Pandangan Guru mengenai Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan
1. Pandangan Guru mengenai Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan
Pada dasarnya penyelenggaraan sertifikasi guru secara legal didasarkan atas UU No
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional. Untuk itu guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik minimal S-1 atau diploma IV yang Muslich (2007:7) mengatakan bahwa dengan sertifikasi guru diharapkan menjadi pendidik profesional, yaitu berkompetensi sebagai agen pembelajaran yang dibuktikan dengan pemilikan sertifikat pendidikan setelah dinyatan lulus uji kompetensi. Dengan berbagai perbaikan yang dapat dilakukan, proses sertifikasi guru dapat berlangsung lebih baik sehingga efektivitas dan efisiensi pelaksanaan sertifikasi guru dapat meningkat secara berarti. Dengan demikian, dapat diharapkan bahwa setiap guru yang bersertifikat pendidik mampu menunjukkan kinerjanya yang lebih profesional, bertanggung jawab, dan produktif. Jika ini bisa dipenuhi, pada akhirnya dapat berdampak terhadap peningkatan kualitas 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional. Untuk itu guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik minimal S-1 atau diploma IV yang Muslich (2007:7) mengatakan bahwa dengan sertifikasi guru diharapkan menjadi pendidik profesional, yaitu berkompetensi sebagai agen pembelajaran yang dibuktikan dengan pemilikan sertifikat pendidikan setelah dinyatan lulus uji kompetensi. Dengan berbagai perbaikan yang dapat dilakukan, proses sertifikasi guru dapat berlangsung lebih baik sehingga efektivitas dan efisiensi pelaksanaan sertifikasi guru dapat meningkat secara berarti. Dengan demikian, dapat diharapkan bahwa setiap guru yang bersertifikat pendidik mampu menunjukkan kinerjanya yang lebih profesional, bertanggung jawab, dan produktif. Jika ini bisa dipenuhi, pada akhirnya dapat berdampak terhadap peningkatan kualitas
Tujuan program ini sungguh mulia, yaitu meningkatkan kesejahteraan para guru pendidik guna meningkatkan kualitas pendidikan sesuai sejalan dengan pendapat R. Payong (2011:76) sertifikasi memiliki beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut: sertifikasi dilakukan untuk menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional.
Pengalaman mengajar dan bukan lamanya mengajar. Karena kedua istilah ini memiliki makna berbeda. Pengalaman mengajar berkaitan dengan nilai-nilai profesionalitas yang diharapkan dengan semakin berpengalaman guru mengajar maka profesionalitas guru dalam mengajar juga baik, sedangkan lama mengajar berkaitan dengan waktu, sehingga belum tentu guru yang telah mengajar dalam waktu yang lama profesionalitas mengajarnya juga baik. Apalagi jika kemudian dihubungkan dengan produktifitas dimana semakin tua tingkat produktifitasnya menurun, seperti orang yang telah hampir pensiun disertifikasi tentu tidak pas sebab dari produktifitas umumnya sudah cukup rendah.
Dari hal diatas maka jelaslah bahwa lama mengajar bukanlah faktor utama yang menyebabkan seorang guru gagal untuk ikut sertifikasi tetapi pengalaman mengajar. Pengalaman mengajar tidak bisa diukur dari lamanya mengajar tetapi dari efektifitas dan penilaian selama proses mengajar. Kalau patokannya adalah lamanya mengajar maka sertifikasi guru umumnya hanya berlaku bagi guru-guru yang tidak produktif lagi. Inilah yang sangat membahayakan dalam proses peningkatan mutu pendidikan atau dengan kata lain sertifikasi yang diharapkan meningkatkan pelayanan dan mutu pendidikan menjadi tidak berfungsi dan bisa jadi merugikan guru-guru yang jam terbangnya belum 20 tahun tetapi memiliki profesionalitas tinggi dalam pembelajaran.
Sertifikasi merupakan alat ukur seorang guru terhadap keprofesionalnya tapi mengapa, hal ini hanya terkesan sebagai prasyarat untuk mendapatkan tunjangan yang lebih baik dengan segala persyaratan untuk bisa lolos sertifikasi. Sertifikat pendidik diharapkan dapat berfungsi sebagai jaminan formal terhadap eksistensi pekerjaan mendidik. Di samping itu, sertifikat pendidik juga diharapkan dapat melindungi kegiatan pendidikan dari tindakan yang tidak bertanggung jawab karena pemegang sertifikat pendidik terikat oleh kode etik. Dengan demikian, pada akhirnya secara berangsur-angsur diharapkan tidak ada satu pun guru Indonesia yang tidak memegang sertifikat pendidik.