Patofisiologi Kecanduan Internet KAJIAN PUSTAKA

2.3 Patofisiologi Kecanduan Internet

Ketertarikan seseorang terhadap internet banyak bergantung kepada kepentingan, minat, dan kepribadian setiap individu Chakrabourty dkk., 2010. Orang dapat memperoleh informasi mengenai apa saja sesuai dengan bidang minat dan perhatiannya Ko dkk., 2009. Meskipun demikian, ada tiga hal utama yang menjadi pintu masuk keterlibatan seseorang dalam kecanduan internet, yakni pornografi, permainan daring, dan jejaring sosial Christakis, 2010. a. Pornografi Data memperlihatkan bahwa lebih dari 60 penderita yang mencari terapi untuk masalah kecanduan internet menyatakan dirinya terlibat pada pornografi atau membicaraan seksual di media daring yang eksplisit Brenner, 1997. Laurie Hall menyebutkan bahwa dalam pandangan pecandu, pornografi tidak berdampak pada tubuh, kepribadian, maupun hidup pernikahan seseorang Widyanto dkk., 2010; Akin dan Iskender, 2011. Pecandu pornografi internet yakin bahwa pornografi tidak merugikan diri maupun orang lain, keyakinan yang salah ini membuat pecandu tidak rela melepaskan diri dari objek kesenangan mereka. b. Permainan daring Game online Permainan daring telah menjerat banyak orang, khususnya anak-anak muda Bushman dan Huesmann, 2006. Daya tarik permainan daring adalah bahwa ada permainan jenis tertentu yang bila dimainkan, masih akan terus berlangsung, bahkan ketika seorang pemain sedang luring offline Ng dan Wiemer-Hastings, 2005. Pemain tidak hanya berusaha untuk naik ke jenjang permainan yang lebih tinggi, ia pun harus mengatasi lawan yang bisa berasal dari berbagai belahan dunia. Pemain permainan daring umumnya sulit meninggalkan komputer karena harus selalu bertahan dan menang, misalnya pada permainan Mafia Wars, Vampire Wars, Dragon Wars yang terdapat di Facebook. Permainan daring yang populer di Indonesia antara lain Ragnarok, GetampedR, Seal Online, RF Online, dan DotA yang bertambah populer dengan adanya perlombaan-perlombaan Brian dkk., 2005. c. Jejaring Sosial Internet Program internet yang bersifat netral namun sering menjerat adalah jejaring sosial di internet Fu dkk., 2010, sekitar 62,5 pengguna aktif internet di seluruh dunia yang berusia 16 hingga 54 tahun memiliki profil diri mereka di jejaring sosial internet Griffiths, 1996. Facebook menduduki peringkat kedua situs yang paling banyak diakses di seluruh dunia setelah Google, namun di Indonesia, Facebook menduduki peringkat pertama mengalahkan Google.co.id. Facebook yang diperkenalkan oleh Mark Zuckerberg pada tahun 2004 terus bertambah penggunanya hingga sekitar lima juta orang per minggu Cau dan Su, 2006; Chou dkk., 2005.

2.4 Neurofisiologi Kecanduan Internet