Analisis Performa Jepang Melalui Proyek Pembangunan Infrastruktur Jalan

G. Analisis Performa Jepang Melalui Proyek Pembangunan Infrastruktur Jalan

255 Ibid. 256 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Laporan Monitoring dan Evaluasi Tanjung Priok Access Road Construction Project Phase 2 Triwulan III Tahun Anggaran 2014,

Melalui uraian mengenai penyerapan keuangan dan kemajuan fisik per triwulan dari proyek-proyek pembangunan infrastruktur jalan yang dibiayai oleh pinjaman luar negeri di atas, dapat disimpulkan bahwa performa pihak Jepang dalam pengerjaan proyek infrastruktur jalan yang dibiayai oleh pinjaman luar negeri dari Jepang ini baik karena pada akhirnya proyek-proyek yang didanai oleh pinjaman luar negeri dari Jepang ini dapat terselesaikan dan tidak berhenti di tengah berjalannya proyek. Keberhasilan pembangunan proyek jalan tol ini sepanjang 11,4km ini 259 berhasil mempermudah akses menuju pelabuhan dan melancarkan jalur logistik menuju kawasan industri di luar Jakarta yang dapat meningkatkan kegiatan ekonomi kedua negara melalui percepatan jalur logistik ke Kawasan industri dari pelabuhan tersebut sesuai dengan perjanjian antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang. Walaupun demikian, kerap terjadinya permasalahan yang melanda proyek, lambatnya penanganan dari pihak yang seharusnya segera menyelesaikan permasalahan terkait, dan terlambatnya penyelesaian proyek pembangunan yang seharusnya selesai pada tahun 2011 menjadi nilai minus dalam performa Jepang pada pembangunan infrastruktur jalan ini. Permasalahan- permasalahan yang kerap terjadi pada proyek pembangunan Jalan Tol

keuangan dan proses kemajuan fisik yang sering tidak menemui target setiap akhir triwulan. Walau demikian, realisasi baik dari penyerapan keuangan ataupun perkembangan fisik yang mencapai ataupun melebihi target per triwulannya jarang terjadi pada proyek pembangunan pada umumnya 260 sehingga performa Jepang ini tidak dapat dikatakan buruk karena alasan tersebut. Performa Jepang in juga tidak dapat dikatakan buruk secara sepenuhnya karena dalam beberapa triwulan dalam proyek ini Jepang berhasil melampaui target yang ditentukan baik dalam bidang penyerapan keuangan maupun perkembangan fisik. Proses kemajuan fisik yang lambat pada proyek ini umumnya diakibatkan oleh ketidaktersediaan perlengkapan dan peralatan di lapangan karena keterlambatan pengiriman barang- barang tersebut dari Jepang 261 . Penggunaan bahan dan peralatan dari Jepang tidak dapat dihindarkan karena proyek yang dibiayai oleh STEP loan tidak memperkenankan penggunaan peralatan dari Indonesia sendiri dan mewajibkan penggunaan peralatan dan teknologi dari Jepang untuk dapat melaksanakan proyek ini 262 . Manajemen kontraktor dan konstruksi yang kurang baik juga menjadi alasan terhambatnya proses kemajuan fisik dari proyek ini, terutama pada pembangunan Jalan Tol Akses Tanjung Priok Phase 1. Hal ini

menyebabkan pekerjaan vital seperti pembangunan struktur tidak mencapai target seperti yang terjadi pada tahun anggaran 2013. Kurang baiknya manajemen kontraktor dan konstruksi ini juga membuat sering terjadinya kesalahan teknis dalam pekerjaan konstruksi di lapangan. Permasalahan ini memuncak ketika pada tahun 2014 263 ,yang pada saat itu beam launcher yang dibutuhkan dalam proyek ini mengalami kerusakan pada awal perakitan sehingga proyek mengalami keterlambatan yang berujung pada rendahnya proses kemajuan fisik pada tahun tersebut yang mengakibatkan tidak adanya pembayaran sampai dengan akhir triwulan keempat tahun 2015 264 . Walau demikian, proses perkembangan fisik tetap berjalan pada tahun itu meskipun sangatlah kecil dibandingkan dengan biasanya. Permasalahan lain yang sering terjadi dan menghambat proses kemajuan fisik dari proyek pembangunan ini adalah kurangnya jumlah tenaga kerja, terutama pada bidang pekerjaan besi yang menghambat kemajuan fisik pada bidang tersebut dan proyek pembangunan Jalan Tol Akses Tanjung Priok Phase 1 secara keseluruhan. Permasalahan yang kerap terjadi khususnya pada proyek pembangunan Jalan Tol Akses Tanjung Priok Phase 2 adalah lambatnya konsultan menginstruksikan pekerjaan kepada pihak

kontraktor yang mengakibatkan realisasi perkembangan fisik berada di bawah target. Permasalahan-permasalahan dalam kedua fase proyek pembangunan ini tidak murni berasal dari kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh pihak Jepang itu sendiri, melainkan pihak Indonesia juga membuat permasalahan yang mengakibatkan kerja dari kontraktor dari pihak Jepang menjadi lambat. Permasalahan dari pihak Indonesia itu adalah proses pembebasan lahan yang berlarut- larut sehingga membuat pekerjaan tidak dapat segera dilaksanakan oleh kontraktor. Perbedaan pemahaman antara kedua belah pihak tentang pelaksanaan pembebasan lahan mengakibatkan keterlambatan pada proyek ini 265 . Rincian tentang metode pembebasan lahan tidak dijelaskan dalam loan agreement sehingga terjadi perbedaan pemahaman dari metode pembebasan lahan antara kedua belah pihak. Pihak Indonesia menginginkan bahwa pekerjaan dilakukan sesuai dengan perkembangan pelaksanaan pembebasan lahan secara bertahap 266 . Sementara itu, dari pihak Jepang menginginkan pekerjaan dilakukan setelah lahan yang dibutuhkan sudah bebas 100 persen 267 . Perbedaan pemahaman ini membuat kemajuan dari proyek ini berjalan lambat dan memaksa harus diadakannya perpanjangan batas akhir dari loan agreement karena proyek yang belum selesai

pada waktunya. Perbedaan pemahaman ini membawa dampak lain, yaitu banyaknya klaim eskalasi dari kontraktor, alat yang telah dimobilisasi jadi menganggur karena tanah yang belum dibebaskan, dan uang muka yang yang telah dibayarkan kepada kontraktor menjadi sia-sia karena pekerjaan yang tertunda 268 . Tidak tepat waktunya penyelesaian proyek pembangunan jalan tol ini dapat membawa kerugian bagi kedua pihak. Keterlambatan ini dapat memengaruhi kepercayaan Jepang dalam memberikan kembali pinjaman luar negeri kepada Indonesia. Keterlambatan ini memungkinkan Jepang untuk tidak begitu saja memberikan bantuan kepada Indonesia mengingat permasalahan pembebasan lahan yang pada proyek pembangunan Jalan Tol Akses Tanjung Priok ini. Namun, pada kenyataannya hal ini tidak begitu berpengaruh karena kedua negara kembali merencanakan proyek pembangunan infrastruktur jalan yang dibiayai oleh pinjaman luar negeri dari Jepang pada waktu dekat ini seperti pembangunan Jalan Tol Padang-Pekanbaru Seksi II Sicincin-Payakumbuh dan pembangunan Jalan Tol Akses Pelabuhan Patimban 269 .Pengalaman akan pembebasan lahan yang belum tuntas ketika proyek sudah dijalankan ini membuat pihak Indonesia pada saat ini mengusahakan pada waktunya. Perbedaan pemahaman ini membawa dampak lain, yaitu banyaknya klaim eskalasi dari kontraktor, alat yang telah dimobilisasi jadi menganggur karena tanah yang belum dibebaskan, dan uang muka yang yang telah dibayarkan kepada kontraktor menjadi sia-sia karena pekerjaan yang tertunda 268 . Tidak tepat waktunya penyelesaian proyek pembangunan jalan tol ini dapat membawa kerugian bagi kedua pihak. Keterlambatan ini dapat memengaruhi kepercayaan Jepang dalam memberikan kembali pinjaman luar negeri kepada Indonesia. Keterlambatan ini memungkinkan Jepang untuk tidak begitu saja memberikan bantuan kepada Indonesia mengingat permasalahan pembebasan lahan yang pada proyek pembangunan Jalan Tol Akses Tanjung Priok ini. Namun, pada kenyataannya hal ini tidak begitu berpengaruh karena kedua negara kembali merencanakan proyek pembangunan infrastruktur jalan yang dibiayai oleh pinjaman luar negeri dari Jepang pada waktu dekat ini seperti pembangunan Jalan Tol Padang-Pekanbaru Seksi II Sicincin-Payakumbuh dan pembangunan Jalan Tol Akses Pelabuhan Patimban 269 .Pengalaman akan pembebasan lahan yang belum tuntas ketika proyek sudah dijalankan ini membuat pihak Indonesia pada saat ini mengusahakan

Meskipun dalam praktik pengerjaan proyek infrastruktur jalan ini banyak permasalahan dan terkesan merugikan, hasil dari proyek pembangunan Jalan Tol Akses Tanjung Priok ini memberi keuntungan dan manfaat kepada kedua negara, yaitu meningkatkan hubungan dari pemerintah ke pemerintah antara kedua negara melalui pemberian pinjaman luar negeri ini. Kedua negara berhasil membuat sebuah langkah maju untuk mencapai kepentingan mereka dengan dibangunnya jalan tol ini, yaitu Indonesia dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, peningkatan kelancaran jalur logistik ke pelabuhan untuk percepatan kegiatan ekonomi, memperkuat hubungan diplomatik dengan Jepang, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Sementara itu, Jepang berhasil membuat langkah maju dalam kebijakan ekonomi mereka dengan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, mempercepat jalur Meskipun dalam praktik pengerjaan proyek infrastruktur jalan ini banyak permasalahan dan terkesan merugikan, hasil dari proyek pembangunan Jalan Tol Akses Tanjung Priok ini memberi keuntungan dan manfaat kepada kedua negara, yaitu meningkatkan hubungan dari pemerintah ke pemerintah antara kedua negara melalui pemberian pinjaman luar negeri ini. Kedua negara berhasil membuat sebuah langkah maju untuk mencapai kepentingan mereka dengan dibangunnya jalan tol ini, yaitu Indonesia dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, peningkatan kelancaran jalur logistik ke pelabuhan untuk percepatan kegiatan ekonomi, memperkuat hubungan diplomatik dengan Jepang, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Sementara itu, Jepang berhasil membuat langkah maju dalam kebijakan ekonomi mereka dengan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, mempercepat jalur

Dokumen yang terkait

View of PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, DAN INDEPENDENSI KOMITE AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi pada Perusahaan yang Termasuk dalam Jakarta Islamic Index (JII) Periode Tahun 2004-2007 di BEI)

0 2 15

View of PENGARUH NON PERFORMING LOAN (NPL) DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk Periode Tahun 2004-2015)

0 1 18

Analisis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2012–2014)

2 2 15

Analisis Laporan Keuangan Dalam Menilai Kinerja Keuangan Industri Semen Yang Terdaftar Di BEI (Studi Kasus PT Indocement Tunggal Prakarsa TBK)

0 0 16

Analisis Efektivitas Kebijakan Moneter Dan Kebijakan Fiskal Dalam Mengatasi Inflasi Di Indonesia

1 1 15

Analisis Upah Sistem Bagi Hasil Anak Buah Kapal pada Perahu Penangkap Ikan di Kabupaten Lamongan (Studi Kasus Perahu Jenis Ijon-Ijon Payangan pada Masyarakat Nelayan di Kelurahan Brondong dan Kelurahan Blimbing)

0 0 9

Analisis Sektor Unggulan Dalam Pengembangan Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti

1 1 12

Analisis PDRB Sektor Industri Dengan Pendekatan Regresi Spasial: Studi Kasus Indonesia 2011-2015

0 0 10

Aspek Hukum dan Ekonomi Dalam Penetapan Batas Luas Penggunaan La- han Untuk Usaha Perkebunan Sawit Yang Selaras Dengan Asas Efisiensi dan Berkeadilan dalam Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat

0 1 30

FuTS3 Fluida dalam Gerak Benda Tegar

0 0 34