Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

G. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Persediaan bahan baku kayu putih adalah bahan baku kayu putih yang disediakan, dimana persediaan bahan baku kayu putih terdapat dalam KPMKP Krai untuk proses produksi.

2. Pengendalian persediaan bahan baku kayu putih adalah upaya perusahaan untuk menjamin kelancaran proses produksi yang meliputi pembelian, penyimpanan dan pemeliharaan bahan baku daun kayu putih, mengatur pengeluaran bahan baku daun kayu putih 2. Pengendalian persediaan bahan baku kayu putih adalah upaya perusahaan untuk menjamin kelancaran proses produksi yang meliputi pembelian, penyimpanan dan pemeliharaan bahan baku daun kayu putih, mengatur pengeluaran bahan baku daun kayu putih

3. Kebijakan pengendalian bahan baku kayu putih oleh perusahaan adalah kebijakan penyediaan bahan baku kayu putih yang selama ini telah dilaksanakan oleh KPMKP Krai yang meliputi pengendaliaan jumlah produksi kayu putih dan total biaya.

4. Persediaan pengaman kayu putih adalah suatu persediaan kayu putih yang dicadangkan sebagai pengaman dari kelangsungan proses produksi minyak kayu puith di KPMKP Krai. Dengan adanya persediaan pengaman ini diharapkan proses produksi tidak terganggu oleh adanya ketidakpastian bahan.

5. Reorder point adalah titik jumlah pemesanan kembali bahan baku kayu putih oleh KPMKP Krai sesuai dengan permintaan yang diinginkan atau dibutuhkan selama masa tenggang produksi minyak kayu putih.

6. EPQ (Economic Production Quantity) merupakan metode untuk menganalisis persediaan bahan baku untuk digunakan pada perusahaan yang terus menerus melakukan produksi secara berkelanjutan (kontinyu).

7. Just in time adalah metode yang membuat produk yang dibutuhkan saat ini saja, tidak ada sisa maupun persediaan barang jadi, tidak ada persediaan bahan baku, perusahaan hanya memesan atau membeli barang sesuai dengan kebutuhan sekarang saja.

8. Biaya persediaan kayu putih adalah biaya yang timbul dan berhubungan dengan pengadaan bahan baku kayu putih seperti biaya angkut dan biaya pemungutan minyak kayu putih yang diukur dalam satuan rupiah.

9. Biaya kekurangan bahan baku kayu putih adalah biaya yang dikeluarkan jika terjadi kekurangan bahan baku kayu putih dalam proses produksi di KPMKP Krai.

bahan baku kayu putih untuk proses produksi minyak kayu putih di KPMKP Krai.

11. Penjadwalan bahan baku kayu putih di KPMKP Krai adalah suatu cara untuk mengatur bahan baku kayu putih dari pertanaman, pemetikan hingga produksi minyak kayu putih agar kinerja KPMKP Krai dapat berjalan dengan lancar.

12. Masa tanam kayu putih di KPMKP Krai adalah waktu dimana tanaman kayu putih harus segera ditanam agar dapat dipanen pada waktunya.

13. Masa pemetikan kayu putih di KPMKP Krai adalah waktu dimana kayu putih telah siap diolah di KPMKP Krai. Kayu putih yang dipetik adalah tanaman yang telah berumur empat tahun dan dilakukan pemetikan kembali setiap sembilan bulan berikutnya.

14. Masa produksi minyak kayu putih di KPMKP Krai adalah waktu dimana KPMKP Krai telah siap melakukan pengolahan bahan baku kayu putih karena bahan telah tersedia. Masa produksi dilakukan 10 bulan dalam satu tahun yaitu bulan maret hingga bulan desember.

15. Rendemen kayu putih adalah kadar kandungan minyak dalam daun kayu putih atau perbandingan volume minyak kayu putih yang dihasilkan dengan volume daun kayu putih yang digunakan yang diukur dengan satuan persen. Apabila dikatakan rendemen kayu putih

10 %, artinya adalah dari 100 kg kayu putih yang diproduksi di KPMKP Krai akan diperoleh minyak kayu putih sebanyak 10 kg.

16. Efisiensi adalah pengertian yang menggambarkan adanya perbandingan pengawasan persediaan bahan baku kayu putih menurut kebijakan perusahaan dengan metode EPQ. Jika total biaya persediaan dari analisis EPQ lebih dari kebijakan perusahaan berarti pengawasan perusahaan sudah efisien.