Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (Pkb) Pada Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Medan Utara

(1)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

MEKANISME PELAKSANAAN PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (PKB) PADA KANTOR BERSAMA SISTEM

ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP (SAMSAT) MEDAN UTARA

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh: LISTA AMALIA

112101048

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : LISTA AMALIA

NIM : 112101048

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : MEKANISME PELAKSANAAN PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (PKB) PADA KANTOR BERSAMA SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP (SAMSAT) MEDAN UTARA

Tanggal : ...2014 DOSEN PEMBIMBING

Fivi Rahmatus Sofiyah, SE, M.Si NIP. 19770214 200812 2 001

Tanggal : ...2014 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP. 19741123 200012 2 001

Tanggal : ...2014 DEKAN FAKULTAS EKONOMI

Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, berkat, dan karunia serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagai titik akhir dari sebuah proses pembelajaran di Program Studi Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Tugas Akhir ini berjudul “Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara. ”

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, penulis menyadari masih jauh dari kata sempurna baik dari segi tata bahasa ataupun dari tata cara penulisannya karena kemampuan dan keterbatasan yang penulis miliki. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan bimbingan yang diberikan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi USU.

3. Ibu Fivi Rahmatus Sofiyah, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Bapak Ibrahim Ichsan Hrp. S. Sos, selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha Unit Pelaksana Teknis (UPT) SAMSAT Medan Utara yang telah membantu


(4)

5. Kedua orang tua saya, papa (Emyulis Djamil) dan mama (Sri Ermolida) yang selalu memberikan cinta, kasih sayang, perhatian, bimbingan, nasehat, doa, bantuan baik materil maupun spritual yang tak terhingga kepada penulis serta kepada abang (Wahyu Sampurna), kakak tersayang (Esty Kurniawaty) yang selalu setia menemani, memberikan semangat serta dukungan, adikku (Nabilah Shidqiyyah), dan abang angkatku Arifiansyah Saragih (ragil) yang telah memberi banyak masukan dan dukungan.

6. Teman-teman seperjuangan di Fakultas Ekonomi Program Studi Diploma III Keuangan, Stambuk 2011 grup A, terutama buat Tika (tikot), tria (tyiong) Irfan, Yola, kak Ruth (iting), dan Intan (atun) yang selama ini telah setia menemani baik suka maupun duka, terima kasih atas persahabatan yang sudah terjalin selama ini dan semoga untuk selamanya.

Akhir kata, penulis mengharapkan agar Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Medan, Mei 2014 Penulis,


(5)

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian... 7

D. Manfaat Penelitian... 7

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Kantor SAMSAT Medan Utara ... 9

B. Struktur Organisasi SAMSAT Medan Utara ... 13

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi ... 14

D. Gambaran Data Pegawai SAMSAT... 17

E. Kinerja Terkini ... 18

BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Data Pajak Kendaraan Bermotor ... 20

A.1 Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor ... 20

A.2 Objek Pajak Kendaraan Bermotor... 22

A.3 Subjek Pajak Kendaraan Bermotor ... 22

B. Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor ... 23

B.1 Mekanisme Penghitungan Pajak Kendaraan Bermotor... 23

B.1.1 Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor... 23

B.1.2 Tarif Pajak Kendaraan Bermotor ... 25

B.2 Syarat-syarat yang diperlukan dalam Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor ... 27

C. Denda bagi Wajib Pajak yang Terlambat Membayar Pajak Kendaraan Bermotor ... 31

D. Kendala yang dihadapi dalam Pelaksanaan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor ... 33

E. Upaya SAMSAT Medan Utara dalam Meningkatkan Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor ... 33

F. Data Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor ... 35

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 38

B. Saran ... 39 DAFTAR PUSTAKA


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jenis Pajak Provinsi ... 2

Tabel 1.2 Golongan Pajak Kendaraan Bermotor... 2

Tabel 2.1 Unit Pelaksana Teknis Provinsi Sumatera Utara... 12

Tabel 2.2 Daftar Pegawai SAMSAT Medan Utara ... 17

Tabel 2.3 Daftar Pegawai Honor Unit Pelaksanaan Teknis SAMSAT Medan Utara... 18

Tabel 2.4 Daftar Tenaga Out-Sourcing Unit Pelaksanaan Teknis SAMSAT Medan Utara... 18


(7)

Halaman

Gambar 2.1 Struktur Organisasi UPT. SAMSAT Medan Utara ... 13 Gambar 3.1 Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran PKB SAMSAT Medan


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak daerah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) memegang peranan penting dalam rangka membiayai urusan rumah tangga daerah, baik dalam pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintah maupun tugas pembangunan. Dapat dikatakan penting karena tanpa pajak daerah maka otonomi daerah tidak dapat terselenggara secara nyata dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, sudah sewajarnya pemerintah daerah secara terus-menerus mengadakan pemikiran untuk meningkatkan pendapatan asli daerah terutama dari sektor pajak daerah dan retribusi daerah.

Pemerintah daerah memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah yang berasal dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Berdasarkan hal tersebut jelas diketahui bahwa salah satu sumber pendapatan daerah berasal dari pajak daerah.

Pajak daerah di Indonesia dapat di golongkan berdasarkan tingkatan Pemerintah Daerah, yaitu pajak daerah tingkat Provinsi dan pajak daerah tingkat Kabupaten/Kota. Berikut adalah jenis pajak Provinsi:


(9)

Tabel 1.1 Jenis Pajak Provinsi

No Jenis Pajak Provinsi

1. Pajak Kendaraan Bermotor

2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 4. Pajak Air Permukaan Umum

5. Pajak Rokok

Sumber : Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak Daerah

Penggolongan pajak tersebut diatur dalam Undang-undang No. 18 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dalam Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Undang-undang Republik Indonesia tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Pasal 2 ayat 1 dan 2) serta Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah. Peraturan Pemerintah tersebut mengatur tentang objek, subjek, dasar pengenaan pajak dan ketentuan tarif dari pajak daerah yang berlaku, baik sebelum maupun sesudah berlakunya Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000. Adapun golongan kendaraan yang masuk ke dalam pengenaan tarif Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini:

Tabel 1.2

Golongan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

No. Golongan Keterangan

1 A-1 Sedan, Jeep, dan Station Wagon (Pribadi) 2 A-2 Sedan, Jeep, dan Station Wagon (Umum) 3 B-1 Bus dan Microbus (Pribadi)

4 B-2 Bus dan Microbus (Umum)

5 C-1 Truck dan Pick up (Pribadi) 6 C-2 Truck dan Pick up (Umum)

7 E Sepeda Motor

8 F Becak Bermotor

9 Kendaraan Alat Berat


(10)

3

Diantara sumber pendapatan asli daerah yang berasal dari sektor pajak daerah yang cukup penting dan potensial adalah Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Pemungutan dan pengurusan pajak kendaraan bermotor dilaksanakan pada satu kantor yang dikenal dengan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT), dimana Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) merupakan gabungan dari 3 (tiga) instansi, antara lain:

1. Kepolisian Daerah Provinsi Sumatera Utara yaitu DITLANTAS POLDASU, menangani pengurusan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Plat Nomor Kendaraan;

2. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Daerah Provinsi (DISPENDA), menangani pemungutan pendapatan provinsi yaitu Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB);

3. Departemen Keuangan yaitu PT. Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara (persero), menangani Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ).

Salah satu tujuan pembentukan kantor bersama SAMSAT ini adalah untuk memudahkan pelaksanaan pemungutan pajak kendaraan bermotor (PKB) serta untuk memberikan kemudahan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pengurusan registrasi kendaraan bermotor dan pembayaran pajak.

Kantor SAMSAT sebagai organisasi pelaksana tugas membuat atau merancang konsep-konsep untuk menggerakkan segala kemampuan agar dapat melaksanakan tugas pengutipan pajak kendaraan bermotor secara efektif, maka


(11)

kemampuan mengidentifikasi dan mengelompokkan pekerjaan, menyiapkan karyawan untuk menangani pelaksanaan tugas-tugas, mengetahui wewenang dan tanggung jawab, serta menyusun mekanisme koordinasi kepada antar unit kegiatan.

Membayar pajak kendaraan bermotor merupakan pekerjaan rutin tahunan bagi para pemilik kendaraan bermotor. Orang yang dikenakan pemungutan pajak disebut wajib pajak. Wajib Pajak merupakan orang pribadi atau badan yang memiliki kendaraan bermotor. Jika wajib pajak merupakan badan/lembaga maka kewajiban perpajakannya diwakili oleh pengurus atau kuasa hukum badan tersebut. Dalam menjalankan kewajiban membayar Pajak Kendaraan Bermotor, wajib pajak harus mengetahui dengan jelas mekanisme pelaksanaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor, serta memerlukan sarana administrasi yang jelas untuk menyampaikan serta memenuhi kewajiban tersebut.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis, dalam pelaksanaan pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara, saat ini masih banyak wajib pajak yang kurang tahu atau sedikit pengetahuannya mengenai mekanisme dalam pelaksanaan pembayaran pajak dan menganggap bahwa pelaksanaan pembayaran pajak yang dilakukan pada kantor SAMSAT terkesan sulit dan ribet, sehingga membuat para wajib pajak terkadang malas untuk membayar pajaknya sendiri ke kantor SAMSAT. Karena hal tersebut tidak sedikit wajib pajak yang akhirnya menggunakan jasa calo untuk melakukan pembayaran pajak, padahal biaya yang dikeluarkan untuk membayar jasa calo tersebut tidaklah sedikit tergantung permintaan para calo. Sebenarnya pelaksanaan pembayaran


(12)

5

pajak kendaraan bermotor yang dilakukan pada kantor SAMSAT tidak begitu sulit bagi yang sudah terbiasa membayar pajak sendiri tapi bagi yang baru mencoba membayar pajak kendaraan bermotor sendiri pasti berpikir, apa yang harus dibawa, gimana urutan dan caranya. Hal pertama yang harus dilakukan jika ingin membayar pajak kendaraan bermotor adalah melengkapi syarat-syarat yang diperlukan seperti KTP asli, BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor) asli, STNK Asli, foto kopi masing-masing satu (KTP, BPKB, dan STNK) .

Selanjutnya mekanisme pelaksanaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada Kantor SAMSAT dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pendaftaran

Pendaftaran dilakukan di loket 1 yang mana pelaksananya adalah POLRI dan DISPENDA. Di loket 1 tersebut wajib pajak mengambil formulir Surat Pemberitahuan (SPT) kemudian mengisi surat tersebut dan melampirkan berkas-berkas yang diperlukan seperti KTP, STNK, BPKB, dan menyampaikannya kepada petugas yang berada di loket 1.

2. Penelitian Berkas, Penetapan Pajak, Korektor, dan Pembayaran

Penelitian berkas dilakukan di loket 2 yang mana pelaksananya adalah POLRI. Di loket 2 tersebut petugas melakukan check persyaratan dan perlengkapan berkas, mendata pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) oleh wajib pajak dan menyampaikannya kepada pengurus checking. Selanjutnya DISPENDA membuat perhitungan pajak dan penetapan pajak, membuat nomor kohir, mengisi dataNoticepajak, sampai akhirnya menyampaikan berkas kepada kasir untuk melakukan pembayaran oleh wajib pajak.


(13)

3. Pencetakan STNK

Pencetakan STNK dilakukan di loket 3 yang mana pelaksananya adalah POLRI. Di loket 3 tersebut petugas menyerahkan STNK baru yang telah dicetak kepada wajib pajak.

Dengan mengetahui dan menguasai mekanisme pelaksanaan pembayaran pajak kendaraan bermotor, maka diharapkan tidak terjadinya kesalahan maupun ketimpangan yang dilakukan oleh Wajib Pajak dalam menjalankan kewajibannya baik dalam melakukan penghitungan Pajak Kendaraan bermotor serta sistem administrasinya. Besarnya pajak yang harus dibayar untuk setiap kendaraan bermotor berbeda-beda tergantung pada golongan/jenis kendaraan bermotor apakah jenis mobil, sepeda motor, beca motor, ataupun alat berat. Dalam bab selanjutnya penulis juga akan membahas mengenai cara penghitungan pajak kendaraan bermotor, denda bagi wajib pajak yang terlambat membayar pajak, dan upaya yang dilakukan SAMSAT Medan Utara dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membuat judul mengenai “Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka perumusan masalah yang akan dibahas adalah bagaimana Mekanisme Pelaksanaan


(14)

7

Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara?

C. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme pelaksanaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor SAMSAT Medan Utara Dinas Pendapatan Sumatera Utara.

b. Untuk mengetahui data penerimaan realisasi Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor SAMSAT Medan Utara Dinas Pendapatan Sumatera Utara.

c. Penulisan Tugas Akhir ini sebagai salah satu syarat menyelesaikan perkuliahan pada program Studi Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Penulis, penulisan ini berguna sebagai pengetahuan tambahan bagaimana mekanisme dan tata cara pelaksanaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara.

b. Bagi Lembaga Pendidikan, berguna untuk meningkatkan hubungan kerja sama antara pihak Universitas dengan instansi pemerintah khususnya kantor SAMSAT Medan Utara, serta mempromosikan sumber daya manusia di Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Keuangan.


(15)

c. Bagi Kantor SAMSAT Medan Utara, yaitu membina kerja sama antara lembaga pendidikan dengan instansi pemerintah dan sebagai salah satu sarana untuk menyebar luaskan informasi mengenai Pajak Kendaraan bermotor.


(16)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara

Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pada awalnya mengurusi pengelolaan pajak dan pendapatan daerah di bawah naungan Biro Keuangan pada Sekretariat Wilayah Tingkat I Sumatera Utara. Selanjutnya, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara tentang Susunan dan Tata Cara Sekretariat Wilayah Daerah Tingkat I Provinsi Sumatera Utara, maka Biro Keuangan ditingkatkan menjadi Direktorat Keuangan.

Dengan demikian, tentu bagian Pajak Pendapatan Daerah berubah menjadi Sub Direktorat Keuangan Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan. Dengan terbentuknya Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara pada tanggal 21 Maret 1975 No. 137/II/GSU, maka Sub Direktorat Keuangan Pendapatan Daerah ditingkatkan menjadi Direktorat Pendapatan Daerah. Pada tanggal 1 September 1975, keluarlah SuratMenteri Dalam Negeri Nomor KUPD 3/1243 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I dan Dinas Pendapatan Tingkat II, yang sebelumnya di bawah naungan Direktorat Pendapatan Daerah, yang namanya diubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara. Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara tanggal 31 Maret 1976 No. 143/II/GSU dengan persetujuan Dewan


(17)

Perwakilan Daerah Sumatera Utara (DPDSU). Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 4 Tahun 1976.

Dalam upaya meningkatkan pelaksanaan tugas serta pelayanan kepada masyarakat, maka diperlukan pengembangan organisasi Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I dengan membentuk cabang-cabang dinas, Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Tingkat I Sumatera Utara terdapat Kabupaten/Kotamadya Tingkat II di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan keputusan Menteri Dalam Negeri KUPD 7/7/39-26 pada tanggal 31 Maret 1978, dibentuklah cabang Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara di seluruh Kabupaten/Kotamadya Tingkat II di Provinsi Sumatera Utara.

Kemudian berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri No. 061/2743/S tanggal 22 November 1999 tentang Pemerintah Daerah, maka terhitung sejak tanggal keluarnya tersebut, nama Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara diubah menjadi “Dinas Pendapatan Provinsi”. Cabang Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara diubah juga menjadi “Cabang Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara”. Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pemilik kendaraan bermotor, maka pemerintah membentuk Penyelenggara Sistem Baru Pendaftaran Kendaraan Bermotor yang disebut Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT).

Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap adalah gabungan dari 3 instansi yang mempunyai objek dana kendaraan bermotor yang berdomisili di Sumatera Utara, ketiga instansi tersebut adalah:


(18)

11

1. Pemerintah Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara (DISPENDASU).

2. Kepolisian Daerah Sumatera Utara yaitu DITLANTAS POLDASU.

3. Departemen Keuangan yaitu PT. Jasa Raharja Cabang Utama Medan.

Tujuan pembentukan SAMSAT adalah:

1. Untuk meningkatkan pendapatan daerah sumatera utara melalui pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), khususnya daerah Sumatera Utara.

2. Untuk meningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui penerimaan dari sektor Pajak Kendaraan Bermotor dan penerimaan sektor Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.

3. Meningkatkan Asuransi Kerugian Kecelakaan Jasa Raharja Cabang Utama Medan yang merupakan Aparat Depertemen Keuangan Sumatera Utara.

4. Sebagai usaha menyeragamkan tindakan, ketrtiban, kelancaran, dan pengadaan Administrasi Kendaraan Bermotor.

Dalam pengembangan dan optimalisasi pelayanan yang lebih luas kepada wajib pajak, Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara sampai saat ini telah membentuk 14 cabang daerah (Kabupaten/kota) di wilayah Provinsi Sumatera Utara yang tertera pada Tabel 2.1 berikut ini:


(19)

Tabel 2.1

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Provinsi Sumatera Utara

NO UNIT WILAYAH KERJA

1 UPTD Medan Utara Medan Barat, Medan Baru, Medan Helvetia, Medan Perjuangan, Medan Tembung, Medan Labuhan, Medan Belawan.

2 UPTD Medan Selatan Medan Maimun, Medan Polonia, Medan Kota, Medan Amplas, Medan Selayang, Medan Tuntungan, Deli Tua, Pancur Batu. 3 UPTD Binjai Kota Binjai dan Kabupaten Langkat. 4 UPTD Pematang Siantar Kota Pematang Siantar dan Kabupaten

Simalungun.

5 UPTD Kisaran Kabupaten Asahan dan Kota Tanjung Balai. 6 UPTD Rantau Parapat Kabupaten Labuhan Batu.

7 UPTD Padang Sidimpuan Kabupaten Tapanuli Selatan. 8 UPTD Tebing Tinggi Kota Tebing Tinggi.

9 UPTD Kabanjahe Kabupaten Karo.

10 UPTD Sibolga Kota Sibolga dan Tapanuli Tengah. 11 UPTD Sidikalang Kabupaten Dairi.

12 UPTD Gunung Sitoli Kabupaten Nias.

13 UPTD Balige Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir.

14 UPTD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal. 15 UPTD Lubuk Pakam Lubuk Pakam.

16 UPTD Tarutung Tarutung.

17 UPTD Stabat Stabat.

18 UPTD Tanjung Balai Tanjung Balai.


(20)

13

B. Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara

Struktur organisasi merupakan bagian yang menggambarkan bagan-bagan fungsi kegiatan dan pekerjaan bagi seluruh karyawan yang ada dalam suatu perusahaan, dimana struktur organisasi ini pada pokoknya mengandung penerapan batas-batas tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing karyawan perusahaan.

Kantor UPT SAMSAT Medan Utara di pimpin oleh seorang Kepala UPT, dibantu oleh Sub Bagian Tata Usaha. UPT Medan Utara terdiri dari 5 seksi, yaitu: Seksi Bagian Tata Usaha, Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Seksi Pendapatan Lain-lain (PLL), Seksi Pengambilan dan Pemanfaatn Air Bawah Tanah/Air Permukaan Umum, Seksi Retribusi, dan Seksi Pajak Angkutan di atas Air/Bea Balik Nama Angkutan di Atas Air (PA3/BBNA3).

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) SAMSAT Medan Utara

Sumber: Unit Pelaksana Teknis (UPT) SAMSAT Medan Utara Tahun 2014 Kepala Unit

Pelaksanaan Teknis

Kasubag Tata Usaha

Kasi PKB

Kasi Retribusi

Kasi PA3/BBNA3 Kasi

ABT/APU Kasi


(21)

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi

1. Kepala Unit Pelaksana Teknis

Tugas dan Fungsi:

a. Melaksanakan koordinasi, kerjasama dengan pihak terkait, pembinaan, pengendalian teknis, dan pemberdayaan sumber daya manusia.

b. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya masing-masing.

c. Menyempurnakan konsep dan pendapatan potensi dari masing-masing seksi.

2. Seksi Sub Bagian Tata Usaha

Tugas dan Fungsi:

a. Menyimpan surat-surat yang berhubungan dengan bidang tugas Sub Bagian Tata Usaha dan surat-surat dari seksi lainnya yang telah selesai diproses.

b. Mencatat dalam pembukuan pemasukan yang telah ditentukan inventaris dan alat tulis kantor.

3. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor

Tugas dan Fungsi:


(22)

15

b. Membuat laporan pembayaran penunggakan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dengan Surat.

c. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh kepala unit sesuai dengan bidangnya.

4. Seksi Pendapatan Lain-lain

Tugas dan Fungsi:

a. Menerima laporan bulanan dari seksi yang mengelola PAD dan melaporkannya kepada SAMSAT.

b. Menerima, menyalurkan, dan mempertanggungjawabkan SPT dan Materai Leges jalur SAMSAT.

c. Menyelenggarakan koordinasi dan optimalisasi pendapatan lain-lain dan setoran laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

5. Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan Umum (ABT/APU)

Tugas dan Fungsi:

a. Melaksanakan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan memproses usul/pengajuan keberatan dari Wajib Pajak mengenai Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan Umum (ABT/APU) dan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermmotor (PBB-KB).


(23)

b. Membuat daftar jumlah tagihan, tunggakan dan denda pajak pengambilan dan pemanfaatan ABT/APU sesuai standar yang ditetapkan.

c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas sesuai dengan bidang teknisnya.

6. Seksi Retribusi

Tugas dan Fungsi:

a. Menyempurnakan dan menyusun konsep standar teknis retribusi bagi hasil pajak dan bukan pajak, pembukuan, dan pelaporannya.

b. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data untuk penyempurnaan dan penyusunan jenis retribusi, teknis pemungutan dan tata administrasi retribusi, sosialisasi standar yang ditetapkan serta penetapan target retribusi.

c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada kepala, sesuai dengan bidang teknisnya.

7. Seksi Pajak Angkutan di atas Air/Bea Balik Nama Angkutan di atas Air (PA3/BBNA3)

Tugas dan Fungsi:

a. Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan memproses usul/pengajuan keberatan dari Wajip Pajak mengenaii Pajak Angkutan di atas Air dan Bea Balik Nama Angkutan di atas Air, sesuai


(24)

17

b. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit sesuai dengan bidang tugasnya.

c. Memberikan laporan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Unit sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

D. Gambaran Data Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara (SAMSAT Medan Utara)

Tabel 2.2

Daftar Pegawai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT)

Medan Utara

Jabatan / Pangkat Jumlah

Kepala Unit Pelaksana Teknis 1

Kepala Sub Bagian Tata Usaha 1

Bendahara Pengeluaran 1

Staf Bendahara Pengeluaran 8

Bendahara Penerimaan 1

Staf Bendahara Penerimaan 6

Kepala Seksi PKB 1

Staf Seksi PKB 75

Kepala Seksi Retribusi dan Pendapatan lain-lain 1 Staf Seksi Retribusi dan Pendapatan lain-lain 6

Jumlah 101 Orang

Sumber: Unit Pelaksana Teknis (UPT) SAMSAT Medan Utara Tahun 2014

Selain pegawai tetap, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Medan Utara juga dibantu oleh tenaga out-sourcing dan pegawai honor yang terdiri dari:


(25)

Tabel 2.3

Daftar Pegawai Honor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT)

Medan Utara

Tempat Tugas Jumlah

Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) 3

Jumlah 3 orang

Sumber: Unit Pelaksana Teknis (UPT) SAMSAT Medan Utara Tahun 2014

Tabel 2.4

Daftar Tenaga Out-Sourcing Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap

(SAMSAT) Medan Utara

Tempat Tugas Jumlah

Tata usaha 10

Penagihan Pajak 54

Retribusi 2

Jumlah 66 orang

Sumber: Unit Pelaksana Teknis (UPT) SAMSAT Medan Utara Tahun 2014

E. Kinerja Terkini Unit Pelaksana Teknis (UPT) Medan Utara/Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Medan Utara/Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara dalam meningkatkan pelayanannya terhadap masyarakat telah membentuk:

1. SAMSAT BUS KELILING, merupakan layanan pengesahan STNK setiap tahun, pembayaran PKB dan SWDKLLJ yang beroperasi di wilayah Medan Utara meliputi Marelan, Belawan, Hamparan Perak, Sunggal, Sampali, dan Tembung. Sasaran Layanan SAMSAT BUS KELILING ini ditujukan bagi wajib pajak yang jauh dari SAMSAT.


(26)

19

2. SAMSAT CORNER, merupakan layanan pengesahan STNK setiap tahun, pembayaran PKB dan SWDKLLJ yang berlokasi di Jl. K.H. Zainal Arifin No.7 Medan (SAMSAT dan SIM CORNER SUN PLAZA) dan di Jl. Gatot Subroto Lantai 3 Unit 63 (SAMSAT CORNER PLAZA MEDAN FAIR) dengan jam operasional mulai pukul 10.00 s/d 21.00 WIB setiap hari (kecuali libur nasional).

3. SAMSAT DRIVE THRU, merupakan layanan pengesahan STNK setiap tahun, pembayaran PKB dan SWDKLLJ yang berlokasi di Jl. Imam Bonjol No. 18 Medan (pelataran parkir Bank SUMUT) dengan jam operasional mulai pukul 10.00 s/d 15.00 WIB setiap hari (kecuali libur nasional). Layanan SAMSAT DRIVE THRU memberi kemudahan bagi masyarakat di mana masyarakat dapat membawa langsung kendaraannya ke lokasi Drive Thru tanpa perlu turun dari kendaraannya cukup hanya mempersiapkan dokumen asli yang dibutuhkan yaitu STNK, BPKB dan KTP dan langsung melakukan pembayaran di loket yang telah disediakan.

4. SAMSAT GERAI, merupakan layanan yang dalam operasionalnya bertugas untuk membantu SAMSAT induk guna mendekatkan kantor pelayanan pajak dengan Wajib Pajak. SAMSAT GERAI yang dioperasikan terdiri atas SAMSAT GERAI Marelan dan SAMSAT GERAI Tembung.

Tujuan layanan tersebut tidak lain adalah untuk mempermudah masyarakat dengan adanya kualitas pelayanan yang cepat, tepat, serta efisien dalam pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) sehingga pemberdayaan potensi daerah menuju otonomi daerah yang maju dan mandiri dapat dilaksanakan secara efektif.


(27)

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas mengenai Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan secara kualitatif disertai dengan penjelasan yang objektif dan sistematis.

A. Gambaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

A.1 Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak kendaraan bermotor (PKB) adalah Pajak yang dipungut atas kepemilikan atau penguasaan kendaraan bermotor yang di atur dalam Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2003 tentang Pajak Kendaraan Bermotor. Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan disemua jenis jalan darat dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang bergerak.

Adapun dasar hukum pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor adalah sebagai berikut:


(28)

21

b) Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara No.1 Tahun 2011 tantang Pajak Kendaraan Bermotor.

c) Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

d) Undang-undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

e) Peraturan Menteri Negara Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 7 Tahun 2010 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik (Pajak daerah dan Retribusi daerah).

f) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun 2011 tentang Perhitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.

g) Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara.

h) Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 26 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tata Cara Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan, Ketetapan Pajak dan Pegurangan, Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak serta Pembangunan Piutang Pajak Kadaluarsa atas Pajak Daerah.

i) Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 11 Tahun 2012 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dna Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.


(29)

A.2 Objek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor, termasuk kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar yang bergerak di darat.

Menurut Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Nomor 1 Tahun 2011 Pasal 4 ayat 3, bahwa objek Kendaraan Bermotor yang dikecualikan terhadap kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor, sebagai berikut:

1) Kereta api;

2) Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan pertahanan dan keamanan Negara;

3) Kendaraan bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing dan asas timbal balik dan lembaga-lembaga internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari pemerintah; 4) Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di atas air.

A.3 Subjek Kendaraan Bermotor

Secara umum yang disebut sebagai Subjek Pajak daerah adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak daerah. Subjek pajak kendaraan bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan/atau menguasai kendaraan bermotor. Yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak kendaraan bermotor adalah:


(30)

23

b. Dalam hal Wajib Pajak Badan/lembaga, kewajiban perpajakannya diwakili oleh pengurus atau kuasa badan tersebut.

B. Mekanisme dalam Pelaksanaan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor

Mekanisme merupakan sebuah proses pelaksanaan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang atau beberapa orang dengan menggunakan tatanan dan aturan serta adanya alur komunikasi dan pembagian tugas sesuai dengan profesionalitas. Mekanisme pelaksanaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dilakukan mulai dari penghimpun data subjek pajak dan objek pajak PKB, penentuan besarnya pengenaan pajak sampai dengan syarat-syarat yang diperlukan dalam pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor.

B.1 Mekanisme Penghitungan Pajak Kendaraan Bermotor B.1.1 Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor

Dasar pengenaan pajak merupakan ukuran atau pengakuan nilai tertentu yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak. Nilai yang menjadi dasar pengenaan pajak tersebut harus diukur. Ukuran nilai objektif adalah nilai penyerahan barang, sehingga berkaitan dengan Pajak Kendaraan Bermotor, maka nilai penyerahan dapat berupa nilai jual beli, nilai tukar-menukar, dan lain sebagainya. Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor adalah hasil perkalian dari 2 (dua) unsur pokok yaitu sebagai berikut:


(31)

1. Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB)

Nilai jual kendaraan bermotor ditentukan berdasarkan Harga Pasaran Umum suatu Kendaraan Bermotor tidak diketahui, NJKB dapat ditentukan berdasarkan sebagian atau seluruh faktor-faktor berikut:

1) Isi silinder dan/atau satuan daya.

2) Penggunaan kendaraan bermotor.

3) Jenis kendaraan bermotor

4) Merek kendaraan bermotor

5) Tahun pembuatan kendaraan bermotor.

6) Berat total kendaraan bermotor dan banyaknya penumpang yang diizinkan.

7) Dokumen impor untuk jenis kendaraan bermotor.

2. Bobot yang Menggunakan Secara Relatif Tingkat Kerusakan Jalan dan/atau Pencemaran Lingkungan Akibat Penggunaan Kendaraan Bermotor

Unsur bobot adalah unsur yang mencerminkan secara relatif kadar kerusakan jalan pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor, bobot dinyatakan sebagai koefisien tertentu, koefisien bobot sama dengan 1, berarti kendaraan bermotor tersebut membawa pengaruh terhadap kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan. Bobot dihitung berdasarkan, antara lain sebagai


(32)

25

1) Tekanan gandar, yang dibedakan atas dasar jumlah sumbu/as, roda, dan berat kendaraan bermotor.

2) Jenis bahan bakar kendaraan bermotor yang dibedakan menurut solar, bensin, gas, listrik, tenaga surya, atau jenis bahan bakar lainnya.

3) Jenis kendaraan bermotor, penggunaan, tahun pembuatan, dan ciri-ciri mesin kendaraan bermotor yang dibedakan berdasarkan jenis mesin 2 tak atau 4 tak, dan isi silinder.

Penetapan bobot kendaraan bermotor adalah sebagai berikut:

1) Bobot kendaraan bukan umum seperti jenis sedan, jeep, sepeda motor, dan sejenisnya ditetapkan sebesar 1,00.

2) Bobot kendaraan umum seperti jenis mobil barang/beban ditetapkan sebesar 1,30.

3) Bobot kendaraan bermotor jenis alat-alat berat dan alat-alat besar sebesar 1,00.

B.1.2 Tarif Pajak Kendaraan Bermotor

Berdasarkan tarif Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang terutang, dihitung dengan cara mengalihkan tarif dasar pengenaan pajak. Adapun tarif Pajak Kendaraan Bermotor yang telah ditetapkan sebesar :


(33)

b) Untuk kepemilikan kendaraan bermotor pribadi kedua dapat ditetapkan secara progresif sebesar 2% , kepemilikan kendaraan bermotor ketiga 2,5%, kepemilikan keempat 3%, kepemilikan kelima dan seterusnya 3,5%.

c) Tarif Pajak Kendaraan Bermotor angkutan umum, ambulan, pemadam kebakaran, lembaga sosial dan keagamaan, pemerintah/TNI/POLRI, Pemerintah Daerah, dan kendaraan lain yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah, ditetapkan sebesar 0,5%.

d) Tarif Pajak Kendaraan Bermotor alat-alat berat dan besar ditetapkan sebesar 0,2%.

Berdasarkan unsur-unsur diatas, besarnya Pajak Kendaraan Bermotor dapat dihitung sebagai berikut:

Berikut ini adalah contoh perhitungan dasar pengenaan pajak :

Arif di kota Medan Provinsi Sumatera Utara mempunyai mobil Honda Civic, mobil miliknya ini jatuh tempo 20 Maret 2012. Bila Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) Honda Civic berdasarkan Keputusan menteri dalam negeri ditetapkan Rp200.000.000, bobot untuk sedan 1,00 dan tarif Perda Provinsi Sumatera Utara ditetapkan 2%. Berapa PKB yang harus dibayar Arif pada Maret 2013?


(34)

27

Jawaban :

PKB = Tarif (NJKB x Bobot)

= 2% (Rp200.000.000 x 1,00)

= Rp 4.000.000

B.2 Syarat-syarat yang Diperlukan dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor

a. Syarat-syarat yang diperlukan dalam pelaksanaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor untuk kepemilikan pribadi :

1. KTP asli beserta foto kopinya (KTP yang masih berlaku sesuai dengan data pemilik motor d STNK).

2. Buku BPKB beserta foto kopi

3. STNK asli beserta foto kopi

4. Cek Fisik, cek fisik dilakukan jika melakukan perpanjangan STNK per 5 tahun, maka kendaraan harus dibawa untuk dilakukan cek fisik. Jika hanya melakukan pembayaran per tahun cek fisik kendaraan tidak perlu dilakukan.

5. Persiapkan uang untuk membayar Pajak Kendaraan Bermotor.

b. Syarat-syarat yang diperlukan dalam pelaksanaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor untuk kepemilikan badan/lembaga usaha:


(35)

2) STNK

3) Legalitas perusahaan atau lembaga a. SIUP (Surat Ijin Untuk Perdagangan) b. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) c. Keterangan domisili perusahaan d. Surat kuasa

Berikut ini adalah gambar dari Mekanisme pelaksanaan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor SAMSAT Medan Utara:

Gambar 3.1

Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal

Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara

PENDAFTARAN

1. Pengambilan SPT/Permohonan STNK Formulir Khusus pengesahan.

2. Pengisian Formulir SPT 3. Berkas

4. Menyampaikan berkas pada pengurus checking

DISPENDA POLRI

1. Check persyaratan dan kelengkapan berkas.

2. Pendataan

3. Menyampaikan Berkas ke penetapan

POLRI

PENETAPAN

1. Membuat perhitungan DISPENDA

LOKET

1

LOKET


(36)

29

p

Sumber: Unit Pelaksana Teknis (UPT) SAMSAT Medan Utara Tahun 2014 KOREKTOR

1. Meneliti kebenaran dan penetapan kepada Wajib Pajak. 2. Meneliti data pajak dalam

ketentuan sementara.

DISPENDA JASA RAHARJA

PEMBAYARAN

1. Meneliti pembayaran dari wajib pajak.

2. Membuka hasil penerimaan. 3. Mencetak SKPD.

4. Menyampaikan SKPD pada loket

embrossing/pencetak STNK. 5. Menyampaikan berkas pada

petugas kartu box (arsip).

6. Menyetor hasil penerimaan kasir pada bendahara (Validasi).

7. Menyampaikan berkas yang belum bayar ke petugas penagihan. 8. Menghimpun berkas yang belum

bayar.

EMBROSSING/PENCETAK STNK 1. Melaksanakan embrossing/pencetak

STNK.

2. Menyampaikan SKPD/STNK ke loket pengambilan STNK/plat motor

Penyerahan SKPD/STNK dan Plat Motor

DISPENDA LOKET


(37)

Berdasarkan gambar Mekanisme pelaksanaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor SAMSAT Medan Utara diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Loket 1 (Pendaftaran)

Pertama-tama wajib pajak mengambil formulir terlebih dahulu di depan pintu masuk kantor SAMSAT Medan utara. Isilah formulir sesuai dengan contoh yang dibuat di kantor SAMSAT Medan Utara. Setelah selesai mengisi formulir wajib pajak akan di beri nomor antrian, kemudian harus membeli map khusus yang dipakai untuk memasukkan berkas atau syarat (KTP,STNK,BPKB) tersebut, biasanya map sudah tersedia di kantor SAMSAT. Tunggulah beberapa saat sampai nomor antrian dipanggil. Jika nomor antrian dipanggil, maka wajib pajak menyerahhkan berkas yang sudah disiapkan di dalam map ke loket 1. Dan berkas tersebut akan diproses oleh pelaksana/pegawai di kantor SAMSAT (POLRI dan DISPENDA) dan wajib pajak akan disuruh ke loket selanjutnya.

2) Loket 2 (Penelitian Berkas, Penetapan Pajak, Korektor, dan Pembayaran)

Penelitian berkas dilakukan di loket 2 yang mana pelaksananya adalah POLRI. Di loket 2 tersebut petugas melakukan check persyaratan dan perlengkapan berkas, mendata pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) oleh wajib pajak dan menyampaikannya kepada pengurus checking. Selanjutnya DISPENDA membuat perhitungan pajak dan penetapan pajak, membuat nomor kohir, mengisi data Noticepajak, agar tidak terjadi kesalahan kemudian Dispenda melakukan penelitian kembali yang dilakukan oleh korektor untuk meneliti


(38)

31

Kendaraan Bermotor kepada wajib sampai akhirnya menyampaikan berkas kepada kasir untuk melakukan pembayaran oleh wajib pajak.

3) Loket 3 (Pencetakan STNK)

Pencetakan STNK dilakukan di loket 3 yang mana pelaksananya adalah POLRI. Di loket 3 tersebut petugas menyerahkan STNK baru yang telah dicetak kepada wajib pajak.

C. Denda bagi Wajib Pajak yang Melakukan Keterlambatan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor

Pemungutan pajak bersifat memaksa, maksudnya adalah bila seorang wajib pajak tidak juga membayarkan kewajibannya, maka wajib pajak tersebut akan dikenakan denda sesuai peraturan yang berlaku. Dasar pengenaan denda Pajak Kendaraan Bermotor telah ditetapkan dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) yaitu, keterlambatan pembayaran pajak yang melampaui saat jatuh tempo maka dikenakan denda sebesar 24% per tahun dari pokok pajak. Jika pengendara sampai terlambat membayar Pajak Kendaraan Bermotor maka akan dibebani denda Pajak Kendaraan Bermotor dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ). Untuk menghitung denda akibat keterlambatan membayar Pajak kendaraan Bermotor adalah sebagai berikut:

1. Adapun besarnya denda Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) adalah sebesar Rp32.000,- untuk sepeda motor dan Rp100.000,- untuk denda mobil.


(39)

2. Cara pengenaan denda PKB adalah 24% dalam 1 tahun. Ada yang 1 hari atau 3 hari dianggap sudah terlambat. Namun, jika hanya terlambat membayar 1 bulan dikenakan denda sebesar 2%, telat 2 bulan denda 4%, telat 3 bulan 6% dan seterusnya. Besar denda yang dikenakan akan naik 2% setiap bulannya.

Contoh :

Pak Raffi telah terlambat membayar pajak mobil Fortunernya selama 6 bulan dari masa berlakunya. Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor yang tertera di STNK sebesar Rp3.000.000 dan untuk SWDKLLJ sebesar Rp200.000. Maka, penghitungan dendanya adalah sebagai berikut:

Denda PKB = (PKB x 12 % ) + denda SWDKLLJ = (Rp 3.000.000 x 12%) + Rp100.000

= Rp460.000

Total Bayar PKB = PKB + SWDKLLJ + Denda SWDKLLJ + Denda PKB

= Rp3.000.000 + Rp200.000 + Rp100.000 +Rp460.000

=Rp3.660.000

Jadi, total pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor yang harus dibayar oleh Pak Raffi adalah sebesar Rp3.660.000.


(40)

33

D. Kendala yang dihadapi dalam Pelaksanaan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor SAMSAT Medan Utara

Dalam sistem pelaksanaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor pada kantor SAMSAT Medan Utara tidak lepas dari kendala-kendala yang dihadapi, yaitu dapat kita lihat sebagai berikut:

1. Rusaknya jaringan Komputer yang dipakai dalam sistem pembayaran secara online. Adanya kerusakan ini sangat menggangu kelancaran proses pelayanan dikarenakan petugas harus memperbaiki kerusakan tersebut agar pelayanan bisa diteruskan.

2. Ketidak lengkapan syarat yang harus dipenuhi, sering kali Wajib Pajak (WP) datang ke SAMSAT tanpa membawa syarat-syarat (STNK, BPKB, KTP beserta fotokopi) yang lengkap. Hal ini sangat merugikan Wajib Pajak karena Wajib Pajak harus mengambil syarat–syarat tersebut kemudian datang kembali untuk melakukan pembayaran.

3. Ketidak cukupan uang dalam pembayaran PKB, Wajib Pajak sering tidak menyadari bahwa keterlambatan membayar pajak, meskipun hanya satu hari dikenakan denda keterlambatan ataupun wajib pajak kurang tahu berapa pajak yang harus mereka bayar.

E. Upaya yang dilakukan SAMSAT Medan Utara dalam Meningkatkan Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

Adapun upaya untuk meningkatkan Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor antara lain dilakukan dengan cara-cara berikut:


(41)

1. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat

a. Menyederhanakan sistem dan prosedur pembayaran b. Menerapkan pelayanan prima secara konsisten c. Sosialisasi yang berkesinambungan

d. Menindak lanjuti setiap keluhan masyarakat

2. Meningkatkan keamanan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor a. Meningkatkan pelayanan pengarsipan dan keamanan data kendaraan

bermotor

b. Meningkatkan teknologi dan pengarsipan dan kendaraan bermotor c. Tertib pemungutan, tertib pembukuan, dan tertib laporan

3. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan penerimaan negara a. Melaksanakan pemungutan secara efektif dan efesien

b. Tertib pemungutan, tertib pembukuan, dan tertib laporan 4. Meningkatkan sumber daya manusia

a. Meningkatkan disiplin dan etos kerja b. Meningkatkan kompetensi

c. Meningkatkan kesejahteraan

UPT SAMSAT Medan Utara berkomitmen secara terus-menerus memperbaiki dan mengembangkan sistem manajemen mutu dengan tujuan pelayanan untuk kepuasan masyarakat.


(42)

35

F. Data Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor pada SAMSAT Medan Utara Tahun 2010-2012

Penghimpunan data Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor SAMSAT Medan Utara mulai dari kegiatan penghimpunan data wajib pajak, perhitungan pajak, serta menetapkan target dan realisai penerimaan pajak kendaraan bermotor untuk setiap tahunnya. Di bawah ini merupakam data Perbandingan Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor SAMSAT Medan Utara untuk Tahun 2010 s/d 2012.

Tabel 3.1

REALISASI PENERIMAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PROVINSI SUMATERA UTARA PADA KANTOR SAMSAT MEDAN

UTARA TAHUN 2010 s/d 2012

Tahun Target Realisasi Persentase

(%) 2010 1.223.580.822.087 1.353.332.398.878 110,60

2011 551.251.672.000 572.358.620.018 103,83

2012 636.473.220.320 630.641.907.641 99,08

Sumber : Unit Pelaksana Teknis (UPT) SAMSAT Medan Utara Tahun 2014

Dari tabel 3.1 dapat diperoleh data atau informasi mengenai jumlah perbandingan target realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada Kantor SAMSAT Medan Utara selama 3 (tahun) berturut-turut yaitu mulai dari tahun 2010, 2011, dan 2013. Dari data di atas dapat dilihat bahwa secara umum kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor menurun. Hal tersebut dapat kita lihat dari jumlah penerimaan dan realisasi yang telah dicapai.


(43)

1. Pada tahun 2010, target PKB adalah berjumlah Rp1.223.580.822.087 dan realisasi PKB sebesar Rp1.353.332398.878. Ini berarti Samsat Medan utara berhasil mencapai target yang telah ditetapkan dengan presentase sebesar 110,60%.

2. Pada tahun 2011, target penerimaan PKB mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang tadinya sebesar Rp1.223.580.822.087 turun menjadi Rp551.251.672.000 di tahun 2011. Namun, SAMSAT berhasil mencapai target yang telah ditetapkan dengan realisasi sebesar Rp572.358.620.018 dan presentasi sebesar 103,83%.

3. Pada tahun 2012, target penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di naikkan kembali menjadi Rp 636.473.220.320. Namun, pada tahun 2012 ini target yang telah ditetapkan tidak dapat tercapai, realisasinya hanya sebesar Rp630.641.907.641 dengan presentasi 99,08%.

Dari tabel 3.1 diatas sejak tahun 2010 hingga 2012, penerimaan terbesar untuk Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang diperoleh SAMSAT Medan Utara adalah pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp 2.353.332.398.878 dengan presentasi sebesar 110,60% lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya. Dari Tabel 3.1 tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pihak SAMSAT Medan Utara berupaya untuk meningkatkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dari tahun ke tahun, yang dilah dari pencapaian target dan realisasinya. Untuk mencapai target penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) diharapkan masyarakat tetap patuh dan taat membayar pajak agar penerimaan yang bersumber dari Pajak Kedaraan bermotor


(44)

37

tidak terjadi penurunan, yang hasilnya akan bermanfaat dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat.


(45)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari keseluruhan isi, maka pada bab ini akan ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah pajak yang dipungut atas kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas Air.

2. Kantor SAMSAT sebagai organisasi pelaksana tugas membuat atau merancang konsep-konsep untuk menggerakkan segala kemampuan agar dapat melaksanakan tugas pengutipan pajak kendaraan bermotor secara efektif, maka SAMSAT harus memiliki aparatur yang ahli di dalam bidangnya, seperti kemampuan mengidentifikasi dan mengelompokkan pekerjaan, menyiapkan karyawan untuk menangani pelaksanaan tugas-tugas, mengetahui wewenang dan tanggung jawab, serta menyusun mekanisme koordinasi kepada antar unit kegiatan.

3. Diketahui bahwa dalam Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor yang dilakukan di SAMSAT Medan Utara memang belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Namun, kantor SAMSAT Medan Utara dihimbau untuk terus meningkatkan sistem pelayanan yang lebih baik serta sosialisasi yang cukup kepada masyarakat.


(46)

39

4. Tata cara penghitungan dan pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor yang mana penghitungannya berdasarkan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor, dihitung sebagai perkalian dua unsur pokok yaitu Nilai Jual Kendaraan Bermotor dikali dengan besarnya Bobot yang dikenakan, bagi orang yang memiliki Kendaraan Bermotor.

5. Mekanisme penghitungan pajak kendaraan bermotor yang dikenakan pada wajib berbeda-beda, tergantung pada golongan kendaraan bermotor yang digunakan.

6. Dalam Peningkatan pelayanan kepada masyarakat SAMSAT Medan Utara terus berupaya untnuk menyederhanakan sistem dan prosedur pembayaran, menerapkan pelayanan prima secara konsisten, sosialisasi yang berkesinambungan, menindak lanjuti setiap keluhan masyarakat dan sebagainya.

7. Pemungutan pajak bersifat memaksa, jila seorang wajib pajak tidak juga membayarkan kewajibannya, maka wajib pajak tersebut akan dikenakan denda sesuai peraturan yang berlaku yaitu sebesar 24% per tahun.

B. Saran

Sebagai akhir dari isi Laporan Tugas Akhir ini, penulis ingin memberikan saran yang mungkin bermanfaat serta membangun dalam meningkatkan kinerja Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara/UPT SAMSAT Medan Utara. Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut:


(47)

1. Melakukan peningkatan pelayanan dari tahun ke tahun, agar masyarakat tidak merasa dirugikan dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor dan masyarakat akan bangga dengan pelayanan SAMSAT Medan Utara.

2. SAMSAT Medan Utara lebih meningkatkan kesadaran masyarakat dengan mengadakan publikasi dan sosialisasi tentang Pajak Kendaraan Bermotor, serta menyadarkan pentingnya peran dan fungsi Pajak Kendaraan Bermotor dalam meningkatkan penerimaan daerah dan kemakmuran rakyat.

3. Memperluas dasar penerimaan, dengan cara mengidentifikasi pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dan jumlah pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor, serta menghitung kapasitas penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Pandiangan, Liberty. 2002. Undang-Undang Perpajakan Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Rosdiana, Haula dan Rasin Tarigan. 2005. Perpajakan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Rajawali Grafindo.

Siahaan, Marihot P. 2008. Pajak daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: PT Rajawali Grafindo.

Soemarso. 2007. Perpajakan Pendekatan Komprehensif. Jakarta: Salemba Empat. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Umum. Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah.

Undang-undang No. 34 tahun 2000 perubahan atas Undang-undang No. 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Waluyo. 2005. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Internet :

http://forester-untad.blogspot.com/2012/11/kontribusi-pajak-kendaraan-bermotor pkb.html/26 April 2014/17:35

http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_organisasi/26 April 2014/18:10 http://hukum.unsrat.ac.id/men/mendagrip2010_25.pdf/4 Mei 2014/18:03 http://eprints.uns.ac.id/3820/1/169352009201009441.pdf/13 Mei 2014/16:46

http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/123456789/20394/1/Pembayaran-Pajak-Kendaraan-Bermotor /13 Mei 2014/16:49

http://yasminelisasih.com/2011/07/17/kendala_pajak_daerah/13 Mei 2014/16:55

http://www.infopenting.com/2010/11/cara-bayar-pajak-kendaraan-bermotor.html/20 Mei 2014/11:53

http://trendygalih.com/2011/09/panduan-cara-membayar-pajak-kendaraan-bermotor-anda-2//20 Mei 2014/12:12/


(1)

1. Pada tahun 2010, target PKB adalah berjumlah Rp1.223.580.822.087 dan realisasi PKB sebesar Rp1.353.332398.878. Ini berarti Samsat Medan utara berhasil mencapai target yang telah ditetapkan dengan presentase sebesar 110,60%.

2. Pada tahun 2011, target penerimaan PKB mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang tadinya sebesar Rp1.223.580.822.087 turun menjadi Rp551.251.672.000 di tahun 2011. Namun, SAMSAT berhasil mencapai target yang telah ditetapkan dengan realisasi sebesar Rp572.358.620.018 dan presentasi sebesar 103,83%.

3. Pada tahun 2012, target penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di naikkan kembali menjadi Rp 636.473.220.320. Namun, pada tahun 2012 ini target yang telah ditetapkan tidak dapat tercapai, realisasinya hanya sebesar Rp630.641.907.641 dengan presentasi 99,08%.

Dari tabel 3.1 diatas sejak tahun 2010 hingga 2012, penerimaan terbesar untuk Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang diperoleh SAMSAT Medan Utara adalah pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp 2.353.332.398.878 dengan presentasi sebesar 110,60% lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya. Dari Tabel 3.1 tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pihak SAMSAT Medan Utara berupaya untuk meningkatkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dari tahun ke tahun, yang dilah dari pencapaian target dan realisasinya. Untuk mencapai target penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) diharapkan masyarakat tetap patuh dan taat membayar pajak agar penerimaan yang bersumber dari Pajak Kedaraan bermotor


(2)

tidak terjadi penurunan, yang hasilnya akan bermanfaat dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat.


(3)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari keseluruhan isi, maka pada bab ini akan ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah pajak yang dipungut atas kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas Air.

2. Kantor SAMSAT sebagai organisasi pelaksana tugas membuat atau merancang konsep-konsep untuk menggerakkan segala kemampuan agar dapat melaksanakan tugas pengutipan pajak kendaraan bermotor secara efektif, maka SAMSAT harus memiliki aparatur yang ahli di dalam bidangnya, seperti kemampuan mengidentifikasi dan mengelompokkan pekerjaan, menyiapkan karyawan untuk menangani pelaksanaan tugas-tugas, mengetahui wewenang dan tanggung jawab, serta menyusun mekanisme koordinasi kepada antar unit kegiatan.

3. Diketahui bahwa dalam Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor yang dilakukan di SAMSAT Medan Utara memang belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Namun, kantor SAMSAT Medan Utara dihimbau untuk terus meningkatkan sistem pelayanan yang lebih baik


(4)

4. Tata cara penghitungan dan pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor yang mana penghitungannya berdasarkan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor, dihitung sebagai perkalian dua unsur pokok yaitu Nilai Jual Kendaraan Bermotor dikali dengan besarnya Bobot yang dikenakan, bagi orang yang memiliki Kendaraan Bermotor.

5. Mekanisme penghitungan pajak kendaraan bermotor yang dikenakan pada wajib berbeda-beda, tergantung pada golongan kendaraan bermotor yang digunakan.

6. Dalam Peningkatan pelayanan kepada masyarakat SAMSAT Medan Utara terus berupaya untnuk menyederhanakan sistem dan prosedur pembayaran, menerapkan pelayanan prima secara konsisten, sosialisasi yang berkesinambungan, menindak lanjuti setiap keluhan masyarakat dan sebagainya.

7. Pemungutan pajak bersifat memaksa, jila seorang wajib pajak tidak juga membayarkan kewajibannya, maka wajib pajak tersebut akan dikenakan denda sesuai peraturan yang berlaku yaitu sebesar 24% per tahun.

B. Saran

Sebagai akhir dari isi Laporan Tugas Akhir ini, penulis ingin memberikan saran yang mungkin bermanfaat serta membangun dalam meningkatkan kinerja Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara/UPT SAMSAT Medan Utara. Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut:


(5)

1. Melakukan peningkatan pelayanan dari tahun ke tahun, agar masyarakat tidak merasa dirugikan dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor dan masyarakat akan bangga dengan pelayanan SAMSAT Medan Utara.

2. SAMSAT Medan Utara lebih meningkatkan kesadaran masyarakat dengan mengadakan publikasi dan sosialisasi tentang Pajak Kendaraan Bermotor, serta menyadarkan pentingnya peran dan fungsi Pajak Kendaraan Bermotor dalam meningkatkan penerimaan daerah dan kemakmuran rakyat.

3. Memperluas dasar penerimaan, dengan cara mengidentifikasi pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dan jumlah pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor, serta menghitung kapasitas penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor.


(6)

Pandiangan, Liberty. 2002. Undang-Undang Perpajakan Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Rosdiana, Haula dan Rasin Tarigan. 2005. Perpajakan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Rajawali Grafindo.

Siahaan, Marihot P. 2008. Pajak daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: PT Rajawali Grafindo.

Soemarso. 2007. Perpajakan Pendekatan Komprehensif. Jakarta: Salemba Empat. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Umum. Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah.

Undang-undang No. 34 tahun 2000 perubahan atas Undang-undang No. 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Waluyo. 2005. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Internet :

http://forester-untad.blogspot.com/2012/11/kontribusi-pajak-kendaraan-bermotor pkb.html/26 April 2014/17:35

http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_organisasi/26 April 2014/18:10 http://hukum.unsrat.ac.id/men/mendagrip2010_25.pdf/4 Mei 2014/18:03 http://eprints.uns.ac.id/3820/1/169352009201009441.pdf/13 Mei 2014/16:46

http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/123456789/20394/1/Pembayaran-Pajak-Kendaraan-Bermotor /13 Mei 2014/16:49

http://yasminelisasih.com/2011/07/17/kendala_pajak_daerah/13 Mei 2014/16:55

http://www.infopenting.com/2010/11/cara-bayar-pajak-kendaraan-bermotor.html/20 Mei 2014/11:53

http://trendygalih.com/2011/09/panduan-cara-membayar-pajak-kendaraan-bermotor-anda-2//20 Mei 2014/12:12/