Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Tulisan yang membahas mengenai pengertian diskresi, dalam hal bagaimana diskresi dapat dilakukan, siapa yang dapat menerbitkan keputusan diskresi serta apa batas-batas yang harus diperhatikan dalam penggunaan diskresi memang sudah cukup banyak ditemukan, akan tetapi bagaimana suatu keputusan diskresi telah dilaksanakan oleh BadanPejabat Administrasi Pemerintahan bahkan lebih jauh bagaimana keputusan diskresi diuji keabsahan dan legalitasnya oleh Pengadilan Tata Usaha Negara belum ditemukan. Bahkan di kalangan Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara sendiri, profesi yang penulis geluti saat ini, masih jarang memikirkan apakah suatu keputusan yang diujinya adalah keputusan diskresi atau bukan. Hal tersebut dimungkinkan selain karena faktor pemahaman terhadap keputusan diskresi itu sendiri atau karena telah terbiasa dengan cara pengujian yang konvensional yaitu apakah keputusan yang diujinya tersebut bertentangan dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku atau bertentangan dengan asas- asas umum pemerintahan yang baik an sich 1 , padahal salah satu alasan diterbitkannya keputusan diskresi oleh BadanPejabat administrasi pemerintahan adalah karena Undang-Undang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan. Apabila keputusan diskresi tersebut diuji secara konvensional, maka manakala Undang-Undang tidak dilaksanakan atau disimpangi meskipun ada keadaan yang memaksamendesak yang membuat Undang-Undang tidak dapat dilaksanakan, bukankah terlalu “dangkal” bila pengujiannya oleh Pengadilan Tata Usaha Negara dilakukan secara konvensional ? Berdasarkan hal tersebut muncul ketertarikan untuk menulis mengenai pengujian keputusan diskresi oleh Pengadilan Tata Usaha Negara dan disamping itu penulis juga telah beberapa kali memutus perkara yang berkaitan dengan keputusan diskresi bahkan karena masalah tersebut, dalam salah satu Majelis Hakim, pernah terjadi adanya dissenting opinion pendapat berbeda dari Hakim Ketua Majelis karena terdapat perbedaan pendapat dengan dua orang Hakim Anggota. 1 vide Pasal 53 ayat 2 huruf a dan b Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Meskipun demikian, sebelum dibahas mengenai bagaimana pengujian keputusan diskresi dilakukan oleh Pengadilan Tata Usaha Negara, sebagai dasar untuk mengkaji hal tersebut, penulis tetap akan membahas mengenai apa yang dimaksud dengan tindakan pemerintah, instrumen pemerintahan, pengertian keputusan diskresi, dalam hal bagaimana keputusan diskresi dapat dilakukan, siapa yang dapat menerbitkan keputusan diskresi, apa batas-batas yang harus diperhatikan dalam penggunaan diskresi serta bagaimana pengujian keputusan pada umumnya oleh Pengadilan Tata Usaha Negara.

2. Tindakan Pemerintah