Penerapan Sistem Akuntansi Instansi (Sai) Pada Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (Pjpa) Balai Wilayah Sungai Sumatera Ii

(1)

8

TUGAS AKHIR

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI (SAI) PADA SATUAN KERJA PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR (PJPA)

BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II

Oleh :

NADYA ANNISA LUBIS 112102194

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : NADYA ANNISA LUBIS

NIM : 112102194

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI (SAI) PADA SATUAN KERJA

PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR (PJPA) BALAI

WILAYAH SUNGAI SUMATERA II

Tanggal 03/2 2015 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

(Drs. Rasdianto, M.Si, Ak) NIP. 19550908 198103 1 005

Tanggal 10/2 2015 Ketua Prodi Diploma III Akuntansi

(Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA) NIP. 19511114 198203 1 002

Tanggal 24/2 2015 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

(Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA) NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR NAMA : NADYA ANNISA LUBIS

NIM : 112102194

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI (SAI) PADA SATUAN KERJA

PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR (PJPA) BALAI

WILAYAH SUNGAI SUMATERA II

MEDAN, 24 Februari 2015

NIM. 112102194


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkah dan rahmat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Diploma (DIII) Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Adapun penyusunan tugas akhir ini berdasarkan hasil riset yang telah penulis ajukan pada Instansi Kementerian Pekerjaan Umum khususnya di bagian Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (PJPA) Balai Wilayah Sungai Sumatera II.

Selama melaksanakan penelitian dan menulis tugas akhir ini, penulis banyak mendapat bantuan dan masukan yang berharga dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Teristimewa kepada Ayahanda tercinta Abdul Latif Lubis, SE,ME serta Wali sekaligus pengganti Orang Tua penulis Tuti Indrawati Lubis

2. Bapak Prof.Dr.Azhar Maksum, M.Ec,Ac,Ak,CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE,M.Acc,Ak,CA selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Drs.Rustam, M.Si,Ak,CA selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara


(5)

5. Bapak Drs.Rasdianto,M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu, pemikiran, dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Bapak Drs.Chairul Nazwar, M.Si,Ak selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Indra Kurnia ST, Ibu Syarafina, Abangda Indra Matondang, Kakak Maryani Pratiwi Ritonga selaku Staff di Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II.

8. Kepada Abangda Ari Irawan SKom,M.Si, Kakak Doriyani Lubis SE, Kakak Juliani SP,M.Si, Abangda Galih Supraja SE, Abangda Misman, Kakak Yusna Sari Lubis selaku Staff Kepegawaian pada Pasca Sarjana S2 S3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

9. Buat kekasih tersayang dan tercinta satu-satunya Revino Rustam, SH,MH yang membantu dan sangat berperan penting dalam segala hal dan khususnya dalam penyelesaian tugas akhir ini.

10. Kepada sahabat-sahabat terbesar penulis Rizky Arfani Hsb, Endang Ariska, Novita Anggraini, Mukhairina Amelia Rtg, Henny Oktaviana, Ayu Wulandari, Mubassyir, Muhammad Tri Fazil, Muhammad Iqbal, Moh.Roy Tama,Tante Hafni, Abangda Vira Jati Trg, Abangda Jhon, Abangda Jefri, Abangda Fadli, yang sangat setia menemani, menolong, memberi dukungan serta semangat yang besar kepada penulis.


(6)

11. Kepada KakakSeila Dewina Siregar, Adik Mhd.Ridho Trian, Tania Zahara Lubis, yang memberikan bantuan tiada henti kepada penulis.

12. Kepada sahabat dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang ada di DIII Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas SumateraUtara angkatan 2011 yang banyak berperan dan memberikan motivasi dalam penyusunan tugas akhir penulis.

Akhirnya pada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Laporan Magang ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih. Semoga Allah SWT dapat memberikan balasan yang setimpal atas jasa dan bantuan yang telah diberikan mereka.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini disebabkan oleh terbatasnya waktu, kemampuan dan pengalaman penulis miliki dalam penyajiannya.

Semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (PJPA) Balai Wilayah Sungai Sumatera II sendiri dan Mahasiswa yang membutuhkan.

Medan,24Februari 2015 Penulis,

112102194


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………i

DAFTAR ISI………...……….…..iv

DAFTAR TABEL………...………..vi

DAFTAR GAMBAR………..…….vii

BAB I : PENDAHULUAN………..1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. RumusanMasalah...4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...4

D. Rencana Penulisan...5

1. Jadwal Survey/Observasi...5

2. RencanaIsi...6

BAB II : SNVT (SATUAN NON VERTIKAL TERTENTU) PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR (PJPA) BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II………..………8

A. Sejarah Ringkas...8

B. Struktur Organisasi...12

C. JobDescription (Uraian Tugas)...15

D. Jaringan Kegiatan...20


(8)

F. Rencana Kegiatan...28

BAB III: PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI (SAI) PADA SATUAN KERJA PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR (PJPA) BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II………...……….30

A. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat...30

B. Pengertian Sistem Akuntansi Instansi (SAI)...31

C. Pengertian Satuan Kerja...31

D. Unit Akuntansi Instansi...31

E. Gambaran Umum Sistem Akuntansi Instansi (SAI)...33

F. Penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI)...36

BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN………....………..40

A. Kesimpulan...41

B. Saran...43

DAFTAR PUSTAKA...45


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

I.1 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir………..………...…5

II.1 Tabel Pencapaian Indikator Kinerja Outcome SNVT PJPA Balai Wilayah Sungai Sumatera II………...…..…26

II.2 Tabel Pencapaian Kinerja Keuangan dan Fisik SNVT PJPA Balai Wilayah Sungai Sumatera II……….…27


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

II.1 Bagan Struktur Organisasi SNVT PJPA Balai Wilayah Sungai Sumatera II………14

III.1 Kerangka Umum SAI……….………..………..…34

III.2 Gambar Struktur SAI pada Satker PJPA Balai Wilayah Sungai Sumatera II………...…..…37


(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Reformasi keuangan pemerintah telah mengusung gagasan tentang perlunya akuntabilitas, profesionalitas serta transparansi dalam pengelolaan keuangan negara. Instansi pemerintah sebagai salah satu unsur penyelenggara pemerintahan dan sebagai pengguna anggaran negara, wajib untuk melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dengan didasarkan suatu perencanaan stratejik yang ditetapkan oleh masing-masing instansi. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimasi sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya, guna, bersih dan bertanggungjawab. Pertanggungjawaban yang dimaksud berupa penyampaian laporan keuangan dan data kinerja secara reguler.

Perwujudan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, serta terselenggaranya good governance adalah dengan mewajibkan pemerintah pusat yaitu presiden untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada DPR selambat-lambatnya enam bulan setelah tahun anggaran berakhir, seperti yang diatur dalam pasal 30 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara mewajibkan menteri atau pimpinan lembaga untuk menyusun laporan keuangan dan menyampaikan kepada Menteri Keuangan


(12)

palinglambat dua bulansetelah tahun anggaran berakhir, kemudian Menteri Keuangan akan menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) yang terdiri dari Laporan Realisasi APBN, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, kemudian menyampaikan kepada Presiden dalam waktu tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir. Standar akuntansi merupakan aturan utama yang harus diacu dalam penyajian laporan keuangan dalam kerangka prinsip akuntansi berlaku umum. Standar tersebut penting agar laporan keuangan lebih berguna, dapat dimengerti, dan dapat diperbandingkan serta tidak menyesatkan.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, pasal 32 ayat (1) menyebutkan dengan jelas bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara menyebutkan arti penting Standar Akuntansi Pemerintahan, dalam menyusun standar akuntansi pemerintahan Presiden telah menetapkan Keputusan Presiden Nomor 84 Tahun 2004 tentang Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP), sebagaimana diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 2 Tahun 2005. KSAP telah berhasil menyusun draf kerangka konseptual dan 11 Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) yang kemudian ditetapkan dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP) yaitu PP Nomor 24 Tahun 2005. UU Nomor 1 Tahun 2004 pasal 7 memberikan kewenangan kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk:

Ayat 2 (m) : mengajukan rancangan peraturan pemerintah tentang standar akuntansi pemerintahan.


(13)

Ayat 2 (o) : menetapkan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan negara.

Untuk melaksanakan ketentuan tersebut telah ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, yaitu “Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disingkat SAPP adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan Pemerintah Pusat”.

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) terdiri dari dua sistem utama, yaitu Sistem Akuntansi Pusat (SAP) yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan, dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang diselenggarakan oleh departemen atau lembaga non departemen. SAI memproses data transaksi keuangan, barang, dan transaksi lain yang dilaksanakan oleh Kementerian Negara/Lembaga.

Mengingat pentingnya SAI dalam penyelenggaran laporan keuangan pemerintah yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam penyelenggaraan pemerintah maupun pembangunan maka penulis melakukan penelitian di Satuan Kerja Pengelolaan Jaringan dan Pemanfaatan Air (PJPA) Balai Wilayah Sungai Sumatera II yang berada dibawah naungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum. Dimana Satker ini menggunakan anggaran dari pemerintah pusat yaitu APBN dalam melaksanakan pengelolaan jaringan dan pemanfaatan air di wilayah Sumatera Utara. Oleh karena itu, penulis membahas masalah ini dan mengangkat judul:“Penerapan Sistem


(14)

Akuntansi Instansi (SAI) pada Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (PJPA) Balai Wilayah Sungai Sumatera II”.

B. Rumusan Masalah

Berkenaan dengan hal yang menjadi latar belakang permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis mencoba membahas masalah:

1. Apakah telah diterapkan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dalam pengolahantransaksi keuangan pada Satker PJPA Balai Wilayah Sungai Sumatera II?

2. Apakah penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) pada Satker PJPA BalaiWilayah Sungai Sumatera II telah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui apakah telah diterapkan SAI oleh Satker PJPA BalaiWilayah Sungai Sumatera II.

b. Untuk mengetahui apakah prosedur SAI yang ditetapkan oleh Satker PJPA BalaiWilayah Sungai Sumatera II telah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan pemerintah.


(15)

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat diadakannya penelitian ini adalah :

a. Bagi penulis,hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan praktis SAI

b. Bagi Satker yang diteliti, dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai SAI pada Satker PJPA Balai Wilayah Sungai Sumatera II.

D. Rencana Penulisan

Rencana penulisan terdiri dari jadwal survey/observasi dan rencana isi yang dibuat untuk mempermudah penulis dalam menyusun tugas akhir ini:

1. JadwalSurvey/Observasi

NO KEGIATAN

JANUARI FEBRUARI MINGGU MINGGU I II III IV I II

1

Pengesahan Penulisan Tugas Akhir 2

Pengajuan Judul 3

Permohonan Izin Riset 4

Penunjukan Dosen Pembimbing 5

Pengumpulan Data 6

Penyusunan Tugas Akhir 7

Bimbingan Tugas Akhir 8


(16)

2 Rencana Isi

Rencana isi tugas akhir ini terdiri dari empat bab, dimana setiap bab saling berkaitan. Hal ini dilakukan agar sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pembuatan tugas akhir yang telah ditetapkan bahwa susunan tugas akhir harus praktis dan sistematis. Oleh karena itu, laporan penelitian tugas akhir ini disusun sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan rencana penulisan yang terdiri dari jadwal survey/observasi dan rencana isi.

BAB II : SNVT (SATUAN NON VERTIKAL

TERTENTU)PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR (PJPA) BALAI WILAYAH

SUNGAI SUMATERA II

Pada bab ini penulis memaparkan tentang gambaran umum instansi yang meliputi sejarah ringkas, struktur organisasi, job description (uraian tugas), jaringan kegiatan, kegiatan terkini, dan rencana kegiatan.


(17)

BAB III: PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI (SAI) PADA SATUAN KERJA PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR (PJPA) BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II

Pada bab ini penulis akan menganalisa data yang diperoleh dari penelitian berdasarkan teori yang disertai evaluasi hasil analisa yang diuraikan yaitu tentang sistem akuntansi pemerintah pusat, pengertian sistem akuntansi instansi (SAI), pengertian satuan kerja, unit akuntansi instansi, gambaran umum sistem akuntansi instansi (SAI), dan penerapan sistem akuntansi instansi (SAI).

BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, penulis mencoba menyimpulkan hasil penelitian yang didapat dengan menganalisa data yang tersedia serta memberikan saran yang dianggap penting untuk perbaikan di masa yang akan datang bagi instansi


(18)

BAB II

SNVT (SATUAN NON VERTIKAL TERTENTU) PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR (PJPA) BALAI WILAYAH SUNGAI

SUMATERA II A. Sejarah Ringkas

Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Pada Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (PJPA) Balai Wilayah Sungai Sumatera II "Pekerjaan Umum" adalah terjemahan dari istilah bahasa Belanda "Openbare Werken" yang pada zaman Hindia Belanda disebut "Waterstaat Swerken". Di lingkungan Pusat Pemerintahan dibina oleh Dep.Van Verkeer & Waterstaat (Dep.V&W), yang sebelumnya terdiri dari 2 Dept.Van Guovernements Bedri jven dan Dept.Van Burgewrlijke Openbare Werken. Dep. V dan W dikepalai oleh seorang direktur yang membawahi beberapa Afdelingen dan Diensten sesuai dengan tugas/wewenang departemen ini.

Sesudah Pemerintahan Indonesia membentuk Kabinet yang pertama, maka para menteri mulai menyusun organisasi serta sifatnya. Pekerjaan Umum pada waktu itu (1945) berpusat di Bandung, dengan mengambil tempat bekas gedung V&W (dikenal dengan nama "Gedung Sate"). Khusus pada permulaan terbentuknya Negara Kesatuan RI, maka susunan Kementerian berbeda sebagai berikut: Dalam masa prolog G 30 S.PKI terjadilah dalam sejarah Pemerintahan RI suatu Kabinet yang besar disebut dengan nama Kabinet DwiKora atau Kabinet 100 Menteri, dimana pada masa ini dibentuk Koordinator Kementerian.


(19)

Kementerian Pekerjaan Umum Medan berdiri pada tanggal 15 April 1948. Sebelumnya, Sumatera Utara yang berpusat di kota Medan termasuk ke dalam Provinsi Sumatera sesaat Indonesia merdeka pada tahun 1945. Tahun 1950 ProvinsiSumatera Utara dibentuk meliputi sebagian Aceh. Tahun 1956, Aceh dipisahkan menjadi Daerah Otonom dari Provinsi Sumatera Utara.

Untuk lebih efektifnya pengelolaan Sumber Daya Air dan didasarkan kepada Undang No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang No. 1/2004 Tentang Perbendaharaan Negara serta Peraturan Pelaksanaannya terbentuknya Balai Wilayah Sungai, adalah sebagai berikut:

1. Undang No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang No. 1/2003 Tentang Perbendaharaan Negara serta Peraturan Pelaksanaannya.

2. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air.

3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.: 286/PRT/M/2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dep.PU.

4. Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. B/1616/M.PAN/6/2006.

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11A/PRT/M/2006 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai.

6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 12/PRT/M/2006 s/d No. 15/PRT/M/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis/Balai di lingkungan Ditjen SDA dan Ditjen Bina Marga.


(20)

7. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 385/KPTS/M/2006 Tentang Pembebasan dan Pengangkatan Pejabat Pemimpin Eselon III.a pada Balai di Lingkungan Dep. PU.

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air

9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 22/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Teknis Tatacara Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air.

Tugas Pokok Balai Wilayah Sungai adalah melaksanakan pengelolaan Sumber Daya Air yang meliputi:

1. Perencanaan

2. Pelaksana konstruksi

3. Pendayagunaan Sumber Daya Air

4. Operasi dan pemeliharaan dalam rangka konservasi Sumber Daya Air 5. Pengendalian daya rusak air

Pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II, kegiatan pengelolaan SDA ditangani beberapa Satuan Kerja yaitu:

1. SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (PJPA) Sumatera II Provinsi Sumatera Utara

2. SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Sumatera II Provinsi Sumatera Utara

3. Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II

Sedangkan SNVT (Satuan Non Vertikal Tertentu) disini bisa diartikan sebagai satuan kerja yang sifatnya sementara dan sewaktu-waktu dapat berubah.


(21)

SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II mempunyai tugas:

1. Meningkatkan kemampuan sumber daya air serta untuk meningkatkan persediaan air guna memenuhi kebutuhan sumber daya air secara efektip dan efisien.

2. Meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktifitas sumber daya air.

3. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengoperasian dan pemeliharaan prasarana Sumber Daya Air

Dimana tugas tersebut merupakan pelaksanaan Tugas Balai Wilayah Sungai yang menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan pola pengelolaan Sumber Daya Air pada wilayah sungai 2. Penyusunan rencana pengelolaan Sumber Daya Air pada wilayah sungai 3. Penyusunan rencana dan pelaksanaan pengelolaan kawasan lindung Sumber

Daya Air pada wilayah sungai

4. Pelaksanaan pengelolaan Sumber Daya Air pada wilayah sungai

5. Penyiapan rekomendasi teknis dalam pemberian izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan Sumber Daya Air pada wilayah sungai

6. Pelaksanaan O & P Sumber Daya Air pada wilayah sungai 7. Pengelolaan sistem hidrologi pada wilayah sungai

8. Penyelenggaraan sistem informasi Sumber Daya Air pada wilayah sungai 9. Fasilitasi kegiatan koordinasi pengelolaan Sumber Daya Air pada wilayah


(22)

10.Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan Sumber Daya Air 11.Pelaksanaan ketatausahaan balai wilayah sungai

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah salah satu hal yang penting bagi organisasi yangselalu menekankan kepada hubungan kerjasama untuk mencapai tujuan bersamadimana memuat pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab agar tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai.

Satuan Kerja PJPA berada dibawah pembinaan dan tanggung jawab Direktur Jenderal Sumber Daya Air melalui Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera II.Satuan Kerja PJPA berkedudukan di Jalan Jenderal Besar DR.A.H.Nasution No.30 Pkl. Masyhur Medan. Tujuan dan tugas pokok Satuan Kerja PJPA adalah : 1. Meningkatkan kemampuan sumber daya air serta untuk meningkatkan

persediaan air guna memenuhi kebutuhan sumber daya air secara efektif dan efisien

2. Meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktifitas sumber daya air

3. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengoperasian dan pemeliharaan prasarana sumber daya air.

Susunan organisasi satuan kerja di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum terutama pada Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan dan Pemanfaatan Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II terdiri dari Penanggung Jawab program yakni Direktur Jenderal Sumber Daya Air, kemudian atasan langsung kepala satuan kerja yaitu Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera II dan selanjutnya kepala


(23)

satuan kerja yang mendelegasikan sebagian tugasnya kepada pejabat pembuat komitmen. Pada satuan kerja ini kepala satuan kerja yang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran biaya sebagai pimpinan satker, mendelegasikan sebagian tugasnya dan memerintahkan kepada para asistennya serta pejabat inti lainnya.


(24)

C. Job Description (Uraian Tugas)

Secara umumtugas dan tanggungjawab dari setiap bagian dalam Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan dan Pemanfaatan Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera II

Atasan langsung satuan kerja yang melakukan pengawasan umum terhadap pelaksanaan tugas kepala satuan kerja dalam rangka pelaksanaan rencana kerja

P E P E J IR IG A S I P E JA IR IG A S I P IR IG A P P E R E N C P E N Y U P E L A P O P Ir . R O A M A T P U R M H D . K E P A L A S Ir . M A N IM P A N P E JA B A B E N D A H A A H M A D K H A P E L A K S A N A P E L A K S A N A P E L A K S A N A M E D A N , K E P S U M A T E R A I I P A R D N IP . 1 G am ba r I I.1 B aga n S tr uk tur O rga n is asi S N V T P el aks ana an J ar in ga n P em anf aat an A ir B al ai w il aya h S unga i S u m at er a I I


(25)

yang telah ditetapkan dan dituangkan dalam DIPA, melaporkan hasil pelaksanaan program yang berada dibawah koordinasinya kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air selaku pengguna anggaran/barang dalam rangka mencapai tujuan rencana strategis kementerian, serta melaporkan organisasi dan pembantu pejabat inti satuan kerja. Kepala balai juga bertanggung jawab terhadap keberhasilan program yang berada dibawah koordinasinya serta bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air yang nantinya berujung pada tanggung jawab kepada Menteri Pekerjaan Umum.

2. Kepala Satuan Kerja (Satker)

Tugas dan tanggung jawabnya adalah: a) Menetapkan Rencana Umum Pengadaan

b) Mengumumkan secara luas Rencana Umum Pengadaan paling kurang di website PU net.

c) Menetapkan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan, Panitia Peneliti Kontrak

d) Memberikan pengarahan dan petunjuk kepada pejabat inti satuan kerja untuk kelancaran pelaksaaan kegiatan dan bertanggung jawab atas realisasi keuangan dan pencapaian keluaran yang telah ditetapkan

e) Memimpin, mengawasi dan bertanggungjawab ataspelaksanaan seluruh rencana kerja sesuai anggaran yang dituangkandalam DIPA serta bertanggung jawab kepada pengguna anggaran melalui atasan langsung f) Menyampaikan laporan keuangan dan laporan lainnya sesuai dengan


(26)

kerugian Negara menurut bentuk dan cara yang ditetapkan dan bertanggung jawab atas semua penerimaan/pengeluaran anggaran satuan kerja yang membebani APBN

g) Menyelesaikan perselisihan antara PPK dengan Pejabat Pengadaan, dalam hal terjadi perbedaan pendapat

h) Mengawasi peyimpanan, pemeliharaan seluruh dokumen pengadaan barang/jasa dan menerima hasil pekerjaan baik dalam bentuk hardcopy dan softcopy dan bertanggung jawab terhadap penatausahaan dan pemeliharaan BMN Satker

i) Menyusun usulan Rencana Kegiatan Satuan Kerja Tahunan yang merupakan sebagian dari Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL) untuk tahun berikutnya

3. Asisten Program dan Pelaporan Pengelolaan SDA

Membantu melaksanakan sebagian tugas Kepala Satker PJPA dengan melakukan pembinaan program dan kegiatan pada masing-masing unit pelaksana pengelolaan air, menyiapkan konsep arah kebijakan program kegiatan tahunan, melakukan pengawasan dan evaluasi secara administrasi dan fisik terhadap arah dan kinerja pelaksanaan program, dan memberikan saran juga kritikan kepada Kepala Satker PJPA baik diminta atau tidak.

4. Asisten Binlak Bidang Irigasi, Rawa dan Air Baku

Membantu melaksanakan sebagian tugas Kepala Satker PJPA dengan melakukan pembinaan program dan kegiatan pada masing–masing unit pelaksana irigasi, rawa dan air baku, menyiapkan konsep arah kebijakan


(27)

program kegiatan tahunan, meneliti dan membantu penyusunan perencanaan pengadaan barang/jasa kegiatan irigasi, rawa dan air baku, melakukan pengawasan dan evaluasi secara administrasi dan fisik terhadap arah dan kinerja pelaksanaan kegiatan irigasi, rawa dan air baku serta memberikan saran juga kritikan kepada Kepala Satker PJPA baik diminta atau tidak.

5. Asisten Koordinator LOAN

Membantu melaksanakan sebagian tugas Kepala Satker PJPA dengan melakukan koordinasi seluruh kegiatan yang sumber dananya berasal dari LOAN serta melaporkan hasilnya kepada Kepala Satker PJPA dan memonitor, mengevaluasi terhadap kegiatan yang sumber dananya dari LOAN dan menyusun laporannya.

6. Asisten Administrasi

Melaksanakan tugas–tugas penatalaksanaan kepegawaian dan meyusun rencana pengadaan kebutuhan administrasi umum seperti kebutuhan peralatan, bahan,perlengkapan kantor, kerumahtanggaan dan administrasi BMN Satker PJPA serta tugas–tugas lain yang diberikan Kasatker. Dalam Pelaksanaan tugasnya dibantu oleh staf.

7. Pejabat Yang Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran Tugas dan tanggung jawabnya adalah:

a) Menerima, memeriksa kelengkapan berkas SPP, serta keabsahan dokumen yang disampaikan oleh Pejabat Yang Melakukan Tindakan Yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja


(28)

b) Memeriksa kesediaan pagu anggaran dalam DIPA agar diketahui bahwa tagihan tidak melampaui batas pagu anggaran dan memeriksa kebenaran atas hak tagih.

c) Menandatangani pencapaian tujuan yang tercantum dalam DIPA sesuai spesifikasi tekni dalam kontrak

d) Menandatangani dan menerbitkan SPM sekurang–kurangnya dalam rangkap 6 dimana salah satunya disampaikan ke KPPN Medan I

e) Menyusun laporan seluruh kegiatan yang dilakukan sesuai DIPA dan menyampaikannya kepala Kasatker PJPA

f) Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pengujian dan perintah pembayaran serta akibat yang timbul meliputi aspek hokum, perundang-undangan dan tujuan pengeluaran

8. Bendahara Pengeluaran Tugas dan tanggung jawab:

a) Menyelenggarakan pembukuan seluruh transaksi keuangan yang dilakukan Satker.

b) Menyiapkan rincian jumlah Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan (SPP-UP), SPP-TUP, SPP-GUP dan dokumen pendukung lainnya.

c) Menandatangani SPP-UP yang diajukan PPK selanjutnya menyampaikan kepada Pejabat Yang Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran dan menandatangani SPP-LS yang pembayaranyya melalui rekening Bendahara


(29)

d) Menguji kebenaran tagihan pembayaran UP dan melakukan pembayaran melalui UP atas persetujuan Pejabat Yang Melakukan Tindakan Yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja Satker PJPA

e) Menerima dan menyetorkan ke Rekening Kas Negara Atas pajak dan penerimaan lainnya dan wajib menolak perintah bayar dari Kuasa Pengguna Anggaran apabila persyaratan pembayaran tidak terpenuhi

f) Menyelenggarakan tata kearsipan bukti pembukuan dan membuat serta menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara kepada KPPN Medan I, BPK RI dan Menteri Pekerjaan Umum.

g) Bertanggung jawab atas pengelolaan UP dan kerugian keuangan Negara yang berada dalam pengurusannya

9. Penanggung jawab Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) Dalam pelaksanaannya UAKPA dibantu oleh staf. UAKPA memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a) Menyusun LRA dan Neraca Satker PJPA sesuai SAI yang telah ditentukan b) Melakukan rekonsiliasi peneriman dan pengeluaran dengan KPPN I

Medan

c) Menyampaikan LRA dan Neraca kepada UAPPA-W beserta ADK secara tepat waktu

d) Bertanggung jawab atas kebenaran materi LRA dan Neraca sesuai Standar Akuntansi Pemerintah dan bertanggung jawab langsung kepada Kasatker.


(30)

Dalam pelaksanaannya UAKPA dibantu oleh staf. UAKPA memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a) Menyusun LRA dan Neraca Satker PJPA sesuai SAI yang telah ditentukan b) Melakukan rekonsiliasi peneriman dan pengeluaran dengan KPPN I

Medan

c) Menyampaikan LRA dan Neraca kepada UAPPA-W beserta ADK secara tepat waktu

d) Bertanggung jawab atas kebenaran materi LRA dan Neraca sesuai StandarAkuntansi Pemerintah dan bertanggung jawab langsung kepada Kasatker.

D.Jaringan Kegiatan

Dalam rangka akuntabilitas kinerja penyelenggaraan bidang sumber daya air diperlukan pengukuran kinerja jaringan kegiatan dan sasaran untuk menilai keberhasilan dan kegagalan dalam mewujudkan visi, misi, dan strategi Balai Wilayah Sungai Sumatera II.Pengukuran kinerja merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja jaringan kegiatan berupa indikator-indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak.

Indikator yang disepakati pada Renstra Balai Wilayah Sungai Sumatera II adalah indikator keluaran (output) untuk kegiatan serta indikator hasil (outcome) untuk sasaran. Yang dimaksud dengan indikator kinerja kegiatan adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan


(31)

yang telah ditetapkan. Proses penetapan indikator kinerja jaringan kegiatan merupakan proses identifikasi, pengembangan, seleksi dan konsultasi tentang indikator kinerja atau ukuran kinerja atau ukuran keberhasilan kegiatan dan program-program instansi.

Adapun yang dimaksud dengan indikator kinerja sasaran adalah ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan.Setiap indikator kinerja sasaran disertai dengan rencana tingkat capaiannya (targetnya) masing-masing.Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu/tahunan secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam renstra.

Tingkat keberhasilan suatu kegiatan ditunjukkan dengan indikator kinerja output. Adapun indikator kinerja output SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II adalah sebagai berikut:

1. Jumlah bulan layanan Perkantoran;

2. Jumlah debit sarana/prasarana penyediaan air baku yang dibangun /ditingkatkan;

3. Jumlah luas jaringan irigasi yang dibangun /ditingkatkan; 4. Jumlah luas jaringan irigasi yang di rehabilitasi;

5. Jumlah luas jaringan reklamasi rawa yang direhabilitasi.

Indikator kinerja outcome adalah mengukur manfaat dari suatu kegiatan terhadap sasaran-sasaran yang telah ditetapkan di lingkungan SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II, yaitu adalah sebagai berikut:


(32)

1. Cakupan Layanan Pendukung dalam Pengelolaan Sumber Daya Air;

2. Kapasitas debit layanan sarana/prasarana air baku untuk air minum yang dibangun/ditingkatkan

3. Luas cakupan layanan jaringan irigasi yang dibangun/ditingkatkan; 4. Luas cakupan layanan jaringan irigasi yang direhabilitasi;

5. Luas cakupan layanan jaringan reklamasi rawa yang direhabilitasi.

E. Kegiatan Terkini

Evaluasi kinerja akan menguraikan hasil evaluasi pencapaian anggaran. Progres keuangan secara keseluruhan mencapai 89,70% sedang progress fisik mencapai 93,32%, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pencapaian kinerja keuangan SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air

Balai Wilayah Sungai Sumatera II dalah 89,70% dan progres fisik mencapai 93,32%. Pencapaian target tersebut diperoleh dari kinerja keuangan PPK antara lainnya :

• PPK Irigasi dan Rawa I sebesar 92,08%

• PPK Irigasi dan Rawa II sebesar 63,50%

• PPK Irigasi dan Rawa III sebesar 99,96%

• PPK Irigasi dan Rawa IV sebesar 76,09%

• PPK Irigasi dan Rawa V sebesar 99,85%

• PPK Penyediaan Air Baku sebesar 97,52%

2. SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II pencapaian kinerja keuangan terendah oleh PPK Irigasi dan Rawa II sebesar


(33)

63,50% sedang kinerja keuangan tertinggi oleh PPK Irigasi dan Rawa III sebesar 99,96%.

Progres Fisik

Progres fisik SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Sumatera II Prov. Sumatera Utara bahannya dikumpulkan dari beberapa sumber Pejabat Pembuat Komitmen dilingkungan SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Sumatera II Prov. Sumatera Utara antar lain:

• PPK Irigasi dan Rawa I sebesar 86,47%

• PPK Irigasi dan Rawa II sebesar 100,00%

• PPK Irigasi dan Rawa III sebesar 100,00%

• PPK Irigasi dan Rawa IV sebesar 91,89%

• PPK Irigasi dan Rawa V sebesar 100,00%

• PPK Penyediaan Air Baku sebesar 100,00%

Adapun alasan tidak terserapnya dana disebabkan beberapa hal, antara lain : a. Penarikan dana pekerjaan multiyears lanjutan dibiayai PHLN Loan IP-510 baru

dapat dilaksanakan pada akhir bulan Mei dikarenakan menunggu perpanjangan masa efektif Loan IP-510.

b. Penarikan dana pekerjaan multiyears lanjutan dibiayai PHLN Loan IP-546 tidak terserap sebesar Rp.5.169.433.000,- hal ini dikarenakan Cash Flow Kontraktor (putusan pailit PT. Istaka Karya) dan juga disebabkan masalah sosial masyarakat.


(34)

c. Perubahan Peraturan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dengan diberlakukannya Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 dan diberlakukannya system pelelangan secara elektonik (Full E-procurement) aturan dari LKPP sehingga penandatanganan kontrak yang bersumber dana APBN baru dilaksanakan pada bulan Mei dan Juni 2011.

d. Adanya proses sanggah banding peserta lelang pada beberapa paket yang dilelangkan.

e. Adanya 1 (satu) paket pekerjaan yang direlokasi pada kegiatan penyedian air baku sehingga penandatanganan kontrak baru dilaksanakan pada bulan Agustus 2011.

f. Proses Pencairan dana blokir sebesar Rp.10.000.000.000,- baru di sah kan pada tanggal 29 September 2011, sehingga penandatanganan kontrak baru dilaksanakan 03 Oktober 2011, dan dalam pelaksanaan Pekerjaan terkontrak sebesar Rp.7.379.024.000,- sehingga terdapat sisa tender sebesar Rp.2.620.976.000,-. Namun dalam perjalanan pelaksanaan pekerjaan kontrak hanya bisa terealisasi sebesar 73,39% atau Rp.5.415.445.000,- disebabkan masalah dimana masyarakat meminta ganti rugi untuk tanah dan tanaman dilokasi pembuatan saluran gendong sehingga pekerjaan terhenti total dana tidak terserap pada pekerjaan ini sebesar Rp.4.584.555.000,- (sisa tender dan sisa kontrak).

g. Adanya dana untuk Ganti Rugi Tanah tidak terserap sebesar Rp.4.400.000.000,- disebabkan Panitia Pembebasan Tanah tidak bisa merealisasikan pembayaran sesuai dengan Peraturan Gubernur untuk


(35)

Pembayaran Ganti Rugi/Pemberian Santunan dikarenakan masyarakat tidak mau menerima pembayaran sesuai Peraturan Gubernur tersebut.

Analisis Akuntabilitas Kinerja

Pengukuran tingkat capaian kinerja SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II dilakukan dengan cara membandingkan antara target dan realisasi pada masing-masing indikator kinerja dari seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan serta membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja outcome.

Dari hasil analisis, secara umum pencapaian indikator kinerja outcome telah erhasil dengan baik, namun juga terdapat beberapa indikator kinerja outcome ang masih belum berhasil mencapai target yang telah direncanakan pada tahun ini.

Dimana pencapaian indikator kinerja outcome SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II adalah sebagai berikut:

Tabel II.1

Tabel Pencapaian Indikator Kinerja Outcome SNVT PJPA Balai Wilayah Sungai Sumatera II

No. Program/ Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerj a Outcome

Target Realisasi Capaian %

Program Pengelolaan Sumber Daya Air

1. Meningkat nya luas dan t ingkat layanan j aringan irigasi dan rawa melalui

Luas Jaringan Irigasi Yang Dibangun


(36)

hasil pembangunan, peningkat an, rehabilit asi sert a OP j aringan irigasi dan rawa

/ Dit ingkat kan

Luas Jaringan Irigasi Yang Di Rehabilit asi

10. 742 Ha 10. 742 Ha 100, 00

Luas Jaringan Reklamasi Rawa Yang Direhabilit asi

9. 966 Ha 9. 966 Ha 100, 00

Jumlah Bulan Layanan Perkant oran

12 , 00 12, 00 100, 00

2. Meningkat nya ket ersediaan air baku unt uk kebut uhan pokok sehari-har i, perkot aan dan indust ri

Kapasit as Debit Layanan air Baku unt uk Air Minum yang dibangun / dit ingkat kan

0, 15

M3/ Det 0, 15 M3/ Det 100, 00

Jumlah Bulan Layanan Perkant oran

12 , 00 12, 00 100, 00

Aspek Keuangan

Pencapaian kinerja keuangan dan fisik SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II adalah sebagai berikut:

Tabel II.2

Tabel Pencapaian Kinerja Keuangan dan Fisik SNVT PJPA Balai Wilayah Sungai Sumatera II


(37)

No

Pejabat Pembuat

Komitmen

Pagu

DIPA

(Rp.000,-)

Realisasi

Keuangan

(Rp.000,-)

Kinerja

Keuangan

(%)

1

Irigasi dan Rawa I

55.765.187,-

51.349.219,-

92,08

2

Irigasi dan Rawa II

12.714.579,-

8.074.310,-

63,50

3

Irigasi dan Rawa III

5.215.350,-

5.213.085,-

99,96

4

Irigasi dan Rawa IV

21.689.910,-

16.504.192,-

76,09

5

Irigasi dan Rawa V

29.974.025,-

29.928.836,-

99,85

6

Penyediaan Air

Baku

16.629.094,-

16.216.849,-

97,52

Rata-rata SNVT

Pelaksanaan

Jaringan

Pemanfaatan Air

Sumatera II Prov.

Sumatera Utara

142.950.325,- 128.222.139,-

89,70

Kinerja keuangan SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II mencapai 89,70% dan dalam pelaksanaan fisiknya mencapai 93,32%, dana yang dialokasikan kepada SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II tidak sepenuhnya terserap dimana pagu DIPA setelah revisi akhir sebesar Rp.142.950.325.000,- yang terdiri dari :


(38)

b. PHLN Loan JBIC sebesar Rp.54.804.280.000,- atau 38,34% yang terdiri dari:

- IP-510 Rp.45.923.000.000,- atau 32,13%

- IP-546 Rp.8.881.280.000,- atau 6,21%

dan realisasi DIPA dana Rupiah Murni sebesar Rp.78.589.265.000,- (54,98%) dan realisasi DIPA dana PHLN sebesar Rp.49.632.874.000,- (34,72%) dengan sisa anggaran sebesar Rp.14.728.186.000,- (Rupiah Murni sebesar Rp.9.556.780.000,- dan PHLN Rp.5.171.406.000,-).

F. Rencana Kegiatan

Pembangunan infrastruktur mempunyai peran yang sangat penting dan menjadi bagian integral dari pembangunan nasional.Infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi.Melalui kegiatan pengelolaan sumber daya air, yang berkelanjutan dalam menentukan tingkat ketahanan pangan, infrastruktur PU sangat signifikan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Secara umum capaian kinerja SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II

Untuk peningkatan kinerja SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II di masa mendatang, beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian antara lain: (1) Pengembangan kapasitas staf terkait dengan pengadaan barang/jasa pemerintah; (2) Perlu adanya pelatihan

telah banyak mencapai keberhasilan. Beberapa keberhasilan

yang patut dicatat disini adalah keberhasilan dalam mendukung Ketersediaan air baku untuk kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat, untuk mendukung produksi pertanian, untuk mendukung industri, dan dalam pelaksanaan pengendalian daya rusak air dengan upaya secara terus menerus melalui pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi, serta pembangunan pengolahan air bersih.


(39)

peningkatan kapasitas staf dalam menghadapi kegiatan yang sangat padat dengan waktu yang relatif singkat. Pelatihan tersebut dapat berbentuk achievment motivation training atau pun pelatihan keterampilan pengelolaan kegiatan-kegiatan kantor. Untuk stafyang memenuhi syarat dapat pula diikutkan dalam program pendidikan S1, S2 maupun S3; dan (3) Dalam rangka mengantisipasi keterlambatan keluarnya dokumen kegiatan seperti POK, persiapan dilakukan dengan menyusun seluruh rencana kegiatan secara matang, sehingga ketika POK keluar, kegiatan sudah siap diselenggarakan; serta (4) perlu adanya kegiatan-kegiatan yang melibatkan semua komponen dalam bentuk rapat koordinasi dan rapat kerja triwulan atau minimal catur wulanan.


(40)

BAB III

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI (SAI) PADA SATUAN KERJA PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR (PJPA)

BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II

A. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat

Menurut Mulyadi (2001:3), Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. Pengertian dari sistem itu sendiri adalah “sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan “.

SAI menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171 /PMK.05/2007 Pasal 1 ayat (6) Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disingkat SAPP, adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan Pemerintah Pusat.

Menurut Peraturan Menteri Keuangan No.59/PMK.06/2005, Pengertian Sistem Akuntansi Pusat, yang selanjutnya disingkat SAP, adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan pada Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara


(41)

B. Pengertian Sistem Akuntansi Instansi (SAI)

Sebagai bentuk penanggungjawaban dan pelaporan keuangan instansi pemerintah harus menerapkan Sistem Akuntansi Instansi (SAI). Pengertian SAI menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171 /PMK.05/2007 Pasal 1 ayat (10) adalah “Sistem Akuntansi Instansi, yang selanjutnya disingkat SAI, adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/ Lembaga”.

SAI yang dilaksanakan oleh kementerian negara/lembaga dengan memproses transaksi keuangan yang meliputi arus uang maupun barang. SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN).

C. Pengertian Satuan Kerja

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007, “Satuan Kerja adalah Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang yang merupakan bagian dari suatu unit organisasi pada Kementerian Negara/Lembaga yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program”.

D. Unit Akuntansi Instansi

Data akuntansi dan laporan keuangan tersebut secara berkala disampaikan secara berjenjang kepada unit akuntansinya diatasnya. Unit Akuntansi Instansi, yang selanjutnya disingkat UAI, menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 Pasal 1 ayat (19) adalah “Unit organisasi Kementerian


(42)

Negara/Lembaga yang bersifat fungsional yang melaksanakan fungsi akuntansi dan pelaporan keuangan instansi yang terdiri dari Unit Akuntansi Keuangan dan Unit Akuntansi Barang”.

Unit akuntansi keuangan terdiri dari:

a. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA) di tingkat Kantor Pusat, yaitu unit akuntansi instansi pada tingkat kementerian Negara/Lembaga (pengguna anggaran) yang melakukan kegiatan penggabungan laporan, baik keuangan maupun barang seluruh UAPPA-E1 yang berada di bawahnya.

b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (UAPPA-E1), yaitu unit akuntansi instansi yang melakukan kegiatan penggabungan laporan, baik keuangan maupun barang seluruh UAPPA-W yang berada di wilayah kerjanya serta UAKPA yang berada langsung dibawahnya.

c. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W), yaitu unit akuntansi instansi yang melakukan penggabungan laporan, baik keuangan maupun barang seluruh UAKPA yang berada dalam wilayah kerjanya.

d. Unit Akuntansi Kuasa Penggunaa Anggaran (UAKPA), yaitu unit akuntansi instansi yang melakukan kegiatan akuntansi dan pelaporan tingkat satuan kerja.

Unit akuntansi barang terdiri dari:

a. Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB), yaitu unit akuntansi Barang Milik Negara (BMN) pada tingkat kementerian Negara/Lembaga yang


(43)

melakukan kegiatan penggabungan laporan BMN dari UAPPB-E1, yang penanggung jawabnya adalah Menteri/Pimpinan Lembaga.

b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon I (UAPPB-E1), yaitu unit akuntansi BMN pada tingkat Eselon I yang melakukan kegiatan penggabungan laporan BMN dari UAPPB-W, dan UAKPB yang langsung berada dibawahnya yang penanggung jawabnya adalah pejabat Eselon I. c. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W), yaitu

unit akuntansi BMN pada tingkat wilayah atau unit kerja lain yang ditetapkan sebagai UAPPB-W dan melakukan kegiatan penggabungan laporan BMN dari UAKPB, penanggungjawabnya adalah Kepala Kantor Wilayah atau Kepala unit kerja yang ditetapkan sebagai UAPPBW.

d. Unit Akuntansi Kuasa Penggunaa Barang (UAKPB), yaitu satuan kerja/kuasa pengguna barang yang memiliki wewenang mengurus dan atau menggunakan BMN.

Dari hierarki unit-unit akuntansi yang membentuk SAI tersebut diatas, terlihat bahwa SAI ini merupakan suatu sitem pertanggungjawaban dan pelaporan yang berjenjang mulai dari tingkat paling bawah yakni di tingkat satuan kerja (UAKPA) hingga tingkat kantor pusat (UAPA).

E. Gambaran Umum Sistem Akuntansi Instansi

Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dilaksanakan oleh kementerian Negara/Lembaga yang memproses transaksi keuangan arus uang maupun barang. SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN).


(44)

Gambar III.1 Kerangka Umum SAI

1. Sistem Akuntansi Keuangan (SAK)

SAK terdiri dari:

a. Sistem Akuntasi tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (SA-UAKPA).

b. Sistem Akuntasi tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pemabntu Pengguna Anggaran Wlayah (SA-UAPPA-W).

c. Sistem Akuntasi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (SA-UAPPA-E1).

d. Sistem Akuntasi tingkat Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (SA-UAPA).

2. Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN)

Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN) merupakan subsistem dari Sistem Akuntansi Instansi

SAI

Sistem Akuntansi Keuangan

(SAK)

Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi BMN


(45)

(SAI). SIMAK BMN diselenggarakan dengan tujuan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan sebagai alat pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN danpelaporan manajerial (Manajerial Report). SIMAK BMN menghasilkan informasi sebagai dasar penyusunan Neraca Kementerian Negara/Lembaga dan informasi-informasi untuk perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

SIMAK BMN terdiri dari:

a. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (SAUAKPB)

b. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang c. Wilayah (SA-UAPPB-W)

d. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna BarangEselon I (SA-UAPPB-E1)

e. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pengguna Barang (SA-UAPB)

Unit-unit akuntansi melaksanakan fungsi akuntansi dan pelaporan keuangan atas pelaksanaan anggaran sesuai dengan tingkat organisasinya. Laporan keuangan yang dihasilkan merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran oleh unit-unit akuntansi, baik sebagai entitas akuntansi maupun entitas pelaporan. Laporan keuangan kementerian Negara/Lembaga yang dihasilkan unit akuntansi instansi


(46)

tersebut terdiri dari:

a. Laporan Realisasi anggaran

Laporan Realisasi Anggaran menyajikan informasi realisasi pendapatan dan belanja, yang masing-masing dibandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.

b. Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas akuntansi dan entitas pelaptoran mengenai aset, kewajiban, ekuitas dana per tanggal tertentu.

c. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

CALK meliputi penjelasan, daftar rinci dan analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca.

Kementerian negara/lembaga yang menggunakan Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan, disamping wajib menyusun laporan keuangan atas bagian anggarannya sendiri, juga wajib menyusun Laporan Realisasi Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan secara terpisah. Data akuntansi dan laporan keuangan secara berkala disampaikan kepada unit akuntansi diatasnya. Data akuntansi dan laporan keuangan dimaksud dihasilkan oleh SAK dan SIMAK BMN yang dikompilasi.

F. Penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI)

Penerapan SAI meliputi pelaksanaan terhadap Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara


(47)

(SIMAKBMN).Dimana pejabat SAI bertanggung jawab langsung kepada kepala satuan kerja. Struktur dari SAI pada Satuan Kerja PJPA adalah sebagai berikut:

Gambar III.2

Bagan Struktur SAI pada Satker PJPA Balai Wilayah Sungai Sumatera II

Struktur ini ditetapkan dengan mengeluarkan Surat Keputusan langsung dari Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.

1. Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan (SAK)

Pada Satker ini pelaksana Sistem Akuntansi Keuangan juga merupakan pelaksana SAI.Penanggung jawab SAI dibantu stafnya melaksanakan Sistem Akuntansi Keuangan yang terdiri dari laporan keuangan kegiatan Satker.Unit pelaksana ini disebut juga Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) yang bertugas melakukan kegiatan akuntansi dan pelaporan tingkat satuan kerja. Dengan kata lain penanggung jawab SAI dan stafnya bertugas juga sebagai penanggung jawab UAKPA.

Tugas dan tanggung jawab UAKPA pada Satker PJPA adalah:

KEPALA SATUAN KERJA

PENANGGUNG JAWAB SAK

PENANGGUNG JAWAB SIMAK BMN

PETUGAS VERIFIKASI

OPERATORKO MPUTER PETUGAS

VERIFIKASI

OPERATORKOMP UTER


(48)

a. Melakukan proses penyusunan laporan keuangan, berupa Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca sesuai dengan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Dalam proses penyusunan laporan keuangan ini menggunakan aplikasi komputer yang disebut dengan aplikasi SAKPA (Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran). Dalam pelaksanaannya menggunakan dokumen sumber antara lain; DIPA, Revisi DIPA, SPM (Surat Perintah Membayar) yang ditanda tangani oleh Pejabat Penguji dan Perintan Pembayaran, SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN berdasarkan SPM yang diajukan ke KPPN.

b. Menyampaikan LRA dan Neraca beserta Arsip Data Komputer (ADK) setiap bulannya ke KPPN Medan, Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (UAPPA-E1) di Jakarta dan Unit Akuntansi Pembantu Anggaran Pengguna Wilayah (UAPPA-W) di Medan yang telah ditunjuk oleh pusat. Untuk UAPPA-W yang disampaikan oleh UAKPA hanya berupa ADK saja.

c. Melakukan rekonsiliasi dengan KPPN Medan setiap bulan dan dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi (BAR). Berita Acara Rekonsiliasi ini ditanda tangani oleh Kepala Satker dan Kepala Bagian Verifikasi di KPPN Medan jika hasil rekonsiliasinya telah sama. Jika dalam melakukan rekonsiliasi ditemukan


(49)

ketidaksamaan atau perbedaan, maka petugas UAKPA dan petugas verifikasi di KPPN Medan harus melihat letak kesalahannya.Letak kesalahan bisa saja terjadi pada kedua belah pihak.

d. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Semesteran dan Tahunan berupa LRA, Neraca, dan CALK ke KPPN Medan, UAPPA-E1 dan melakukan rekonsiliasi dengan UAPPA-W.

2. Penerapan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAKBMN)

Pelaksanaan SIMAKBMN pada Satuan Kerja ini dilaksanakan oleh penanggung jawab BMN dan stafnya.Penanggung jawab BMN ini bertanggung jawab langsung kepada Kepala Satuan Kerja.Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pelaksana/petugas BMN ditingkat satker disebut dengan UAKPB sedangkan sistemnya disebut SIMAKBMN. Struktur dari SIMAKBMN pada Satker PJPA adalah sebagai berikut :

Gambar III.3

Kerangka SIMAK BMN Satker PJPA KEPALA SATUAN KERJA

PENANGGUNG JAWAB SIMAKBMN

PETUGAS VERIFIKASI

OPERATOR KOMPUTER


(50)

Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAKBMN) ini pelaksanaannya menggunakan aplikasi yang telah dibuat oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perbendaharaan.Laporan BMN yang dihasilkan kemudian dilakukan rekonsiliasi kepada Unit Akuntansi Keuangan untuk penyusunan neraca SAKPA. Dokumen/laporan yang dihasilkan dari SIMAKBMN tingkat UAKPB antara lain: Buku Inventaris (BI) Intrakomptabel, BI Ekstrakomptabel, Buku Barang Bersejarah, Buku Persediaan, Kartu Inventaris Barang (KIB) Tanah, Kartu Inventaris Barang (KIB) Bangunan Gedung, KIB Bangunan Gedung, KIB Alat Persenjataan, Daftra Inventaris Lainnya (DIL), Daftar Inventaris Ruangan (DIR), Laporan BMN Semesteran, Laporan BMN Tahunan, Laporan Kondisi Barang (LKB).


(51)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil penulis dari penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) pada Satker PJPA Balai Wilayah Sungai Sumatera II adalah sebagai berikut:

1. Struktur organisasi satker telah menggambarkan pemisahan tanggung jawab dan wewenang terutama yang berhubungan dengan SAI yaitu SAK dan SIMAK BMN.

2. Pelaksanaan SAI pada Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan dan Pemanfaatan Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II telah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3. Setiap kegiatan pelaporan SAI yaitu SAK menggunakan dokumen sumber berupa SPM, SP2D. Sedangkan SIMAK BMN menggunakan Saldo Awal tahun 2011, Berita Acara Serah Terima (BAST) seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan fisik dan konsultan. Misalnya BAST Uang Muka, BAST Teima Pembayaran Pertama (Termyn I), Termyn II dan Termyn III. Kontrak juga diperlukan dalam pelaporan SAUAKPB.

4. Pelaporan rekonsiliasi tingkat UAKPA ke KPPN Medan I lebih baik dari pelaporan tingkat UAPPA-W. Hal ini dikarenakan KPPN berani memberikan


(52)

sanksi kepada satker-satker yang tidak melakukan rekonsiliasi dimana sanksinya berupa surat peringatan hingga penghambatan pencairan dana.

5. Kesalahan yang menyebabkan timbulnya status SAMA menjadi TIDAK SAMA dikarenakan beberapa hal yaitu:

a. Pada saat rekonsiliasi dengan seksi vera melakukan perbaikan data KPPN tidak pada data server KPPN, tetapi pada copy data server KPPN di seksi vera yang dimaksudkan untuk mempercepat proses rekonsiliasi dengan satker.

b. Data satker yang telah diperbaiki pada saat rekonsiliasi di KPPN tidak disimpan kembali ke dalam database aplikasi SAI satker yang bersangkutan.

6. Untuk menjamin agar data satker dan data KPPN sama, semua perbaikan data yang telah dilakukan oleh KPPN tersebut harus ditindaklanjuti dengan perbaikan data yang sama di UAKPA dan dilakukan proses rekonsiliasi ulang. Pertimbangan lainnya dari dilakukannya rekonsiliasi ulang adalah karena tidak seorang pun dapat menjamin bahwa tidak akan pernah terjadi data rusak (korup) di satker ataupun KPPN yang dapat mengakibatkan laporan keuangan satker dan KPPN yang semula rekonsiliasi status SAMA menjadi TIDAK SAMA.


(53)

7. File backup data SAI ke UAPPA-W/UAPPA-E1/UAPA sifatnya membantu dan bukan menggantikan kewajiban UAKPA/UAPPA-W/UAPPA-E1 untuk mengirimkan data laporan keuangannya ke jenjang unit akuntansinya.

8. Proses pelaporan keuangan yang dimulai dari jenjang paling bawah yaitu UAKPA/UAKPB dengan menggunakan SAKPA/SIMAK BMN mempermudah pekerjaan dalam hal laporan keuangan kegiatan yang bersumber dana dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Dengan kata lain membuat proses pelaporan kuangan pemerintah pusat menjadi lebih efisien dan efektif.

B. SARAN

Dibawah ini adalah beberapa saran yang mungkin bermanfaat bagi kepentingan instansi dimasa mendatang adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperlancar pelaksanaan pelaporan, sebaiknya petugas UAKPA/UAKPB yang terdiri dari penanggung jawab, petugas verifikasi dan operator komputer difasilitasi untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan SAI.

2. Arsip-arsip yang berhubungan dengan SAI disimpan dalam lemari file. Dan penyusunannya diatur dari tahun ke tahun mulai dari awal pelaksanaan SAI. Untuk SIMAK BMN, arsip ataupun ADK disimpan dimulai dari tahun 2011 karena satker ini memiliki saldo awal BMN terhitung dari tahun 2011 akibat reklasifikasi keluar dari Satker Pelaksanaan Pengelola SDA Sumatera II


(54)

Provinsi Sumatera Utara, menjadi reklasifikasi masuk Satker PJPA Balai Wilayah Sungai Sumatera II.


(1)

ketidaksamaan atau perbedaan, maka petugas UAKPA dan petugas verifikasi di KPPN Medan harus melihat letak kesalahannya.Letak kesalahan bisa saja terjadi pada kedua belah pihak.

d. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Semesteran dan Tahunan berupa LRA, Neraca, dan CALK ke KPPN Medan, UAPPA-E1 dan melakukan rekonsiliasi dengan UAPPA-W.

2. Penerapan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAKBMN)

Pelaksanaan SIMAKBMN pada Satuan Kerja ini dilaksanakan oleh penanggung jawab BMN dan stafnya.Penanggung jawab BMN ini bertanggung jawab langsung kepada Kepala Satuan Kerja.Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pelaksana/petugas BMN ditingkat satker disebut dengan UAKPB sedangkan sistemnya disebut SIMAKBMN. Struktur dari SIMAKBMN pada Satker PJPA adalah sebagai berikut :

Gambar III.3

Kerangka SIMAK BMN Satker PJPA KEPALA SATUAN KERJA

PENANGGUNG JAWAB SIMAKBMN

PETUGAS VERIFIKASI

OPERATOR KOMPUTER


(2)

Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAKBMN) ini pelaksanaannya menggunakan aplikasi yang telah dibuat oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perbendaharaan.Laporan BMN yang dihasilkan kemudian dilakukan rekonsiliasi kepada Unit Akuntansi Keuangan untuk penyusunan neraca SAKPA. Dokumen/laporan yang dihasilkan dari SIMAKBMN tingkat UAKPB antara lain: Buku Inventaris (BI) Intrakomptabel, BI Ekstrakomptabel, Buku Barang Bersejarah, Buku Persediaan, Kartu Inventaris Barang (KIB) Tanah, Kartu Inventaris Barang (KIB) Bangunan Gedung, KIB Bangunan Gedung, KIB Alat Persenjataan, Daftra Inventaris Lainnya (DIL), Daftar Inventaris Ruangan (DIR), Laporan BMN Semesteran, Laporan BMN Tahunan, Laporan Kondisi Barang (LKB).


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil penulis dari penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) pada Satker PJPA Balai Wilayah Sungai Sumatera II adalah sebagai berikut:

1. Struktur organisasi satker telah menggambarkan pemisahan tanggung jawab dan wewenang terutama yang berhubungan dengan SAI yaitu SAK dan SIMAK BMN.

2. Pelaksanaan SAI pada Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan dan Pemanfaatan Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II telah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3. Setiap kegiatan pelaporan SAI yaitu SAK menggunakan dokumen sumber berupa SPM, SP2D. Sedangkan SIMAK BMN menggunakan Saldo Awal tahun 2011, Berita Acara Serah Terima (BAST) seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan fisik dan konsultan. Misalnya BAST Uang Muka, BAST Teima Pembayaran Pertama (Termyn I), Termyn II dan Termyn III. Kontrak juga diperlukan dalam pelaporan SAUAKPB.

4. Pelaporan rekonsiliasi tingkat UAKPA ke KPPN Medan I lebih baik dari pelaporan tingkat UAPPA-W. Hal ini dikarenakan KPPN berani memberikan


(4)

sanksi kepada satker-satker yang tidak melakukan rekonsiliasi dimana sanksinya berupa surat peringatan hingga penghambatan pencairan dana.

5. Kesalahan yang menyebabkan timbulnya status SAMA menjadi TIDAK SAMA dikarenakan beberapa hal yaitu:

a. Pada saat rekonsiliasi dengan seksi vera melakukan perbaikan data KPPN tidak pada data server KPPN, tetapi pada copy data server KPPN di seksi vera yang dimaksudkan untuk mempercepat proses rekonsiliasi dengan satker.

b. Data satker yang telah diperbaiki pada saat rekonsiliasi di KPPN tidak disimpan kembali ke dalam database aplikasi SAI satker yang bersangkutan.

6. Untuk menjamin agar data satker dan data KPPN sama, semua perbaikan data yang telah dilakukan oleh KPPN tersebut harus ditindaklanjuti dengan perbaikan data yang sama di UAKPA dan dilakukan proses rekonsiliasi ulang. Pertimbangan lainnya dari dilakukannya rekonsiliasi ulang adalah karena tidak seorang pun dapat menjamin bahwa tidak akan pernah terjadi data rusak (korup) di satker ataupun KPPN yang dapat mengakibatkan laporan keuangan satker dan KPPN yang semula rekonsiliasi status SAMA menjadi TIDAK SAMA.


(5)

7. File backup data SAI ke UAPPA-W/UAPPA-E1/UAPA sifatnya membantu dan bukan menggantikan kewajiban UAKPA/UAPPA-W/UAPPA-E1 untuk mengirimkan data laporan keuangannya ke jenjang unit akuntansinya.

8. Proses pelaporan keuangan yang dimulai dari jenjang paling bawah yaitu UAKPA/UAKPB dengan menggunakan SAKPA/SIMAK BMN mempermudah pekerjaan dalam hal laporan keuangan kegiatan yang bersumber dana dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Dengan kata lain membuat proses pelaporan kuangan pemerintah pusat menjadi lebih efisien dan efektif.

B. SARAN

Dibawah ini adalah beberapa saran yang mungkin bermanfaat bagi kepentingan instansi dimasa mendatang adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperlancar pelaksanaan pelaporan, sebaiknya petugas UAKPA/UAKPB yang terdiri dari penanggung jawab, petugas verifikasi dan operator komputer difasilitasi untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan SAI.

2. Arsip-arsip yang berhubungan dengan SAI disimpan dalam lemari file. Dan penyusunannya diatur dari tahun ke tahun mulai dari awal pelaksanaan SAI. Untuk SIMAK BMN, arsip ataupun ADK disimpan dimulai dari tahun 2011 karena satker ini memiliki saldo awal BMN terhitung dari tahun 2011 akibat reklasifikasi keluar dari Satker Pelaksanaan Pengelola SDA Sumatera II


(6)

Provinsi Sumatera Utara, menjadi reklasifikasi masuk Satker PJPA Balai Wilayah Sungai Sumatera II.


Dokumen yang terkait

Analisis Penerapan Sistem Manajemen Mutu Di Perusahaan Kontraktor (Studi Kasus Beberapa Perusahaan Di Medan)

11 158 70

Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) Pemerintah Kabupaten Toba Samosir.

18 135 84

Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Dalam Penyajian Laporan Laba Rugi Pada PT.(Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan

1 52 89

Penerapan Sistem Akuntansi Kas pada PDAM Tirtanadi Cabang Utama Medan

1 54 103

Penerapan Sistem Komputerisasi Data Akuntansi pada KPB (Joint Marketing Office) PT. Perkebunan Medan Branch

0 24 54

Penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) Pada Satuan Kerja Pengembangan Kinerja Pengelolaan Penyehatan Lingkungan Permukiman Sumatera Utara

5 57 122

Penerapan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 Tentang Akuntansi Perkoperasian Pada Koperasi Karyawan PT. Tirta Sibayakindo Berastagi

0 29 85

Perbandingan Kualitas Air Minum Sebelum Dan Sesudah Penerapan Sistem Manajemen Kualitas ISO Seri 9000 di PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air Deli Tua

0 30 147

PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN PADA SATUAN KERJA PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROGRAM INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN SUMATERA UTARA.

0 11 28

BAB II SNVT (SATUAN NON VERTIKAL TERTENTU) PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR (PJPA) BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II A. Sejarah Ringkas - Penerapan Sistem Akuntansi Instansi (Sai) Pada Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (Pjpa) Balai Wila

0 0 22