39
BAB III PELAKSANAAN SAMELAN PADA SUKU BANGSA PUNJABI
3.1. Latar Belakang Lahirnya Samelan di Sari Rejo
Pertambahan penduduk yang semakin pesat mengakibatkan beranekaragamnya suku bangsa yang ada di Kota Medan, salah satunya adalah
suku bangsa Punjabi. Suku bangsa Punjabi yang datang ke Kota Medan tinggal dan menetap bersama dengan orang yang berasal dari daerah asalnya atau dengan
yang satu kelompok suku dengannya. Lambat laun jumlah mereka bertambah sehingga mereka mulai membentuk organisasi dalam ajaran sikh guna untuk
mempererat hubungan antarsuku bangsa Punjabi dengan sesamanya. Pada saat kegiatan-kegiatan ajaran sikh, biasanya yang berperan aktif
adalah para orang tua sedangkan anak-anak atau muda-mudi ikut berperan tapi tidak terlalu aktif. Muda-mudi kurang mengetahui tentang ajaran-ajaran sikh dan
budaya suku bangsa Punjabi secara mendalam. Hal ini disebabkan, bahasa yang digunakan dalam Gurdwara adalah bahasa Punjab, sedangkan muda-mudi
tersebut tidak mengerti bahasa Punjab melainkan bahasa Indonesia. Akibatnya, salah satu dari orang tua mengusulkan agar dilaksanakan samelan di Kota Medan
yang dikhususkan di Sari Rejo. Usulan tersebut diterima oleh para orang tua dan tokoh masyarakat dalam ajaran sikh, sehingga disepakati untuk melaksanakan
kegiatan yang disebut dengan samelan. Pelaksanaan kegiatan samelan di Kota Medan dilaksanakan pada tahun
2002 sekitar Juni. Pemilihan waktu tersebut agar tidak mengganggu kegiatan
Universitas Sumatera Utara
40 sekolah para muda-mudi. Pendiri dari samelan adalah Dr. Charjit Singh. Samelan
ini dilaksanakan di Kota Medan untuk memberikan pendidikan secara mendalam ajaran sikh kepada anak-anak maupun remaja dan orang tua yang ada di Kota
Medan. Kegiatan ini sangat disambut hangat oleh para orang tua suku bangsa Punjabi guna untuk anak-anak mereka mendapat pengajaran mendalam mengenai
ajaran sikh. Melalui pelaksanaan kegiatan samelan, kebersamaan dan kekompakan
suku bangsa Punjabi yang menganut ajaran sikh lambat laun semakin erat dan kuat. Dimana pelaksanaan samelan ini sudah 6 enam kali diselenggarakan oleh
jemaat Sari Rejo. Pelaksanaan samelan diadakan pada tahun 2002, 2003 dan 2004 di daerah Sibolangit, tahun 2005 di daerah Rantau Parapat, tahun 2007 di daerah
Sibolangit dan pada tahun 2008 di daerah Gundaling- Berastagi. Para orang tua yang ada di Kota Medan khususnya di Sari Rejo juga
mengharapkan bahwa dengan dilaksanakannya kegiatan samelan para muda-mudi dapat mengikuti dengan baik. Harapan orang tua juga agar muda-mudi terhindar
dari larangan-larangan ajaran sikh seperti merokok, penyalahgunaan narkotika, obat-obatan terlarang, praktek seks bebas serta tindakan kriminal lainnya.
Sehingga para muda-mudi yang mengikuti kegiatan samelan tidak hanya ikut- ikutan atau bermain karena berjumpa dengan teman-teman dan mendapat teman
baru. Hal ini diharapkan orang tua untuk mempertahankan budaya dan
regenerasinya, dimana muda-mudi sebagai pemegang kepemimpinan masa depan, sehingga diharapkan dapat ditempa dan dipersiapkan lewat acara samelan.
Universitas Sumatera Utara
41 Melalui acara samelan dengan beberapa hari, diharapkan menjadi investasi masa
depan, memberikan kesan yang baik dan berbekas bagi peserta betapa pentingnya pelatihan dalam hidup beragama yang lebih baik.
3.2. Persiapan Pelaksanaan Samelan