Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Mandah Estate, Pt Bhumireksa Nusasejati, Minamas Plantation, Indragiri Hilir, Riau

MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
DI MANDAH ESTATE PT BHUMIREKSA NUSASEJATI
MINAMAS PLANTATION
INDRAGIRI HILIR PROVINSI RIAU

JEFRI MARBUN
A24110182

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen Panen
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Mandah Estate, PT Bhumireksa
Nusasejati, Minamas Plantation Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2016
Jefri Marbun
NIM A24110182

ABSTRAK
JEFRI MARBUN. Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di
Mandah Estate, PT Bhumireksa Nusasejati, Minamas Plantation, Indragiri Hilir,
Riau. Dibimbing oleh SUDIRMAN YAHYA.
Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Mandah, PT Bhumireksa
Nusasejati, Minamas Plantation, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau mulai
dari bulan Februari 2015 sampai dengan Juni 2015. Kegiatan magang ini
bertujuan untuk mempelajari teknik dan manajemen budidaya kelapa sawit secara
umum khususnya pemanenan kelapa sawit. Kegiatan panen di Divisi I Kebun
Mandah menggunakan sistem Block Harvesting System non-Division of Labour
yaitu program implementasi pengerjaan kegiatan panen yang terkonsentrasi pada

satu seksi yang harus diselesaikan dalam satu hari dimana penyelesaian hancak
dari potong buah dan kutip brondolan dilakukan sepenuhnya oleh satu pemanen.
Secara umum kualitas mutu buah dan mutu hanca di Kebun Mandah sudah baik
dengan rasio kehilangan hasil sudah di bawah standar yang telah ditetapkan oleh
perusahaan dan rata-rata kematangan buah sudah mencapai standar 95%. Aspek
panen yang menjadi kendala yaitu unit angkut buah yang lambat dalam
pengangkutan ke pabrik kelapa sawit menyebabkan banyak buah menginap di
lapangan.
Kata kunci: kelapa sawit, manajemen panen, gambut, Kebun Mandah

ABSTRACT
JEFRI MARBUN. Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineneensis Jacq.)
in Mandah Estate, PT Bhumireksa Nusasejati, Minamas Plantation, Indragiri
Hilir, Riau. Supervised by SUDIRMAN YAHYA.
The internship program was conducted at Mandah Estate, PT Bhumireksa
Nusasejati, Minamas Plantation, Indragiri Hilir, Riau from Februari 9th to June
8th 2015. The purpose of this internship program was to study the technical and
management aspects of oil palm plantation, especially on oil palm harvesting
activity. Data and information were collected through observation on harvesting
system, harvesting density, yields, harvesting criteria and labor premi. The

harvest activity in Mandah Estate Division I, uses Block Harvesting System nonDivision of Labour. This system was focus on finishing harvest in one section a
day. Generally, fruit quality and area quality in Mandah Estate are good with
ratio of loses fruit below the standard that has been stated by the company and
fruit ripenes average reaching more than 95%. The most obstacle of harvest
aspect in Mandah Estate was the slow transport unit of fresh fruit bunch very slow
that caused the left of fresh fruit bunch in the field.
Keywords: oil palm, harvest management, peat, Mandah Estate

MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
DI MANDAH ESTATE PT BHUMIREKSA NUSASEJATI
MINAMAS PLANTATION
INDRAGIRI HILIR PROVINSI RIAU

JEFRI MARBUN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura


DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

11"4 !+).4

'#'4 ''4 ")4 3/4  
 
*4 4
'4 .004 4 1$+!.4
1../4 '%.4 "'//('4
1)/'4 "',-4 ",4 ,(2'.4 14

&4


4,4 ,1'4


 4



./1 14("4

4
(.'4##'4

'" "1"1.4

 

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala rahmat dan karunia-Nya sampai pada saat ini sehingga karya ilmiah ini
dapat diselesaikan. Topik yang dipilih dalam kegiatan magang ini adalah
pemanenan kelapa sawit, dengan judul Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) di Mandah Estate PT Bhumireksa Nusasejati, Minamas

Plantation, Indragiri Hilir, Riau. Kegiatan magang ini dilaksanakan selama empat
bulan dimulai pada bulan Februari sampai bulan Juni 2015.
Penulis ucapkan terimakasih kepada Prof Dr Ir Sandra A Aziz, Ms selaku
dosen pembimbing akademik dan Prof Dr Ir Sudirman Yahya, MSc selaku dosen
pembimbing skripsi yang telah memberikan saran dan pengarahan selama
menempuh kuliah di Departemen Agronomi dan Hortikultura dan selama
penulisan skripsi ini. Ungkapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada
Bapak I Putu Endra selaku Manajer Kebun Mandah Estate, kepada Bapak Abdul
Hamid selaku Senior Asisten serta Asisten Divisi I dan Bapak Agus S Wahyudi
selaku Asisten Divisi V dan pembimbing lapangan selama pelaksanaan magang
saya di Divisi I dan Divisi V. Terimakasih penulis juga ungkapkan kepada para
staff, karyawan kantor, para supervisi beserta seluruh karyawan yang namanya
tidak saya sebutkan satu per satu. Penulis juga sampaikan terimakasih kepa Bapak,
Mama, Adik-adik dan seluruh keluarga tercinta yang selalu mendoakan dan
mendukung selama perkuliahan.
Penulis sekali lagi sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis selama masa perkuliahan dan pelaksanaan magang yang
namanya tidak saya sebutkan satu per satu. Harapan penulis semoga skripsi ini
dapat bermanfaat dan memberikan informasi yang bernilai bagi para pembaca.
Tuhan memberkati.

Bogor, Desember 2015
Jefri Marbun

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

ix

DAFTAR GAMBAR

ix

DAFTAR LAMPIRAN

x

PENDAHULUAN

1


Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2

TINJAUAN PUSTAKA

2

Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

2

Pemanenan Kelapa Sawit

2


METODOLOGI

4

Tempat dan Waktu

4

Metode Pelaksanaan

4

Pengamatan dan Pengumpulan Data

4

Analisis Data dan Informasi

5


KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

6

Letak Geografi

6

Keadaan Tanah dan Iklim

6

Struktur organisasi dan Ketenagakerjaan

7

Fasilitas sosial

7


PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Aspek Manajerial
HASIL DAN PEMBAHASAN

8
8
15
18

Organisasi Panen

18

Kriteria Panen

19

Produksi dan produktivitas

20

Angka Kerapatan Panen

21

Taksasi Panen Harian

22

Mutu Buah

23

Perhitungan Premi Panen

25

KESIMPULAN DAN SARAN

26

Kesimpulan

26

Saran

26

DAFTAR PUSTAKA

27

RIWAYAT HIDUP

40

DAFTAR TABEL
1 Basis borong, BJR dan premi lebih borong per Divisi
2 Kriteria panen pada tanaman kelapa sawit di Kebun Mandah
3 Produksi dan produktivitas per Blok Divisi I
4 Hasil pengamatan kerapatan panen di Divisi I kebun Mandah
5 Perbandingan AKP Estimasi dengan AKP Aktual
6 Hasil pengamatan taksasi panen Divisi I kebun Mandah
7 Perbandingan estimasi produksi dengan produksi aktual
8 Hasil pengamatan mutu buah pemanen di Kebun Mandah Divisi I
9 Hasil pengamatan mutu hancak di Kebun Mandah Divisi I
10 Perhitungan premi panen pemanen antara dua pemanen di Divisi I

12
19
20
21
22
22
23
24
25
25

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4

Pelaksanaan pemupukan
Antrian pagi dengan mandor
Proses transportasi buah ke pabrik
Pengorganisasian dan peta hancak mandor Divisi I

9
11
14
18

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8

Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas di Kebun Mandah
Jurnal harian sebagai pendamping mandor di Kebun Mandah
Jurnal harian sebagai pendamping asisten di Kebun Mandah
Peta Areal PT Bhumireksa Nusasejati
Peta Areal Kebun Mandah
Struktur Organisasi Kebun Mandah
Produksi dan Produktivitas Kebun Mandah
Data curah hujan

29
30
32
35
36
37
38
39

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hasil produksi minyak yang tinggi diperoleh dari daging buah sawit atau crude
palm oil (CPO) dan inti sawit atau kernel palm oil (KPO). Berdasarakan buku
statistik komoditas kelapa sawit terbitan Ditjen Perkebunan, pada Tahun 2014
luas areal kelapa sawit mencapai 10,9 juta ha dengan produksi 29,3 juta ton CPO.
Luas areal menurut status pengusahaannya milik rakyat (Perkebunan Rakyat)
seluas 4,55 juta ha atau 41,55% dari total luas areal, milik negara (PTPN) seluas
0,75 juta ha atau 6,83% dari total luas areal, milik swasta seluas 5,66 juta ha atau
51,62%, swasta terbagi menjadi 2 (dua) yaitu swasta asing seluas 0,17 juta ha atau
1,54% dan sisanya lokal (Ditjenbun 2014).
Produksi kelapa sawit pada Tahun 2014 diperkirakan akan mencapai 29,34
juta ton TBS dengan produktivitas CPO rata-rata sebesar 3568 kg/ha/tahun.
Perkebunan kelapa sawit milik rakyat menghasilkan CPO sebesar 10,68 juta ton,
milik negara menghasilkan CPO sebesar 2,16 juta ton, dan swasta menyumbang
produksi CPO sebesar 16,5 juta ton (Ditjenbun 2014). Teknik budidaya yang
dilaksanakan di kebun mulai dari studi kesesuaian lahan (tanah dan iklim) sampai
dengan kegiatan panen dan penanganan pasca panen. Semua aspek teknik
budidaya pengusahaan kelapa sawit harus dilaksanakan dengan baik agar produksi
yang dihasilkan tinggi. Salah satu aspek budidaya yang penting dalam
pengusahaan kelapa sawit, khususnya terkait mutu hasil produksi adalah kegiatan
pemanenan (Amirudin 1997). Pemanenan adalah pemotongan tandan buah segar
dari pohon hingga pengangkutan ke pabrik (Pusat Penelitian Kelapa Sawit 2007).
Pemanenan bertujuan untuk mendapatkan jumlah dan mutu yang baik. Pemanenan
merupakan hasil dari aktivitas kerja di bidang pemeliharaan tanaman. Kegiatan
pemanenan memerlukan teknik tersendiri untuk mendapatkan hasil yang
berkualitas (Fauzi et al, 2008).
Buah yang siap untuk dipanen adalah buah yang masak, bukan buah yang
muda maupun buah yang lewat masak. Pemanenan buah yang tidak tepat umur
mempengaruhi kualitas minyak yang dihasilkan. Ciri-ciri buah yang masak
ditandai dengan sejumlah brondolan yang lepas dari tandannya. Keberhasilan
pemanenan juga akan menunjang pencapaian produktivitas tanaman.
Pemeliharaan tanaman yang sudah baku dan potensi produksi di tanaman tinggi,
tidak ada artinya jika pemanenan tidak dilaksanakan secara optimal (Pusat
Penelitian Kelap Sawit 2007). Keberhasilan pemanenan dan produksi kelapa sawit
bergantung pada bahan tanam, tenaga pemanen, peralatan panen, kelancaran
transportasi, organisasi pemanenan, keadaan areal dan insentif yang disediakan
(Lubis 1992). Keberhasilan panen juga di dukung oleh pengetahuan pemanen
tentang persiapan panen, kriteria matang panen, rotasi panen, sistem panen dan
sarana panen. Keseluruhan faktor tersebut merupakan kombinasi yang tak
terpisahkan.
Proses pasca panen, ketepatan waktu pengangkutan dan pengolahan kelapa
sawit juga berpengaruh pada kualitas minyak sawit yang dihasilkan. Kehilangan
minyak pada tahap ini cukup besar, antara lain: brondolan yang tidak terbawa,
transportasi yang buruk, dan kandungan asam lemak bebas (ALB). Buah yang

2
lepas (brondol) dari tandannya memiliki kadar minyak yang maksimal. Asam
lemak bebas dalam buah akan terus meningkat sehingga dalam pengangkutannya
butuh transportasi yang cepat agar kandungan ALB tidak terlalu tinggi
(Sastrosayono 2006).
Manajemen panen kelapa sawit dimulai dari kegiatan perencanaan panen,
persiapan panen, pelaksanaan panen, penanganan TBS, hingga pengawasan dan
evaluasi panen. Kegiatan manajemen panen harus terorganisir dan selalu
diperhatikan dengan baik karena merupakan salah satu kegiatan yang sangat
penting dalam peningkatan produksi minyak sawit yang berkualitas.
Tujuan Penelitian
Kegiatan magang bertujuan secara umum untuk mempelajari teknis
budidaya, menambah pengetahuan, melatih keterampilan, dan secara khusus
mempelajari teknis pengelolaan panen kelapa sawit, memahami faktor yang
mempengaruhi pemanenan kelapa sawit serta memperoleh pengalaman kerja
secara langsung di lapangan produksi perkebunan kelapa sawit.

TINJAUAN PUSTAKA
Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
Kelapa sawit dapat tumbuh pada daerah tropika basah sekitar 120 LU dan
120 LS, pada ketinggian 0 – 500 m di atas permukaan laut. Jumlah curah hujan
yang baik adalah 2000 – 2500 mm/tahun, tidak memiliki defisit air, hujan agak
merata sepanjang tahun. Suhu yang optimum sekitar 24 – 28 0C untuk tumbuh
dengan baik. Meskipun demikian tanaman masih bisa tumbuh pada suhu terendah
180C dan tertinggi 320C. Kelapa sawit dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah
seperti podsolik, latosol, hidromorfik kelabu, regosol, andosol, organosol dan
alluvial. Kelapa sawit tumbuh optimum pada pH 5.0 – 5.6.
Bentuk wilayah dan kondisi tanah sangat berpengaruh pada produktivitas
kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit tumbuh baik pada tanah gembur, subur,
drainase baik, permeabilitas sedang dan mempunyai solum yang tebal sekitar 80
cm tanpa lapisan padas. Tekstur tanah yang ringan dengan kandungan pasir
sekitar 20 – 60 %, debu 10 – 40 % dan liat 20 – 50 %. Topografi yang dianggap
cukup baik untuk tanaman kelapa sawit adalah areal dengan kemiringan 0 – 150
(Fauzi et al 2008)

Pemanenan Kelapa Sawit
Pemanenan kelapa sawit adalah pemotongan tandan buah segar (TBS) dari
pohon hingga pengangkutan ke pabrik. Urutan kegiatan pemanenan adalah
pemotongan buah matang panen, pengutipan brondolan, pemotongan pelepah,
pengangkutan hasil ketempat pengumpulan hasil (TPH) dan pengangkutan hasil

3
ke pabrik ( Pusat Penelitian Kelapa Sawit 2007). Tanaman kelapa sawit mulai
menghasilkan buah setelah berumur 2.5 tahun dan masak dalam waktu 5.5 bulan
setelah penyerbukan. Buah kelapa sawit baru dapat dipanen pada tanaman yang
telah berumur 30 bulan atau persentase jumlah pohon yang sudah berbuah matang
panen mencapai lebih dari 60%. Pada keadaan tersebut berat tandan sudah
mencapai tiga kilogram dan pelepasan brondolan dari tanaman lebih mudah.
Pemamenan harus berorientasi terhadap kematangan buah yang optimum,
mengandung minyak dengan kernel optimum kualitas baik, brondolan bersih,
buah tidak menginap dan angkutan lancar ke pabrik.
Ciri tandan buah yang matang panen adalah sedikitnya ada 5 butir buah
yang telah lepas (brondol) dari tandan yang bobotnya kurang dari 10 kg atau
sedikitnya ada 10 butir buah yang lepas dari tandan yang bobotnya 10 kg atau
lebih. Kriteria lain dari tandan buah yang dapat dipanen pada tanaman yang
berumur kurang dari 10 tahun yaitu jumlah brondolan yang jatuh kurang dari 10
butir, tanaman yang berumur lebih dari 10 tahun jumlah brondolan yang jatuh
sekitar 15 – 20 butir. Berat rata – rata tandan buah sesuai dengan umur tanaman
dan jenisnya (Sunarko 2009).
Sebelum melakukan pemanenan harus dilakukan persiapan terlebih dahulu
yang meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, pengangkutan, data kerapatan
panen dan sarana panen. Peralatan panen terdiri atas egrek, dodos, kampak, ganco
dan angkong. Sarana pengangkutan dan panen meliputi pembuatan jalan,
pembuatan jembatan, pasar pikul dan pembuatan TPH. Proses persiapan
pemanenan harus dilakukan dengan baik dan tepat waktu agar saat panen dimulai
produksi berjalan dengan baik. Taksasi produksi atau angka kerapatan panen
adalah kegiatan menghitung jumlah tandan buah segar yang akan diperoleh pada
waktu panen berdasarkan jumlah dan keadaan tandan bunga betina yang
memungkinkan menjadi tandan buah. Tujuan kegiatan ini adalah untuk
memudahkan pengaturan dan pelaksanaan pengerjaan panen di kebun dan
pengolahan di pabrik, mengetahui jumlah tenaga pemanen yang dibutuhkan,
memudahkan penyediaan dan pengaturan transportasi.
Kegiatan potong buah diawali dengan melakukan persiapan panen.
Persiapan panen yang baik akan menjamin tercapainya target produksi dengan
biaya panen seminimal mungkin. Kualitas buah dan kualitas potong buah
merupakan bagian dari kriteria keberhasilan kegiatan pemanenan di perkebunan
kelapa sawit. Tandan yang telah dipanen dikumpulkan di TPH dan brondolan
dikumpulkan serta dimasukkan ke dalam karung. Tandan di TPH disusun 5 – 10
tandan per baris, gagang tandan menghadap ke atas. Pada pangkal tandan ditulis
nomor pemanen.
Pengangkutan dalam industri perkebunan kelapa sawit menempati posisi
yang sangat menentukan dalam pencapaian mutu produksi. Pengangkutan
menempati urutan yang penting dalam sistem pemanenan kelapa sawit.
Kebutuhan truk dapat diketahui berdasarkan pencatatan dan pelaporan yang
meliputi data jumlah TBS per TPH, jumlah dan nomor TPH serta nomor blok.
Setelah itu buah diangkut ke pabrik kemudian diperiksa, disortasi dan ditimbang.
Hasil sortasi dan penimbangan dilaporkann kepada kepala afdeling yang bertugas.

4

METODOLOGI
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Mandah Estate, PT Bhumireksa
Nusasejati Minamas Plantation Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau selama
empat bulan pada tanggal 9 Februari sampai 8 Juni 2015.
Metode Pelaksanaan
Kegiatan yang akan dilakukan selama pelaksanaan magang yaitu kegiatan
yang menyangkut aspek teknis dan aspek manajerial. Pada pelaksanaan kegiatan
magang mahasiswa memposisikan diri sebagai karywan harian lepas selama satu
bulan, pendamping mandor selama satu bulan dan pendamping asisten selama dua
bulan. Kegiatan magang secara khusus lebih diarahkan pada aspek pemanenan
kelapa sawit. Perincian kegiatan magang ini dicatat dalam jurnal harian seperti
yang tercantum pada Lampiran 1 untuk status KHL, Lampiran 2 untuk status
sebagai Pendamping Mandor dan Lampiran 3 untuk status sebagai pendamping
Asisten.
Kegiatan magang sebagai KHL dilaksanakan selama satu bulan meliputi:
(1) melakukan tugas lapangan sesuai kebutuhan kebun, antara lain mengikuti
kegiatan apel pagi, pemeliharaan tanaman (pemupukan, pengendalian gulma,
pengendalian hama dan penyakit), pemanenan dan pengangkutan. (2) mengisi
jurnal harian yang diketahui pembimbing lapangan. (3) mencatat prestasi kerja
mahasiswa dan karyawan yang diperoleh pada setiap kegiatan, kemudian
dibandingkan dengan norma kerja di perusahaan tempat magang.
Tugas magang sebagai pendamping Mandor dilaksanakan selamat satu
bulan yaitu: (1) mengawasi dan mengkoordinir para tenaga kerja, (2) pembuatan
laporan, (3) pendamping Kerani (Kerani Divisi, Kerani Panen, Kerani Buah), (4)
membuat jurnal kegiatan harian berisi waktu kegiatan, jenis pekerjaan dan jumlah
karyawan yang diawasi.
Tugas magang sebagai pendamping Asisten dilaksanakan selama dua bulan
yaitu: (1) mempelajari kegiatan manajerial pada tingkat afdeling/divisi, (2)
membantu pengelolaan dan pengawasan tenaga kerja, (3) Pengamatan terhadap
aspek khusus, (4) membuat jurnal kegiatan harian tingkat afdeling. Semua
kegiatan yang dilaksanakan selama berada di kebun sesuai dengan bidang kerja
setiap tingkat jabatan dan instruksi yang diberikan dari penanggung jawab jabatan.
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan mengumpulkan data primer
dan data sekunder. Data sekunder yang diperoleh dari kebun meliputi lokasi dan letak
geografis kebun, keadaan tanah dan iklim, luas areal dan tata guna lahan, kondisi
pertanaman dan produksi, basis dan premi panen, sistem pengawasan dan denda,
pengelolaan angkutan, norma kerja di lapangan serta organisasi dan manajemen.

5
Data primer merupakan informasi yang diperoleh secara langsung melalui
observasi lapangan maupun berupa hasil diskusi atau wawancara dengan Asisten
Kebun, Mandor dan karyawan. Pengumpulan data primer dilakukan melalui
pengamatan/kegiatan lapang terhadap kegiatan yang berlangsung di perkebunan.
Pengamatan aspek khusus pada kegiatan magang ini yaitu organisasi panen,
penentuan kriteria panen, produksi dan produktivitas,angka kerapatan panen,
taksasi panen harian, tenaga panen, mutu buah, mutu hanca dan perhitungan premi
panen.
1. Data mengenai pembentukan organisasi panen dalam kebun diperoleh
dengan melakukan wawancara kepada asisten divisi dan mandor panen.
2. Pengamatan terhadap kriteria panen dilakukan melalui wawancara dengan
asisten dan mandor panen. Pengamatan yang dilakukan adalah tingkat
kematangan buah meliputi jumlah brondolan yang jatuh.
3. Pengamatan produksi dan produktivitas tanaman dilakukan dengan
menghitung rata-rata produksi yang dihasilkan dalam satu blok selama 4
minggu.
4. Angka kerapatan panen (AKP) Penentuan angka kerapatan panen
dilakukan pada blok yang akan dipanen. Penentuan angka kerapatan
panen dilakukan terhadap 10% populasi tanaman dalam blok. Angka
kerapatan panen dinyatakan dalam bentuk persen, dengan rumus : (jumlah
buah matang/ jumlah pohon diamati) x 100%.
5. Peramalan produksi harian (taksasi panen harian) Perhitungan produksi
harian diperoleh dari data presentase AKP sebelumnya yang diolah dengan
rumus: %AKP x jumlah pokok produktif x Bobot rata rata panen.
6. Tenaga panen .Pengamatan terhadap kebutuhan tenaga panen dilakukan
dengan wawancara terhadap asisten kebun dan pengamatan langsung
dengan menghitung jumlah pemanen yang ada. Jumlah tenaga panen lalu
dibandingkan dengan jumlah tenaga panen yang seharusnya dibutuhkan
perusahaan.
7. Pengamatan terhadap mutu buah meliputi tingkat kematangan buah, buah
kosong, dan gagang panjang pada TBS. Pengamatan dilakukan dengan
cara mengamati brondolan tertinggal, buah matang tertinggal dan kondisi
tanaman. Pengamatan dilakukan dengan mengikuti pemanen dari dua
kemandoran yang.
8. Perhitungan premi panen membandingkan antara pemanen yang
memperoleh basis panen dengan yang tidak memperoleh basis panen pada
seksi dan hari yang sama. Pengamatan dilakukan dengan mengambil salah
satu sampel dari pemanen dan menghitung jumlah tandan dan kalkulasi
dengan basis yang sudah ditentukan dan didapat pada hari tersebut.

Analisis Data dan Informasi
Data primer dan data sekunder yang dihasilkan dianalisis secara deskriptif
dan kuantitatif. Analisis deskriptif dengan mencari rata-rata dan persentase hasil
pengamatan lalu diuraikan secara deskriptif dengan membandingkan terhadap
norma baku yang berlaku pada perkebunan kelapa sawit dan standar yang
ditetapkan oleh perusahaan.

6

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG
Letak Geografi
Lokasi Kebun Mandah, PT. Bhumireksa Nusasejati, Minamas Plantation
secara administratif terletak di Desa Bente, Kecamatan Mandah, Kabupaten
Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Lokasi Kebun Mandah berada pada Bujur Timur
1030 28' 28" – 1030 34' 34" dan Lintang 000 05' 41" – 000 09' 40". Kebun Mandah
dari Batam dapat ditempuh melalui darat menuju Pelabuhan Sekupang selama 30
menit, kemudian melalui laut menuju Pelabuhan Guntung menggunakan kapal
fery selama 2 - 4 jam, dan kemudian menggunakan speed boat menuju Kebun
Mandah kurang lebih selama 1 jam. Kebun Mandah juga dapat ditempuh dari
Pekanbaru melalui Tembilahan, Ibu Kota Kabupaten Indragiri Hilir melalui
sungai menggunakan speed boat selama 4 - 6 jam.
Keadaan Tanah dan Iklim
Kondisi iklim di Kebun Mandah berdasarkan data curah hujan enam tahun
terakhir termasuk tipe iklim B yaitu daerah sangat basah dengan rata-rata curah
hujan tahunan kebun Mandah adalah 1507 mm/tahun. Data curah hujan tahun
2009 sampai 2015 dapat dilihat pada Lampiran 8.
Jenis tanah di areal Kebun Mandah, PT. Bhumireksa Nusasejati tergolong
tanah organik atau tanah gambut. Jenis tanah gambut memiliki struktur fisik yang
remah dan mudah terjadi erosi atau abrasi pada tepi kanal di jalur transportasi
yang terkena ombak. Kedalaman tanah gambut di kebun Mandah berkisar lebih
dari 3 m. Derajat kemasaman (pH) tanah di Kebun Mandah rata-rata 2.93 yang
menunjukkan bahwa tanah gambut di kebun Mandah merupakan tanah dengan
kemasaman yang tinggi dengan kesesuaian lahan kelas S3. Topografi di Kebun
Mandah memiliki areal yang datar dengan kemiringan 0 – 8 %.
Luas Areal dan Tata Guna Lahan
Luas areal Kebun Mandah sampai tahun 2015 adalah 5 040 ha yang terdiri
dari tanaman menghasilkan (TM) seluas 4 111 ha, dan luas areal yang tidak
ditanami 929 ha. Kebun Mandah dibagi menjadi lima divisi areal pertanaman dan
tiap divisi terbagi beberapa blok tanam. Luas areal masing-masing yaitu Divisi I
seluas 832 ha dibagi dalam enam blok, Divisi II seluas 822 ha dibagi dalam enam
blok, Divisi III seluas 784 ha dibagi dalam enam blok, Divisi IV seluas 819 ha
dibagi dalam tujuh blok, dan Divisi V seluas 854 ha dibagi dalam tujuh blok.
Areal yang tidak ditanami merupakan areal prasarana seperti emplasment, pabrik,
rawa, kanal, kolektor, okupasi dan areal konservasi yang keseluruhan sebesar
8.47 % dari total areal Kebun Mandah. Peta areal PT Bhumireksa Nusassejati dan
Mandah Estate dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Lampiran 5.

7
Keadaan Tanaman dan Produksi
Tanaman kelapa sawit di Kebun Mandah secara umum adalah tanaman
menghasilkan (TM) dengan tahun tanam 1996 - 2005. Bibit kelapa sawit yang
ditanam di Kebun Mandah berasal dari Socfindo, Guthrie Research, dan Marihat.
Pola tanam kelapa sawit yang digunakan dalam penanaman adalah segitiga
samasisi dengan jarak tanam 9 m x 9 m x 9 m (populasi efektif 142 pokok/ha).
Produksi dan produktivitas Kebun Mandah dapat dilihat pada Lampiran 7.
Pada lampiran 8 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dari tahun 2009 sampai
tahun 2012 dan menurun pada tahun 2013 sampai 2014. Peningkatan produksi
dipengaruhi oleh bahan tanaman, pemeliharaan tanaman, luas areal, pokok
produktif per hektar, berat tandan rata-rata (BTR) yang meningkat setiap tahun
pada tanaman kelapa sawit juga menyebabkan terjadinya peningkatan produksi.
Produksi kebun Mandah juga terjadi fluktuasi produksi tiap bulannnya. Hal ini
disebabkan oleh kerapatan buah, tenaga kerja dan curah hujan.
Struktur organisasi dan Ketenagakerjaan
Kebun Mandah dipimpin oleh seorang Estate Manager ditingkat kebun
yang bertanggung jawab secara langsung kepada General Manajer ditingkat
region. Estate Manager memimpin dan bertanggung jawab terhadap semua
kegiatan di unit kebun. Dalam menjalankan operasional kebun Estate Manajer
dibantu oleh seorang senior asisten yang menjabat sekaligus sebagai asistant divisi
I dan traksi kebun, kemudian dibantu juga dengan empat asisten dan seorang
kepala seksi (kasie). Struktur organisasi dan ketenagakerjaan dapat dilihat pada
Lampiran 6.
Kebun Mandah terdiri dari lima divisi yang setiap divisi dipimpin oleh
seorang asisten. Senior asisten memimpin sebuah divisi dan sekaligus juga
memimpin operasional traksi. Asistan divisi memimpin sebuah divisi dan
bertanggung jawab langsung terhadap Estate Manager. Kepala seksi bertugas
memimpin kegiatan administrasi di kantor besar.
Ketenagakerjaan di Mandah Estate terdiri dari karyawan staf dan non staf.
Karyawan staf terdiri dari EM, asisten kepala, asisten divisi dan kepala seksi.
Karyawan non staf merupakan syarat kerja umum (SKU) yang terdiri atas SKU
bulanan, harian, kontrak dan karyawan harian lepas (KHL).
Fasilitas sosial
Fasilitas sosial yang terdapat di kebun Mandah sudah cukup memadai.
Fasilitas yang tersedia antara lain satu unit klinik yang terletak di pusat lokasi
kebun, tempat penitipan anak yang terletak di tiap divisi dan mushola yang
terletak di tiap divisi. Fasilitas pendidikan juga terdapat di pusat kebun yaitu
sekolah dasar swasta dan taman kanak-kanak. Sekolah menengah pertama dan
sekolah menengah atas terletak sedikit agak jauh dari lokasi kebun yaitu terletak
dikebun Nusa Perkasa Estate yang berjarak kurang lebih 11 km dari pusat kebun.
Fasilitas transportasi air yang terdapat di kebun berupa pompong, pocay, dan
bargas.

8
Pompong berukuran besar dan sedikit agak lambat digunakan untuk
mengantar anak sekolah SD, SMP dan SMA ke sekolah. Pompong juga digunakan
untuk keperluan umum berskala besar antara lain mengantar beribadah umat
kristen ke tempat ibadah, mengantar pemain atau penonton olahraga yang terletak
di kebun lain serta kegiatan lain yang membutuhkan kapasistas besar. Pocay
berukuran kecil dan lumayan cepat digunakan untuk mengantar keperluan yang
penting atau sesuatu yang urgent dan biasa digunakan untuk mengambil minyak,
mengantar asisten dan mengantar orang sakit. Bargas lumayan lambat digunakan
untuk untuk mengangkut buah ke PKS, mengangkut barang yang besar dan berat,
serta dapat digunakan untuk mengantar karywan ke lokasi kerja.

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Lahan di Mandah Estate merupakan lahan gambut. Lahan gambut yaitu
lahan yang terbentuk dari lapisan tanah organik dalam waktu yang cukup lama.
Untuk mencapai produksi yang optimum pada lahan ini di perlukan teknologi dan
kultur-teknis khusus yang berbeda dari tanah mineral. Pengelolaan Pelaksanaan
kegiatan magang di Mandah Estate yang terletak pada lahan gambut yaitu
mengikuti setiap aspek teknis dan aspek manajerial di kebun setiap harinya yang
meliputi kegiatan langsung mengalami pekerjaan sebagai karyawan harian hingga
tingkat jabatan manajerial sebagai asisten divisi.

Aspek Teknis
Kegiatan teknis yang dilakukan penulis selama magang di Divisi V dan
Divisi I adalah bekerja sebagai karyawan harian selama empat minggu.
Pelaksanaan kegiatan teknis sebagai KHL dilakukan dengan mengikuti intruksi
langsung dari atasan yang menyesuaikan dengan aspek magang penulis
manajemen panen yaitu pemanenan yang terdiri dari pengutipan loose fruit,
pengangkutan tandan buah segar ke TPH, pemupukan serta sebagai anggota
transport panen.
Kegiatan dimulai dengan antrian pagi dengan asisten pada pukul 05.30
WIB sampai 06.00 WIB yang dipimpin oleh Asisten dan mandor satu. Pada saat
apel pagi para mandor memberikan hasil laporan masing-masing kegiatan pada
hari yang sudah dilakukan sebelumnya. Selesai itu para mandor antrian pagi
dengan anggota masing masing. Para mandor mengabsen karyawan, memberikan
pengarahan, evaluasi pekerjaan sebelumnya, serta pengaturan alokasi kerja
anggota pada hari itu.
Pelaksaanan kerja sesuai norma 7 jam dilakukan sekitar pukul 07.00 WIB
sampai pukul 14.00 pada jam normal untuk bagian perawatan dan pemupukan.
Sedangkan untuk pekerjaan pemanenan dan transport panen aktual pekerjaan
selesai tergantung dari ha panen yang sudah di cover serta cepatnya keluar buah
yang ada di lapangan jika buah sedang sedikit dapat pulang cepat tetapi jika buah
banyak jam kepulangan akan berlangsung lebih lama.

9
Pemupukan
Pemupukan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
meningkatkan produktivitas tanaman. Pemupukan bertujuan untuk menambah dan
melengkapi unsur-unsur hara yang kurang dalam tanah dan dibutuhkan oleh
tanaman pada proses pertumbuhan vegetatif dan generatif serta meningkatkan
produksi buah agar maksimal. Pemupukan merupakan suatu usaha untuk
mempertahankan, mengendalikan dan meningkatkan kesuburan tanah. Efektifitas
dan efisiensi pemupukan ditentukan beberapa faktor antara lain jenis pupuk, dosis
aplikasi, penyimpanan pupuk, waktu aplikasi, cara aplikasi dan tempat aplikasi.
Jenis pupuk yang digunakan di Mandah Estate adalah pupuk makro dan
pupuk mikro. Pupuk makro yang digunakan antar lain NPK44 peat kay (12%
N,6%P, 22%K,3%Mg) dengan dosis 3,5 kg/pokok, MOP (60% K2O) dosis 2 kg/
pokok; sedangkan pupuk mikro yang digunakan CuSO4 (25%Cu) dosis 100
g/pokok, ZnSO4 (35%Zn) dosis 50g/pokok, HGFB (48% B2O3) dosis 100g/pokok
dan FeSO4 (19% Fe).
Sebelum melakukan penaburan pupuk beberapa hal yang harus
diperhatikan adalah persiapan piringan, material pupuk, tenaga kerja, serta sarana
transportasi pupuk dan alat aplikasi pupuk yang digunakan (Gambar 1 )

A

B

C

D

Gambar 1. Pelaksanaan pemupukan
(a) Piringan bersih dari gulma, (b) Transportasi pupuk, (c) Tenaga pupuk
dan penjelasan oleh mandor, (d) Cara penaburan pupuk.

10
Penggunaan jenis dan dosis pemupukan sudah berdasarkan anjuran
rekomendasi pemupukan yang dibuat oleh Minamas Research Center berdasarkan
hasil analisis sampel daun. Program pemupukan pupuk makro dilakukan dua kali
dalam setahun yaitu pada semester satu yang dimulai pada bulan Juli sampai
Desember, semester dua pada bulan Januari sampai Juni. Program pemupukan
pupuk mikro dilakukan satu kali dalam setahun. Kegiatan pemupukan
dilaksanakan dengan cara Block Manuring System (BMS) yaitu program
implementasi pemupukan yang dilakukan secara simultan dari pokok ke pokok
dan dari blok ke blok dengan tenaga yang terdiri antara penabur dan pengecer.
Sistem operasi BMS di Mandah Estate meliputi:
1. Pembagian hancak kelompok kerja pupuk yang diatur berurutan dan tidak
saling overlapping sehingga waktu mobilisasi lebih singkat,
2. Sistem pengecekan material pupuk yang dilakukan oleh tenaga pengecer
secara khusus
3. sistem penaburan dilakukan secara sambung menyambung tanpa terputus
4. Model pengawasan yang dilakukan oleh mandor pupuk lebih fokus dan
mudah
5. Teknik pembagian hancak yang dilakukan mandor sesuai dengan norma
kerja pemupukan.
Norma prestasi pemupukan untuk penabur yaitu 2 – 3,5 ha/HK atau 350 –
500 kg/HK untuk pemupukan mikro dan 1.5 – 2 ton/HK untuk pemupukan makro.
Pemanenan
Pemanenan kelapa sawit yaitu pemotongan tandan buah segar matang dari
pohon, pengutipan brondolan, pengangkutan ke TPH dan mengirimnya hingga ke
pabrik selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam. Pemanenan menentukan
pencapaian produktivitas suatu unit kebun. Kegiatan pemanenan dilakukan sesuai
dengan standar yang berlaku dari perusahaan. Beberapa kegiatan yang harus
dilaksanakan sebelum panen antara lain persiapan panen, penentuan kriteria
matang panen, perhitungan AKP, taksasi produksi, sistem rotasi hanca panen,
organisasi panen hingga transportasi panen.
Persiapan panen. Beberapa hal yang perlu dalam mempersiapkan
pelaksanaan potong buah antara lain persiapan kondisi areal, penyediaan tenaga
potong buah, pembagian seksi potong buah, dan penyediaan alat (Pahan, 2010).
Proses pemanenan akan berjalan baik jika prasarana dan sarana panen terpenuhi
dengan baik. Perawatan TPH, pembuatan dan perawatan jalan rintis, pembersihan
piringan, pengaturan level air agar pada musim kemarau tidak menggangu
jalannya transportasi buah merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan
untuk pelaksanaan persiapan panen agar berjalan dengan baik.
Peralatan panen. Peralatan kerja yang digunakan untuk pemanenan
disediakan oleh kebun berdasarkan kebutuhan untuk jenis tanaman yang akan
dipanen, dan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh kebun. Beberapa peralatan
panen yang dibutuhkan antara lain dodos, egrek, gancu, angkong, batu asah,
kapak, gagang egrek, pipa galvanis, sarung dodos dan sarung egrek. Dodos
digunakan untuk memotong buah yang rendah, egrek digunakan untuk memotong
buah yang tinggi, angkong untuk angkut buah ke TPH, kapak memotong gagang

11
panjang pada buah serta sarung untuk keamanan pengguna dan orang lain bila
peralatan tidak sedang digunakan.
Pelaksanaan panen. Pelaksanaan panen dimulai dari antrian pagi pukul
06.00 WIB dengan mandor. Mandor mengabsensi kehadiran anggota panen,
mengevaluasi hasil panen sebelumnya, pemeriksaan kentosan, pemeriksaan notes
premi, cheklist alat pelindung diri dan alat pelindung alat serta mengatur alokasi
kerja anggota panen (Gambar 2 ).

A

B

Gambar 2. Antrian pagi dengan mandor
(a) karyawan anggota panen, (b) mandor mengecek anggota
Pelaksanaan panen di Mandah Estate mengikuti aturan Sapta Disiplin
Potong Buah yang berbunyi :
1. Potong buah masak
2. Tidak memotong buah mentah
3. Tidak ada pelepah sengkleh
4. Pelepah disusun rapi dan dirumpukkan pada gawangan berbentuk
“U” shape
5. Seluruh brondolan dikutip bersih
6. Buah dan brondolan diantrikan dan disusun rapi di TPH
7. Administrasi disusun secara up to date
Nomor 1 – 6 merupakan tugas utama dari pemanen sedangkan nomor 7
sudah masuk dalam bagian administrasi untuk kerani panen.
Sistem panen. Sistem panen yang digunakan di Divisi V Mandah Estate
adalah Block Harvesting System non Division of Labour (BHS non-DOL). Sistem
ini merupakan program pelaksaanan panen yang terkonsentrasi pada satu seksi
yang harus diselesaikan dalam waktu satu hari dimana penyelesaian hancak dari
potong buah dan kutip brondolan dilakukan sepenuhnya oleh pemanen.
Rotasi panen. Rotasi panen adalah lamanya panen antara yang satu
dengan panen berikutnya dalam satu hanca panen. Rotasi panen yang berlaku di
Mandah Estate yaitu dalam satu minggu terdapat enam hari kerja, jadi dalam
sebulan tiap seksi dipanen empat kali. Seksi panen yang digunakan di divisi 5
adalah 6 seksi.
Angka kerapatan panen. Angka kerapatan panen yaitu perhitungan
jumlah buah masak siap panen di suatu blok/areal dalam satuan persen. Tujuannya

12
untuk memperkirakan hasil produksi yang akan dipanen pada areal tersebut pada
esok hari.
Perhitungan AKP menggunakan rumus :
AKP = jumlah buah masak siap panen x 100 %
Jumlah pokok yang diamati
Taksasi panen harian. Taksasi panen harian merupakan kegiatan
perkiraan panen untuk menentukan jumlah output produksi yang akan dihasilkan
pada saat panen. Penentuan taksasi panen dilakukan dengan mencari nilai angka
kerapatan panen terlebut dahulu pada blok yang akan dipanen.
Perhitungan Taksasi Panen menggunakan rumus :
Taksasi Panen = A x B x C x D
Keterangan : A = Angka Kerapatan Panen (AKP)
B = Jumlah pokok/ha
C = Luas yang akan dipanen
D = Bobot Tandan Rata-rata (BTR) blok yang akan dipanen
Kriteria matang panen. Kriteria matang panen merupakan acuan bagi
pemanen untuk memotong TBS pada saat yang tepat yaitu saat kandungan minyak
dalam daging buah maksimal dan kandungan asam lemak bebas minimum
(Mangoensoekarjo dan Semangun, 2003). Panen yang tepat memiliki kualitas
kandungan minyak yang maksimal. Panen dalam keadaan lewat matang akan
meningkatkan asam lemak bebas ( ALB ) atau free fatty acid (FFA) yang akan
menurunkan mutu minyak. Kriteria matang panen yang digunakan di Mandah
Estate adalah lima brondolan yang telah jatuh di piringan secara alami dari tandan.
Tenaga panen. Kebutuhan tenaga panen di Kebun Mandah menggunakan
rasio 1:16 yaitu dimana satu orang pemanen dalam menyelesaikan hancak
mengcover areal seluas 16 ha dalam satu rotasi panen. Standart luas hancak panen
yang ditetapkan setiap orang pemanen seluas lebih kurang 3.6 ha.
Basis dan premi panen. Basis panen merupakan kewajiban yang harus
dipenuhi oleh pemanen dalam tiap hari kerja. Ketentuan basis di setiap blok
berbeda dengan blok lain (Tabel 1). Premi panen yaitu tambahan upah yang
diberikan ketika pemanen sudah mencapai lewat dari basis yang ditentukan oleh
kebun.

13
Tabel 1 Basis Borong, BTR dan Premi Lebih Borong per Divisi

Blok

I

F018
F019
F020
F021
F022
F023

1996
1997
1997
1997
1997
1997

141
135
131
143
142
140

9.21
9.92
11.07
10.98
10.84
11.00

130
130
120
125
125
120

93
93
86
89
89
86

450
450
488
468
468
488

II

G018
G019
G020
G021
G022
G023

1997
1998
1998
1998
1998
1998

151
119
127
143
144
138

9.78
9.28
8.76
8.85
9.02
8.76

130
130
140
140
130
140

93
93
100
100
93
100

450
450
418
418
450
418

III

G024
G025
G026
G027
G028
G029

1998
1999
1999
1999
1999
1999

139
132
150
144
120
99

9.21
8.69
7.95
8.61
9.27
9.24

130
140
150
140
130
130

93
100
107
100
93
93

450
418
390
418
450
450

IV

H023
H025
H026
H024
I024
I025
I026

2000
2000
2000
2004
2005
2005
2005

109
132
172
145
87
91
83

7.61
7.48
7.25
8.15
6.23
5.98
5.96

150
150
150
140
165
180
180

107
107
107
100
118
129
129

390
390
390
418
355
325
325

V

H016
H022
H019
H020
H021
H017
H018

2000
2000
2004
2004
2004
2005
2005

97
132
145
118
113
109
140

8.56
8.26
8.45
8.89
8.25
8.05
7.97

140
140
140
140
140
140
150

100
100
100
100
100
100
107

418
418
418
418
418
418
390

Divisi

Luas
(Ha)

BJR
(kg)

Basis Borong
(tandan)
Hari
Hari
Biasa
Jumat

Tahun
Tanam

Sumber : Kantor Divisi I Mandah Estate
Perhitungan premi yang didapat oleh supervisior menggunakan rumus:
Mandor panen: jumlah premi panen x 150 %
Jumlah pemanen diawasi
Kerani panen: jumlah premi panen x 125 %
Jumlah pemanen diawasi

Lebih Borong
(Rp/ tandan)

14
Mandor I : jumlah premi panen x 150 %
Jumlah mandor panen divisi
Faktor pembagi berdasarkan sistem chekroll antara lain:
 Jumlah pemanen yang diawasi ≤ 15 HK maka pembagi 15
 Jumlah pemanen yang diawasi 16 – 20 HK maka pembagi : Actual
pemanen
 Jumlah pemanen yang diawasi ≥ 20 HK maka pembagi 20
Premi persen brondolan:
Mandor panen
: kg LF x 4 Rp
Kerani panen
: kg LF x 4 Rp
Mandor I
: kg LF x 2 Rp
Transportasi panen
Kebun Mandah merupakan lahan gambut yang pengaturan air menggunakan
kanal-kanal sebagai sarana umum transportasi. Transportasi pengangkutan buah
dari TPH ke pabrik juga menggunakan jalur air. Transportasi yang digunakan
yaitu bargas, pompong dan ponton. Bargas merupakan besi kotak yang didorong
oleh mesin sebagai transportasi pengangkut buah dari TPH ke pabrik yang terdiri
dari tiga keranjang besi yang diletakkan didalamnya. Setiap keranjang dapat
mengangkut kurang lebih 2,2 ton sehingga satu bargas dapat mengangkut kurang
lebih 6,6 ton. Ponton yang lebih besar dari bargas dapat memuat 7 keranjang dan
ditarik oleh pompong. Kegiatan pengangkutan buah ada yang melalui TPH muat
ke bargas dan langsung ke PKS, ada juga yang mengalami bongkar muat yaitu
keadaan kanal yang terhalang oleh bendungan sehingga harus melalui tahap
bongkar dan muat di bendungan.
Kegiatan pengangkutan dan bongkar muat buah ke bargas atau ponton
(Gambar 3) dilakukan oleh tiga HK yaitu satu sebagai operator mesin dan dua
sebagai helper yang memasukkan buah ke dalam keranjang dengan norma kerja
2.5 ton/HK. Kendala yang sering dialami pada saat pengangkutan antara lain
turunnya ketinggian permukaan air pada saat musim kemarau sehingga kipas pada
mesin dapat kandas, oleh karena itu muatan pada keranjang dikurangi. Kondisi
kanal juga sering menyulitkan operator bargas dikarenakan kipas tersangkut oleh
eceng gondok, karung goni, buah jatuh kekanal yang dapat menyebabkan
kerusakan pada kipas.

15

A

C

B

D

Gambar 3. Proses Transportasi
(a) muat buah dari TPH kedalam keranjang, (b) bargas berangkat
ke PKS, (c) persipaan ponton, (d) penarikan ponton menggunakan
pompong.
.

Aspek Manajerial
Aspek manajemen tingkat karyawan pelaksana (non staf) bertugas
membantu asisten melaksanakan kegiatan dilapang maupun kegiatan administratif
di kantor. Kegiatan aspek manajerial yang dilakukan penulis selama magang
meliputi kerani buah, mandor panen, mandor pupuk, mandor chemist, mandor I
dan kerani divisi. Aspek manajerial dilakukan tidak hanya di tingkat non-stat
melainkan juga ditingkat staf yaitu sebagai pendamping asisten dalam
melaksanakan kegiatan kebun dan administratif.
Kerani buah
Tugas utama kerani buah yaitu merecord data TBS yang ada dilapangan.
Pada saat antrian pagi dengan Assistan bertanggung jawab melaporkan hasil
output OB (out board) yang didapat pada tiap mesin, jumlah TBS dalam ton yang
diangkut atau diantar ke PKS, melaporkan buah yang restan dilapangan, jumlah
kg buah restan, lokasi blok dan kanal yang terdapat buah restan, kemudian
mengecek kehadiran anggota transport, jumlah anggota yang hadir, sakit, cuti atau
mangkir. Melaporkan pasca panen yang didapat pada hari itu via sms ke Asistan
dan Mandor I.
Mandor panen
Mandor panen pada saat antrian pagi bertugas untuk melaporkan jumlah
hk dan ha cover, basis borong, siap borong, lebih borong panen hari sebelumnya,
kemudian evaluasi panen sebelumnya dan memberikan cara yang efektif dan
efisien dalam mengatur anggota panen untuk mencapai target berupa siap borong,

16
ha cover tercapai ataupun lebih borong, memeriksa kehadiran setiap anggota
panen dan memeriksa keadaan anggota bila sedang sakit, cuti atau mangkir
Mengevaluasi hasil panen sebelumnya tiap orang dan mengingatkan kembali agar
setiap anggota mendapatkan siap borong atau dapat mencapai ha cover dan lebih
borong Pemeriksaan buku kentosan yang dimiliki oleh setiap anggota panen,
memeriksa alat pelindung diri dan alat pelindung alat setiap anggota panen. Pada
alat pelindung diri antara lain helm dan sepatu bot, sedangkan untuk alat
pelindung alat yaitu sarung egrek, sarung dodos dan sarung gancu. Memastikan
semua pelindung dipastikan terpasang dengan baik dan benar.
Mandor pupuk
Tugas umum mandor pupuk yaitu mengatur dalam menentukan jumlah
karyawan pemupukan yang dibutuhkan dan menentukan ancak pemupukan untuk
karyawan pemupukan, mempersiapkan kebutuhan bahan dan alat, membagi tugas
dan memberi petunjuk teknis kepada karyawan pemupukan dalam melaksanakan
pekerjaan, serta mengawasi seluruh pelaksanaan pekerjaan pemupukan.
Melakukan pencatatan untuk seluruh hasil pekerjaan kedalam sarana administrasi
kegiatan pemupukan. Memeriksa hasil pekerjaan pemupukan yang telah dilakukan.
Mengatur kegiatan penguntilan pupuk yang dilakukan oleh karyawan pemupukan.
Melakukan kegiatn pengeceran pupuk
dilapangan sesuai dengan RKH
pemupukan. Melakukan kerjasama dengan Sopir Angkutan untuk pelaksanaan
pengangkutan bahan dan karyawan. Memeriksa kondisi peralatan yang
digunakan karyawan pemupukan sebagai bahan laporan untuk perbaikan atau
penggantian. Mencatat hasil pelaksanaan pemupukan ke BKM (Buku Kegiatan
Mandor). Membuat BPB (Bon Permintaan Barang) untuk kebutuhan bahan
dan alat kerja yang dibutuhkan keesokan hari sesuai dengan RKH (Rencana
Kerja Harian).
Mandor chemist (Semprot)
Tugas mandor semprot mengatur dalam menentukan jumlah karyawan
semprot yang dibutuhkan dan menentukan hanca karyawan, mempersiapkan
kebutuhan bahan dan alat, membagi tugas dan memberi petunjuk teknis kepada
karyawan semprot dalam melaksanakan pekerjaan, serta mengawasi seluruh
pelaksanaan pekerjaan semprot sampai dengan selesai. Melakukan pencatatan
seluruh hasil pekerjaan kedalam sarana administrasi kegiatan semprot. Membuat
laporan pekerjaan semprot Memimpin pertemuan pagi (apel pagi) dilapangan,
mengabsensi,
menentukan jumlah
karyawan
semprot yang dibutuhkan,
menentukan ancak karyawan, dan membagi tugas sesuai dengan RKH (Rencana
Kerja Harian) untuk kegiatan semprot. Menyiapkan bahan dan peralatan kerja
yang akan digunakan untuk penyemprotan.
Mandor I
Tugas umum mandor I antara lain mengatur, mengawasi, membagi tugas
dan memberi petunjuk teknis kepada para mandor dalam melaksanakan pekerjaan,
serta mengawasi seluruh pekerjaan sesuai dengan RKH (Rencana Kerja Harian).
Melakukan kegiatan pencatatan seluruh hasil pekerjaan mandor kedalam sarana
administrasi kegiatan di Divisi. Membuat laporan seluruh kegiatan para Mandor.
Memimpin pertemuan pagi (apel pagi) di lapangan, menentukan jumlah karyawan

17
per mandoran, dan memberikan pengarahan kepada para Mandor sesuai dengan
RKH (Rencana Kerja Harian). Mengatur pembagian tugas kepada para Mandor
sesuai dengan RKH (Rencana Kerja Harian). Memeriksa, membandingkan dan
mengoreksi seluruh BKM (Buku Kegiatan Mandor) berdasarkan kondisi di
lapangan. Melakukan inspeksi secara langsung ke lapangan untuk mengetahui
kondisi dan hasil produksi buah yang akan dibandingkan dengan laporan dari
Kerani Panen. Memeriksa dan mengoreksi pengisian formulir Pusingan Potong
Buah yang dibuat para Mandor Panen.
Kerani Divisi
Mengelola persediaan bahan dan alat kerja yang berada di Divisi.
Memeriksa seluruh data/laporan yang diterima sehubungan dengan kegiatan
administrasi di Divisi. Melakukan pencatatan untuk seluruh hasil pekerjaan
kedalam sarana administrasi di Afdeling secara sistematis, benar dan tepat
waktu. Memeriksa kebenaran pencatatan hasil panen karyawan yang dibuat
oleh Kerani Panen, dengan cara membandingkan antara Buku Penerimaan Buah,
Laporan Potong Buah SKU, dan BKM (Buku Kegiatan Mandor). Mencatat hasil
produksi yang diperoleh karyawan panen kedalam Buku Produksi Buah (Crop
Book). Mengisi administrasi untuk produksi dan biaya. Memeriksa dan mengoreksi
data pusingan potong buah yang dibuat oleh mandor panen. Memeriksa dan
mengoreksi data pusingan potong buah yang dibuat oleh mandor manen.
Memeriksa seluruh BKM yang ada dan hasilnya dicatat kedalam BPK (Buku
Prestasi Kerja).
Asisten Divisi
Asisten divisi bertugas mengatur dan mengawasi semua kegiatan yang ada
di divisi. Memimpin antrian pagi dengan mandor dan kerani buah pada puku 5.30
di lapangan divisi. Pada saat antrian pagi asisten mengevaluasi kegiatan
sebelumnya memberikan intruksi kegiatan pada hari tersebut. Melakukan
pengawasan lapangan. Mengikuti rapat yang diadakan oleh manajer atau senior
asisten. Melakukan pemerikasaan administrasi kantor afdeling untuk memastikan
semua kegiatan tercatat rapi. Membuat dan menjabarkan rencana dalam bentuk
program kerja clan jadwal kegiatan serta kebutuhan alat, tenaga kerja. bahan dan
m a t e r i a l , serta spare parts berdasarkan anggaran tahunan yang telah disetujui,
disesuaikan dengan kondisi dan situasi lapangan. Merencanakan semua program
sensus (tanaman, produksi, hama & penyakit. dl1) dengan cara yang paling akurat
sesuai dengan pedoman dan jadwal.

18

HASIL DAN PEMBAHASAN
Organisasi Panen
Pembentukan organisasi panen merupakan hal yang mempengaruhi
kegiatan pemanenan. Organisasi panen yang baik dan tepat akan memudahkan
dalam pengaturan alokasi anggota serta proses potong buah dan pengangkutan
buah dari lokasi ke PKS. Organisasi panen ataupun peta hancak di Divisi I Kebun
Mandah terdiri dari dua kemandoran yaitu mandoran A dan mandoran B (Gambar
4). Untuk mencapai sasaran utama kegiatan panen yang optimum dan
mengantisipasi kendala yang sering terjadi maka diperlukan sebuah sistem
organisasis panen yang efektif yaitu Block Harvesting System. Blok Harvesting
System adalah sistem panen yang penyelesaian kegiatan panennya setiap hari kerja
terkonsentrasri pada satu seksi tetap per kebun atau per divisi berdasarkan interval
yang telah ditentukan. Ciri-ciri BHS yaitu divisi atau kebun mempunyai enam
seksi panen, satu kelompok panen per divisi atau per kebun setiap hari kerja,
setiap hari menyelesaikan satu seksi panen, pemanen mendapatkan hancak tetap,
kegiatan panen terkonsentrasi untuk memudahkan transport TBS, kegiatan panen
dimulai dan diakhiri dengan arah yang sama, bisa diterapkan sistem DOL
(Division of Labour) dengan efektif.

Gambar 4. Pengorganisasian dan peta hancak mandor divisi I

19
Beberapa hal penting yang harus selalu menjadi perhatian dalam
pelaksanaan BHS yaitu setiap divisi hanya diperbolehkan mempunyai satu seksi
harian per hari (seksi harian per Divisi), kebutuhan atau jumlah tenaga kerja antar
seksi harus sama, sehingga kesempatan peroleh

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Mandah Estate, PT. Bhumireksa Nusa Sejati, Minamas Plantation, Indragiri Hilir, Riau

0 25 72

Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Pinang Sebatang Estate, PT. Aneka Intipersada, PT. Minamas Plantation, Siak, Riau.

0 16 161

Pengelolaan limbah kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation, Riau

1 9 169

Manajemen Pemanenan dan Penanganan Pasca Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation, Siak, Riau

0 5 152

Manajemen panen kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada lahan gambut di Kebun Mandah, PT. Bhumireksa Nusa Sejati, Minamas Plantation, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau

0 9 171

Analisis produksi kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada Lahan Gambut di Kebun Mandah Estate, PT Bhumireksa NusaSejati, Minamas Plantation, Indragiri Hilir, Riau.

0 4 53

Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Pinang Sebatang Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation Group, Siak, Riau

0 11 73

Manajemen Kualitas Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Angsana Estate, Minamas Plantation, Kalimantan Selatan

0 3 50

Pengelolaan pemanenan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq.) di teluk bakau estate, pt bhumireksa nusa sejati minamas plantation, riau

1 9 70

Pengelolaan Air Kebun Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) pada Lahan Gambut, Teluk Bakau Estate, PT Bhumireksa Nusa Sejati, Minamas Plantation, Riau

4 23 77