Pengelolaan pemanenan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq.) di teluk bakau estate, pt bhumireksa nusa sejati minamas plantation, riau

PENGELOLAAN PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
DI TELUK BAKAU ESTATE, PT. BHUMIREKSA NUSA SEJATI
MINAMAS PLANTATION, RIAU

CHAIRUL ZANUAR RASYID
A24100158

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengelolaan
Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Teluk Bakau, PT
Bhumireksa Nusa Sejati Minamas Plantation, Riau adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, November 2014
Chairul Zanuar Rasyid
NIM A24100158

ABSTRAK
CHAIRUL ZANUAR RASYID. Pengelolaan Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) di Kebun Teluk Bakau, PT Bhumireksa Nusa Sejati Minamas
Plantation, Riau. Dibimbing oleh ADOLF PIETER LONTOH.
Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Teluk Bakau, PT Bhumireksa
Nusa Sejati Minamas Plantation, Riau dari 10 Februari hingga 10 Juni 2014.
Pelaksanaan kegiatan magang bertujuan untuk memperoleh pengalaman kerja,
keterampilan dan pengetahuan khususnya pengetahuan kultur teknis tanaman
kelapa sawit. Secara khusus kegiatan magang bertujuan untuk mempelajari
pengelolaan panen melalui proses kegiatan panen, menganalisis permasalahan dan
memecahkan masalah. Secara keseluruhan proses kegiatan panen untuk
menghasilkan produksi TBS (Tandan Buah Segar) di Kebun Teluk Bakau berjalan

dengan baik. Pelaksanaan panen yang efisien dipengaruhi oleh taksasi produksi,
cuaca pada saat pelaksanaan panen, tingkat kematangan buah, rotasi panen, sistem
pengangkutan hasil panen dan karyawan panen. Proses kegiatan angkut tandan
buah segar di Kebun Teluk Bakau menggunakan jalur air. Saat proses
pengangkutan masih terdapat kehilangan hasil pada buah dan brondolan.
Pengawasan intensif terhadap karyawan merupakan salah satu langkah untuk
menekan kehilangan hasil panen.
Kata kunci : panen, kehilangan hasil panen, produksi

ABSTRACT
CHAIRUL ZANUAR RASYID. Harvest management of Palm Oil (Elaeis
guineensis Jacq.) in Teluk Bakau Estate, PT Bhumireksa Nusa Sejati Minamas
Plantation, Riau. Supervised by ADOLF PIETER LONTOH.
The internship was conducted in Teluk Bakau Estate, PT Bhumireksa Nusa
Sejati Minamas Plantation, Riau from February 10th to June 10th 2014. The
purpose of internship is to get experience of work, skill and knowledge especially
the technical culture of palm oil. In specifically, the purpose of internship is to
learn management of harvesting by processing of harvesting activity, analyze of
problem and solve problem. Process of harvesting activity that produced the fresh
fruit bunch in the Teluk Bakau Estate had been good. There are some factors

which influenced palm oil harvesting, they were prediction of production, weather
in harvesting, fruit ripeness, harvested rotation, transportation and the labor. The
harvesting activity in Teluk Bakau Estate used water transportation. There was
still the losses during process of transportation. The intensive control to the labor
was one of the measures to depress the losses.
Keywords : harvest, losses of harvest, production,

PENGELOLAAN PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
DI TELUK BAKAU ESTATE, PT. BHUMIREKSA NUSA SEJATI
MINAMAS PLANTATION, RIAU

CHAIRUL ZANUAR RASYID
A24100158

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Pengelolaan Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di
Teluk Bakau Estate, PT Bhumireksa Nusa Sejati Minamas
Plantation, Riau
Nama
: Chairul Zanuar Rasyid
NIM
: A24100158

Disetujui oleh

Ir Adolf Pieter Lontoh, MS
Pembimbing

Diketahui oleh


Dr Ir Agus Purwito, MSc Agr
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi
kesehatan, hidayah dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan
baik kegiatan magang yang berjudul Pengelolaan Pemanenan Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis Jacq.) di Teluk Bakau Estate, PT Bhumireksa Nusa Sejati
Minamas Plantation, Riau. Kegiatan magang merupakan kegiatan untuk
memenuhi tugas akhir dan kegiatan ini dituangkan dalam bentuk tulisan karya
ilmiah. Penulisan karya ilmiah merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyampaikan terimakasih kepada ayah dan ibu serta saudara
kandung penulis yang telah memberikan kasih sayangnya, doa, semangat dan
dukungan serta seluruh perhatiannya. Penulis juga menyampaikan terimakasih
kepada Ir Adolf Pieter Lontoh, MS selaku pembimbing skripsi sekaligus sebagai
pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama

penulis menimba ilmu di IPB. Penghargaan juga disampaikan kepada PT
Bhumireksa Nusa Sejati Minamas Plantation Teluk Bakau Estate (TBE), kepada
bapak Moh. Faozi Toan selaku manajer Teluk Bakau Estate, bapak Bistha selaku
asisten kepala TBE, bapak Suryadi selaku asisten divisi II, kepada seluruh staf
TBE, kepada seluruh supervisor TBE dan seluruh karyawan TBE. Penulis juga
ingin mengucapkan terimakasih kepada mbak Martha dan Mas Surya selaku
pengurus beasiswa Minamas Plantation, kepada teman satu perjuangan beasiswa
Minamas Plantation 2010. Terimakasih juga kepada teman seperjuangan magang
Putra Minansyah dan Zulfikar atas kebersamaannya selama kegiatan magang.
Ungkapan rasa bangga dan cinta kepada Edellweis AGH 47 atas kebersamaannya
dan kekeluargaannya selama ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan dan
semoga Allah terus memberikan rasa kasih sayang, bimbingan dan hidayah – Nya
dalam menambah dunia ilmu pengetahuan.

Bogor, November 2014
Chairul Zanuar Rasyid

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Kelapa Sawit
Syarat Tumbuh
Pemanenan
METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Metode Pelaksanaan
Pengumpulan Data
Analisis Data dan Informasi
KEADAAN UMUM
Letak Geografis dan Letak Wilayah Administratif
Keadaan Iklim dan Tanah
Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan
Keadaan Tanaman dan Produksi
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Aspek Manajerial
HASIL DAN PEMBAHASAN
Angka Kerapatan Panen (AKP) dan Taksasi Produksi
Tenaga Kerja Panen
Pelaksanaan Panen
Losses (Kehilangan Hasil)
Produksi dan Produktivitas
Sistem Premi
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vi
vi
vii

1
1
2
2
2
3
3
5
5
5
5
6
7
7
7
8
8
9
10
10

30
33
33
35
36
39
41
43
44
44
44
44
46
57

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

5

Rincian penggunaan lahan Kebun Teluk Bakau
Rincian jumlah tenaga kerja Kebun Teluk Bakau
Pembagian seksi panen di Kebun Teluk Bakau Divisi II
Kriteria mutu buah Kebun Teluk Bakau
Hasil pengamatan AKP rencana, AKP realisasi panen dan produksi
rencana, produksi realisasi panen di Kebun Teluk Bakau Divisi II
6 Hasil pengamatan mutu hanca pemanen di Kebun Teluk Bakau Divisi II
7 Hasil pengamatan tingkat kematangan buah di TPH hasil potong buah
pemanen di Divisi II Kebun Teluk Bakau
8 Hasil pengamatan kehilangan hasil saat pengangkutan dari TPH ke
bargas
9 Hasil pengamatan kehilangan hasil saat over skip dari bargas ke PC di
Divisi II Kebun Teluk Bakau
10 Perbandingan antara target produksi dan realisasi produksi bulanan di
Divisi II Kebun Teluk Bakau
11 Hasil analisis uji-t perbandingan antara produktivitas perusahaan (TBE)
terhadap potensi produktivitas kelapa sawit di lahan gambut (PPKS)

8
9
25
25
35
37
38
40
40
42
42

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Pekerjaan pengendalian gulma manual
Pelaksanaan penyemprotan
Pelaksanaan pemupukan
Hasil sensus pokok
Pancang perdana raja lining
Pemancangan field drain dan CECT
Pembongkaran pokok
Pembuatan parit
Parit field drain
Pembuatan parit
Penataan blok replanting
Hasil compacting dan cambering
Compacting, cambering dan planting point
Teknis proses pemancangan
Pembuatan lubang tanam menggunakan puncher
Penanaman pokok sawit
Kendala penanaman pokok sawit
Peralatan panen
Proses pelaksanaan pemanenan
Kanal Utama (KUT)
Kanal Cabang (KCB)
Kondisi kanal collector
Transportasi air TBS jenis Bargas

11
12
13
14
14
15
15
16
17
17
17
18
19
20
20
21
21
23
26
27
27
28
28

24 Transportasi air TBS jenis PC
25 Transportasi air TBS jenis tugboat
26 Proses pengangkutan TBS

29
29
30

DAFTAR LAMPIRAN
1 Jurnal harian kegiatan magang sebagai KHL di Kebun Teluk Bakau
2 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di Kebun
Teluk Bakau
3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten di Kebun
Teluk Bakau
4 Data curah hujan 5 tahun terakhir di Kebun Teluk Bakau
5 Peta Kebun Teluk Bakau
6 Data produksi 5 tahun terakhir Kebun Teluk Bakau
7 Strutktur organisasi Kebun Teluk Bakau

47
48
50
53
54
55
56

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman perkebunan
yang mampu menghasilkan minyak nabati yang lebih besar dari tanaman lain
(Setyamidjaja 2006). Selain itu, perkebunan kelapa sawit juga merupakan salah
satu pondasi bagi tumbuh dan berkembangnya sistem agribisnis kelapa sawit
(Pahan 2006). Oleh karena itu, tanaman kelapa sawit masih sangat menjanjikan
untuk diusahakan baik secara perorangan, swasta maupun pemerintah khususnya
di Indonesia. Hal ini wajar karena kelapa sawit berorientasi ekspor dan hal inilah
yang membuat Indonesia akan selalu mengembangkan tanaman kelapa sawit.
Menurut Setyamidjaja (2006) peningkatan luas areal dan produksi kelapa sawit
masih terus dilakukan, sehingga Indonesia diharapkan akan mampu menjadi salah
satu penghasil minyak sawit terbesar di dunia.
Luas areal dan produksi kelapa sawit pada tahun 2010 di Indonesia adalah
seluas 8.38 juta ha dengan produksi 21.95 juta ton (produktivitas 2.6 ton ha-1),
sementara pada tahun 2011 dan 2012 luas areal dan produksi kelapa sawit adalah
8.99 juta ha dengan produksi 23.09 juta ton (produktivitas 2.5 ton ha-1) dan 9.07
juta ha dengan produksi 23.52 juta ton (produktivitas 2.6 ton ha-1). Produksi
kelapa sawit diprediksi akan terus meningkat pada tahun – tahun yang akan
datang (Direktorat Jenderal Perkebunan 2012). Berdasarkan data tersebut
menunjukkan bahwa kebutuhan CPO (Crude Palm Oil) setiap tahunnya akan terus
meningkat. Hal ini dibuktikan dengan terus meningkatnya produksi kelapa sawit
di Indonesia. Oleh karena itu, pada aspek agronomi salah satu cara untuk
meningkatkan hasil produksi kelapa sawit adalah dengan pengelolaan panen yang
optimum.
Kegiatan dalam memanen (pengelolaan panen) merupakan salah satu aspek
penting dalam budidaya kelapa sawit dan kegiatan tersebut dapat mempengaruhi
hasil produksi. Secara umum kegiatan budidaya kelapa sawit dimulai dari
penentuan lahan yang sesuai, pembukaan lahan, konservasi air dan tanah,
pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan panen. Sumber daya manusia dalam
hal ini adalah tenaga kerja juga merupakan bagian penting dalam melaksanakan
setiap proses kegiatan budidaya kelapa sawit terutama kegiatan pemanenan.
Menurut Trismiaty et al. (2008) keberhasilan dari pengelolaan tenaga kerja untuk
mendukung kegiatan pengelolaan pemanenan kelapa sawit dipengaruhi oleh
keterampilan dari karyawan, baik karyawan kantor, pabrik, maupun karyawan
yang sifatnya bekerja dilapangan. Melalui manajemen budidaya kelapa sawit
khususnya manajemen panen yang optimal diharapkan mampu menghasilkan
produktivitas dan produksi yang maksimal.
Kegiatan panen merupakan kegiatan pengambilan hasil dari suatu tanaman
kelapa sawit. Hasil panen kelapa sawit berupa Tandan Buah Segar (TBS).
Menurut Pahan (2006) pekerjaan panen merupakan pekerjaan yang utama di
perkebunan kelapa sawit karena langsung menjadi sumber pemasukan uang bagi
perusahaan melalui penjualan minyak kelapa sawit dan inti kelapa sawit.
Panen harus dilakukan pada saat yang tepat. Ketidaktepatan dalam
pemanenan akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas TBS. Permasalahan di

2
lapangan pada saat panen yang sering menjadi perhatian adalah ketersediaan alat
panen yang kurang memadai, alat transportasi, jalan transportasi, kurangnya
organisasi panen yang baik, permasalahan tenaga kerja dan kurang mengertinya
pekerja dalam memanen. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengelolaan panen dan
ketentuan – ketentuan umum dalam pemanenan, agar TBS yang dipanen benarbenar sudah matang secara fisiologis, sehingga minyak kelapa sawit yang
dihasilkan baik CPO (Crude Palm Oil) maupun PKO (Palm Kernel Oil) bermutu
dan berkualitas baik.

Tujuan
Secara umum kegiatan magang bertujuan untuk memperoleh pengalaman
kerja, keterampilan dan pengetahuan. Selain itu, kegiatan magang juga bertujuan
untuk menerapkan secara langsung ilmu yang sudah didapatkan selama menjalani
perkuliahan melalui fungsi manajemen perkebunan kelapa sawit. Secara khusus
kegiatan magang bertujuan untuk mempelajari pengelolaan panen melalui
analisis-analisis aspek pemanenan (meliputi data primer dan data skunder) yang
dilakukan selama dalam kegiatan magang.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika, yaitu daerah
kawasan Nigeria di Afrika Barat. Setelah Columbus menemukan benua Amerika
dan terbukanya perjalanan ke kawasan Asia, tanaman kelapa sawit menyebar ke
berbagai kawasan baru mulai dari Eropa sampai keberbagai negara beriklim tropis,
terutama di kawasan yang terletak antara 10 °Lintang Utara dan 10 °Lintang
Selatan. Secara umum kawasan Asia tersebut terdapat beberapa negara penghasil
utama tanaman kelapa sawit seperti Malaysia, Indonesia dan Thailand
(Setyamidjaja 2006).
Menurut (Setyamidjaja 2006) taksonomi tanaman Kelapa Sawit adalah
sebagai berikut :
Ordo
: Palmales
Famili
: Palmae
Sub-famili : Cocoidae
Genus
: Elaeis
Spesies
: 1. Elaeis guineensis Jacq (kelapa sawit Afrika)
2. Elaeis melanococca atau Corozo oleifera
(kelapa sawit Amerika Latin)
Tanaman kelapa sawit menurut pertumbuhannya dibagi atas pertumbuhan
vegetatif dan pertumbuhan generatif. Bagian vegetatif kelapa sawit meliputi akar
(radix) batang (caulis) dan daun (folium). Bagian akar kelapa sawit terdapat akar
primer (akar yang tumbuh secara vertikal), akar sekunder (akar yang tumbuh dari
akar primer dan tumbuh mendatar ataupun ke bawah), akar tertier (tumbuh dari

3
akar skunder) dan akar kuarter (akar-akar cabang dari akar tertier dengan diam
0.2-0.5 mm). Bagian batang kelapa sawit tumbuh tegak lurus ke atas dengan
berbentuk silindris. Batang ujung pada kelapa sawit terdapat titik tumbuh yang
membentuk daun-daun. Bagian daun kelapa sawit bersirip genap dan bertulang
sejajar. Pangkal pelepah daun terdapat duri-duri atau bulu-bulu halus sampai kasar
dan panjang pangkal tersebut mencapai 9 m (Setyamidjaja 2006).
Bagian generatif kelapa sawit meliputi bunga (flos) dan buah (fructus).
Bunga kelapa sawit termasuk berumah satu (pada satu batang terdapat bunga
betina dan bunga jantan yang letaknya terpisah). Namun, terkadang pada kondisi
alam tertentu terdapat bunga betina dan bunga jantan yang letaknya tidak terpisah
(hermaprodit). Tandan bunga jantan dibungkus oleh seludang bunga dan pecah
ketika bunga tersebut menjelang matang. Bunga betina terletak dalam tandan
bunga yang muncul pada ketiak daun dan bunga betina setelah dibuahi nantinya
akan menjadi buah atau biasa disebut Tandan Buah Segar (TBS). Buah kelapa
sawit tersusun atas kulit buah (exocarp), daging buah (mesocarp), cangkang
(endocarp) dan inti sawit atau kernel, endosperm (Setyamidjaja 2006).

Syarat Tumbuh
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik dengan lama penyinaran matahari
berkisar antara 5 sampai 7 jam perhari dengan suhu 24 sampai 28 °C dan
kelembaban optimum sekitar 80 % sampai 90 %. Selain itu, kelapa sawit juga
membutuhkan air yang cukup. Kekurangan air pada kelapa sawit akan
menghambat penyerapan unsur hara. Sumber air untuk kelapa sawit yang paling
banyak digunakan adalah air hujan, air permukaan dan air tanah. Air yang ada
didalam tanah terdapat dua macam yaitu lengas tanah dan air tanah (ground
water). Curah hujan yang efektif untuk tanaman kelapa sawit berkisar antara 1300
sampai 1500 mm tahun-1 atau rata–rata 108 sampai 125 mm bulan-1 atau 3.6
sampai 4 mm hari-1. Keadaan tanah yang ideal dan mendukung bagi pertumbuhan
kelapa sawit adalah apabila jumlah udara dan air yang tersedia langsung di dalam
tanah dalam keadaan seimbang. Kelapa sawit tumbuh baik pada ketinggian 0
sampai 500 mdpl (Risza 2010).
Tanaman kelapa sawit apabila kekurangan atau kelebihan unsur hara dapat
merugikan pertumbuhan tanaman. Gejala tersebut dapat terlihat pada tanah-tanah
dengan pH yang ekstrem. Gejala tersebut dapat ditiadakan dengan mengubah pH
ke arah optimum. Tanaman kelapa sawit untuk tumbuh dengan baik memiliki pH
yang optimum berkisar antara 5-6. Kekurangan pH dapat dimanipulasi dengan
pemberian kapur, belerang dan perbaikan sistem drainase (Risza 2010).

Pemanenan
Panen pada dasarnya adalah hasil dari pemeliharaan pada tanaman yang
sudah ditanam. Baik dan buruknya hasil panen TBS kelapa sawit tercermin pada
pemeliharaannya. Selain pemeliharaan, mengelola proses pemanenan juga sangat
penting karena dengan adanya pengelolaan panen diharapkan produktivitas kelapa
sawit mencapai batas maksimum. Secara umum, kegiatan pengelolaan panen

4
kelapa sawit meliputi persiapan panen pada tanaman muda, persiapan untuk
proses kegiatan pemanenan, mengetahui kriteria panen, rotasi panen, cara panen,
angkutan panen, pembiayaan panen, ramalan produksi, penyebaran produksi dan
kendala keproduksian (Lubis 1992).
Persiapan Panen pada Tanaman Muda
Kelapa sawit dengan varietas tenera akan mulai dapat dipanen pada umur 30
bulan (dalam keadaan normal 90-100 % dari seluruh pokok sudah matang panen).
Pengertiannya adalah pokok kelapa sawit muda telah memiliki tandan – tandan
yang siap untuk dipanen. Tandan yang di panen disebut sebagai tandan buah segar
(TBS). Persiapan panen harus sudah dilaksanakan yaitu peningkatan atau
pengerasan jalan, pembukaan pasar panen dan TPH (Tempat Pengumpulan Hasil),
perencanaan pengadaan pemanen, pengangkutan dan persiapan pabrik menerima
tandan (Lubis 1992).
Persiapan Kegiatan Pemanenan
Persiapan panen yang akurat akan memperlancar pelaksanaan panen.
Persiapan ini meliputi kebutuhan tenaga kerja, peralatan panen, pengangkutan
panen, dan pengetahuan kerapatan panen, serta sarana panen. Persiapan tenaga
kerja meliputi jumlah tenaga kerja yang efesien dalam setiap pelaksanaan panen
dan pengetahuan atau ketrampilannya. Kebutuhan tenaga kerja bergantung pada
keadaan topografi, kerapatan panen,dan umur tanaman (Tyas 2008).
Kriteria Panen
Secara umum buah kelapa sawit sudah bisa dipanen jika dua buah atau
brondolan kelapa sawit lepas dari tandannya (jatuh disekitar lingkaran piringan).
Pemanenan yang baik harus melihat beberapa faktor dalam pengelolaan panen
yaitu tidak ada buah mentah yang dipanen, tidak ada buah yang matang tertinggal
dipiringan pokok, tidak ada TBS yang tertinggal di Tempat Pengumpulan Hasil
(TPH), janjang kosong tidak ada terbawa ke pabrik, pelepah tandan diletakkan
secara telungkup digawangan mati (Lubis 1992).
Rotasi Panen
Seorang pemanen dan didampingi para pengelola kebun kelapa sawit
didalam memanen yang baik ada targetan-targetan khusus yang harus dicapai
setiap harinya. Maka dari itu, didalam pengelolaan panen diperlukan pergiliran
atau rotasi panen. Rotasi panen yang diatur dengan baik dapat memaksimalkan
hasil panen dan bertujuan untuk melakukan perbaikan alat-alat yang digunakan
serta memiliki waktu untuk istirahat bagi para pemanen (Setyamidjaja 2006).
Angkutan Panen dan Ramalan Produksi
Angkutan panen. Angkutan panen merupakan salah satu peran yang sangat
penting dalam proses pemanenan. Oleh karena itu, hasil panen yang sudah
terkumpul di TPH harus sesegera mungkin diangkut oleh angkutan yang
fasilitasnya memadai pada hari panen tersebut (Lubis 1992).
Ramalan Produksi. Ramalan produksi adalah kegiatan dalam hal
memprediksi produksi kelapa sawit pada tingkat waktu tertentu. Waktu ramalan
produksi tersebut dapat dilakukan pada satu bulan, seminggu dan semesteran.

5
Ramalan produksi bertujuan untuk mengetahui kebutuhan tenaga pemanen secara
efisien (Lubis 1992). Salah satu metode dalam mengukur tingkat keefisienan
tenaga pemanen dapat dilakukan dengan pengamatan kehilangan hasil produksi di
lapangan dan pengamatan kehilangan hasil produksi dalam proses pengangkutan
hasil panen. Menurut Sarwoto dan Tampubolon (2001) kehilangan hasil produksi
sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca dan tenaga kerja.

METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di Teluk Bakau Estate, PT Bhumireksa
Nusa Sejati Minamas Plantation, Desa Rotan Semelur Kecamatan Pelangiran
Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Waktu pelaksanaannya adalah mulai tanggal 10
Februari 2014 sampai tanggal 10 Juni 2014.

Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan pada kegiatan magang adalah metode langsung dan
tidak langsung. Metode langsung yang digunakan selama kegiatan magang
meliputi praktek kerja langsung di lapangan dan administrasi di kantor. Praktek
kerja langsung di lapangan meliputi karyawan harian lepas (KHL) selama satu
bulan, pendamping mandor (satu bulan) dan pendamping asisten divisi selama dua
bulan. Kegiatan wawancara dan diskusi dilakukan dengan karyawan yang ada di
kebun. Metode tidak langsung dilakukan melalui pengumpulan data dari laporan
harian, laporan bulanan, laporan tahunan dan arsip kebun.
Kegiatan magang secara teknis dilakukan dengan menjadi KHL. Seluruh
kegiatan teknis yang ada di kebun diikuti selama menjadi KHL. Jenis kegiatannya
antara lain adalah pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM), sensus
pokok pada TBM, replanting, pembibitan, pemanenan, pengendalian gulma,
pengendalian hama dan penyakit, pemupukan dan perawatan infrakstruktur kebun.
Kegiatan magang dengan aspek manajerial dilakukan dengan mendampingi
mandor (mandor panen, krani divisi dan krani panen, mandor perawatan, mandor
replanting dan mandor I) dan asisten divisi. Aspek manajerial dilakukan selama
tiga bulan dengan satu bulan sebagai pendamping mandor secara keseluruhan dan
dua bulan sebagai pendamping asisten divisi. Rincian kegiatan selama magang
terlampir pada Lampiran 1, 2 dan 3.

Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada kegiatan magang dibagi atas dua data yaitu data
primer dan data skunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan dari seluruh
kegiatan magang mulai dari menjadi karyawan harian lepas (KHL), pendamping
mandor dan pendamping asisten divisi. Data primer dipusatkan pada kegiatan
panen yaitu dengan pencatatan produksi, persiapan panen, kriteria panen, angka

6
kerapatan panen (AKP), tenaga kerja panen, pelaksanaan panen, sistem premi
kehilangan hasil dan pengangkutan panen. Data skunder diperoleh dari data-data
yang ada di kebun meliputi lokasi dan letak geografis kebun, keadaan iklim, luas
areal dan tata guna lahan, data produksi, norma kerja di lapangan dan struktur
organisasi kebun.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan metode sampling
acak sederhana (Simple Random Sampling). Berikut adalah komponen –
komponen aspek pemanenan yang diamati sebagai data primer :
1. Angka Kerapatan Panen (AKP). Pengamatan AKP diaplikasikan pada 3
seksi panen yang akan di panen keesokan harinya (siang hari). Jumlah pokok
yang diamati pada setiap seksi panen sebanyak 300 pokok. Angka kerapatan
panen didapatkan dengan menggunakan rumus:
Kerapatan panen
x 100 %
2.

3.

4.

Kriteria Panen. Pengamatan kriteria panen didasarkan pada tingkat
kematangan buah yaitu buah mentah (unripe), kurang matang (under ripe),
matang (ripe) dan empty bunch. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui
persentase tingkat kematangan buah. Pengamatan dilakukan dengan memilih
5 tenaga kerja contoh pada hari pertama dan hari kedua. Pengamatan kriteria
panen diamati di tempat pengumpulan hasil (TPH) masing – masing tenaga
kerja contoh.
Pelaksanaan Panen. Pelaksanaan panen dilakukan dengan mengikuti
kegiatan pemanenan. Pengamatan yang dilakukan adalah mengetahui kualitas
hanca pemanen. Total pemanen contoh sebanyak 5 karyawan.
Tenaga Kerja. Pengamatan yang dilakukan adalah menganalisis kebutuhan
tenaga kerja panen yang diperlukan dalam setiap hari kerja (HK) berdasarkan
standar perusahaan dengan tenaga kerja aktual. Analisis kebutuhan tenaga
kerja menggunakan rumus:
Tenaga pemanen (orang HK-1) =

5.

Kehilangan Hasil Panen (Losses). Losses adalah besarnya kehilangan panen
baik TBS ataupun brondolan dengan dipengaruhi oleh adanya faktor-faktor
tertentu. Pengamatan kehilangan hasil panen dilakukan di 2 lokasi yaitu saat
melakukan pengangkutan di TPH, masing – masing di blok E007 dan E008
dan saat melakukan over skip dari bargas ke ponton container (PC). Jumlah
TPH contoh sebanyak 20 TPH pada masing - masing blok dan 14 container (7
container hari pertama dan 7 container hari kedua).

Analisis Data dan Informasi
Hasil kegiatan pengamatan berupa data primer dan data sekunder. Analisis
data dipusatkan pada data primer dan data skunder. Data tersebut dianalisis secara
deskriptif kuantitatif. Analisis secara deskriptif digunakan untuk mencari nilai
rata-rata dan persentase yang kemudian dihubungkan dan dideskripsikan dengan
membandingkan terhadap norma perusahaan, standar yang berlaku dan literatur
yang berhubungan dengan analisis pengamatan. Analisis kuantitatif berdasarkan

7
uji t- student. Uji t-student digunakan untuk membandingkan variabel data yang
sudah diperoleh. Data - data yang dianalisis diolah dengan menggunakan bantuan
MS. Excel dan software Minitab 14.

KEADAAN UMUM

Letak Geografis dan Letak Wilayah Administratif
PT Bhumireksa Nusa Sejati (BNS) merupakan perusahaan yang bergerak
disektor perkebunan kelapa sawit dan merupakan anak perusahaan dari Minamas
Plantation Group. PT Bhumireksa Nusa Sejati terbagi atas lima kebun dan salah
satunya adalah Teluk Bakau Estate (TBE). Secara administratif Kebun Teluk
Bakau terletak di Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.
Perjalanan menuju kebun dapat ditempuh melalui dua wilayah yaitu dari wilayah
batam (Kepulauan Riau) dan Tembilahan (Riau). Secara geografis PT Bhumireksa
Nusa Sejati terletak dipesisir Pantai Timur Sumatera dengan koordinat 00°15”00°00” Lintang Utara dan 103°20”-103°40” Bujur Timur.
Perjalanan menuju kebun dari batam berawal dari bandara Hang Nadim.
Selanjutnya, dari bandara Hang Nadim menuju ke Pelabuhan Sekupang
(Pelabuhan Domestik) dengan menggunakan transportasi darat. Perjalanan dari
bandara Hang Nadim menuju Pelabuhan Sekupang menghabiskan waktu ± 45
menit. Kemudian dari Pelabuhan Sekupang menuju Pelabuhan Sungai Guntung
dengan menggunakan transportasi air (kapal fery jenis tenggiri atau marina selama
2-4 jam). Selanjutnya, dari Sungai Guntung menuju Kebun Teluk Bakau dengan
menggunakan transportasi air (speed boat) selama ± 30 menit. Perjalanan ke
Kebun Teluk Bakau dari Tembilahan (Ibu Kota Kabupaten Indragiri Hilir, Riau)
ditempuh dengan menggunakan transportasi air (speed boat) selama 4-6 jam.

Keadaan Iklim dan Tanah
Kondisi iklim di Kebun Teluk Bakau berdasarkan data curah hujan lima
tahun terakhir menurut Schmidt-Ferguson termasuk tipe iklim A yaitu daerah
sangat basah dengan rata-rata curah hujan tahunan 2 001. 91 mm tahun-1, rata-rata
bulan kering 0.6 dan rata-rata bulan basah 10.2. Data curah hujan disajikan pada
Lampiran 4. Jenis tanah di Kebun Teluk Bakau, PT BNS tergolong tanah organik
atau tanah gambut (peat soil) dengan kedalaman 2- 5 m dengan rincian kandungan
histosol 100 %.
Kelebihan tanah gambut secara umum yaitu memiliki areal topografi yang
datar. Teluk Bakau Estate (TBE) memiliki topografi yang relatif datar. Tingkat
kematangan tanah gambut di Kebun Teluk Bakau umumnya berada pada tingkat
kematangan gambut sapris. Artinya, tanah gambut telah mengalami dekomposisi
sempurna (pada keadaan jenuh memiliki kandungan serat yang rendah). Kondisi
areal tanah gambut di Kebun Teluk Bakau memiliki derajat kemasaman (pH)
tanah

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Mandah Estate, PT. Bhumireksa Nusa Sejati, Minamas Plantation, Indragiri Hilir, Riau

0 25 72

Pengelolaan limbah kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation, Riau

1 9 169

Manajemen Pemanenan dan Penanganan Pasca Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation, Siak, Riau

0 5 152

Manajemen panen kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada lahan gambut di Kebun Mandah, PT. Bhumireksa Nusa Sejati, Minamas Plantation, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau

0 9 171

Analisis produksi kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada Lahan Gambut di Kebun Mandah Estate, PT Bhumireksa NusaSejati, Minamas Plantation, Indragiri Hilir, Riau.

0 4 53

Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guneensis Jacq.) di Teluk Siak Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation, Riau

0 4 50

Pengelolaan Lahan Gambut di Perkebunan Kelapa Sawit di Kebun Teluk Bakau, PT Bhumireksa Nusa Sejati, Minamas Plantation, Riau

6 42 78

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Mandah Estate, Pt Bhumireksa Nusasejati, Minamas Plantation, Indragiri Hilir, Riau

0 5 55

Pengelolaan Air Kebun Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) pada Lahan Gambut, Teluk Bakau Estate, PT Bhumireksa Nusa Sejati, Minamas Plantation, Riau

4 23 77

Pengelolaan Pembibitan Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis Jacq) Di Kebun Teluk Bakau, PT Bhumireksa Nusa Sejati, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau

1 11 54