Jenis Rancangan Penelitian Lokasi Populasi dan Sampel Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Rancangan Penelitian

Jenis rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif.

3.2 Lokasi

Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 060889 dan 060894 yang terletak di Jalan Rebab Pasar II, Kelurahan Titi Rantai, Kecamatan Medan Baru.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah siswa sekolah dasar usia 6-8 tahun SD Negeri 060889 dan 060894. Kriteria eksklusinya adalah anak yang gigi molar pertama permanen telah mengalami pulpitis dan tidak kooperatif. Seluruh populasi dijadikan sampel yang berjumlah 206 orang.

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

a Jenis kelamin terdiri atas perempuan dan laki-laki. b Umur anak adalah usia terakhir responden. c Skor deft adalah penjumlahan dari karies pada gigi susu, dengan kriteria : 1. d decayed : gigi susu yang karies. Yang termasuk kategori d adalah: a. Gigi susu dengan satu lesi karies atau lebih yang belum ditambal. b. Gigi susu dengan satu karies atau lebih dan tidak dapat ditambal. c. Gigi susu dengan tambalan dan terdapat lesi karies. d. Gigi susu dengan tambalan sementara. 2. e extraxted : gigi dengan lesi karies yang tidak dapat lagi dirawat atau gigi yang sudah dicabut. 3. f filling : gigi sudah ditambal karena karies. t tooth : satuan gigi susu Universitas Sumatera Utara Skor deft adalah jumlah d+e+f. Tiap gigi hanya dimasukkan dalam satu kategori saja, yaitu d,e atau f. def rata-rata adalah jumlah seluruh def dibagi dengan jumlah orang yang diperiksa. d Skor pufa adalah penjumlahan dari akibat karies yang tidak dirawat pada gigi susu, dengan kriteria : 1. Keterlibatan pulpa p : kamar pulpa telah terbuka dan kelihatan atau struktur korona gigi telah hancur dan hanya akar atau fragmen akar yang tertinggal. 2. Ulserasi u : ulser traumatik pada jaringan lunak seperti lidah atau mukosa bukal karena sisi tajam gigi. 3. Fistula f : saluran pusnanah. 4. Abses a : pembengkakan dan mengandung pusnanah. Skor pufa dihitung dengan menjumlahkan p+u+f+a. e Kualitas hidup : kepuasan kebutuhan manusia untuk tumbuh, sejahtera, kebebasan dan kenyamanan dalam hubungan dan pekerjaan. Skor kualitas hidup diukur dengan menggunakan indeks CPQ yang dibagi dalam 4 kategori yaitu gejala oral, keterbatasan fungsional, kesejahteraan emosional dan dimensi sosial. Cara pengukuran ini menggunakan 37 pertanyaan yang diringkas menjadi 16 pertanyaan dengan masing-masing 4 pertanyaan mewakili satu kategori. Indeks ini dimodifikasi menjadi 16 pertanyaan sesuai dengan ketentuan dari ISF-16 yang dilakukan oleh Torres et al . 1. Gejala oral : a. Sakit gigi b. Luka di mulut c. Bau mulut d. Kesulitan mengunyah makanan 2. Keterbatasan fungsional : a. Tidak masuk sekolah karena sakit gigi b. Kesulitan memperhatikan pelajaran di sekolah c. Kesulitan mengerjakan pekerjaan rumah d. Malas berbicara di sekolah Universitas Sumatera Utara 3. EmosionalPerasaan : a. Malu b. Mudah marah saat sedang sakit gigi c. Tidak percaya diri d. Takut saat sakit gigi 4. Dimensi sosial : a. Malas senyum atau tertawa b. Tidak ingin berbicara kepada teman-teman c. Dijauhi oleh teman d. Malas bermain bersama teman-teman Cara pengukuran ini digunakan karena lebih sederhana dengan 16 item yang diukur dari frekuensinya. Frekuensi adalah tingkat keseringan yang dialami penderita terhadap suatu penyakit dalam seminggu terakhir. a. Hampir setiap hari : skor 3 b. Sekali-sekali : skor 2 c. Tidak pernah : skor 1 Total skor yang diperoleh bervariasi antara 16-48 dengan skor tertinggi adalah 48. Jumlah skor diperoleh dengan menambahkan skor dari masing-masing pertanyaan selanjutnya dikategorikan atas: a. Baik : skor jawaban siswa 60 dari total skor yaitu 29 b. Cukup : apabila skor jawaban siswa 60 -80 dari total skor yaitu 29-38 c. Buruk : apabila skor jawaban siswa 80 dari total skor yaitu 38

3.5 Metode Pengumpulan Data