Analisis Efektivitas Iklan Televisi Sari Manggis Mastin Dengan Menggunakan Model Aida Dan Epic

ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI SARI MANGGIS
MASTIN DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL AIDA DAN EPIC
(Studi Kasus di Kota Bogor)

THYECI SHOREANA

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Efektivitas
Iklan Televisi Sari Manggis Mastin Dengan Menggunakan Model AIDA dan
EPIC adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2015

Thyeci Shoreana
NIM H24124040

ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI SARI MANGGIS
MASTIN DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL AIDA DAN EPIC
(Studi Kasus di Kota Bogor)

THYECI SHOREANA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi

pada
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

ABSTRAK
THYECI SHOREANA. Analisis Efektivitas Iklan Televisi Sari Manggis Mastin
Dengan Menggunakan Model AIDA dan EPIC. Dibimbing oleh MUKHAMAD
NAJIB
Mastin adalah ekstrak kulit manggis yang dikemas dalam bentuk serbuk
ekstrak kapsul sehingga lebih praktis di konsumsi. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis hubungan atribut iklan yaitu daya tarik, pesan iklan, slgan dan
jingle, visualisasi serta durasi dan frekuensi dengan respon pemirsa berdasarkan
metode AIDA (attention, interest, desire, and action) dan menganalisis efektifitas

iklan Mastin. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menyebar
kuisioner kepada masyarakat kota Bogor. Penelitian ini menggunakan metode
analisis deskriptif, analisis korelasi kanonikal dan EPIC. Berdasarkan hasil
analisis korelasi kanonikal, terdapat hubungan antara atribut iklan dengan respon
pemirsa terutama pada atribut daya tarik iklan serta slogan dan jingle yang
memiliki pengaruh yang kuat terhadap respon pemirsa (AIDA). Untuk hasil EPIC,
diperoleh bahwa iklan Mastin cukup efektif dalam mengkomunikasikan iklannya
kepada pemirsa dan dalam mempengaruhi keputusan pembelian.
Kata kunci : AIDA, atribut iklan, efektifitas iklan, EPIC, respon pemirsa

ABSTRACT
THYECI SHOREANA. Analyze Advertisement Effectiveness of Sari Manggis
Mastin using AIDA and Epic Model Method. Supervised by MUKHAMAD
Mastin is extract of mangosteen peel that packed in capsule to easier
consumsion. This research aims to test the relationship of advertisement attribute
that is theme, advertisemen‟s message, visualisasion, slogan and jingle, duration
and frequency with audience respons based on Attention, Interest, Desire, and
Action (AIDA) concept and analyze advertisement effectivness of Mastin . This
research focus on continued advertisement (Mastin). Data collecting conducted by
disseminating questionare. Responder in research represent the citizen in Bogor

city. The relationship of advertisement attribute with audience respons was
analysed use the canonical correlation and EPIC model. Result indicate that there
are relationship of advertisement, and attribute the most efective is attraction and
slogan and jingle with audience respons that is attention, interest, desire,
conviction and action on continued advertisement (Mastin). And for EPIC
Mastin‟s advertisement is quite effective to communicate the point of advertising
to audience.
Keywords: advertisement attribute, advertisement efectiveness, AIDA, audience
respons, EPIC

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 ini ialah
kekeringan, dengan judul Analisis Efektivitas Iklan Televisi Sari Manggis Mastin
Dengan Menggunakan Model AIDA dan EPIC.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Mukhamad Najib, STP,
MM selaku pembimbing. serta kepada seluruh responden yang telah membantu
selama proses penelitian. Ungkapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada
kedua orang tua tercinta Bapak Muchtaruddin dan Ibu Martayenti, serta keluarga

besar karena telah memberikan dukungan, doa dan kasih sayang yang selalu
menyertai penulis, tidak lupa kepada teman satu bimbingan, teman-teman
Program Sarjana alih Jenis Manajemen IPB Angkatan 10, serta sahabat-sahabat
yang selalu memberikan dukungan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2015

Thyeci Shoreana

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

v

DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR


vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

3

Tujuan Penelitian


3

Manfaat Penelitian

3

Ruang Lingkup Penelitian

3

TINJAUAN PUSTAKA

4

Komunikasi Pemasaran

4

Iklan yang Efektif


5

Pengukuran Efektivitas Iklan

6

Penelitian Terdahulu

7

METODE

8

Lokasi dan Waktu Penelitian

9

Metode Pengumpulan Data dan Penetuan Sampel


9

Metode Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN

11
16

Gambaran Umum PT. Borobudur Jamu

16

Gambaran Umum Produk

17

Analisis Deskriptif

17


Analisis Respon Pemirsa Dengan Pendekatan AIDA

20

Implikasi Manajerial

28

SIMPULAN DAN SARAN

29

DAFTAR PUSTAKA

30

LAMPIRAN

31


DAFTAR TABEL
1 Data belanja iklan pada beberapa media
2 Kelebihan dan kelemahan berbagai saluran media iklan
3 Model skoring dengan skala likert
4 Rentang skala interpretasi hasil jawaban kuesioner
5 Jumlah responden
6 Karakteristik responden
7 Perilaku menonton televisi
8 Hasil output dependen dan independen kanonikal weight
9 Hasil output dependen dan independen kanonikal loading
10 Hasil perhitungan dimensi emphaty terhadap iklan
11 Hasil perhitungan dimensi persuasion terhadap iklan
12 Hasil perhitungan dimensi impact terhadap iklan
13 Hasil perhitungan dimensi communication terhadap iklan

1
4
10
10
11
17
18
21
22
23
24
25
26

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8

Data produk Mastin yang didistribusi di wilayah sekitar Bogor
Kerangka pemikiran konseptual
Hubungan variabel atribut iklan dengan respon pemirsa
Skala pada dimensi emphaty
Skala pada dimensi persuasion
Skala pada dimensi impact
Skala pada dimensi communication
EPIC model iklan Mastin

2
9
14
24
25
26
27
28

DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuesioner penelitian
2 Hasil uji validitas dan reliabilitas atribut iklan, respon pemirsa dan
efektivitas iklan
3 Uji normalitas
4 Hasil uji multikolinearitas
5 Tranformasi data ordinal ke data interval
6 Pengujian secara individual dan kelompok
7 Output kanonikal weights dan kanonikal loadings

33
39
41
42
44
45
46

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mastin adalah ekstrak kulit manggis yang dikemas dalam bentuk serbuk
ekstrak kapsul sehingga lebih praktis di konsumsi. Mastin memiliki kandungan
xanthone yang dapat mencegah berbagai macam penyakit. Mastin Ekstrak kulit
manggis dapat membantu menurunkan gula darah, menstabilkan tekanan darah,
baik untuk penyakit jantung, kanker, penuaan dini, pereda nyeri pada otot,
insomnia, dan masih banyak lagi penyakit-penyakit degenaratif lainnya. Mastin
merupakan salah satu produk baru yang diproduksi oleh PT. Borobudur Herbal.
Mulai dipasarkan pada pertengahan tahun 2013. Produk membutuhkan promosi
dalam rangka mengenalkan produknya ke pasar. Oleh karena itu, perusahaan
membutuhkan media beriklan sebagai sarana untuk mempromosikannya.
Pemilihan media untuk menyampaikan pesan iklan berdasarkan kategori produk,
berarti perusahaan harus mengetahui pertimbangan konsumen membeli suatu
produk, seperti keinginan untuk mencoba produk baru, atau penasaran dengan
produk yang iklannya sering dimunculkan.
PT. Borobudur Herbal telah melakukan beberapa bentuk periklanan dalam
usaha mengkomunikasikan produknya kepada masyarakat seperti media cetak
(koran), media online (Youtube), dan media tayang (televisi). Pengiklanan di
media televisi dianggap perusahaan cara paling efektif dalam mempromosikan
produk terutama di Indonesia yang masyarakatnya masih brand minded di mana
merek yang pernah muncul di iklan ditelevisi lebih digemari daripada yang tidak
diiklankan di televisi dan merupakan media yang menjangkau masyarakat yang
sangat luas dibandingkan media lainnya yang digunakan perusahaan.
Dari segi ekonomi, periklanan merupakan kegiatan promosi yang
menghabiskan biaya yang sangat besar. Berikut ini merupakan data belanja iklan
dari berbagai saluran media komunikasi berdasarkan sumber dari lembaga AC
Nielsen pada Kuartal pertama tahun 2014. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Data belanja iklan pada beberapa media
No
1
2
3
No
1
2
3
No
1
2
3

Media Iklan
Iklan Televisi
Obat Tradisional Mastin
Shampoo Clear Anti Ketombe
Mie Instan Sedaap
Iklan Radio
Organisasi Politik dan Pemerintahan (Pemda Riau)
Partai Demokrat
Toyota
Iklan Surat kabar/ Majalah/ Tabloid
Tupperware
Smartfren Abdromax
Indosat M3

Sumber : AC Nielsen pada kuartal pertama tahun 2014

(Rp. Miliar)
Nilai Belanja Iklan
260
220
215
Nilai Belanja Iklan
103
93
91
Nilai Belanja Iklan
4
2
1,8

Berdasarkan hasil riset lembaga AC Nielsen Indonesia, nilai iklan Mastin
menduduki posisi teratas dari semua produk. Nilai belanja yang mencapai Rp 260

2

milyar pada kuartal pertama 2014 melebihi belanja iklan politik, makanan dan
kosmetik. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang sangat besar ini akan siasia jika pesan iklan tidak sampai ke masyarakat. Adanya iklan mastin tersebut
berdampak pada produksi dan penjualan produk Mastin. Pada Januari 2013
produksi Mastin yang mulanya hanya didistribusi di wilayah Bogor dan sekitarnya
sebanyak 30 karton dengan total 900 botol sekarang dengan adanya iklan Mastin
yang muncul pada bulan Juli 2013 penjualan dan pendistribusian Mastin
meningkat secara pesat dan signifikan hal ini dapat dilihat dari Gambar 1.
Q (karton)
450
400
350
300
250

Mastin

200

Niran

150

Bilon

100

Kenis

50

Tulak
desember

november

oktober

september

agustus

juli

juni

mei

april

maret

februari

januari

0

2013

Gambar 1 Data produk mastin yang didistribusi di wilayah sekitar Bogor
Sumber : data gudang supplier Mastin(2014)
Berdasarkan Gambar 1, pada bulan Juli Mastin mengalami peningkatan
lebih dari seratus persen. Awalnya Mastin hanya didistribusi di wilayah Bogor
dan sekitarnya sebanyak 30 - 50 karton, sekarang Mastin didistribusi sebanyak
300 - 400 karton di wilayah Bogor dan sekitarnya. Berbeda halnya dengan produk
obat herbal sejenis yang diproduksi oleh PT Borobudur Jamu, terlihat perbedaan
yang sangat signifikan. Adanya fenomena iklan Mastin membuat produksi dan
penjualan obat herbal sejenis Mastin yang diproduksi oleh PT Borobudur Jamu
mengalami penurunan.peningkatan produksi dan penjualan Mastin ini berbanding
lurus dengan belanja iklan yang dikeluarkan perusahaan.
Iklan yang dipromosikan perusahaan dengan biaya besar itu membutuhkan
evaluasi iklan yang memperlihatkan respon permirsa terhadap produk yang
diiklannya dan seberapa efektif iklan yang ditayangkan. Evaluasi ini didasarkan
dengan melihat atribut-atribut iklan pada iklan Mastin. Dalam pembuatan iklan
perlu memperhatikan atribut yang dapat membuat pemirsa tertarik untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai produk. Atribut-atribut yang digunakan seperti

3

tema iklan, visualisasi, pesan iklan,durasi iklan, dan tagline (slogan) iklan.
Peneliti tertarik untuk melihat apakah atribut iklan tersebut terdapat hubungan
yang signifikan dengan respon pemirsa dalam mempengaruhi keputusan
pembelian, respon pemirsa ini diukur dengan menggunakan pendekatan model
komunikasi AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) yang dipopulerkan oleh
Kotler. Bentuk respon pemirsa ini selanjutnya menjadi tolak ukur dalam melihat
kefektifitan iklan Mastin yang diukur menggunakan dimensi EPIC (Emphaty,
persuation, impact, communication).
Perumusan Masalah
1. Adakah hubungan atribut iklan dengan respon pemirsa berdasarkan AIDA
dalam mempengaruhi keputusan pembelian?
2. Seberapa efektifkah respon komunikasi iklan Mastin berdasarkan dimensi
EPIC dalam mempengaruhi keputusan pembelian?
Tujuan Penelitian

1. Menganalisis hubungan atribut iklan dengan respon pemirsa berdasarkan

AIDA dalam mempengaruhi keputusan pembelian
2. Menganalisis efektifitas respon komunikasi iklan Mastin berdasarkan dimensi
EPIC dalam mempengaruhi keputusan pembelian
Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada :
1. Penulis, penelitian ini menjadi sebuah proses pembelajaran dalam menerapkan
teori-teori yang telah dipelajari dalam kegiatan perkuliahan.
2. Kalangan akademis, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan untuk
penelitian selanjutnya dan kegiatan lain yang bersangkutan.
3. Pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai kenyataan yang terjadi di lapangan sehingga dapat memperkaya
wawasan dan pengetahuan dan sebagai bahan rujukan untuk penelitian
selanjutnya dan kegiatan lain yang bersangkutan
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini terbatas untuk mengetahui efektivitas
iklan dan kekuatan iklan televisi yang mempengaruhi minat beli konsumen
terhadap produk Mastin, Penelitian ini menggunakan pengumpulan data melalui
kuesioner. Penyebaran kuesioner dilakukan kepada masyarakat yang berada di
Kota Bogor .

4

TINJAUAN PUSTAKA
Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha
menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan atau mengingatkan
pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli,
dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahan bersangkutan Tjiptono (2008).
Salah satu unsur komunikasi pemasaran yaitu iklan.
Iklan
Iklan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk
atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi
pihak pembuat iklan Durianto (2003). Iklan dalam penyajiannya dapat
menggunakan beberapa saluran media iklan seperti media cetak media elektronik ,
media luar dimana masing-masing media terdapat kekuatan dan kelemahannya.
Dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Kelebihan dan kelemahan berbagai saluran media iklan
Saluran Media
Surat Kabar
Televisi
Radio

Kelebihan

Keterbatasan

Fleksibel;ke tepatan waktu;cakupan
pasar lokal bagus; penerimaan
luas;tingkat kepercayaan tinggi
Menggabungkan pandangan, suara,
dan gerakan; menarik panca indra;
perhatian tinggi; jangkauan tinggi
Penggunaan Massal; selektivitas
geografi dan demografi tinggi;
biaya rendah

Umur pendek; mutu; kualitas
reproduksi buruk; audiens
“terusan kecil”
Biaya absolut tinggi; paparan
singkat; selektivitas pemirsa
kurang
Persentasi hanya audio;
perhatian lebih kecil daripada
televisi; paparan singkat
Waktu tunggu jeda/ jeda iklan
yang lama, ada sirkulasi
buangan; tidak ada jaminan
posisi
Media dengan jumlah
pengguna yang rendah di
beberapa negara

Majalah

Selektivitas geografi dan demografi
tinggi;umur panjang; banyak
pembaca selain pembelinya

Internet

Selektivitas tinggi; kemungkinan
interaktif; biaya relatif rendah

Sumber: Kotler dan Amstrong (2006)

Media Televisi
Televisi merupakan media yang sangat efektif untuk berkomunikasi secara
realistis. Media televisi memungkinkan pemasar untuk membidik pangsa pasar
secara luas. Berikut ini beberapa atribut yang dapat mewakili kekuatan iklan
televisi di antaranya:
1. Daya Tarik Iklan
Penggunaan tema iklan biasanya dimaksudkan untuk menjadi daya tarik
bagi khalayak. Pendekatan daya tarik digunakan untuk menarik perhatian
konsumen dan mempengaruhi perasaan mereka terhadap produk, jasa atau tujuan.
Seperti yang dikemukakan Morissan (2007) terdapat tiga jenis daya tarik yaitu:

5

a. Daya tarik informatif atau rasional menekankan pada pemenuhan kebutuhan
konsumen terhadap aspek praktis, fungsional dan kegunaan suatu produk
dan juga menekankan pada atribut yang memiliki suatu produk dan/atau
manfaat atau alasan memiliki atau menggunakan merek produk tertentu
b. Daya tarik emosional adalah daya tarik yang terkait atau berhubungan
dengan kebutuhan sosial dan psikologi
c. Daya tarik gabungan, dalam banyak kasus periklanan, tim kreatif
perusahaan iklan tidak ingin menentukan daya tarik iklan yang dibuatnya
hanya berdasarkan pada aspek rasional atau aspek emosional semata tetapi
mereka ingin menggabungkan kedua pendekatan tersebut
2. Pesan iklan
Menurut Tjiptono (2008) pesan iklan terdiri dari dua jenis isi pesan yaitu :
a. Product Advertising, yaitu iklan yang berisi informasi produk (barang dan
jasa) suatu perusahaan
b. Institutional advertising, yaitu iklan yang didesain untuk memberi informasi
tentang usaha bisnis pemilik iklan dan membangun goodwill serta image
positif bagi organisasi
3. Jingle atau Lagu dan Slogan (tagline)
Musik atau lagu harus mampu menampilkan profil produk anda, musik atau
lagu itu dapat anda rancang sendiri atau dapat dengan cara menggunakan lagu
atau musik populer. Slogan atau tagline merupakan kata-kata singkat kreatifyang
mudah diingat dan mampu mempresentasikan keseluruhan isi pesan (Kennedy,
2008).
4. Visualisasi
Visual adalah bagian dari daya tarik yang mampu memberikan ransangan
seseorang untuk melihat dan memahami, jika suatu visual mampu menarik
perhatian ini pertanda awal baik (Kennedy 2008).
5. Durasi Iklan
Durasi iklan televisi tidak boleh terlalu lama. Ini karena iklan televisi adalah
bahasa visual, setiap gambar dan suara biasanya berisi ajakan dan persuasi.
Menurut Sutherland and Silvester (2005) tingkat kepadatan tinggi inilah yang
menjadikan iklan dalam hitungan 30 detik sudah tergolong efektif.
Iklan yang efektif
Menurut Shimp (2003), iklan yang efektif memuaskan beberapa
pertimbangan berikut ini :
1. Iklan harus memperpanjang suara strategi pemasaran. Iklan bisa jadi efektif
hanya bila cocok dengan elemen lain dari strategi komunikasi pemasaran
yang diarahkan dengan baik dan terintegrasi
2. Periklanan yang efektif harus menyertakan sudut pandang konsumen. Para
konsumen membeli manfaat-manfaat produk, bukan atribut/lambangnya
3. Periklanan yang efektif harus persuasif. Persuasi biasanya terjadi ketika
produk yang diiklankan dapat memberikan keuntungan tambahan bagi
konsumen

6

4. Iklan harus menemukan cara yang unik untuk menerobos kerumunan
iklan. Para pengiklan secara kontinyu berkompetensi dengan para
pesaingnya dalam menarik perhatian konsumen
5. Iklan yang baik tidak pernah menjanjikan lebih dari apa yang bisa diberikan
6. Iklan yang baik mencegah ide kreatif dari strategi yang berlebihan. Tujuan
iklan adalah mempersuasi dan mempengaruhi; tujuannya bukan membagusbaguskan yang bagus dan melucu-lucukan yang lucu.
Pengukuran Efektivitas Iklan
1. Model Komunikasi Respon AIDA
Formula AIDA merupakan formula yang paling sering digunakan untuk
membantu perencanaan suatu iklan secara menyeluruh dan diterapkan pada
pemilihan media, ukuran ruang iklan, dan posisi iklan itu dalam media publikasi
(Jefkins 1997)
a. Perhatian (Attention)
Perhatian mungkin dapat diraih dengan memanfaatkan posisi dalam
publikasi (apakah itu iklan satu halaman penuh atau iklan sebagian halaman), atau
dengan memanfaatkan ukuran atau bentuk iklan itu sendiri
b. Ketertarikan (Interest)
Rasa tertarik mungkin dapat dimunculkan dengan pewarnaan, gambar, atau
copy iklan yang menarik, dan hal ini pada gilirannya akan semakin diperkuat oleh
keorisinilan penampilan dan penyusunan kalimat dalam copy iklan
c. Keinginan (Desire)
Konsumen harus dibuat lebih dari sekedar merasa tertarik dan terpikat,
mereka harus didorong untuk menginginkan produk atau jasa yang diiklankan.
Ada situasi pertukaran: apa yang akan konsumen peroleh dengan mengeluarkan
sejumlah uang untuk produk yang akan diiklankan.
d. Tindakan (Action)
Beberapa iklan tertentu hanya bersifat mengingatkan, yang lainnya
membangun ketertarikan dan keinginan untuk masa yang akan datang ketika
pembelian mungkin dilakukan, tetapi lainnya mengharapkan aksi segera.
2. EPIC Model
Efektivitas iklan dapat diukur dengan menggunakan EPIC model (Durianto
2003). Epic model yang dikembangkan oleh AC Nielsen salah satu perusahaan
peneliti pemasaran terkemuka di dunia. Berikut akan dipaparkan dimensi-dimensi
dalam Epic model, yaitu:
a. Dimensi Empati
Dimensi empati menginformasi, apakah konsumen menyukai suatu iklan
dan menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan antara suatu iklan
dengan pribadi mereka.
b. Dimensi Persuasi
Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu iklan
untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek, sehingga pemasang iklan
memperoleh pemahaman tentang dampak iklan terhadap keinginan konsumen

7

untuk membeli serta memperoleh kemampuan suatu iklan dalam mengembangkan
daya tarik suatu merek.
c. Dimensi Impact
Dimensi Impact menunjukkan, apakah suatu merek dapat terlihat menonjol
dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa dan apakah suatu iklan
mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang di sampaikan
d. Dimensi Komunikasi
Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen
dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta
kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut
Keputusan Pembelian
Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang
ditawarkan. Menurut Kotler dan Amstrong (2006) terdapat beberapa tahapan
dalam proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh seorang konsumen,
yaitu :
a.
Pengenalan Kebutuhan
Pada tahap ini, pemasar harus meneliti konsumen untuk menemukan jenis
kebutuhan atau masalah apa yang timbul, apa yang menyebabkannya, dan
bagaimana masalah itu bisa mengarahkan konsumen pada produk tertentu ini
b.
Pencarian Informasi
Konsumen yang tertarik mungkin mencari lebih banyak informasi atau mungkin
tidak. Jika dorongan konsumen kuat dan produk yang memuaskan konsumen akan
membelinya. Jika tidak konsumen bisa menyimpan kebutuhan itu dalan
ingatannya atau melakukan pencarian informasi
c.
Evaluasi Alternatif
Konsumen sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda melalui beberapa
prosedur evaluai. Bagaimana cara konsumen mengevaluasi alternatif
bergantungpada konsumen pribadi dan situasi pembelian tertentu
d.
Keputusan pembelian
Pada umumnya, keputusan pembelian (purchase decision) konsumen adalah
membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat
pembelian dan keputusan pembelian.
e.
Perilaku pascapembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan terlihat
dalam prilaku pasca pembelian yang harus diperhatikan pemasar
Penelitian Terdahulu
Penelitian serupa dilakukan oleh Budi Astuti dan Sri Yeni M tahun 2007
yang dikutip dari jurnal UNISIA, Vol. XXX No. 65 yang berjudul “Hubungan
Kekuatan Iklan Frestea Green di Televisi terhadap Respon Konsumen
Berdasarkan Model Hierarki Efek”. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa
Terdapat hubungan yang signifikan antara respon konsumen berdasarkan model
hirarki efek yang terdiri atas tahap kesadaran, pengetahuan, suka, memilih,

8

keyakinan dan pembelian dengan kekuatan iklan di televisi yang terdiri atas daya
tarik iklan , lama penayangan iklan ,pesan iklan, frekuensi penayangan iklan,
program televisi , latar belakang musik, bintang iklan dan tema iklan. Dengan
demikian hipotesis penelitian diterima (memiliki hubungan yang signifikan
dengan respon pemirsa berdasarkan model hierarki).
Penelitian lain dengan judul “ Efektivitas Iklan dengan Menggunakan
Model AIDA (attention, interest, desire, action) terhadap minat beli konsumen
(Studi Kasus Terhadap Iklan Pond‟s Flawless White di Indomaret Karanganyar)”
oleh Liera Brightayati tahun 2010 menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh
secara parsial maupun secara simultan pada variabel independent yaitu attention,
interest, desire dan action terhadap variabel dependen yaitu minat beli konsumen.
Dimana variabel - variabel tersebut cukup mempengaruhi minat beli konsumen
terhadap suatu produk. Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap minat
beli konsumen produk perawatan wajah POND‟S Flawless White yang
ditayangkan di televisi adalah desire. Dimana setelah konsumen menyaksikan
iklan produk produk perawatan wajah POND‟S Flawless White yang ditayangkan
di televisi mereka memiliki keinginan untuk membeli produk tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Irbavo tahun 2010 berjudul “Efektifitas
Iklan Televisi Kartu Seluler (Studi Kasus Iklan Kartu AS, AXIS, XL
menggunakan EPIC Model) ” pada Jurnal Ilmu Komunikasi Universitas Kristen
Satya Wacana Salatiga pp. 1-14, menyimpulkan bahwa hampir semua iklan
efektif berdasarkan empat dimensi yaitu Emphaty, Persuasion, Impact,
Communication. Dari ketiga kartu Seluler tersebut KaPrtu AS-lah yang paling
menonjol dibanding AXIS dan XL.

METODE
Kerangka Pemikiran
Perusahaan setelah menjalankan strategi komunikasi pemasaran, maka
evaluasi terhadap hasil adalah hal yang perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
strategi komunikasi pemasaran dan kegiatan komunikasi pemasaran yang
dilakukan telah mencapai tujuannya. Begitu juga bentuk komunikasi pemasaran
periklanan melalui media televisi seperti yang dilakukan pihak Mastin dalam
mengkomunikasikan produknya, perlu dilakukan evaluasi mengenai efektivitas
iklan tersebut yang dilakukan dengan menggunakan model komunikasi respon
AIDA dan EPIC model untuk mengukur keefektivitasan iklan Mastin , kerangka
penelitian ini dapat dilihat dalam Gambar 2.

9

Produk Mastin
Komunikasi Pemasaran
Iklan Televisi
Pengukuran Efektifitas dan Kekuatan Iklan Televisi

Analisis hubungan kekuatan iklan
dengan respon konsumen pendekatan
Model Komunikasi Respon AIDA

Analisis efektivitas iklan

EPIC Model
Canonical Correlation

Hasil

Gambar 2 Kerangka pemikiran konseptual
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini di lakukan di wilayah kota Bogor, dengan mengambil
populasi dari warga yang tinggal di kota Bogor untuk dijadikan sampel, penelitian
dilakukan dengan mengisi lembar kuisioner. Waktu pelaksanaan penelitian pada
bulan April 2014 sampai dengan Oktober 2014. Waktu tersebut digunakan untuk
memperoleh informasi dan data-data lain yang mendukung topik penelitian.
Metode Pengumpulan Data dan Penentuan Sampel
Angket (Kuesioner)
Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau
menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan
memberikan respon atas daftar pernyataan tersebut. Instrumen berupa lembar
daftar pernyataan dapat berupa angket, „checklist‟, ataupun skala, yaitu
menggunakan skala likert (Umar 2011). Menurut Siregar (2011) skala Likert
adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu. Berikut adalah model
skoring dengan Skala Likert dapat dilihat pada Tabel 3:

10

Tabel 3 Model skoring dengan skala likert
Bobot Skor
5
4
3
2
1

Keterangan
Sangat setuju
Setuju
Cukup Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju

Sumber : Umar (2011)
Skala Likert mengukur tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan responden
terhadap penyataan suatu objek. Skala ini dikembangkan oleh Rensis Likert dan
biasanya memiliki 5 dari “sangat setuju” sampai 1 “sangat tidak setuju”.
Jawaban-jawaban yang telah diberikan bobot, kemudian dijumlahkan untuk
setiap responden, guna dijadikan skor persepsi terhadap variabel-variabel yang
akan diteliti. Rentang skala persepsi digunakan untuk menentukan posisi
tanggapan responden dengan menggunakan skor-skor. Setiap skor alternatif
jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkatan terdiri dari kisaran antara 1
hingga 5, kemudian rentang skala dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Menghasilkan,
Berdasarkan perhitungan rentang skala diperoleh bahwa rentang skala
untuk tiap nilai itu sebesar 0,8. Penentuan dan interpretasi dari hasil rentang skala
atas jawaban pertanyaan/pernyataan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Rentang skala interpretasi hasil jawaban kuesioner
Rentang Skala
1,00 – 1,8
1,81 – 2,6
2,61 – 3,4
3,41 – 4,2
4,21 – 5

Jawaban Pertanyaan
Sangat tidak setuju/Sangat Buruk/Sangat rendah
Tidak Setuju/Buruk/Rendah
Cukup Setuju/ Cukup Baik/ Cukup Tinggi
Setuju/Baik/Tinggi
Sangat Setuju/Sangat baik/Sangat tinggi

Sumber: Data diolah (2014)

Berdasarkan Tabel 4, untuk interpretasi jawaban pertanyaan/pernyataan
dapat dilihat dengan dimana rentang skala tersebut berada.
Populasi dan Sampel
Menurut Gulo (2005), populasi adalah sekumpulan obyek yang menjadi
pusat perhatian, yang darpadanya terkandunginformasi yang ingin diketahui.
Dalam kasus penelitian ini yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah Kota
Bogor. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono 2012). Adapun jumlah sampel yang digunakan
dengan merujuk kepada rumus slovin yang digunakan untuk menentukan ukuran
minimal sampel yang dibutuhkan dari suatu populasi sehingga mendapatkan
sampel yang dapat di menggambarkan serta mewakili data populasi (Umar 2011)
adapun rumusnya sebagai berikut:

11

………........................................……………..………..…..........(1)
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Tingkat Kesalahan yang digunakan 5%
Data jumlah populasi ketika penelitian dilakukan dapat dilihat pada
Lampiran 2. Jumlah warga Bogor adalah 750.250 orang, dengan menggunakan
rumus Slovin didapat jumlah responden sebanyak 99,98 dibulatkan menjadi 100
responden. Responden yang diambil berdasarkan quota sampling agar penyebaran
sampling merata dan terwakilkan di semua kota bogor berdasarkan tiap-tiap
kecamatan yang ada di kota Bogor. Berikut adalah data jumlah responden hasil
perhitungan Slovin. Dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Jumlah responden
Kecamatan Kota Bogor
Bogor Selatan
Bogor Timur
Bogor Utara
Bogor Barat
Bogor Tengah
Tanah Sareal
Jumlah

Jumlah Responden (orang)
20
10
17
23
12
18
100

Sumber : Data diolah (2014)
Metode Analisis Data
Uji Validitas
Penelitian ini menggunakan uji kuesioner seperti uji validitas dan uji
reliabilitas. Hal ini dilakukan agar kuesioner yang digunakan memang akurat dan
layak untuk disebarkan kepada Mahasiswa. Untuk mengukur korelasi antara
pertanyaan dengan skor total digunakan rumus kolerasi product moment yaitu :
















............................................................(2)

Keterangan :
r = Koefisien validitas yang dicari
N = Jumlah Mahasiswa
X = Skor masing-masing pertanyaan X
Y = Skor masing-masing pertanyaan Y
Bila ternyata semua nilai korelasi yang ada adalah signifikan, pertanyaanpertanyaan yang ada memiliki validitas konstruksi, yang berarti terdapat
konsistensi internal dalam pertanyaan-pertanyaan tersebut (Umar 2011).

12

Uji Realibilitas
Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal
ini kuisioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden
yang sama. Uji reliabilitas untuk alternatif jawaban yang lebih dari dua akan
menggunakan uji Cronbach‟s Alpha. Rumus ditulis sebagai berikut: (Umar 2011).


[

].................................................................................................(3)

Jumlah varian butir dicari terlebih dahulu dengan cara mencari nilai variasi
tiap butir kemudian jumlahkan (Umar 2011) seperti yang dipaparkan dalam rumus
berikut ini:






.................................................................................(4)

Keterangan :
n = Koefisien reliabilitas yang dicari
k = Nilai tengah kuadrat antara subyek
= Nilai tengah kuadrat kesalahan
= Ragam total
∑ = Jumlah skor jawaban subyek butir pertanyaan ke-n
Model Komunikasi Respon Pemirsa (AIDA)

1. Variabel bebas/ Independent (X) : Atribut iklan Mastin
a. Daya Tarik Iklan
Iklan yang menarik akan lebih mudah untuk mendapatkan perhatian
konsumen. Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur daya tarik iklan
adalah manfaat dan khasiat produk Mastin, iklan Mastin menarik perhatian
dan membangkitkan perasaaan emosional penonton, iklan Mastin berbeda
dengan iklan herbal lainnya.
b. Pesan Iklan
Tema iklan merupakan ide cerita yang mengisahkan pesan-pesan yang ingin
disampaikan kepada konsumen mengenai berbagai hal tentang produk yang
diiklankan tersebut. Indikator tema iklan yang baik adalah tema Mastin yang
disajikan menarik serta informasi yang terdapat di iklan disampaikan secara
jelas dan mudah dimengerti.
c. Jingle dan Slogan
Suara atau alunan musik yang menjadi latar belakang iklan sehingga
memberi kesan hidup pada iklan yang bersangkutan. Indikator penggunaan
latar belakang musik (jingle) yang baik adalah jingle yang terdapat di iklan
Mastin enak didengar dan mudah diingat, sesuai dan mewakili produk
Mastin. Slogan merupakan suatu ungkapan pendek yang mudah diingat dan
berisi pesan. Indikatornya hampir sama seperti jingle. Mastin mempunyai
slogan yaitu “Mastin, Good ... Good ... Good ...”.

13

d. Visualisasi
Visualisasi penting karena iklan televisi adalah bahasa visual, setiap gambar
dan suara biasanya berisikan ajakan dan persuasi. Indikator dalam
visualisasi adalah tampilan iklan Mastin unik dengan penggunaan
multimedia sederhana yang menjadi ciri khas iklan Mastin yang berbeda
dengan iklan kebanyakan. Iklan Mastin mengambil tema 90-an.
e. Durasi Iklan dan Frekuensi Tayang
Lama penayangan iklan dapat disebut juga sebagai durasi iklan.
Indikatornya durasi iklan Mastin yang ditayangkan di televisi tepat dan
mempengaruhi ketertarikan terhadap iklan Mastin.
Frekuensi penayangan iklan menyatakan seberapa sering sebuah iklan
ditayangkan dalan suatu kurun waktu tertentu. Indikatornya adalah frekuensi
tayang iklan Mastin membuat Mastin dapat diingat karena semakin sering
iklan ditayangkan maka semakin mudah mendapatkan perhatian konsumen.
Iklan Mastin ditayangkan pada prime time agar lebih mudah mendapat
perhatian penonton.
2. Variabel Terikat/ Dependent (Y)
a. Perhatian (Attention)
Sasaran konsumen mengetahui, mengenal atau mengingat keberadaan suatu
produk yang ditayangkan di televisi. Indikatornya adalah penonton
mengetahui, mengenal atau mengingat merek Mastin.
b. Minat (Interest)
Sasaran konsumen memiliki tingkat minat atau ingin tahu lebih lanjut
tentang produk yang diiklankan. Minat diukur dengan indikator menyukai
iklan, mencari informasi tentang Mastin dan kesesuaian antara iklan dan
produk.
c. Keinginan (Desire)
Sasaran konsumen mempunyai keinginan untuk memiliki produk dan
kebutuhan akan produk tersebut
distimulasi dengan mengingatkan
pentingnya produk. Indikatornya kebutuhan konsumen pada Mastin,
mengetahui manfaat dan keinginan memiliki Mastin.
d. Tindakan (Action)
Tindakan (action) yaitu tindakan atau respon konsumen dalam menanggapi
iklan melalui pengambilan keputusan pada produk yang ditawarkan.
Tindakan diukur dengan indikator keputusan konsumen memilih Mastin,
tindakan konsumen menggunakannya dan melanjutkan konsumsi dimasa
yang akan datang. Untuk lebih jelasnya hubungan antara atribut iklan
dengan respon pemirsa dapat dilihat pada Gambar 3.

14

Atribut Iklan (X):
Daya tarik Iklan (X1);
Pesan Iklan (X2);
Jingle dan Slogan (X3);
Visualisasi (X4);
Durasi dan Frekuensi Tayang (X5)

Respon Pemirsa (AIDA)(Y):
Atention (Y1);
Interest (Y2);
Desire (Y3);
Action (Y4);

Gambar 3 Hubungan variabel atribut iklan dengan respon pemirsa
Uji Hipotesis korelasi atribut iklan terhadap efektifitas iklan pendekatan
model AIDA
Menurut Ghozali (2009), Analisis korelasi kanonikal adalah suatu analisis
statistik multivariate yang digunakan untuk menguji hubungan antara lebih dari
satu set variabel dependen dan lebih dari satu set variabel independen. Intrepretasi
koefisien variat kanonikal dapat dilihat pada bobot kanonikal (canonical weights)
dan beban kanonikal (canonical loadings). Bobot kanonikal merupakan koefisien
kanonik yang telah dibakukan, dapat diinterpretasikan sebagai besarnya kontribusi
variabel yang bersangkutan terhadap variabel kanonikal. Muatan kanonikal dapat
dihitung dari korelasi antara variabel asal dengan masing-masing variabel
kanoniknya. Semakin besar nilai loading atau muatan mencerminkan semakin
dekat hubungan funsi kanonik yang bersangkutan dengan variabel asal (Supranto
2004). Pada pengukuran analisis kanonikal ini dimana mengukur hubungan atribut
iklan terhadap respon pemirsa menggunakan sofware SPSS 17 for Windows.
Struktur umum analisis kanonikal adalah sebagai berikut:
Uy=Vx
aY1+bY2+cY3+...+zYi=aX1+bX2+cX3+...+zXi

di mana:
Uy=Variabel Terikat (berupa metrik)
Vx=Variabel Bebas (berupa metrik)
Y= Indikator variabel terikat
X= Indikator variabel bebas

EPIC Model
Pengukuran efektifitas iklan dengan menggunakan EPIC model terdapat
empat dimensi yaitu :
1. Dimensi Emphaty : ditujukan untuk mengetahui apa yang dibutuhkan
konsumen dengan memaparkan pesan-pesan yang berisi informasi berkaitan
dengan produk melalui media beriklan. Indikatornya apakah konsumen
menyukai iklan Mastin dan produk Mastin seusai dengan apa yang menjadi
kebutuhan konsumen .
2. Dimensi Persuasion : menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu iklan
untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek, dengan cara
memaparkan kentungan dan manfaat produk Mastin dan beriklan dengan cara
yang unik. Indikatornya apakah konsumen memiliki ketertaikan dan keinginan
terhadap produk.

15

3. Dimensi Impact : ditujukan agar dampak (impact) yang diinginkan dari hasil
iklan adalah jumlah pengetahuan produk yang dicapai konsumen melalui
tingkat keterlibatan konsumen dengan produk atau proses pemilihan.
Indikatornya iklan Mastin menawarkan manfaat dan keunggulannya dengan
tidak melebih-lebihkan dari apa yang diberikan, iklan Mastin membuat
konsumen lebih tahu tentang produknya, menjadi pilihan pertama ketika
membeli obat herbal, membuat iklan yang kreatif tetapi tidak secara berlebihan.
4. Dimensi Communication: mampu mengkomunikasikan pesan yang
disampaikan, karakteristik produk dan kemasan produk sudah tercermin dalam
iklan, dan responden mengerti pesan yang disampaikan dalam iklan.
Indikatornya iklan Mastin lebih jelas informasinya daripada iklan produk
sejenis, dapat menjelaskan kembali karakteristik produk.
Pengukuran EPIC Model
1. Analisa Tabulasi Sederhana
Dalam analisa tabulasi sederhana ini menggunakan Microsoft Excel 2010,
data yang diperoleh diolah dengan rumus :
x 100%......................................................................................................(5)
P=
di mana :
P : Persentase responden yang memilih kategori tertentu
: Jumlah responden yang memilih kategori tertentu
: Banyaknya jumlah responden
2. Skor Rata-rata
Setiap jawaban responden dari pertanyaan yang diberikan, diberikan bobot.
Cara menghitung skor adalah menjumlahkan seluruh hasil kali nilai masingmasing bobotnya dibagi dengan jumlah total frekuensi, dengan rumus:
.............................................................................................................(6)
di mana :
: Rata-rata bobot
: Frekuensi
: Bobot
.........................................................................................................(7)
Rs =
di mana :
: rata-rata berbobot
: frekuensi
: bobot
Setelah itu, digunakan rentang skala penilaian untuk menentukan posisi
tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor setiap variabel. Bobot
alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkat terdiri dari kisaran
antara 0 hingga 6 yang mengambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi yang
positif. Selanjutnya dihitung rentang skala dengan rumus, sebagai berikut:

16

Rs =
..........................................................................................................(8)
di mana:
R (bobot)
: bobot terbesar – bobot terkecil
M
: banyaknya kategori bobot
Rentang skala Likert yang digunakan dalam penilitian ini adalah 1 hingga 5,
maka rentang skala penilaian yang didapat adalah:
= 0,8
Rs =
Sehingga posisi keputusannya menjadi:
STE
1

TE
1,8

CE
2,6

E
3,4

SE
4,2

5

Keterangan :
STE = Sangat Tidak Efektif
TE = Tidak Efektif
CE = Cukup Efektif
E
= Efektif
SE = Sangat Efektif

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum PT. Borobudur Jamu
Seiring perkembangan obat herbal, pada tahun 1979 PT. Borobudur Jamu
mulai memproduksi obat herbal siap pakai. Pada tahun 1989, PT. Borobudur Jamu
mulai mengembangkan jenis sediaan dalam bentuk kapsul, hal ini yang membuat PT.
Borobudur Jamu menjadi produsen jamu terkemuka di Indonesia. PT. Borobudur
Jamu menggunakan mesin berteknologi tinggi dan telah bersertifikat CPOTB, ISO
9001:2008 dan halal, memiliki kualitas yang terjaga dengan baik dan telah diekspor
ke berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Hongkong, Rusia, Filipina dan
Jerman. PT. Borobudur Jamu telah memproduksi berbagai macam bentuk sediaan
obat seperti pil, kapsul, tablet, krim dan serbuk yang telah berpengalaman selama 30
tahun.
PT. Borobudur Jamu mengutamakan proses produksi yang baik, efektif, efisien
dengan menggunakan fasilitas produksi yang modern dan canggih sehingga
menjamin kualitas produk yang dihasilkan dan sumber daya manusia yang
berkualitas dan berpengalaman untuk memenuhi permintaan pasar dan juga
melakukan penelitian dan pengembangan serta pengawasan mutu secara berkala
terhadap produk-produk yang dihasilkan.

17

Gambaran Umum Produk
Mastin merupakan salah satu produk yang baru diproduksi oleh PT. Borobudur
Herbal dan mulai dipasarkan pada pertengahan tahun 2013. Mastin adalah ekstrak
kulit manggis yang dikemas dalam bentuk serbuk ekstrak kapsul sehingga lebih
praktis di konsumsi. Mastin memiliki kandungan xanthone yang dapat mencegah
berbagai macam penyakit. Mastin Ekstrak kulit manggis dapat membantu
menurunkan gula darah, menstabilkan tekanan darah, baik untuk penyakit jantung,
kanker, penuaan dini, pereda nyeri pada otot, insomnia, dan masih banyak lagi
penyakit-penyakit degenaratif lainnya. Mastin mengutamakan proses produksi yang
baik, efektif, efisien dengan menggunakan fasilitas produksi yang modern dan
canggih dari Jerman yang mengektrak buah Manggis menjadi kapsul. Mastin adalah
produk ekstrak kulit manggis pertama dan satu-satunya di Indonesia yang telah lulus
uji praklinik dan berlogo obat Herbal Terstandart (OHT).
Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif dilakukan untuk mengetahui karakteristik responden
secara umum. Karakterikris responden dapat dilihat dari jenis kelamin, usia,
pekerjaan, rata-rata pengeluaran yang dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6 Karakteristik responden
Karekteristik
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Usia (tahun)
20-25
26-40
>40
Pekerjaan
Mahasiswa
Pegawai Negeri
Pegawai swata
Wirausahawan
Lainnya
Pengeluaran
Rp. 500.000-Rp. 1.000.000,.
Rp. 1.000.000-Rp. 1.500.000,.
Rp. 1.500.000-Rp. 2.000.000,.
Rp. 2.000.000-Rp. 2.500.000,.
>Rp. 2.500.000,.

Sumber : data diolah (2014)

Jumlah Responden (orang)

%

40
60

40
60

48
33
19

48
33
19

37
6
33
11
13

37
6
33
11
13

13
22
29
26
10

13
22
29
26
10

Pertanyaan untuk karakteristik responden ini meliputi nama, usia, jenis kelamin,
pekerjaaan dan pengeluaran yang berada di kota Bogor dengan pengumpulan sampel
menggunakan quota sampling. Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat jumlah responden
yang diteliti adalah 100 orang dengan jumlah wanita yaitu sebesar 60 orang dan
laki-laki sebesar 40 orang, responden ini adalah sampel dari populasi kota Bogor
berdasarkan pembagian wilayah penyebaran berdasarkan kecamatan yang ada di kota

18

Bogor. Kriteria pengambilan responden ini adalah masyarakat kota Bogor yang pernah
menyaksikan iklan Mastin walaupun tidak menggunakan produk tersebut tetapi
responden merespon iklan yang ditawarkan produk Mastin. Dalam penelitian ini usia
responden adalah yang berusia minimal 20 tahun dengan pertimbangan bahwa usia ini
responden sudah diperbolehkan untuk meminum atau menggunakan obat herbal karena
pemakaian obat herbal tidak dianjurkan untuk usia di bawah 20 tahun yang masih perlu
konsumsi makanan bergizi daripada meminum obat untuk kesehatan. Berdasarkan usia
responden tedapat 48 % responden pada rentang usia 20-25 tahun, hal ini
dikarenakan karena penyebaran kuisioner didahulukan kepada orang sebaya dan
pada saat pengumpulan data lebih banyak responden yang ditemui pada rentang usia
tersebut, dan sebanyak 33 % pada rentang usia 26-40 tahun. Dilihat dari pekerjaan
atau status pendidikan terdapat 37% adalah responden yang masih menempuh
pendidikan , terdapat 33 % bekerja sebagai pegawai swasta dan 6% sebagai pegawai
negeri sipil (PNS), dan 13 % profesi lainnya yaitu seperti ibu rumah tangga, asisten
rumah tangga, peneliti, penjaga toko, penjual jalanan. Pertanyaan pengeluaran dalam
penelitian ini adalah jumlah nominal uang yang dikeluarkan responden untuk makan,
penggunaan transportasi dan kebutuhan bulanan di luar tempat tinggal. Jika dilihat
dari rata-rata pengeluaran yang dikeluarkan induvidu dalam satu bulan terdapat 29%
berpengeluaran Rp. 1.500.000-Rp. 2.000.000,. dikuti sebesar 26 % berepengeluaran
Rp. 2.500.000 - Rp. 3.000.000,. hal ini dikarenakan sebagian responden berada pada
usia produktif yang sudah bekerja.
Perilaku Menonton Televisi
Perilaku menonton televisi ini mengungkapkan mengenai kebiasaan mahasiswi
pada saat menonton televisi. Pertanyaan yang diajukkan yaitu mengenai ”Berapa
lama menonton televisi, Apakah sering menonton televisi dan Perilaku ketika
menonton televisi, muncul iklan, apa yang akan mereka lakukan”. Hal ini dapat
dilihat pada Tabel 7 di bawah ini.
Tabel 7 Perilaku menonton televisi
Perilaku Menonton Televisi

Jumlah Responden (orang)

%

8

8

1-3

51

51

4-6

37

37

>6

4

4

Ya

71

71

Tidak

29

29

Pindah saluran , kembali lagi setelah iklan selesai
Tidak memindahkan saluran
Tetap menonton iklan

36
17
34

36
17
34

Lainnya

13

13

Durasi Menonton TV (jam)
6 jam adalah responden yang
menghabiskan waktu seharian di dalam rumah seperti ibu rumah tangga.
Pertanyaan kedua mengenai kebiasaan sering atau tidaknya menonton iklan
diperoleh hasil sebanyak 71 persen responden menjawab sering menonton iklan
dan 29 persen sisanya jarang menonton iklan.Pertanyaan terakhir
mengenai ”ketika sedang menonton televisi, kemudian muncul iklan, biasanya apa
yang dilakukan?”, dan responden lebih banyak menjawab ”memindahkan ke
saluran lain, kemudian kembali lagi ke saluran semula setelah iklan” sebanyak
36%, 34% responden menjawab”tetap menonton iklan”,sedangkan 17%
responden menjawab ” tidak memindahkan ke saluran lain, namun tidak
menyimak tayangan iklan yang muncul”, dan 13 persen menjawab ”lainnya” yaitu
terkadang menonton iklan jika iklan tersebut menarik dan tidak menonton jika
iklan tidak menarik. Dalam hal ini, iklan yang akan ditayangkan di televisi harus
memiliki daya tarik tersendiri untuk menimbulkan rasa keingintahuan penonton
televisi dengan sebaik mungkin.
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian
Uji validitas pertanyaan kuesioner dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan kuesioner kepada 30 responden. Berdasarkan uji validitas
menggunakan software SPSS 17.0 for windows, diperoleh hasil bahwa kuesioner
sudah valid sehingga layak untuk ditanyakan kepada mahasiswa yang diteliti.
Nilai r-tabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,361 dengan angka
kritis sebesar 5 persen dan derajat kebebasan (df) yaitu n-2. Hasil uji validitas
kuesioner dapat pada Lampiran 2.
Uji reliabilitas pertanyaan kuesioner dilakukan dengan menggunakan teknik
Cronbach. Berdasarkan uji reliabilitas dengan menggunakan software SPSS 17.0
for windows menunjukkan bahwa reliabilitas pertanyaan-pertanyaan tersebut baik
karena memiliki nilai Cronbach‟s Alpha > 0,6 Kuesioner tersebut telah
menunjukkan hasil yang relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali
atau lebih. Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilanjutkan
untuk ditanyakan kepada 100 responden yang pernah menyaksikan iklan Mastin.
Hasil uji Reliabilitas kuesioner dapat pada Lampiran 3.

20

Analisis Respon Pemirsa Dengan Pendekatan AIDA
Pengujian Persyaratan
Sebelum pengolahan data dengan korelasi kanonikal dimulai, diuji terlebih dahulu
persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi yaitu normalitas dan multikolinear.
a. Pengujian Normalitas
Menurut Priyatno (2013), uji normalitas dilakukan untuk melihat tingkat
kenormalan data yang digunakan, apakah data berdistribusi normal atau tidak. Dalam
penelitian ini uji normalitas yang digunakan dengan metode uji One Sample
Kolmogorov Smirnov. Kriteria pengujiannya adalah:
a. Jika nilai signifikansi (Asym Sig 2 tailed) > 0.05, maka data berdistribusi
normal
b. Jika nilai signifikansi (Asym Sig 2 tailed) < 0.05, maka data tidak berdistribusi
normal
Pengujian Normalitas pada kasus analisis kanonikal (Multivariat) yang
mempunyai anggota variabel bebas dan terikat lebih dari satu dilakukan dengan menguji
total anggota variabel bebas dengan total anggota varibel terikat. Berdasarkan hasil
pengujian normalitas semua variabel dependen maupun independen berdistribusi normal,
perhitungan dilakukan dengan Kolmogorov Smirnov, hasil perhitungan dapat dilihat
pada Lampiran 4.
b. Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan
yai