Distribusi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan Sosiodemografi

6.2. Distribusi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan Sosiodemografi

6.2.1. Umur

Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan umur yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

20-35 tahun >35 tahun

Gambar 6.2. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan Umur yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.2. dapat dilihat bahwa proporsi umur penderita perdarahan antepartum yang tertinggi terdapat pada kelompok umur 20-35 tahun 81,2% dan terendah adalah pada kelompok umur > 35 tahun 18,8%. Pada penelitian ini tidak ditemukan kasus perdarahan antepartum pada kelompok umur < 20 tahun.

Tingginya proporsi ibu yang mengalami perdarahan antepartum pada kelompok umur 20-35 tahun merupakan kelompok umur reproduksi yang optimal bagi ibu untuk hamil dan melahirkan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian ME Simbolon (2004) di RS Santa Elisabeth Medan dengan desain penelitian case series bahwa proporsi umur tertinggi penderita perdarahan antepartum pada kelompok umur resiko rendah (20-35 tahun)

sebesar 73,3%. 16

6.2.2. Suku

Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan suku yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 6.3. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan Suku yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.3. dapat dilihat bahwa proporsi suku penderita perdarahan antepartum yang tertinggi adalah suku Batak sebesar 84,7% dan yang terendah adalah suku Melayu dan Aceh masing-masing 1,2%. Pada penelitian ini suku Batak adalah penggabungan Batak Toba, Karo, Simalungun, dan Pakpak, sedangkan lain-lain terdiri dari etnis Tionghoa (3,5%) dan Tamil (2,4%).

Hal ini bukan berarti ada keterkaitan suku dengan perdarahan antepartum, namun hanya menunjukkan penderita perdarahan antepartum yang datang berobat ke rumah sakit ini mayoritas suku Batak.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian ME Simbolon di RS Santa Elisabeth Medan tahun 1999-2003 dengan desain penelitian case series bahwa

proporsi suku tertinggi penderita perdarahan antepartum adalah suku Batak 64,7%. 16 Hal ini menunjukkan penderita yang datang berobat ke RS Santa Elisabeth Medan

dari tahun 1999-2008 mayoritas masih suku Batak.

6.2.3. Agama

Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan agama yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Kristen Protestan Katolik Islam Budha Hindu

Gambar 6.4. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan Agama yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.4. dapat dilihat bahwa proporsi agama penderita perdarahan antepartum yang tertinggi adalah agama Kristen Protestan 64,7% dan yang terendah adalah agama Hindu 2,4%.

Hal ini bukan berarti ada keterkaitan agama Kristen Protestan dengan perdarahan antepartum, namun hanya menunjukkan penderita perdarahan antepartum yang datang berobat ke rumah sakit ini mayoritas beragama Kristen Protestan.

6.2.4. Pekerjaan

Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan pekerjaan yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

IRT pegawai swasta wiraswasta pegawai negeri mahasiswa

Gambar 6.5. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan Pekerjaan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.5 dapat dilihat bahwa proporsi pekerjaan penderita perdarahan antepartum yang tertinggi adalah ibu rumah tangga (IRT) 52,9% dan terendah adalah mahasiswa 1,2%.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian ME Simbolon di RS Santa Elisabeth Medan tahun 1999-2003 dengan desain penelitian case series bahwa proporsi pekerjaan tertinggi penderita perdarahan antepartum sebagai ibu rumah

tangga 60,3%. 16 Hal ini menunjukkan penderita yang datang berobat ke RS Santa Elisabeth Medan dari tahun 1999-2008 mayoritas pekerjaannya ibu rumah tangga.

6.2.5. Daerah Asal

Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan daerah asal yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Kota Medan Luar Kota Medan

Gambar 6.6. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan Daerah Asal yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.6. dapat dilihat bahwa proporsi daerah asal penderita perdarahan antepartum tertinggi berasal dari kota Medan 89,4%. Hal ini dikaitkan dengan lokasi RS Santa Elisabeth Medan berada di kota Medan sehingga penderita yang datang berobat sebagian besar berasal dari kota Medan, selain itu juga penderita yang datang dari luar kota Medan menggunakan alamat keluarga yang tinggal di kota Medan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian ME Simbolon di RS Santa Elisabeth Medan tahun 1999-2003 dengan desain penelitian case series bahwa proporsi daerah asal tertinggi penderita perdarahan antepartum dari kota Medan

87,9%. 16 Hal ini menunjukkan daerah asal penderita yang datang berobat ke RS Santa Elisabeth Medan dari tahun 1999-2008 mayoritas masih dari kota Medan.