Waham kebesaran Skizofrenia Kerangka Konsep

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Waham kebesaran

Waham adalah keyakinan yang salah, menetap, dipegang teguh dan tidak dapat digoyahkan dan tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan, sosial dan budaya. 10 Waham penderita skizofrenia kebanyakan dipengaruhi latar belakang sosiokultural pasien. 3,10 Jika diperhatikan pada abad yang lalu waham persekutorik sering mengenai ketakutan akan setan dan memiliki konotasi religius. Pada saat sekarang ini waham persekutorik sering mengenai teknologi, politik dan sosial. 10 Oleh karena itu perbedaan kultural setiap pasien dapat menghasilkan bentuk dan waham yang berbeda. 3 Isi waham sangat bergantung pada latar belakang pendidikan dan sosiokultural seseorang. 10 Waham dikelompokkan menurut tema utamanya. Waham kebesaran adalah suatu konsep pemikiran yang berlebihan tentang kekuatan, kepandaian, kekayaan dan identitas seseorang. 10-13

2.2. Skizofrenia

Skizofrenia adalah suatu kumpulan gangguan mental emosional dengan karakteristik berupa gangguan pikiran asosiasi longgar, waham, gangguan persepsi halusinasi, gangguan suasana perasaan afek tumpul, datar, atau tidak serasi, gangguan tingkah laku bizarre , tidak Universitas Sumatera Utara bertujuan, stereotipi atau inaktivitas serta gangguan pengertian diri dan hubungan dengan dunia luar kehilangan batas ego, pikiran dereistik dan penarikan autistik. 14 Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap dipertahankan, walaupun defisit kognitif tertentu dapat berkembang kemudian. 15 Skizofrenia merupakan suatu bentuk gangguan psikotik berat, dan cenderung menjadi kronis. 15,16 Prevalensi skizofrenia antara pria dan wanita sama, namun berbeda dalam timbulnya serangan pertama. 17,18 Di Amerika Serikat prevalensi seumur hidup untuk skizofrenia berkisar 1. Prevalensi skizofrenia sama pada pria dan wanita. Puncak usia timbulnya serangan pertama adalah 10-25 tahun pada pria dan 25-35 tahun pada wanita. Sekitar 90 pasien dalam pengobatan untuk skizofrenia berusia antara 15-55 tahun. 19,20

2.3. Sifat Dan Watak Orang Karo

Adapun sifat dan perwatakan orang Karo yang berwujud pada perilaku atau perbuatan dan pola pikirnya yang masih melekat pada anggota masyarakat Karo pada umumnya adalah sebagai berikut: 21

2.3.1. JUJUR

Karena orang Karo umumnya tinggal di desa, mereka sepenuhnya hidup atas pemberian alam dan harus menggunakan pikiran untuk menghadapi tantangan. Mereka para warga desa hidup secara kekeluargaan dan masih terlihat rasa kebersamaan dilingkungan tradisional. Karena unsur kebersamaan menonjol, maka baik dalam Universitas Sumatera Utara memberi dan menerima sesuatu dilakukan secara wajar saja. Jarang berlangsung tindakan-tindakan yang aneh atau kecurangan. Sifat jujur secara umum ini memang bisa mencelakakan mereka bilamana ada yang berbuat curang.

2.3.2. TEGAS

Orang Karo memiliki sifat tegas, cepat berpikir dan bertindak. Mereka tidak begitu lembut menghadapi suatu masalah, apalagi jika dianggapnya prinsipil. Juga cepat berbuat ketegasan tindakan yang kadang-kadang mengabaikan pertimbangan dimana justru bisa menimbulkan risiko bagi diri ataupun keluarganya.

2.3.3. BERANI

Orang Karo umumnya pemberani. Mereka sejak kecil diajarkan orang tuanya atau neneknya bahwa manusia adalah sederajat. Tidak ada manusia istimewa lebih dari manusia lain. Yang berbeda adalah suratan tangan atau nasib peruntungan seseorang.

2.3.4. PERCAYA DIRI

Pada umumnya orang Karo percaya kepada kekuatannya sendiri. Mereka jarang menggantungkan nasib atau merengek-rengek kepada orang lain. Dilandasi sikap percaya diri itu mereka selalu bekerja keras menutupi kebutuhan hidup beserta keluarga. Dilandasi percaya diri umumnya orang Karo mencapai karir lebih banyak karena usaha atau kekuatannya sendiri. Universitas Sumatera Utara

2.3.5. PEMALU

Sifat pemalu dimiliki dengan kuatnya oleh orang Karo. Termasuk merasa malu kalau menggantungkan diri kepada belas kasihan orang lain dalam mempertahankan hidupnya. Karena dilandasi rasa malu tadi, maka antara warga Karo selalu terjadi persaingan dalam berusaha. Rivalitas ini kadang-kadang bisa membawa hal-hal negatif, apabila menjurus kepada rasa iri dan dengki akan dapat bersifat destruktrif.

2.3.6. MUDAH TERSINGGUNG DAN PENDENDAM

Dikarenakan orang Karo jarang sekali menjelek-jelekan orang lain di depan umum, maka ia akan segera tersinggung bila dirinya atau keluarganya dikata-katai secara negatif oleh orang lain, baik secara terbuka atau terselubung. Bila terjadi demikian maka persoalan harus segera diselesaikan, jika tidak maka akan muncul dendam. Apalagi orang Karo umumnya membawa pisau sehari-hari, maka dendamnya itu mau dilunasi dengan kurang pertimbangan yang rasional.

2.3.7. BERPENDIRIAN TEGUH

Sifat lain dari orang karo ialah umumnya mereka berpendirian teguh. Sekali berpendirian A, sukar baginya merubah pendiriannya itu. Hal ini tentu bisa menimbulkan rIsiko bagi dirinya.

2.3.8. SOPAN

Pembawaan sopan dalam bergaul di tengah orang ramai dan dalam keluarga merupakan bagian dari sikap hidup orang Karo. Sikap ini mungkin dilandasi pemikiran bahwa dalam bermasyarakat harus saling Universitas Sumatera Utara menghargai. Berbuat sopan dan menghormati pihak lain bukan secara berpura-pura. Gaya orang Karo berbicara menunjukkan sikap sopan. Mereka jarang berbicara keras-keras malah halus tutur bahasanya. Dalam berbicara, orang Karo cukup demokratis, tidak memonopoli pembicaraan dan malah lebih banyak mendengarkan.

2.3.9. RASIONALIS dan KRITIS

Berpikir rasional dan kritis juga merupakan sifat khas orang Karo. Menghadapi persoalan orang Karo tidak begitu cepat emosional, tetapi selalu dipertimbangkan terlebih dahulu secara rasional dan kritis. Oleh karena itu mereka tidak dengan begitu mudah terbuai oleh sesuatu rayuan. Sikap kritis ini seringkali membuat pihak lain kecewa karena dianggap bandel tidak mudah membawanya ke satu jurusan yang dimaksud.

2.3.10. MUDAH MENYESUAIKAN DIRI

Karena sopan bergaul, selalu menghormati sesama anggota masyarakat dan berpendirian di mana tanah dipijak di situ langit dijunjung, orang Karo secara mudah mampu menyesuaikan diri di tengah masyarakat baru tempat mereka berdomisili. Menyesuaikan diri dengan lingkungan diartikan secara positif yaitu pandai-pandai menyelaraskan diri dengan lingkungan di mana kita berada.

2.3.11. IRI, CEMBURU

Sifat iri dan cemburu masih bersemayam pada masyarakat Karo, tetapi tentunya tidak akan semakin merajalela apabila digalakkan terus Universitas Sumatera Utara adat istiadat kebudayaan secara serasi, serta lebih kiprahnya bidang pendidikan dan agama kepada generasi muda Karo. Melihat kepada sifat dan perwatakan manusia Karo seperti dikemukakan di atas, terlihatlah bahwa pada diri seseorang dari orang Karo terdapat hal-hal antagonis yang bertentangan satu sifat dengan sifat lainnya.

2.4. Kerangka Konsep

Skizofrenia Paranoid Suku Karo Waham kebesaran Karakteristik Demografi Waham kebesaran Skizofrenia Paranoid Suku Karo Universitas Sumatera Utara

BAB 3. METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional untuk melihat isi waham kebesaran penderita skizofrenia paranoid.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di BLUD RSJ ProvSU Medan sejak 1 Maret 2010 sd 31 Mei 2010.

3. Populasi dan Sampel

a.Populasi Penderita skizofrenia paranoid yang berobat ke BLUD RSJ ProvSU sejak 1 Maret 2010 – 31 Mei 2010. b.Sampel Penelitian Penderita skizofrenia paranoid suku Karo yang ditegakkan berdasarkan PPDGJI-III yang dirawat di BLUD RSJ ProvSU sejak 1 Maret 2010 – 31 Mei 2010. Universitas Sumatera Utara