Manajemen Panen Dan Sistem Pengangkutan Tandan Buah Segar Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Alur Dumai Estate, Pt Lahan Tani Sakti, Minamas Plantation, Riau

MANAJEMEN PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN
TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis
guineensis Jacq.) DI ALUR DUMAI ESTATE,
PT LAHAN TANI SAKTI, MINAMAS PLANTATION,
RIAU

RIO SAPUTRA SIREGAR

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen
Panen dan Sistem Pengangkutan Tandan Buah Segar Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) di Alur Dumai Estate, PT Lahan Tani Sakti, Minamas
Plantation, Riau adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan

tinggi mana pun. Sumber informasiyang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
didalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi
ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2015
Rio Saputra Siregar
NIM A24110005

ABSTRAK
RIO SAPUTRA SIREGAR. Manajemen Panen dan Sistem Pengangkutan
Tandan Buah Segar Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Alur Dumai
Estate, PT Lahan Tani Sakti, Minamas Plantation, Riau. Dibimbing oleh
HARIYADI.
Magang dilakukan di kebun Alur Dumai, PT Lahan Tani Sakti,
Minamas Plantation yang terletak di Desa Pondok Kresek, Kecamatan
Tanjung Medan, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau dari bulan Februari
sampai Juni 2015. Kegiatan magang ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan tentang budidaya kelapa sawit, memperoleh pengalaman dan

keterampilan kerja dalam manajemen panen kelapa sawit. Variabel yang
diamati meliputi sistem panen, taksasi panen, peralatan panen dan alat
pelindung diri, angka kerapatan panen, kebutuhan tenaga kerja, pengawasan
mutu panen, dan manajemen transportasi. Permasalahan pemanenan yang
ditemukan di Kebun Alur Dumai yaitu kekurangan jumlah tenaga kerja
pemanen, persentase pemakaian Alat Pelindung Diri yang rendah, kapasitas
panen rendah, dan mutu hancak serta mutu buah panen yang belum sesuai
standar.
Kata kunci: Kelapa sawit, manajemen panen, mutu panen, sistem
pengangkutan buah

ABSTRACT
RIO SAPUTRA SIREGAR. Harvesting Management and Transportation
System of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Alur Dumai Estate, PT.
Lahan Tani Sakti, Minamas Plantaion, Riau. Supervised by HARIYADI.
The internship program has been conducted at PT Lahan Tani Sakti,
Minamas Plantation Group, Alur Dumai Estate, located in the village of
Pondok Kresek, District of Tanjung Medan, Rokan Hilir, Riau Province
from February to June 2015. This program aims was to increase knowledge
about the cultivation of oil palm, to gain work experience and skills in the

management of oil palm harvesting. Variables that observed were harvest
system, harvest prediction, harvest tools and personal protective equipment,
labour management, harvest quality control and transportation management.
Harvesting problem that found at Alur Dumai Estate were labourless, the
use of personal protective equipment that were low, low of harvest capacity
and bunch quality and field quality that not according to standard.
Keyword: Fruit transportation system, harvest management, harvesting
quality, oil palm

MANAJEMEN PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN
TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis
guineensis Jacq.) DI ALUR DUMAI ESTATE, PT LAHAN
TANI SAKTI, MINAMAS PLANTATION, RIAU

RIO SAPUTRA SIREGAR

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Judul Skripsi: Manajemen Panen dan Sistem Pengangkutan Tandan Buah
Segar Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Alur Dumai
Estate, PT Lahan Tani Sakti, Minamas Plantation, Riau
Nama
: Rio Saputra Siregar
NIM
: A24110005

Disetujui oleh

Dr Ir Hariyadi, MS
Dosen pembimbing


Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MSc Agr
Ketua Departemen

Tanggal lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan
rahmat, nikmat dan karuniaNya sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan
dengan baik. Judul yang dipilih dalam magang yang dilaksanakan dari bulan
Februari hingga bulan Juni 2015 adalah Manajemen Panen dan Sistem
Pengangkutan Tandan Buah Segar Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di
Alur Dumai Estate, PT Lahan Tani Sakti, Minamas Plantation, Riau.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr Ir Hariyadi, MS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
arahan, masukan, dan saran.
2. Dr Ir Ade Wachjar, MS selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan motivasi dan saran.
3. Kedua orang tua tercinta Drs Panusunan Siregar dan Erlila atas segala

doa dan dukungan yang diberikan.
4. Alur Dumai Estate, PT Lahan Tani Sakti sebagai tempat pelaksanaan
magang yang telah menerima penulis dengan sangat baik, membantu
dan memberikan masukan.
5. Bapak Jimmy Sahata Sihombing selaku manager kebun Alur Dumai
Estate, Bapak Suyatno selaku senior asisten, Bapak Maruli Gultom
selaku mandor I, dan seluruh mandor dan karyawan di kebun Alur
Dumai Estate khususnya di divisi I yang selalu memberikan bantuan
dan arahan selama penulis melaksanakan magang.
6. Teman-teman di Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB angkatan
48 dan seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas
akhir ini.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.
Bogor, Oktober 2015
Rio Saputra Siregar

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Kelapa Sawit
Syarat Tumbuh
Kriteria Matang Panen
Rotasi Panen
Pengangkutan Tandan Buah Segar Kelapa Sawit
METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Metode Pelaksanaan
Pengamatan dan pengumpulan data
Analisis Data dan Informasi
KONDISI UMUM
Letak Administratif Kebun
Keadaan Iklim dan Tanah
Luas Areal dan Tata Guna Lahan
Kondisi Tanaman dan Kebun
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Aspek Manajerial
PEMBAHASAN
Alat pelindung diri pemanen
Taksasi produksi harian
Kapasitas pemanen
Evaluasi panen
Sistem pengangkutan TBS
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

i
i
i
1

1
2
2
2
3
3
4
4
4
4
4
5
7
8
8
8
8
9
9
10

10
21
22
22
23
23
24
24
25
25
25
25
27
41

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

5
6
7
8

Persentase penggunaan APD di divisi I PT LTS ADE
Jenis alat-alat panen di PT LTS ADE
Hasil taksasi, produksi aktual dan kebutuhan jumlah tenaga kerja
Rata-rata kapasitas panen 4 kemandoran divisi I PT LTS ADE
Perbandingan kapasitas panen antar kemandoran divisi I PT LTS ADE
Hasil Pemeriksaan mutu hancak di divisi I PT LTS ADE
Hasil pemeriksaan mutu buah di divisi I PT LTS ADE
Pengamatan pengangkutan TBS di divisi I PT LTS ADE

16
17
18
18
19
19
20
20

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Teknik pengambilan tanaman sampel AKP
Teknik pengambilan tanaman sampel mutu hancak
Pengendalian gulma secara kimia
Alat semprot gawangan dan piringan
Penyemprot menggunakan APD lengkap
Pemupuk menggunakan APD lengkap
Aplikasi pupuk di pinggir piringan
Sensus burung hantu
Tanaman beneficial plant
Alat-alat aplikasi trunk injection
Kegiatan pemanenan
APD pemanen
Jenis kendaraan angkut

6
7
10
10
11
12
12
13
13
14
14
16
21

DAFTAR LAMPIRAN
1

Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian di Alur
Dumai Estate, PT Lahan Tani Sakti, Minamas Plantation, Riau
2 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di Alur
Dumai Estate, PT Lahan Tani Sakti, Minamas Plantation, Riau
3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai asisten kebun di Alur Dumai
Estate, PT Lahan Tani Sakti, Minamas Plantation, Riau
4 Peta Areal Statement PT LTS ADE
5 Peta topografi PT LTS ADE
6 Peta tekstur tanah PT LTS ADE
7 Data curah hujan 10 tahun terakhir PT LTS ADE
8 Tabel luas areal dan tata guna lahan
9 Data produksi dan produktivitas PT LTS ADE 5 tahun terakhir
10 Struktur organisasi kebun PT LTS ADE
11 Peta seksi panen divisi I PT LTS ADE
12 Penentuan basis borong PT LTS ADE

29
30
31
33
34
35
36
37
38
39
40
41

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak kelapa sawit (CPO)
Crude Palm Oil dan Kernel Palm Oil (KPO) merupakan salah satu primadona
tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa nonmigas bagi
Indonesia. Cerahnya prospek investasi komoditi minyak kelapa sawit dalam
perdagangan minyak nabati dunia dan kebutuhan dunia akan minyak sawit yang
terus meningkat telah mendorong pemerintah Indonesia untuk memacu
pengembangan areal perkebunan kelapa sawit. Permintaan yang cenderung terus
meningkat menyebabkan harga minyak sawit dalam negeri pun terus
menunjukkan peningkatan walaupun perlu diperhatikan bahwa harga minyak
sawit dalam negeri sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama harga
minyak goreng dari bahan lain di dunia.
Pada tahun 2012 luas areal kelapa sawit Indonesia adalah 5 456 500 ha.
Tahun 2013 mencapai 5 592 000 ha. Produksi minyak sawit perkebunan besar di
Indonesia pada tahun 2012 sebanyak 16 817 800 ton dan meningkat pada tahun
2013 menjadi 17 390 500 ton (BPS 2014). Luas areal pertanaman dan produksi
minyak kelapa sawit perkebunan besar meningkat tiap tahunnya, hal ini
menunjukkan bahwa semakin berkembang dan meluas kebun kelapa sawit di
Indonesia.
Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan penting penghasil minyak
makanan, minyak industri, maupun bahan bakar nabati (biodiesel). Indonesia
adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Pelaku usaha tani kelapa
sawit di Indonesia terdiri atas perusahaan perkebunan besar swasta, perkebunan
negara, dan perkebunan rakyat. Usaha perkebunan kelapa sawit rakyat umumnya
dikelola dengan model kemitraan dengan perusahaan besar swasta dan
perkebunan negara (inti-plasma) (Kiswanto et al. 2008).
Menurut Sofiana (2012) pencapaian produktivitas dengan kualitas kelapa
sawit yang baik ditentukan dari perbaikan budidaya dan manajemen panen.
Perbaikan budidaya dapat dilakukan mulai dari pemilihan bibit, kesesuaian lahan
dan iklim, penanaman, dan perawatan tanaman menghasilkan. Manajemen yang
baik dapat dilakukan dimulai dari persiapan panen sampai pengangkutan tandan
buah segar ke pabrik. Kegiatan persiapan panen yang dilakukan meliputi:
perencanaan dan pengadaan tenaga kerja, penetapan seksi potong buah, penetapan
luas hancak kerja pemanen, peralatan panen, dan lingkar pagi.
Kegiatan panen dimulai dengan memotong pelepah dan merumpuk di
gawangan mati, memotong tandan buah segar dan menyisakan tangkai di tandan
sekitar 2 cm, mengutip berondolan di piringan, meletakkan tandan buah segar
secara terpisah dengan berondolan di tempat pengumpulan hasil, dan
pengangkutan tandan buah segar ke pabrik. Kegiatan pengangkutan harus
dilakukan secepat mungkin untuk menghindari pencurian buah di lapangan dan
peningkatan asam lemak bebas. Asam lemak bebas yang tinggi akan
mempengaruhi kualitas minyak kelapa sawit (Andoko dan Widodoro 2013).

2

Tujuan
Kegiatan magang ini secara umum bertujuan memperoleh pengalaman
kerja dan meningkatkan kemampuan mahasiswa agar lebih terampil bekerja di
perkebunan kelapa sawit. Secara khusus kegiatan magang ini bertujuan untuk
memahami teknik dan masalah budidaya kelapa sawit khususnya manajemen
panen dan pengangkutan tandan buah segar dan mempelajari efisiensi panen
dalam hal manajemen pemanenan di perkebunan kelapa sawit.

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diusahakan secara komersial di
Afrika, Amerika Selatan, dan Asia Tenggara. Kelapa sawit yang termasuk dalam
subfamili Cocoideae merupakan tanaman asli Amerika Selatan tepatnya di Brasil.
Spesies E. oleifera dan E. odora berasal dari kawasan Amerika Selatan. Di Brasil,
tanaman ini dapat ditemukan tumbuh secara liar di sepanjang tepi sungai
sedangkan spesies E. guineensis berasal dari Afrika (Pahan 2006).
Tanaman kelapa sawit termasuk kedalam tanaman berbiji satu (monokotil)
yang memiliki akar serabut. Saat awal perkecambahan, akar pertama muncul dari
biji yang berkecambah (radikula). Radikula akan mati dan membentuk akar utama
atau primer. Selanjutnya akar primer akan membentuk akar sekunder, tertier dan
kuartener. Perakaran kelapa sawit yang telah terbentuk sempurna umumnya
memiliki akar primer dengan diameter 5-10 mm, akar sekunder 2-4 mm, akar
tersier 1-2 mm dan akar kuartener 0.1-0.3 mm. Akar yang paling optimal
menyerap air dan unsur hara adalah akar tersier dan kuartener yang berada
dikedalaman 0-60 cm dengan jarak 2-3 meter dari pangkal pohon (Lubis dan
Widanarko 2011).
Daun kelapa sawit terdiri dari beberapa bagian, yaitu kumpulan anak daun
(leaflets) yang mempunyai helaian (lamina) dan tulang anak daun (midrib), Rachis
yang merupakan tempat anak daun melekat, tangkai daun dan seludang daun
(sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup dan memberi kekuatan
pada batang. Kelapa sawit merupakan tanaman monoecious (berumah satu) yaitu
bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon, tetapi tidak pada tandan
yang sama. Bunga kelapa sawit merupakan bunga majemuk yang muncul di
ketiak daun yang terdiri dari kumpulan spikelet dan tersusun dalam infloresen
yang berbentuk spiral (Pahan 2006).

3

Syarat Tumbuh
Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit antara 5-7 jam
hari-1. Tanaman ini memerlukan curah hujan tahunan 1 500-4 000 mm, temperatur
optimal 24-28 oC. Ketinggian tempat yang ideal untuk sawit antara 1-500 mdpl (di
atas permukaan laut). Kelembaban optimum yang ideal untuk tanaman sawit
sekitar 80-90% dan kecepatan angin 5-6 km jam-1 untuk membantu proses
penyerbukan. Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik, Latosol,
Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai
dan muara sungai. Tingkat keasaman (pH) yang optimum untuk sawit adalah 5.05.5. Kelapa sawit menghendaki tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase
(beririgasi) baik dan memiliki lapisan solum cukup dalam (80 cm) tanpa lapisan
padas. Kemiringan lahan pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15o
(Kiswanto et al. 2005).
Pemanenan
Produksi adalah jumlah berat Tandan Buah Segar (TBS) ton ha-1 yang
dihasilkan, yang selanjutnya diolah menjadi minyak kelapa sawit (CPO) ton ha-1,
dan minyak inti sawit (PKO) ton ha-1 dan hasil samping antara lain cangkang,
tandan kosong dan limbah cair. Hasil samping ini belum dimasukkan sebagai
tolak ukur tingginya produktivitas suatu kebun kelapa sawit. (Mangoensoekarjo
dan Tojib 2005).
Tanaman kelapa sawit mulai berbunga dan membentuk buah setelah umur
2-3 tahun. Buah akan menjadi masak sekitar 5-6 bulan setelah penyerbukan.
Proses pemasakan buah kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan warna kulitnya.
Buah akan berubah menjadi merah jingga ketika masak. Kandungan minyak pada
daging buah telah maksimal pada saat buah masak. Buah kelapa sawit akan lepas
dan jatuh dari tangkai tandannya jika buah sudah masak. Buah yang jatuh tersebut
disebut memberondol (Mangoensoekarjo dan Tojib 2005).
Kriteria Matang Panen
Kriteria panen merupakan salah satu faktor yang dapat membantu
pemanen untuk menentukan waktu layak panen. Tingkat kematangan buah kelapa
sawit dapat diketahui dari perubahan warna buah. Buah kelapa sawit yang
berwarna hijau akan berubah warna menjadi merah atau oranye yang menandakan
bahwa minyak sawit yang terkandung di dalamnya telah maksimal dan buah akan
lepas dari tandannya (Sunarko 2007).
Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya terdapat 5 buah yang lepas
atau jatuh (berondolan) dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau
sedikitnya terdapat 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.
Kriteria lain tandan buah yang dapat dipanen yaitu apabila tanaman berumur
kurang dari 10 tahun, jumlah berondolan yang jatuh kurang lebih 10 butir, jika
tanaman berumur lebih dari 10 tahun, jumlah berondolan yang jatuh sekitar 15-20
butir (Kiswanto et al. 2008).

4

Rotasi Panen
Rotasi panen bertujuan untuk mempermudah dan meningkatkan efisiensi
panen. Rotasi panen dilakukan 6/7, yang artinya 6 hari waktu kerja dan satu hari
waktu istirahat. Rotasi panen erat hubungannya dengan kerapatan panen, kapasitas
pemanen, dan menjadi salah satu faktor pembatas dalam menentukan produksi
TBS, kualitas atau mutu buah, mutu transport, pengolahan TBS di pabrik kelapa
sawit (PKS), dan biaya eksploitasi (Pahan 2006).
Pengangkutan Tandan Buah Segar Kelapa Sawit
Tandan buah segar yang telah dipanen harus segera diangkut untuk
menghindari terjadinya peningkatan asam lemak bebas dan resiko kehilangan
buah di lapangan. Proses pengangkutan dalam panen terbagi menjadi dua, yaitu
recovery dan evacuation. Recovery mencakup kesiapan panen dan pengangkutan
panen dari tanaman menuju tempat pengumpulan hasil (TPH), sedangkan
evacuation merupakan pengangkutan TBS dari TPH ke pabrik dengan unit
transportasi (Tammara 2012).
Pengangkutan TBS dan berondolan adalah kegiatan pengangkutan dari
tempat penampungan hasil ke pabrik kelapa sawit pada setiap hari panen. TBS
dan berondolan harus diangkut secepatnya ke pabrik agar mutu minyak yang
dihasilkan tetap baik. Mutu kelapa sawit yang dihasilkan diharapkan memiliki
rendemen yang tinggi dan kadar asam lemak bebas < 3% (Sunarko 2007).

METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Magang ini dilaksanakan di Alur Dumai Estate, PT Lahan Tani Sakti,
Minamas Plantation, Desa Pondok Kresek, Kecamatan Tanjung Medan,
Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau. Magang ini dilakukan selama empat bulan
yang dilaksanakan pada tanggal 9 Februari sampai tanggal 8 Juni 2015.
Metode Pelaksanaan
Metode magang yang digunakan adalah melaksanakan seluruh kegiatan
yang sudah berjalan di perusahaan, baik metode langsung maupun tidak langsung
untuk memperoleh data primer dan data sekunder. Metode langsung adalah
praktik kerja langsung di lapangan untuk mendapatkan data, wawancara dan
diskusi. Metode tidak langsung dilakukan melalui pengumpulan laporan bulanan,
laporan tahunan dan arsip kebun.
Kegiatan magang mencakup aspek teknis dan manajerial. Aspek teknis
dilakukan pada bulan pertama dengan bekerja langsung di lapangan sebagai
karyawan harian lepas (KHL) (Lampiran 1). Aspek manajerial dilaksanakan saat
menjadi pendamping mandor selama 1 bulan yaitu pada bulan kedua dan
pendamping asisten divisi selama 2 bulan pada bulan ketiga dan keempat. Seluruh
kegiatan yang dilakukan selama kegiatan magang dan prestasi kerja ditulis pada

5

jurnal harian kebun. Kegiatan yang dilakukan KHL adalah mengikuti pekerjaan
langsung yang sudah ditentukan waktunya oleh perkebunan seperti pengendalian
gulma, pengendalian hama dan penyakit, pemupukan, pembibitan, hingga
penunasan dan pemanenan.
Kegiatan sebagai pendamping mandor berlangsung selama 1 bulan
selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan adalah menyusun rencana kegiatan harian,
apel pagi, mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh karyawan harian lepas (KHL),
mengarahkan karyawan, membuat laporan harian mandor, melakukan
pemeriksaan mutu buah dan hancak rutin, serta mengisi administrasi pada tingkat
mandor. Selama pelaksanaan magang, jabatan yang dilaksanakan adalah menjadi
pendamping mandor pupuk, mandor semprot, mandor pengendalian manual,
mandor perawatan jalan, mandor panen dan krani cek sawit (KCS) (Lampiran 2).
Kegiatan magang sebagai pendamping asisten divisi dilakukan pada 2 bulan
terakhir pelaksanaan magang. Kegiatan yang dilakukan meliputi memimpin
karyawan apel pagi, membuat rencana kerja harian, mengarahkan kerja mandor,
membuat laporan produksi harian (LPH), mengisi administrasi tingkat divisi,
memeriksa mutu buah dan hancak, serta mengikuti rapat Strategic Operating Unit
(SOU) 16 dan rapat-rapat rutin lainnya (Lampiran 3).
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Pengumpulan data dan informasi yang dilakukan meliputi pengambilan
data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung dari praktik kerja di
lapangan, mulai dari kegiatan teknis sampai kegiatan manajemen budidaya kelapa
sawit, disamping itu data juga dapat diperoleh dari diskusi langsung dan
pencatatan semua informasi dari pegawai, staf dan teknisi yang ada di lapangan.
Data sekunder yang diperlukan untuk melengkapi informasi di lapangan
diperoleh melalui pengumpulan laporan bulanan, laporan tahunan dan arsip kebun.
Data tersebut meliputi letak administrasi dan geografi kebun, keadaan iklim dan
tanah, luas areal dan tata guna lahan, produksi dan produktivitas serta struktur
organisasi kebun dan ketenagakerjaan. Data primer yang diambil selama kegiatan
magang adalah sebagai berikut.
Sistem panen. Pengamatan mengenai sistem panen meliputi sistem
hancak panen, jumlah dan ratio tenaga kerja pemanen, seksi panen dan Standard
Operational Procedure (SOP) pemanen. Hasil pengamatan didapat dengan
melakukan wawancara atau diskusi dengan asisten kebun dan juga karyawan
pemanen dan dibandingkan dengan arsip yang ada dikebun.
Sarana dan prasarana panen. Pengamatan dilakukan terhadap sarana
dan prasarana yang mendukung kegiatan panen, seperti ketersediaan alat-alat
panen dan pemakaian alat perlindungan diri (APD) pemanen. Pengamatan persen
pemakaian APD dilakukan terhadap 10 pemanen dari 4 kemandoran panen.
Angka kerapatan panen (AKP). Kerapatan panen merupakan salah satu
parameter yang sangat penting dalam penentuan taksasi produksi untuk keesokan
harinya. Kerapatan panen dapat diketahui dengan mengamati jumlah buah matang
yang terdapat pada hancak yang akan dipanen esok hari. Pengamatan dilakukan
dengan menentukan pohon sampel yang berjumlah 2.5% dari populasi pohon

6

yang ada diblok yang akan dipanen. Pengambilan pohon sampel dilakukan dengan
cara acak terstruktur yaitu mengambil 10 tanaman dalam satu pasar pikul dalam
satu baris lalu berpindah ke pasar pikul berikutnya secara zigzag sampai didapat
keseluruhan tanaman sampel yang diperlukan (Gambar 1) .

Gambar 1 Teknik pengambilan tanaman sampel AKP
Kerapatan panen didapat dengan rumus:
Kerapatan panen =

100%

Peramalan produksi harian (taksasi panen harian). Perhitungan
produksi harian diperoleh dari data presentase AKP sebelumnya yang diolah
dengan rumus:
Taksasi panen = %AKP x Jumlah pohon produktif x Bobot rata-rata tandan
Taksasi harian yang didapat kemudian dibandingkan dengan produksi
aktual kebun. Selisih hasil produksi dengan taksasi dibagi produksi aktual
menghasikan variance. Variance digunakan untuk melihat perbedaan hasil taksasi
dengan produksi aktual sehingga diketahui keakuratan taksasi yang dilakukan.
Kebutuhan tenaga panen. Pengamatan kebutuhan tenaga panen harian
dilakukan berdasarkan taksasi produksi harian. Kebutuhan tenaga panen harian
diketahui dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
T = Tenaga kerja pemanen (HK)
A = Luas kavel (ha) atau kebun yang dipanen setiap hari
B = Kapasitas panen (kg orang-1 hari-1)
C = Kerapatan panen (%)
D = Rata – rata bobot tandan (kg)
E = tanaman per ha
Basis borong dan premi pemanen. Pengamatan basis borong dan premi
pemanen didapat dengan melihat arsip kebun di Alur Dumai Estate (ADE), PT
Lahan Tani Sakti (LTS). Data juga didapat dengan melakukan diskusi dengan

7

asisten kebun. Perhitungan basis borong dan premi pemanen dijabarkan
berdasarkan contoh perhitungan dengan salah satu pemanen.
Kapasitas panen. Pengamatan dilakukan kepada 10 orang pemanen pada 4
kemandoran. Ulangan dilakukan sebanyak enam kali sesuai dengan jumlah seksi
panen. Data kapasitas panen rata-rata tiap pemanen diambil nilai tengahnya
sehingga didapat rata-rata kapasitas panen tiap kemandoran. Kemudian data ratarata tersebut diolah dengan uji t-student untuk melihat perbedaan kapasitas panen
antar kemandoran.
Evaluasi panen. Evaluasi panen dilakukan dengan melakukan pengamatan
terhadap mutu panen. Pengamatan mutu panen dilakukan terhadap mutu hancak
dan mutu buah. Mutu hancak yang diamati meliputi kehilangan hasil akibat
berondolan yang tertinggal (loose fruit left), buah masak yang tidak terpanen
(unharvest bunch), dan buah tertinggal (bunch left).
Mutu buah hasil panen yang diamati yaitu jumlah buah matang (ripe), buah
mentah (unripe), buah kurang matang (under ripe), janjang kosong (empty bunch),
gagang panjang (long stalk). Pengamatan mutu hancak dilakukan pada tiap
kemandoran dengan mengambil 200 pokok sampel yang diambil dari 4 pemanen
tiap kemandorannya. Pohon sampel diambil secara acak terstruktur yaitu
mengambil 5 pohon pada baris kiri dan kanan dalam satu pasar pikul lalu
berpindah ke pasar pikul berikutnya sehingga pohon diambil secara zigzag
(Gambar 2). Pengamatan mutu buah dilakukan pada 10 tempat pengumpulan
hasil (TPH) 4 kemandoran panen sebanyak tiga ulangan.

Gambar 2 Teknik pengambilan pohon sampel mutu hancak
Sistem pengangkutan. Pengamatan dilakukan terhadap alat-alat pemuat,
APD pemuat, jumlah pekerja, jenis dan jumlah kendaraan angkut dan SOP
pemuat. Hasil pengamatan dilakukan melalui pengamatan langsung dilapangan
dan dibandingkan dengan SOP kebun. Pengamatan waktu muat, lama
pengangkutan dari kebun sampai ke pabrik, dan jumlah tandan buah segar yang
dapat diangkut dilakukan terhadap 2 unit transportasi panen.

8

Analisis Data dan Informasi
Hasil kegiatan dan pengamatan seluruh data primer dan data sekunder
yang dihasilkan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan kuantitatif
dengan membandingkan terhadap norma baku yang berlaku dan standar yang
ditetapkan perusahaan, sebagian data nantinya akan dianalisis mengunakan Uji tstudent menggunakan minitab. Menjelaskan seluruh kegiatan yang dilakukan saat
magang baik yang sudah ditetapkan oleh kebun, aspek teknis di lapangan produksi,
maupun aspek manajerial pada berbagai tingkatan pekerjaan mulai dari KHL
sampai dengan asisten divisi.

KONDISI UMUM
Letak Administratif Kebun
Alur Dumai Estate (ADE), PT Lahan Tani Sakti (LTS) berlokasi di Desa
Pondok Kresek, Kecamatan Tanjung Medan, Kabupaten Rokan hilir, Provinsi
Riau. Secara geografis ADE masuk ke dalam Waktu Indonesia Barat (WIB)
dengan Letak Geografis berada pada koordinat 128’38” - 136’31” LU dan
10028’29” - 10034’39” BT (Lampiran 4).
Secara administratif Alur Dumai Estate mempunyai perbatasan sebagai
berikut:
Sebelah Utara
: Kebun milik PT Indofood Sukses Makmur
Sebelah Timur
: PTPN V Tanjung Medan
Sebelah Selatan
: Desa Tanjung Medan
Sebelah Barat
: Desa Bakhti Makmur
Keadaan Iklim dan Tanah
Kondisi topografi di kebun ADE adalah datar seluas 1 225.63 ha,
bergelombang/landai seluas 1 854.04 ha, agak curam seluas 613.05 ha, curam
seluas 57.16 ha, dan sangat curam 9.14 ha. Peta topografi ADE dapat dilihat
pada Lampiran 5. Tekstur tanah yang terdapat di kebun ADE didominasi tanah
dengan tekstur lempung liat berpasir kemudian lempung berliat dan terakhir yang
paling sedikit dengan tekstur lempung berpasir (Lampiran 6).
Rata-rata curah hujan di Alur Dumai Estate tahun 2005-2014 adalah 1 900
mm tahun-1 dan hari hujan 130 hari-1 tahun. Rata-rata bulan basah per tahun adalah
7.2 bulan dan rata-rata bulan kering per tahun adalah 1.2 bulan. Data rata-rata
curah hujan di ADE, menurut Schmidt Ferguson tipe iklim di kebun ADE adalah
tipe iklim B (Basah). Syarat tumbuh curah hujan untuk tanaman kelapa sawit
adalah 1 500-3 500 mm tahun-1, dengan demikian curah hujan di ADE sudah
sesuai dengan syarat tumbuh. Data curah hujan di sajikan pada Lampiran 7.
Luas Areal dan Tata Guna Lahan
PT. LTS ADE merupakan anak perusahaan Minamas yang bergerak
di bidang perkebunan dengan komoditi kelapa sawit. Kebun ini memiliki luas

9

areal 3 759.01 ha dengan luas areal yang ditanami 3 400 ha, pembibitan 8.40 ha,
areal pabrik 12.33 ha, areal emplasemen/perumahan 39.08 ha, areal jalan dan
jembatan/parit 84.18 ha, Areal High Conservation Value (HCV) 23.12 ha dan
areal okupasi 193.90 ha. ADE dibagi menjadi 4 divisi yang memiliki areal TM
dan TBM, dimana Areal TM seluas 2 454.47 ha dengan tahun tanam 1992, 1993,
1995, 1997, 1999, 2000, 2003, 2004, 2005, 2006, 2007, 2009, dan 2010,
sedangkan Areal TBM seluas 945.53 dengan tahun tanam 2013, 2014, dan 2015.
Adapun luas areal yang ditanami per Divisi yaitu Divisi I memiliki luas 1 200.83
ha , Divisi II memiliki luas 983.26 ha, Divisi III memiliki luas 561.94 ha, dan
Divisi IV memiliki Luas 653.97 ha (Lampiran 8).
Kondisi Tanaman dan Kebun
Areal kebun yang diusahakan di Alur Dumai Estate (ADE) seluas
3 759.01 ha. Areal kebun merupakan areal TM dengan Varietas DXP Marihat
seluas 905.42 ha, DXP Socfin seluas 262.26 ha, DXP Guthrie seluas 665.46 ha,
DXP HRU seluas 848.19 ha, dan Golden Hope seluas 46.83 ha. Areal TM varietas
DXP Mariahat seluas 397.45 ha dan DXP Socfin seluas 60.53 ha. Populasi ratarata tanaman kelapa sawit di ADE adalah 136 pokok ha-1, dengan jarak tanam
9.2 m x 9.2 m x 9.2 m dengan pola tanam segitiga sama sisi. Rata-rata produksi
lima tahun (2010-2014) adalah 42 725 ton tahun-1 dan rata-rata produktivitas
setiap tahunnya yaitu 17.47 ton ha-1 (Lampiran 9).
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
Keberhasilan kebun dalam melaksanakan budidaya sehingga hasil yang
didapat di pabrik optimal tentunya tidak terlepas dari beberapa faktor pendukung
yaitu Organisasi dan Ketenagakerjaan yang baik. PT LTS ADE dikepalai oleh
seorang estate manager yang membawahi seorang kepala staf administrasi (Kasie)
dan 1 asisten kepala (senior asisten) dan 3 asisten divisi. Kasie membawahi
karyawan kantor besar, kepala gudang, krani gudang, kepala sekolah dan guru.
Asisten kepala dan asisten divisi bertanggung jawab terhadap divisi masingmasing dan membawahi mandor satu, mandor panen, mandor pupuk, mandor
semprot, mandor perawatan, kerani divisi, kerani keliling, dan kerani panen.
Senior asisten juga membawahi bagian pengamanan kebun dan juga traksi
(Lampiran 10). Jumlah total tenaga kerja di PT LTS ADE adalah 493 orang
dengan indeks tenaga kerja (ITK) sebesar 0.13. ITK normal di perkebunan kelapa
sawit yaitu 0.2 artinya PT LTS ADE masih kekurangan tenaga kerja karena ITK
kebun masih dibawak ITK normal.

10

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma di PT LTS ADE dilakukan secara kimia dan manual.
Pengendalian gulma dilaksanakan oleh karyawan perawatan di tiap divisi. Best
Development Practices (BDP) minamas pada Block Spraying System (BMS)
mengatur terkait pengendalian gulma secara kimia. Pengendalian gulma secara
kimia dibagi atas pengendalian gulma di gawangan dan pengendalian di piringan
dan pasar pikul (Gambar 3).

(a)
(b)
Gambar 3 Pengendalian gulma secara kimia: (a) Gawangan; (b) Piringan
Pengendalian gulma di gawangan menggunakan knapsack sprayer dengan
merek dagang SA 15 kapasitas 15 liter sedangkan pengendalian gulma di piringan,
pasar pikul dan tempat pengumpulan hasil (TPH) menggunakan Controlled
Droplet Application (CDA) sprayer kapasitas 10 liter (Gambar 4). Pengendalian
gulma secara kimia dilakukan oleh tim perawatan, jumlah tim semprot bergantung
pada sisa jumlah tim perawatan yang ada dan juga tergantung target luas lahan
yang harus disemprot pada periode semprot saat itu. Jumlah total karyawan
perawatan di divisi I PT LTS ADE adalah 31 orang yang dibagi untuk kegiatan
pemupukan, pengendalian gawangan dan piringan, perawatan jalan dan berbagai
kegiatan insidental lainnya.

(a)
(b)
Gambar 4 Alat semprot gawangan dan piringan: (a) knapsack sprayer;
(b) Controlled Droplet Application

11
Alat pelindung diri (APD) yang dipakai oleh tim penyemprot adalah
aphrone, sarung tangan karet, masker, pelindung kepala, kacamata, dan sepatu bot
(Gambar 5). Herbisida yang digunakan di PT LTS ADE berbahan aktif metil
metsulfuron 20%, triclopir butoksi etil ester 480 gram liter-1 dan Isoprofil amina
glifosat 480 gram liter-1. Basis kerja untuk pengendalian gulma gawangan yaitu
105 liter hk-1 sedangkan basis kerja pengendalian piringan dan pasar pikul yaitu 4
ha hk-1.

Gambar 5 Penyemprot menggunakan APD lengkap
Pengendalian gulma manual. Pengendalian gulma secara manual
dilakukan hanya untuk kondisi lahan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan
pengendalian secara kimia, seperti pada lahan yang gulmanya sudah terlalu tinggi,
kondisi gulma sudah terlalu rapat sehingga sulit dilewati saat akan disemprot, dan
jika bahan untuk pengendalian sudah habis. Tenaga pengendalian manual
biasanya diambil dari tim perawatan yang sudah tidak bisa bersentuhan dengan
bahan-bahan kimia dan juga diambil tenaga borongan dari luar karyawan. Alat
yang digunakan pada pengendalian secara manual adalah parang babat, parang,
arit, pedang panjang dan cangkul untuk mendongkel. Gulma dominan yang ada di
divisi I PT LTS ADE adalah Clidemia hirta, Melastoma malabatrichum,
Chromolaena odorata dan Mikania micranta.
Pemupukan
Kegiatan pemupukan di PT LTS ADE memiliki Standard Operating
Procedure (SOP) yang diatur dalam BDP Minamas tepatnya pada Block
Manuring System (BMS). SOP pemupukan pada BMS mewajibkan setiap kebun
(estate) memiliki satu tim pemupuk atau yang disebut Gang Estate, selain itu
setiap kebun juga harus memiliki rumah BMS. PT LTS ADE tidak menggunakan
Gang Estate karena memiliki lahan yang terpisah jauh antar divisinya sehingga
jika harus memakai Gang Estate maka dapat merugikan karena waktu tempuh tim
pemupuk menuju lokasi akan sangat lama. Tiap divisi di PT LTS ADE memiliki
tim pemupuk masing-masing yang diambil dari karyawan perawatan. Alat
pelindung diri tim pemupuk yaitu pelindung kepala, aphrone, masker, sarung
tangan, dan sepatu bot (Gambar 6).

12

Gambar 6 Pemupuk menggunakan APD lengkap
Rekomendasi jenis dan dosis pupuk diberikan oleh tim Management
Research Center (MRC) Minamas setelah dilakukan pengambilan sampel daun.
Kegiatan pemupukan yang dilakukan di divisi 1 PT LTS ADE selama
pelaksanaan magang yaitu pemupukan dengan pupuk Rock Phosphate (RP)
dengan dosis 1.6 kg pokok-1, Compound 44 dengan dosis 2.5 kg pokok-1, ZA
dengan dosis 2 kg pokok-1 dan Muriate of Potash (MOP) dengan dosis 2 kg
pokok-1. Pupuk diaplikasikan dengan jarak 2 meter dari batang pohon atau dekat
dengan posisi pelepah U-shape (Gambar 7). Basis kerja untuk kegiatan
pemupukan yaitu 400 kg hk-1 pada hari biasa dan 300 kg hk-1 pada hari jum’at.

Gambar 7 Aplikasi pupuk di pinggir piringan
Pengendalian Hama dan Penyakit
BDP Minamas pada sistem Integrated Pest Management (IPM) mengatur
SOP untuk pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kelapa sawit.
Pengendalian hama dan penyakit di PT LTS ADE mengutamakan pengendalian
secara biologis dan pengendalian secara kimiawi menjadi langkah terakhir.
Pengendalian secara biologis yang dilakukan yaitu pengembangan atau pelestarian
burung hantu (Tyto alba) dan penanaman beneficial plant.
Pengembangan Tyto alba. Pengembangan burung hantu dilakukan untuk
mengendalikan hama tikus dengan cara membuat rumah burung hantu atau Barn
Owl Box (BOB) di tengah lahan kebun sawit. Ratio normal yang dianjurkan yaitu
1:40 yang artinya terdapat satu rumah burung hantu dalam 40 hektar. Sensus
burung hantu dilakukan setiap satu bulan sekali untuk mengetahui populasi
burung hantu. Rumah burung hantu di divisi I PT LTS ADE memilki ratio 1:28.59

13
dengan persen okupasi sebesar 50%. Sensus burung hantu dilakukan
menggunakan alat cermin yang dipasang pada gagang yang panjang (Gambar 8).

(a)
(b)
Gambar 8 Sensus burung hantu: (a) Alat sensus; (b) Kegiatan sensus
Beneficial plant. Beneficial plant adalah tanaman yang berguna atau
bermanfaat di perkebunan kelapa sawit. Penanaman beneficial plant dilakukan
sebagai tanaman inang untuk predator ulat api dan ulat kantong. Jenis beneficial
plant yang ditanam di PT LTS ADE yaitu Turnera subulata, Antigonon leptopus,
dan Casia cobanensis (Gambar 9). Perbandingan jumlah populasi yang dianjurkan
berdasarkan IPM untuk Casia cobanensis, Turnera subulata dan Antigonon
Leptopus yaitu 60:20:20 sedangkan di divisi I perbandingan beneficial plant yaitu
31:51:18. Perbandingan jumlah beneficial plant yang tidak sama dengan standar
yang diberikan perusahaan dikarenakan banyak Casia cobanensis yang ditanam
mati di lapangan dan juga hanya stek turnera saja yang ada di kebun divisi I
sehingga penyulaman yang dilakukan hanya untuk turnera saja.

(a)
(b)
(c)
Gambar 9 Tanaman beneficial plant: (a) Casia cobanensis; (b) Turnera subulata;
(c) Antigonon leptopus
Trunk injection. Pengendalian secara kimia yang dilakukan selama magang
adalah pengendalian hama ulat kantong dan ulat api dengan Trunk Injection. PT
LTS ADE tidak menggunakan teknik fooging atau mist blower karena dengan
menggunakan teknik tersebut tidak hanya akan membunuh hama tapi juga hewanhewan lain yang menguntungkan seperti predator dan hewan yang dapat
membantu penyerbukan. Pengendalian dilaksanakan setelah dilakukan sensus ulat
kantong dan ulat api. Alat yang digunakan untuk aplikasi trunk injection adalah
alat bor dan juga alat untuk menyuntikkan bahan insektisida ke pokok kelapa
sawit (Gambar 10).

14

(a)
(b)
Gambar 10 Alat-alat aplikasi trunk injection: (a) Bor (b) Penyuntik
bahan
Bahan insektisida yang dipakai yaitu dengan merek dagang Lancer
berbahan aktif astefat 75%. Aplikasi dilakukan dengan cara pengeboran pada
batang kelapa sawit pada tinggi 1 meter dari atas tanah sehingga terbentuk dua
lubang. Bahan astefat yang sudah dilarutkan dengan konsentrasi 60% diinjeksikan
kedalam lubang yang telah dibuat dengan dosis 20 ml pokok-1. Basis kerja
pengendalian dengan Trunk Injection adalah 100 pokok hk-1.
Pemanenan
Panen adalah kegiatan pengambilan buah yang telah memenuhi kriteria
matang panen dan pengutipan berondolan. Pemanenan merupakan kegiatan yang
paling utama dalam operasional perkebunan kelapa sawit. Menurut Lubis dan
Widanarko (2011) panen merupakan titik awal dari produksi dan terkait dengan
teknis budidaya, khususnya pemeliharaan. Panen juga merupakan salah satu
kegiatan yang menentukan kuantitas dan kualitas produksi (Sunarko 2007). Hasil
panen berupa Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dan juga berondolan. Hasil
yang didapat dari pengolahan TBS dapat berupa Crude Palm Oil (CPO) dan
Kernel Palm Oil (KPO) yang merupakan bahan industri dan kegunaannya sangat
luas. Kegiatan pemanenan dapat dilihat pada Gambar 11.

(a)

(b)

(c)

Gambar 11 Kegiatan pemanenan: (a) Potong buah; (b) Evakuasi buah ke TPH;
(c) Kutip berondolan
Keberhasilan panen tergantung pada kegiatan budidaya serta ketersediaan
sarana untuk kegiatan transportasi, pengolahan, organisasi, ketenagakerjaan dan
faktor penunjang lainnya. Oleh karena itu, kegiatan panen harus dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya agar hasil yang didapat sesuai dengan target produksi.

15
Seluruh kegiatan dan SOP panen di atur dalam BDP Minamas pada Blok
Harvesting System (BHS). Manajemen panen terdiri dari persiapan, pelaksanaan,
dan evaluasi panen.
Sistem panen. Sistem panen berdasarkan Blok Harvesting System (BHS)
Minamas memiliki konsep yaitu rotasi panen dibawah 9 hari, jumlah pemanen
cukup, satu seksi harian perhari, jumlah tenaga kerja antar seksi harus sama
sehingga adanya kelompok kecil pemanen (KKP), batas hancak antar pemanen
harus jelas, panen dimulai dan diakhiri pada arah yang sama, penyelesaian hancak
panen block by block (menyambung), hancak panen dan mandor bersifat tetap dan
administrasi yang baik. Divisi I PT LTS ADE memiliki sistem panen yang
terkonsentrasi pada 1 hancak panen perharinya dengan total 6 hancak panen yang
disebut juga seksi panen. Seksi panen di divisi I PT LTS ADE yaitu seksi A, B, C,
D, E, dan F (Lampiran 11). Hal ini dilakukan untuk mencapai pemanenan yang
merata setiap rotasi sehingga sehingga tidak ada areal panen yang tidak terpanen.
Sistem hancak panen yang diterapkan di PT LTS ADE adalah sistem
hancak tetap, artinya setiap pemanen memiliki hancak panen masing-masing tiap
seksinya. Sistem hancak tetap ini dapat berubah pada situasi tertentu menjadi
sitem hancak giring tetap seperti pada saat buah dalam kondisi trek, sehingga
tenaga kerja pemanen perlu dikurangi dan hancak panen masing-masing panen
akan melebar sesuai dengan arahan dari mandor panen. Sistem tenaga kerja
pemanen di divisi I PT LTS ADE menggunakan sistem non-DOL (Division of
Labour), artinya pemanen melakukan potong buah (cutting), mengutip berondolan
(picking) dan membawa sekaligus menyusun buah di TPH (carrier) sendirian
tanpa dibantu karyawan lain. Divisi I dibagi menjadi 4 kemandoran panen yang
masing-masing kemandoran memiki 15-18 karyawan pemanen. Jumlah pemanen
di divisi I adalah 69 orang dengan SKU berjumlah 61 orang dan calon karyawan
berjumlah 8 orang. Indeks tenaga kerja pemanen divisi I yaitu 0.05 yang artinya
divisi I masih kekurangan tenaga kerja panen karena indeks normal adalah 0.06.
Standard Operating Procedure (SOP) panen adalah standar operasional
atau langkah kerja yang wajib dilakukan oleh pemanen tiap hari. SOP panen di
divisi I PT LTS ADE di mulai dengan mengikuti apel pagi yang dipimpin oleh
mandor panen dan krani cek sawit (KCS). Pemanen kemudian berangkat ke
hancak panen dengan. Pemanen memasang nomor hancak dan menanam
Nephrolepis sp. pada 5 menit pertama sebelum melakukan panen. Buah matang
panen yang ada di hancak harus diturunkan dan pelepah yang dipotong disusun Ushape. Buah yang sudah dipanen diangkut menggunakan angkong menuju ke TPH
dan disusun 5 berbanjar lalu diberi nomor sesuai dengan nomor pemanen.
Pemanen harus mengutip bersih berondolan yang ada di piringan dan TPH dan
memasukkannya kedalam karung lalu disusun disamping TBS. Pemanen
diwajibkan mengerjakan kegiatan tersebut sesuai yang dianjurkan agar kebun
mendapatkan hasil mutu buah dan hancak yang baik. Pemanen yang melanggar
akan dikenakan sanksi.

16
Kriteria panen. Kriteria umum untuk buah yang dapat dipanen adalah
berdasarkan jumlah berondolan yang terlepas dari tandan dan jatuh ke piringan secara
alami. Jumlah berondolan yang ditetapkan oleh PT LTS ADE sebagai kriteria panen
sebanyak 10 butir tandan-1. Kriteria ini ditetapkan dalam rapat SOU-16 (Strategic
Operating Unit 16) yang diputuskan berdasarkan diskusi antara pihak kebun dan PKS.
Buah dengan berondolan di piringan kurang dari 10 butir dianggap mentah dan tidak
boleh dipanen.

Sarana dan prasarana panen. Sarana dan prasarana panen adalah semua
persiapan yang harus dilakukan oleh pemanen sebelum dan saat melakukan
pemanen. Sarana dan prasarana panen yang akan dijelaskan meliputi alat
pelindung diri (APD) pemanen dan alat-alat panen. APD pemanen di PT LTS
ADE terdiri atas helm, sepatu bot, kacamata dan sarung tangan (Gambar 11).

Gambar 12 Pemanen menggunakan APD lengkap
APD adalah alat yang wajib digunakan oleh pemanen untuk menghindari
dan mengurangi dampak dari kecelakaan kerja. Pemanen divisi I PT LTS ADE
masih memiliki kesadaran yang rendah terhadap kemungkinan kecelakaan kerja
yang dapat terjadi dan dampaknya jika tidak memakai APD, terbukti dari
pemanen yang tidak pernah memakai APD lengkap selama pengamatan dilakukan
(Tabel 1).
Tabel 1 Persentase penggunaan APD di divisi I PT LTS ADE
No

Nama Mandor

1
Armando
2
S. Manurung
3
Armansyah
4
Sudi Hartono
Total Divisi I ADE

Helm-Sepatu Bot
(%)
40
60
40
50
47.5

Pemakaian APD
Sepatu boot saja
(%)
60
30
50
50
47.5

Helm saja
(%)

0
10
10
0
5

Alat-alat panen adalah seluruh peralatan yang digunakan untuk
memperlancar dan mempermudah kegiatan potong buah dan evakuasi buah ke
TPH. Alat panen diberikan kepada pemanen tiap tahun untuk menggantikan alat
panen yang sudah rusak. Ketahanan alat panen tergantung pada pemeliharaan alat
tersebut oleh tiap pemanen. Alat panen yang digunakan di divisi I yaitu dodos,

17
egrek, kapak, gancu, dan angkong. Alat panen tersebut memiliki fungsi masingmasing seperti yang dijelaskan pada Tabel 2.
Tabel 2 Jenis alat-alat panen di PT LTS ADE
Nama alat
Dodos kecil

Dodos besar

Pisau egrek
Gagang egrek
Clame egrek
Gancu
Kampak
Angkong

Spesifikasi
Lebar mata 8 cm, lebar tengah 7 cm,
tebal tengah 0.5 cm, tebal pangkal 0.7
cm, diameter gagang 4.5 cm, panjang
total 18 cm
Lebar mata 14 cm, lebar tengah 12
cm, tebal tengah 0.5 cm, tebal pangkal
0.7 cm, diameter gagang 4.5 cm,
panjang total 18 cm
Berat 0.5 kg, panjang pangkal 20 cm,
panjang pisau 45 cm, sudut lengkung
dihitung di sumbu 135°
Alumunium ukuran 6 m dan 12 m
Besi berbentuk cincin yang dapat
diatur diameternya
Besi beton, panjang sesuai
kebiasaan setempat
-

Sumber: Arsip kantor besar PT LTS ADE

Penggunaan
Pemotongan buah tanaman
umur 3–4 tahun
Pemotongan buah tanaman
umur 5–8 tahun
Pemotongan buah tanaman
yang berumur lebih dari 9
tahun
Galah pisau egrek
Menjepit egrek dengan
gagang egrek
Memuat tandan ke angkong
dan memeriksa mutu buah
Pemotong tangkai buah
Alat transportasi buah ke
tempat pengumpulan hasil

Basis borong dan premi pemanen. Basis borong merupakan suatu
ketetapan minimal jumlah janjang atau berat TBS yang harus dipanen oleh
pemanen dalam satu hari. Penentuan basis disetiap blok berbeda-beda sesuai
dengan bobot janjang rata-rata (BJR) pada tiap tahun tanam kelapa sawit di blok
tersebut. Pemanen diharapkan mampu mencapai basis yang ditentukan. Pemanen
yang mendapatkan hasil panen melebihi basis panen akan mendapatkan premi
panen. Premi panen diberikan dengan tujuan untuk memberikan penghargaan
kepada pemanen saat mendapatkan hasil melebihi basis, memotivasi pekerja
untuk berupaya mencapai basis dan mendorong kenaikan output (kg HK-1).
Penentuan basis borong di PT LTS ADE yaitu menggunakan sistem
payment by weight atau berdasarkan total berat TBS kelapa sawit (Lampiran 12).
Pemanen mencapai basis borong apabila mendapatkan jumlah berat TBS sesuai
atau melebihi total berat basis yang telah ditentukan pada blok yang dipanen.
Pemanen yang mendapatkan basis borong dibayar Rp 12 500 dan jika pemanen
tersebut memiliki tingkat kematangan buah diatas 99% maka akan mendapatkan
tambahan insentif sebesar Rp 1 500. Pemanen yang melebihi basis borong
mendapatkan premi Rp 35 kg-1 TBS yang didapat. Berondolan yang didapat
pemanen juga dihargai Rp 150 kg-1 sehingga pemanen lebih termotivasi untuk
mengutip bersih berondolan di hancak masing-masing.

18
Angka kerapatan panen, taksasi produksi dan tenaga kerja. Taksasi
produksi merupakan perhitungan estimasi produksi atau peramalan hasil produksi
untuk esok hari. Taksasi produksi didapat setelah diketahui persen angka
kerapatan panen (AKP) dengan menghitung jumlah buah buah matang pada setiap
pokok sampelnya. Persentase kematangan buah tersebut akan dikali dengan BJR
sehingga diperoleh estimasi tonase produksi. Taksasi produksi akan dibandingkan
dengan produksi aktual, dimana standar varian adalah ±5%. Taksasi produksi
dilakukan agar supervisi dapat memperhitungkan kebutuhan tenaga kerja
pemanen yang akan dipakai esok hari sehingga tidak terjadi kelebihan atau
kekurangan tenaga kerja yang dapat menyebabkan pemanen tidak mencapai basis
kerja atau hancak panen tidak selesai. Taksasi juga berguna unutk mengetahui
kebutuhan kendaraan angkut hasil panen yang akan dipakai.
Tabel 3 Hasil taksasi, produksi aktual dan kebutuhan tenaga kerja
Nama
Mandor
Armando
S.Manurung
Armansyah
S. Hartono
Rata-rata

Blok/TT

AKP
(%)

Taksasi
(kg)

F008/95
G009/09
F010/06
F014/04
G008/07
H010/09
G010/07
F009/00

24
20
20
18
33
31
34
18

19 040
12 320
14 040
16 539
13 680
11 348
23 299
12 481
15 343

Jumlah
Aktual
TK
(Orang) Produksi (kg)
13
19 730
10
13 590
10
14 670
13
18 190
12
14 170
9
11 780
17
21 550
10
13 490
15 896

Varian
3.5
9.3
4.3
9.1
3.5
3.7
8.1
7.5
6.1

Kapasitas panen. Kapasitas panen adalah jumlah tonase buah yang dapat
dipanen oleh pemanen dalam seharinya. Pemanen yang memiliki kapasitas panen
yang tinggi akan mendapatkan penghasilan yang besar. Kapasitas panen yang
tinggi akan menguntungkan bagi perusahaan karena total produksi yang didapat
mejadi besar. Pemanen yang memiliki kapasitas panen tinggi sangat dibutuhkan
perusahaan terutama pada saat panen raya atau banjir buah. Pemanen divisi I PT
LTS ADE memiliki kapasitas panen yang berbeda pada tiap kemandoran seperti
yang disajikan pada Tabel 4. Rata-rata kapasitas pemanen pada tiap kemandoran
dibandingkan untuk melihat bagaimana perbedaan kapasitas panen antar
kemadoran (Tabel 5).
Tabel 4 Rata-rata kapasitas panen 4 kemandoran divisi I PT LTS ADE
Nama
Mandor
A
B
C
D

U1
1 194
1 265
1 379
1 348

kapasitas panen (kg hk-1)
U3
U4
U5
U2
1 230
916 1 340 1 159
1 593 1 620 1 433 1 533
1 121 1 253 1 455 1 685
1 287 1 360
671 1 258

U6
1 206
1 380
1 674
863

Rata-rata
1 174.16
1 470.66
1 427.83
1 131.16

19
Tabel 5 Perbandingan kapasitas panen antar kemandoran divisi I PT LTS ADE
Nama Mandor
Nama Mandor
p-value
Mandor A
Mandor B
Mandor A
Mandor C
Mandor A
Mandor D
Mandor C
Mandor B
Mandor B
Mandor D
Mandor C
Mandor D
Keterangan: * : berbeda nyata pada uji t-student taraf 5%
**: berbeda sangat nyata pada uji t-student taraf 5%
tn : tidak berbeda nyata pada uji t-student taraf 5%

0.026*k
0.008**
0.698tn k
0.508tn k
0.000**
0.001**

Evaluasi panen. Evaluasi panen adalah kegiatan pemeriksaan terhadap mutu
panen dari pemanen baik itu mutu hancak pemanen maupun mutu buah hasil
panen. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui dan menilai bagaimana hasil
kerja yang telah dilakukan oleh pemanen pada hari itu atau hari sebelumnya.
Pemanen yang memiliki mutu hancak dan buah yang rendah dapat merugikan
perusahaan. Mutu hancak dan mutu buah rendah dapat membuat hancak panen
menjadi kotor dan menimbulkan anak sawit (kentosan) serta dapat mempengaruhi
Oil Extraction Rendemen (OER) sehingga membuat kualitas CPO yang akan
dihasilkan menjadi turun.
(a) Mutu hancak
Pemanen di divisi I PT LTS ADE memiliki hancak panen tetap sehingga
tiap pemanen memiliki tanggung jawab untuk memelihara hancak masing-masing.
Supervisi dan juga asisten divisi akan menjadi lebih mudah untuk mengetahui
pemanen mana yang bertanggung jawab jika ada hancak yang bermasalah. Mutu
hancak di divisi I termasuk baik meskipun masih didapatkan berondolan yang
tertinggal dihancak namun untuk TBS tertinggal (bunch left) dan juga buah
matang yang tidak dipanen (Unvarvest bunch) tidak ditemukan selama beberapa
ulangan pengamatan seperti pada Tabel 5.
Tabel 6 Hasil Pemeriksaan mutu hancak di divisi I PT LTS ADE
Nama
Mandor
Mandor A
Mandor B
Mandor C
Mandor D
Jumlah

Jumlah
Jumlah Jumlah
TBS
Jumlah berondolan
TBS
TBS
tidak
Pokok
dipanen tinggal dipanen
Tinggal
200
35
41
200
32
49
200
42
39
200
36
42
800
14

Dokumen yang terkait

Studi Sebaran Akar Tanaman Kelapa Sawit(Elaeis guineensis Jacq.) Pada Lahan Gambut Di Perkebunan PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu

6 87 123

Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Mandah Estate, PT. Bhumireksa Nusa Sejati, Minamas Plantation, Indragiri Hilir, Riau

0 25 72

Manajemen Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)di Gunung Kemasan Estate, PT.Bersama Sejahtera Sakti, Minamas Plantation, Pulau Laut, Kalimantan Selatan

1 7 5

Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Pinang Sebatang Estate, PT. Aneka Intipersada, PT. Minamas Plantation, Siak, Riau.

0 16 161

Pengelolaan limbah kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation, Riau

1 9 169

Manajemen Pemanenan dan Penanganan Pasca Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation, Siak, Riau

0 5 152

Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Pinang Sebatang Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation Group, Siak, Riau

0 11 73

Manajemen Kualitas Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Angsana Estate, Minamas Plantation, Kalimantan Selatan

0 3 50

Pengelolaan pemanenan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq.) di teluk bakau estate, pt bhumireksa nusa sejati minamas plantation, riau

1 9 70

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Mandah Estate, Pt Bhumireksa Nusasejati, Minamas Plantation, Indragiri Hilir, Riau

0 5 55