pihak Ketiga/DPK), di satu sisi, berpendapat bahwa mereka adalah masukan untuk proses produksi (pendekatan intermediasi dan aset), di sisi lain, disarankan agar deposito sebagai output (pendekatan produksi), melibatkan penciptaan nilai tambah, dan untuk itu pelanggan dikenakan biaya oportuniti (pendekatan nilai tambah, dan pendekatan biaya pengguna). Menurut Paul, dkk., (2009, hlm. 9), mengatakan dalam literatur, ditemukan tiga pendekatan yang berbeda untuk memilih input dan output: pendekatan produksi, pe ndekatan intermediasi, dan pendekatan nilai tambah. Sedangkan menurut Dong, (2009, hlm. 130), ada dua pendekatan utama dalam teori perbankan tentang pilihan bagaimana mengukur aliran jasa bank: pendekatan produksi dan pendekatan intermediasi.

Dalam penelitian ini untuk memilih input dan output dipergunakan pendekatan intermediasi karena sesuai dengan fungsi bank sebagai perantara keuangan dan mengukur efisiensi bank secara keseluruhan termasuk cabang dan unit lainnya, sehingga peran deposito yang paling diperdebatkan diperlakukan sebagai variabel input. Maka variabel input dan output dalam penelitian ini, yakni variabel input menggunakan: Dana Pihak Ketiga/DPK (dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu); Biaya Aktiva Tetap dan Biaya Tenaga Kerja. Sedangkan untuk variabel output: Aktiva Produktif (kredit dan investasi), Pendapatan bunga, dan feebased income. Penggunaan sedikit berbeda dengan penelitian sebelumnya, karena penggunaan variabel output feebased income. Penggunaan variabel feebased income sejalan dengan pendekatan intermediasi yang bergerak dari pendekatan tradisional kearah yang lebih jauh dari bisnis bank sebagai perantara keuangan, dapat dilihat feebased income mulai digali oleh perbankan Indonesia. Menurut Kasmir, (2012, hlm. 129), bahwa feebased adalah


(31)

13

Studi Efisiensi Bank Um um Di Indonesia Tahun 2002 – 2013 Doktor Ilm u Manajem en SPs UPI Bandung

keuntungan dari transaksi dalam jasa-jasa bank. Keuntungan dari jasa bank dari tahun ke tahun semakin meningkat, disebabkan keuntungan dari spread based semakin kecil. Penelitian yang dilakukan oleh Gamra dan Plihon, (2011, hlm. 2), negara Asia Timur dan Amerika Latin bahwa telah menyusutnya porsi dana intermediasi, lembaga bank yang terkemuka untuk pindah ke strategi bisnis baru sebagai investment banking dan kegiatan yang menghasilkan feebased income.

Dalam penelitian ini menggunakan prosedur "Tiga Tahap" berbeda dengan penelitian- penelitian sebelumnya. Prosedur tahap pertama, mengestimasi skor efisiensi bank dengan menggunakan teknik model DEA. Selanjutnya tahap kedua menguji faktor- faktor penjelas efisiensi bank, dengan menggunakan regresi model Tobit. Kemudian dilakukan prosedur tahap ketiga, dianalisis secara terpisah antara kelompok BUK dengan kelompok BUS, karena diasumsikan faktor- faktor penjelas efisiensi antara BUK dengan BUS tidak sama. BUS memiliki prinsip yang berbeda dengan BUK terutama berhubungan dengan bunga dan bagi hasil, namun keduanya masuk bank umum dalam sistim perbankan nasional.

Faktor-faktor penjelas efisiensi bank menggunakan variabel rasio keuangan, kondisi ekonomi dan peraturan. Pennggunaan variabel kinerja keuangan untuk memberikan gambaran umum mengenai efisiensi perbankan, sebagaimana menurut Hadad, dkk.., (2003, hlm. 5), kinerja keuangan dapat direpresentasikan secara terbaik melalui rasio Capital adequacy, Asset quality,

Management, Earnings dan Liquidity, kemudian disingkat menjadi CAMEL.

Beberapa penelitian yang menggunakan variabel rasio keuangan sebagai faktor-faktor penjelas efisiensi bank, antara lain Casu dan Molyneux, (2000, hlm. 13), menggunakan rasio Equity/Total Assets (E/TA) dan Return on Average Equity (ROAE), Hassan, (2003, hlm. 16), rasio ROA, ROE) dan rasio pinjaman. Kumar dan Gulati, (2008, hlm. 48), rasio profitabilitas dan kualitas aset. Paul, dkk., (2009, hlm. 20), LTA, dan LTD/LDR, NIETA, ROE, NIM. Subandi dan Ghozali, (2010, hlm. 126), variabel NPL, CAR, LDR, Cost, NIM. Kablan, (2010, hlm. 12), ROE dan NPL. Ajlouni, dkk., (2011, hlm. 48), variabel CAR. Sharma, dkk., (2012, hlm. 85), loan, deposits, profitability, diversification (non-interest income to

assets). Ismail, dkk., (2012, hlm. 239), CAR, bank expenses, NPL, dan ROA. Kemudian penelitian Pančurová dan Lyócsa, (2013, hlm. 158), rasio ETA, ROAE,


(32)

LNTA, dan LDR. Dalam penelitian ini faktor- faktor penjelas efisiensi bank dari rasio kinerja keuangan dipergunakan variabel CAR, LDR/FDR, NPL/NPF, NIM/NOM, ROA, dan ROE, yaitu pendekatan CAMEL minus BOPO. Tidak dipergunakannya Rasio BOPO, karena dalam BOPO terdapat komponen yang bersumber dari cadangan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang bersifat prediktif.

Sedangkan penelitian yang menggunakan variabel kondisi ekonomi sebagai faktor penjelas efisiensi bank antara lain penelitian oleh Akmal dan Saleem, (2008, hlm. 67), tingkat inflasi, pendapatan per-kapita, stock kapitalisasi, PDB. Pančurová dan Lyócsa, (2013, hlm. 160), kepemilikan, GDP, ΔGDP, inflasi, indeks kebebasan finansial (IFF), dan indeks Hirschman Herfindahl (HHI). Kemudian penelitian yang dilakukan Frimpong, dkk., (2014, hlm. 74), variabel tingkat inflasi dan tingkat PDB, suku bunga, pangsa pasar dan konsentrasi perbankan. Dalam penelitian ini, variabel kondisi ekonomi dan peraturan otoritas bank sebagai faktor penjelas efisiensi bank yang dipergunakan adalah variabel Inflasi, Produk Domistik Bruto (PDB), dan Giro Wajib Minimum (GWM).

Efisiensi perbankan ini sangat berguna bukan saja deposan, debitur, pemilik, calon investor, manajer bank dan regulator. Menurut Hassan, (2003, hlm. 18), informasi yang diperoleh dari studi efisiensi dapat digunakan untuk membantu manajer bank, pemerintah dan investor. Kinerja manajerial dapat ditingkatkan dengan mengidentifikasi "praktek terbaik" dan "praktek terburuk" yang terkait dengan efisiensi tinggi dan rendah. Menurut Paul, dkk., (2009, hlm. 2), pengukuran efisiensi industri perbankan adalah: 1) efisiensi merupakan faktor penting agar bisnis berhasil, mengingat persaingan yang meningkat di pasar keuangan. 2) pasar keuangan cepat berubah dan lebih global. 3) efisiensi untuk membedakan bank-bank yang memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dan berkembang dari bank-bank yang mungkin memiliki masalah dengan daya saing.

Berdasarkan uraian latar belakang, topik penelitian ini fokus pada tingkat efisiensi bank dan faktor-faktor penjelas, dengan judul disertasi: Studi Efisiensi Bank Umum Di Indonesia Tahun 2002 – 2013 (Komparasi Faktor-Faktor Penjelas Efisiensi Antara Bank Umum Konvensional Dengan Bank Umum Syariah)


(33)

15

Studi Efisiensi Bank Um um Di Indonesia Tahun 2002 – 2013 Doktor Ilm u Manajem en SPs UPI Bandung 1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tingkat efisiensi Bank Umum di Indonesia tahun 2002-2013 ditentukan oleh variabel-variabel input dan output yang telah dipilih?

2. Bagaimana faktor-faktor penjelas (CAR, LDR/FDR, NPL/NPF, NIM/NOM, ROA, ROE, Inflasi, PDB, dan GWM) mempengaruhi efisiensi bank umum di Indonesia tahun 2002-2013?

3. Bagaimana faktor- faktor penjelas (CAR, LDR, NPL, NIM, ROA, ROE, Inflasi, PDB, dan GWM) mempengaruhi efisiensi bank umum konvensional di Indonesia tahun 2002-2013?

4. Bagaimana faktor- faktor penjelas (CAR, FDR, NPF, NOM, ROA, ROE, Inflasi, PDB, dan GWM) mempengaruhi efisiensi bank umum syariah di Indonesia tahun 2002-2013?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini, menganalisis variasi tingkat efisiensi Bank umum di Indonesia dan faktor-faktor penjelas yang mempengaruhinya, dengan cara: 1. Melakukan pengukuran dan menganalisis tingkat efisiensi Bank Umum di

Indonesia tahun 2002-2013 berdasarkan variabel- variabel input dan output yang telah dipilih

2. Memberikan bukti empiris bahwa variabel- variabel faktor- faktor penjelas (CAR, LDR/FDR, NPL/NPF, NIM/NOM, ROA, ROE, Inflasi, PDB, dan GWM) berpengaruh terhadap efisiensi bank umum di Indonesia tahun 2002-2013

3. Memberikan bukti empiris bahwa variabel- variabel faktor- faktor penjelas (CAR, LDR, NPL, NIM, ROA, ROE, Inflasi, PDB, dan GWM) berpengaruh terhadap efisiensi bank umum konvensional di Indonesia tahun 2002-2013 4. Memberikan bukti empiris bahwa variabel- variabel faktor- faktor penjelas

(CAR, FDR, NPF, NOM, ROA, ROE, Inflasi, PDB, dan GWM) berpengaruh terhadap efisiensi bank umum syariah di Indonesia tahun 2002-2013


(34)

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu manajemen dan stakeholder maupun shareholder Bank umum.

1. Kegunaan Akademik

1) Pemilihan variabel input dan output dalam mengestimasi efisiensi perbankan banyak pendekatan, yang cukup terkenal pendekatan produksi, intermediasi, dan value added. Demikian pula variabel faktor- faktor penjelas terhadap efisiensi bank umum. Belum adanya kesepakatan dalam penentuan variabel input dan output, dan variabel faktor-faktor penjelas terhadap efisiensi bank umum. Maka penentuan dan pemilihan variabel-variabel dalam penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah dalam pengembangan ilmu manajemen keuangan terutama tingkat efisiensi perbankan.

2) Dalam penelitian ini menggunakan penedekatan frontier dengan metode

data envelopment analysis (DEA) dan rgegresi model Tobit serta

menggunakan software Frontier Analysis dari Banxia Software yang merupakan aplikasi teknologi informasi. Hal tersebut diharapkan meningkatkan studi tingkat efisiensi bank, karena metode dan aplikasi tersebut berkembang secara dinamis sesuai dengan perkembangan lingkungan bisnis yang menuntut bisnis perbankan yang semakin efisien sebagai lembaga intermediasi.

3) Bagi akademisi atau peneliti diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk studi selanjutnya yang berkaitan variabel input-output dan variabel faktor-faktor penjelas efisiensi bank umum.

2. Kegunaan Praktis

1) Manajemen dan Pemilik (Calon Investor)

a) Pengelolaan bank dalam kondisi persaingan yang semakin tajam, diperlukan upaya-upaya yang jitu dari pihak manajemen, itu perlu informasi gambaran mengenai kondisi bank yang dikelolanya terutama tingkat efisiensi dibandingkan dengan bank-bank lainnya, dan faktor-faktor penjelas tingkat efisiensi banknya, sebagai bahan pengambilan keputusan khsusnya untuk menyusun kebijakan usahanya dalam rangka meningkatkan kemampuan daya saing banknya.


(35)

17

Studi Efisiensi Bank Um um Di Indonesia Tahun 2002 – 2013 Doktor Ilm u Manajem en SPs UPI Bandung

b) Hasil penelitian tingkat efisiensi bank akan memberikan informasi kepada pemilik mengenai pengelolaan usaha banknya, sehingga dapat menjadi bahan evaluasi terhadap kinerja manajemen bank. Bagi calon investor sebagai sinyal sebagai dasar keputusan untuk mengelola portfolio investasinya, karena investor prinsipnya mencari perusahaan (bank) yang memiliki kinerja keuangan dan prospek yang baik, berarti efisiensi bank sebagai sumber data selain di pasar modal.

2) Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

a) BI dalam menjalankan tugas pokoknya, menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter; mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, dibutuhkan dukungan perbankan yang sehat dan efisien. Jika kondisi moneter yang stabil dan sistem pembayaran yang lancar memberikan kondisi yang kondusif bagi perbankan. BI memiliki otoritas menentukan GWM, jika GWM diturunkan akan mengurangi cost loanable fund tentu menguntungkan bank dan nasabah. Sehingga penelitian efisiensi bank dapat memberikan kontribusi dalam mengatur GWM.

b) Informasi tingkat efisiensi bank dapat memberikan bahan masukan bagi OJK dalam melaksanakan tugasnya membina dan mengawasi perbankan. Bank-bank belum efisien harus mendapat pembinaan dan pengawasan khusus agar menjadi efisien, sedangkan bank telah efisien dibina untuk dapat bersaing secara regional (ASEAN) dan global. 3) Masyarakat pengguna jasa bank

a) Masyarakat pengguna jasa bank secara umum dengan mengetahui efisiensi bank-bank, dapat dijadikan bahan untuk pengambilan keputusan dalam bertransaksi dengan memilih bank yang efisiensi, karena lebih diuntungkan dengan biaya transaksi lebih rendah.

b) Deposan akan merasa lebih aman dengan bank yang efisien karena bank tersebut akan suistanable, demikian juga debitur akan diuntungkan karena dapat menikmati lending rate yang rendah.


(36)

(37)

jaelani, 2015

studi efesiensi bank umum di indonesia tahun 2002-2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Dalam bab metode penelitian membahas tentang bagaimana mekanisme dalam melaksanakan penelitian ini, sebagaimana menurut Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI, bagian ini merupakan bagian yang bersifat prosedural, bagaimana alur penelitian dirancang mulai dari pendekatan penelitian yang ditetapkan, intrumen yang digunakan, tahapan pengumpulan data yang dilakukan, hingga langkah- langkah analisis data yang dijalankan (UPI, 2004, hlm.28). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, selanjutnya dalam metode penelitian mencakup: desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosuder penelitian, dan analisis data.

Desain penelitian dalam rangka memberikan arah penelitian dengan prosedur untuk mendapatkan hasil yang optimal. Menurut Jogiyanto (2010, hlm.53) bahwa rancangan riset atau disain riset adalah rencana dari struktur riset yang mengarahkan proses dan hasil riset sedapat mungkin menjadi valid, obyektif, efisien, dan efektif. Selanjutnya desain penelitian adalah rencana atau program yang memandu peneliti dalam memutuskan kapan bagaimana mengumpulkan data, apa data yang dikumpulkan, dari siapa data dikumpulkan, dan bagaimana mengumpulkan, menganalisis dan menginterprestasinya (Silalahi, 2012, hlm.16). Penelitian ini merupakan pendekatan ilmu manajemen keuangan yang memfokuskan kepada kinerja lembaga keuangan yakni tingkat efisiensi perbankan di Indonesia tahun 2002 - 2013. Oleh karena itu desain penelitian ini mencakup: jenis penelitian pengujian hipotesis (hypothesis testing) dengan kategori hubungan kausal (causal), menggunakan data panel, menggunakan studi statistik, teknik pengumpulan data dengan studi arsip/dokumen, unit analisisnya adalah bank umum, dan model empiris yang dibangun.

Pengujian hipotesis berkenan dengan evaluasi penjelasan hubungan-hubungan potensial yang diobservasi (Silalahi, 2012, hlm.181), maka rancangan


(38)

penelitian ini difokuskan pada pengujian secara empiris bangunan

model yang dikembangkan berdasarkan kerangka pemikiran. Identifikasi

terhadap variabel faktor- faktor penjelas yang mempengaruhi tingkat efisiensi Bank Umum ke dalam pengujian hipotesis-hipotesis penelitian dilakukan melalui bangunan tiga model penelitian empiris untuk menjawab tiga pertanyaan penelitian pada perumusan masalah.

3.2. Partisipan

Menentukan Partisipan (participants) atau sebagai subyek penelitian sangat penting, karena sebagai unit analis (unit of analysis) tempat melekatnya apa yang akan dipelajari. Sejalan dengan itu menurut Silalahi, (2012, hlm.250), subyek penelitian memiliki kedudukan sentral dalam penelitian karena data tentang gejala atau variabel atau masalah yang diteliti berada pada subyek penelitian.

Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah Bank Umum di Indonesia sebagai sumber data. Bank Umum sebagai unit analisis disebut Unit Pengambilan Keputusan (Decision Making Unit/DMU), dalam kerangka model DEA yang digunakan dalam mengestimasi tingkat efisiensi perbankan di Indonesia tahun 2002 – 2013. Menurut Tanjung dan Devi (2013, hlm.328), pada umumnya DMU dapat berupa entitas (jenis organisasi) apapun yang mampu merubah input (sumber daya) menjadi output (hasil). Demikian pula menurut Cooper dkk. (2001, hlm.220) istilah "Decision Making Unit" yang disingkat "DMU" mengacu pada entitas (sekolah, rumah sakit, perusahaan bisnis, dll) yang dianggap sebagai bertanggung jawab untuk mengubah input menjadi output.

Bank Umum atau Bank komersial (Commercial Banking), di Indonesia baik dengan sistem kovensional maupun sistem syariah. Bank umum merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Bank Indonesia, (2012, hlm.16) mendefinisikan segmen nasabah bank komersial (bank umum)


(39)

102

adalah semua orang atau entitas yang membutuhkan layanan perbankan mulai dari tabungan, pinjaman, jasa-jasa pembayaran dan perdagangan luar negeri serta layanan- layanan yang lain (layanan perbankan secara umum). Fungsi layanan bank komersial: 1) Primary Banking: Fungsi pendanaan dan pembiayaan, yakni menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu; menyalurkan pinjaman; dan 2) Secondary Banking: Fungsi agency, yakni pendapatan bank diperoleh dari feebased income.

Uraian karakteristik bank umum sebagai unit analisis sebagaimana dijelaskan diatas, berikut ini ditampilkan jumlah bank umum setiap tahun sebagaimana berikut.

Tabel 3.1. Data Jumlah Bank Umum Periode 2002 – 2013

No. Tahun BUK BUS Bank

Umum

1 2002 141 8 149

2 2003 138 10 148

3 2004 133 18 151

4 2005 131 22 153

5 2006 130 23 153

6 2007 130 29 159

7 2008 124 32 156

8 2009 121 31 152

9 2010 122 34 156

10 2011 120 35 155

11 2012 120 35 155

12 2013 120 35 155

Jumlah 1530 312 1842

Rerata pertahun 128 26 154

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah, BI, diolah

Berdasarkan tabel diatas ditetapkan jumlah unit analisis atau partipisan, selanjutnya penetapan partipisan menurut Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI, bahwa pemilihan atau penentuan partisipan pada dasarnya dilalui dengan cara penentuan sampel dari populasi (UPI, 2004, hlm.28).


(40)

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, bahwa unit analisis (unit of analysis) dalam penelitian ini adalah bank umum, dengan demikian populasi penelitian ini yakni Bank Umum baik Bank Umum Konvensional (BUK) maupun Bank Umum Syariah (BUS). Dalam penelitian ini populasi dan sampel adalah seluruh Bank Umum yang terdaftar pada Bank Indonesia antara periode 2002-2013, dan tercantum dalam Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum pada

website Bank Indonesia (http://www.bi.go.id) antara periode 2002-2013.

Berdasarkan kriteria diatas, maka sampel selama periode penelitian tahun 2002 sampai dengan tahun 2013 sebagaimana tabel berikut:

Tabel 3.2. Jumlah Sampel

Kelompok Bank Sampel

1. Bank Umum Konvensional (BUK) 109

2. Bank Umum Syariah (BUS) 11

Jumlah 120

Sumber: Tabel 3.1, diolah

3.4. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder (secondary data), pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi, sebagaimana menurut Tanjung dan Devi, (2013, hlm.115), untuk data sekunder, pengumpulan datanya dilakukan dengan metode dokumentasi lewat media cetak ataupn media elektronik.

Dokumentasi diperoleh dari sumber Statistik Perbankan Indonesia (SPI), Data Perbankan Indonesia (DPI) dan Statistik Perbankan Syariah (SPS) serta laporan keuangan publikasi Bank Umum yang dipublikasikan oleh BI; data perkembangan inflasi dan Produk Domistik Bruto (PDB) yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Dokumen sebagai instrumen penelitian lebih rinci sebagai berikut:

A. Bersumber dari website Bank Indonesia http://www.bi.go.id, berupa:  Data Perbankan Indonesia (DPI) Januari 2004


(1)

New York, 2010. Library of Congress Control Number: 2009937336, ISBN 978-3-642-02820-5 e-ISBN 978-3-642-02821-2, DOI 10.1007/978-3-642-02821-2

Howells, P., dan Bain, K., (2005), The Economics of Money, Banking and Finance, A European Text, Pearson education limited third edition, Edinburgh gate, Harlow, England.

Hughes, J.P., dan Mester, L.J., (2008), Efficiency in Banking: Theory, Practice, and Evidence, Working paper no. 08-1, 1-30, Research Department, Federal Reserve Bank of Philadelphia.

Ismail, dkk., (2012), Determinant of Efficiency in Malaysian Banking Sector, http://www.ipedr.com/vol43/048-ICFME2012-X10028.pdf, 238-242. Jensen, M.C. dan Meckling, W.H., (1976), Theory of the Firm: Managerial

Behavior, Agency Costs and Ownership Structure, Journal of Financial Economics, 3, (4), 1-77.

Jogiyanto, (2010), Metodologi Penelitian Bisnis, Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, edisi ketiga, Yogyakarta, BPFE.

Kablan, S., (2010), Banking Efficiency and Financial Development in Sub-Saharan Africa, IMF Working Paper, 2010 WP/10/136, 1-25.

Kasmir, (2012), Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.

KUMAR, S. dan GULATI, R., (2008), An Examination Of Technical, Pure Technical, And Scale Efficiencies In Indian Public Sector Banks Using Data Envelopment Analysis, Eurasian Journal of Business and Economics, 1, (2), 33-69.

Kupiec, P., dan Lee, Y., (2012), What Factors Explain Differences in Return on Assets Among Community Banks?, Federal Deposit Insurance Corporation, (FDIC), 1-16, http://www.fdic.gov/regulations/resources/cbi/report/cbi-full.pdf.

Leibenstein, H., (1996), Allocative Effeciency vs. “X Efficiency”, The American Economic Review, 56, (3), 392-415.

Ma, Guonan, Yan Xiandong dan Liu Xi, (2011), China’s evolving reserve requirements, BIS Working papers no 360 Monetary and Economic Department ISBN 1682-7678 (online), 1-29.

Mamduh, H.M., (2003), Manajemen Keuangan Internasional, Yogyakarta, BPPE. Matthews, K., dan Thompson, J., (2005), The Economics Of Banking, The

Atrium, Southern Gate, Chichester, West Sussex PO19 8SQ, England, John Wiley & Sons Ltd.

Megginson, L.W., (1996), Corporate Finance Theory, Addison-Wesley Educational Publisher Inc.


(2)

Minh, dkk., (2012), A New Approach For Ranking Efficient Units In Data Envelopment Analysis And Application To A Sample Of Vietnamese Agricultural Bank Branches, American Journal of Operations Research, 2, 126-136.

Mokhtar, dkk., (2006) A Conceptual Framework For And Survey Of Banking Efficiency Study, Unitar e-Journal, 2, (2), 1-19 .

Nachrowi, D.N. dan Usman, H. (2006), Pendekatan Popular dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis dan Keuangan, Jakarta, Lembaga Penerbit FE-UI

Nenovsky, dkk., (2008), Approach And Data Envelopment Analysis, Agency for Economic Analysis and Forecasting, Working Paper Series97068532 ISBN 978-954-567-060-2,1-33.

Nugraha dan Marino, W.S., (2013), Analisis factor-faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit sebagai indikator pranan perbankan dalam mendorong perekenomian di indonesia (studi pada bank berdasarkan struktur kepemilikan periode sesudah krisis global tahun 2008), Prosiding seminar nasional APMMI II regional competitiveness, creative economy and entrepreneurship, ISBN : 978-979-8911-75-0

Oke, D.M., dan Poloamina, I.D., (2012), Further Analysis of Bank Efficiency Correlates_The Nigerian Experience, Journal of Applied Finance & Banking, 2, (4), 1-11, ISSN: 1792-6580 (print version), 1792-6599 (online), Scienpress Ltd.

Palia, D., dan Porter, R., (2007), Agency Theory In Banking: An Empirical Analysis Of Moral Hazard And The Agency Costs Of Equity, Banks and Bank Systems, 2, (3), 142-156.

PANČUROVÁ, D., dan LYÓCSA, Š., (2013), Determinants Of Commercial

Banks Efficiency Evidence From 11 Cee Countries, Finance a úvěr-Czech Journal of Economics and Finance, 63, (2), 152-179.

Pastor, J.M., (2002), Credit risk and efficiency in the European banking system: A three-stage analysis, Applied Financial Economics, 12, 895-911.

Paul, dkk., (2009), What Explains Differences In The Cost Efficiency Of Banks? An Empirical Study On Jordan, School of Business University of Western Sydney, Australia, 1-32, JEL Codes: D22, D24, D61 and G21.

Piyu, Y., (1992), Data Envelopment Analysis and Commercial Bank Performance: A Primer With Applications to Missouri Banks, Federal Reserve Bank of st. Louis, 74, (1), 31-45.

Porcelli, F., (2009), Measurement of Technical Efficiency. A brief survey on parametric and non-parametric techniques, http://www2.warwick.ac.uk/ fac/soc/economics/staff/phd_students/porcelli/porcelli_dea_sfm.pdf, 1-27.


(3)

Rahman, A.F.M., (2012), Performance Measurement of Commercial Banks of Bangladesh: An Application of Two Stage DEA Method, World journal of social sciences, 2, (4), 97 – 111.

Reed. W.E dan Gill. K., (1995), Commercial Bank, Prentice Hall Inc.

Rivai, dkk., (2013), Commercial Bank Management (Manajemen Perbankan, dari Teori ke Praktik), Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.

Rusydiana, A.S., dkk, (2013), Mengukur Tingkat Efisiensi dengan Data Envelopment Analysis (DEA): Teori dan Aplikasi, SMART Publishing , 1, Website: www.konsultan-smart.blogspot.com

Saha, A. dan Ravisankar, T. (2000), Rating of Indian commercial banks: A DEA approach, European Journal of Operational Research, 124, (1), 187-203. Said, A., (2012), Efficiency in Islamic Banking during a Financial Crisis-an

Empirical Analysis of Forty-Seven Banks, Journal of Applied Finance & Banking, vol.2, no.3, 2012, 163-197ISSN: 1792-6580 (print version), 1792-6599 (online), International Scientific Press, 2012.

Scholtens, B., dan Wensveen, D.V., (2003), The Theory Of Financial Intermediation:An Essay On What It Does (Not) Explain. Vienna: suerf (suerf studies: 2003/1), ISBN 3-902109-15-7, 1-59.

Sealey, C. dan Lindley, J.T., (1977), Inputs, Outputs, and a Theory of Production Cost a Depository Financial Institutions, Journal of Finance, 32, (12), 51-66.

Sensarma, R., dan Ghosh, S., (2004), Net Interest Marjin_Does Ownership Matter?, Vikalpa, 29, (1), 41-47.

Sharma, dkk., (2012), Efficiency and Productivity of Indian Banks: An Application of Data Envelopment Analysis and Tobit Regression, National Conference on Emerging Challenges for Sustainable Business 2012, ISBN - 978-93-81583-46-3, 81-90.

Sherman, H.D., (1983), Evaluating Operating Efficiency of Service Businesses with Data Envelopment Analysis Empirical Study of Bank Branch Operations, Working paper #1444-83, Sloan School of Management, Massachusetts Institute of Technology, Massachusetts, 1-21.

Silalahi, U., (2012), Metode Penelitian Sosial, Bandung, PT Refika Aditama. Singh, P.K., dan Gupta, V.K., (2013), Measuring Technical Efficiency of Indian

Banking Sector in Post Subprime Crises Scenario: A Non Parametric Frontier Based Approach, European Journal of Business and Management www.iiste.org ISSN 2222-1905 (Paper) ISSN 2222-2839 (Online), 5, (5), 87-99.

Somashekar, N.T. (2009), BANKING, New Delhi, New Age International (P) Ltd., Publishers, ISBN (13) : 978-81-224-2928-2.


(4)

Stavárek, D., (2003), Banking Efficiency in Visegrad Countries Before Joining the European Union, The paper was prepared due to support of the Silesian University Internal Granting System. project no. 24/2003, 1-32. Stigler, G.J., (1976), The Xistence of X-efficiency, The American economic

review, 66, no. (1), 213-216.

Stiglitz, Joseph E, (1991), The Invisible Hand And Modern Welfare Economics, working paper No. 3641 National Bureau Of Economic Research, 1050 Massachusetts Avenue, Cambridge, 1-48.

Subandi dan Ghozali, I., (2010), Determinan Efisiensi dan Dampaknya Terhadap Kinerja Profitabilitas Industri Perbankan di Indonesia, Jurnal Keuangan dan Perbankan, terakridasi SK.No.64a/DIKTI/Kep/2010, 17, (1), 123-135. Tahir, dkk., (2012), The Determinants Of Bank Cost Inefficiency In ASEAN

Banking (Penentu Ketidakcekapan Kos Bank Dalam Perbankan di ASEAN), Jurnal Pengurusan, 36, 69-76.

Tanjung, H. dan Devi, A. (2013), Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, edisi 1, Jakarta, Gramata Publishing

Tavares, G., (2002), A Bibliography Of Data Envelopment Analysis (1978-2001), Rutcor Research Report RRR 01-02, Rutgers University, 640 Bartholomew Road, Piscataway, NJ 08854-8003, USA.

Vittas, D., (1991), Measuring Commercial Bank Efficiency, Use and Misuse of Bank Operating Ratios, Working paper WPS 806, Financial Policy and Systme Country Economics Department, The World Bank, 1-49.

Werner, K. dan Moormann, J., (2009), Efficiency and Profitability of European Banks – How Important Is Operational Efficiency?, Working Paper Series Nr. 11, Frankfurt School of Finance & Management Sonnemannstr,1-55. Wheelock, D.C., dan Wilson, P.W., (1999), Technical Progress Inefficiency And

Productivity Change In US Banking1984-1993, Journal of Money, Credit and Banking, Working Paper 1994-021B, 1-28.

Yudistira, D., (2004), Efficiency in Islamic Banking: An Empirical Analysis of Eighteen Banks, Islamic Economic Studies, 12, (1), 1-19.

Zeitun, R., dan Benjelloun, H., (2013), The Efficiency Of Banks And The Financial Crisis In A Developing Economy: The Case Of Jordan, Journal of Finance, Accounting and Management, 4, (1), 1-20.

Bank Indonesia, (2012), Kajian Model Bisnis Perbankan Syariah, Departemen Perbankan Syariah

Bank Indonesia, (2004), Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 6/10/PBI/2004 tentang Kesehatan Bank

Bank Indonesia, (2011), Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum


(5)

Bank Indonesia, (2011), Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor: 13/3/PBI/2011 Tentang Penetapan Status Dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank

Bank Indonesia, (2012), Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 14/26/PBI/2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank

Bank Indonesia, (2013), Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor: 15/12/PBI/2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum

Bank Indonesia, (2013), Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor: 15/15/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013 Tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Dalam Rupiah Dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional

Bank Indonesia, (2013), SE.BI No. 15/8/DPbS tanggal 27 Maret 2013 perihal Pembukaan Jaringan Kantor Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Berdasarkan Modal Inti

Bank Indonesia, (2004), Data Perbankan Indonesia (DPI) Januari 2004 Bank Indonesia, (2014), Indonesian Banking Statistics, 12, (5).

Bank Indonesia, (2004), Statistik Perbankan Indonesia 2004 – 2013. Bank Indonesia, (2002), Statistik Perbankan Syariah 2002– 2013.

Badan Pusat Statistik, (2012), Buku Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi, Edisi: 31 Desember 2012, website http://www.bps.go.id

Badan Pusat Statistik, (2013), Buku Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi, Edisi: 40 September 2013, website http://www.bps.go.id

Badan Pusat Statistik, (2014), Buku Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi, Edisi: 45 Februari 2014, website http://www.bps.go.id

Otoritas Jasa Keuangan (OJK), (2014), Otoritas Jasa Keuangan Surat Edaran Nomor: 10/SEOJK.03/2014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

Universitas Pendidikan Indonesia, (2014), PR- UPI Nomor: 4518/un40/hk/2014, Tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI Tahun Akademik 2014/2015

Industri Perbankan Dominasi Sistem Keuangan Indonesia:

http://finansial.bisnis.com/read/20140520/90/229198/industri-perbankan-dominasi-sistem-keuangan-indonesia

KPPU Masih Khawatir Adanya Kartel Suku Bunga Perbankan:

http://www.infobanknews.com/2013/03/kppu-masih-khawatir-adanya-kartel-suku-bunga-perbankan/

Mendorong Efisiensi Perbankan:

InvestorDaily, Kamis, 15 Maret 2012, http://www.investor.co.id/home/ mendorong-efisiensi-perbankan/32027


(6)

http://nasional.sindonews.com/read/2013/02/20/18/719656/menggagas- indikator-efisiensi

BI Perketat Izin Pembukaan Jaringan Kantor Bank:

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/13/02/07/mhu79q-bi-perketat-izin-pembukaan-jaringan-kantor-bank

Bank Indonesia:

http://www.bi.go.id, Bank Indonesia Badan Pusat Statistik:

http://www.bps.go.id, Badan Pusat Statistik

UU Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan UU Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan


Dokumen yang terkait

Kajian Efisiensi Bank Umum Syariah Di Indonesia Dan Faktor-Faktor Yang Memengaruhinya

0 9 69

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN METODE Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah Dan Bank Umum Konvensional Dengan Metode Data Evelopment Analysis (Dea) Periode 2010-2014.

0 4 16

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN METODE Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah Dan Bank Umum Konvensional Dengan Metode Data Evelopment Analysis (Dea) Periode 2010-2014.

0 2 17

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM KONVENSIONAL DAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN METODE Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Konvensional Dan Bank Umum Syariah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (Dea)(periode tahun 2008 - 2012).

0 2 15

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM KONVENSIONAL DAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN METODE Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Konvensional Dan Bank Umum Syariah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (Dea)(periode tahun 2008 - 2012).

0 1 10

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFISIENSI PERBANKAN DI INDONESIA TAHUN 2010-2013 (Studi Pada Bank Umum Konvensional dan Syariah).

0 0 19

Efisiensi Bank Umum Syariah dan Bank Umu

0 0 16

Efisiensi Bank umum syariah dan

0 1 15

DETERMINAN EFISIENSI PERBANKAN (BANK UMUM KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH) TAHUN 2015-2017

0 0 22

ANALISIS EFISIENSI PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA DENGAN METODE DATA

0 0 20