Sektor Perekonomian
d. Sektor Perekonomian
Letusan gunungapi Merapi ternyata sangat berdampak besar terhadap sektor perekonomian, hal ini dirasakan tidak hanya pada masyarakat yang terkena dampak langsung namun juga pada masyarakat yang terkena dampak tidak
Pemulihan ekonomi dimulai dengan mengaktifkan kembali kegiatan-kegiatan perekonomian pada masyarakat pengungsi yang telah kembali kerumah
masing-masing. Program padat karya atau cash for work untuk pengelolaan lahan pertanian yang rusak dan pembersihan lingkungan pemukiman menjadi wacana yang berkembang untuk membantu masyarakat mengurangi kerugian yang diderita akibat letusan Merapi, selain mengupayakan ganti rugi untuk mendapatkan uang tunai karena hilangnya mata pencaharian mereka. Kegiatan tersebut sangat berdampak terhadap kondisi psikologis masyarakat, sehingga masyarakat cepat bangkit dan tidak larut dalam kepedihan terus menerus.
Kebutuhan awal untuk pemulihan ekonomi bagi masyarakat dilereng Merapi antara lain menghidupkan kembali usaha lama yang tidak memerlukan pembenahan fisik terlebih dahulu, aktifitas perdagangan di pasar tradisional walaupun infrastruktur belum normal, pengadaan benih, pemberian modal/kredit lunak, alat produksi, pakan ternak, pendampingan UMKM sampai dengan pemasaran hasil produksi, serta penciptaan mata pencaharian baru dan atau dengan memanfaatkan material yang ada. Revitalisasi kelompok tani, maupun koperasi sebagai sentra pemulihan, pemberdayaan dan perwujudan kemandirian desa disekitar lereng Merapi, perlu dilakukan.
Untuk membangkitkan kembali masyarakat dari keterpurukan serta meningkatkan kunjungan wisata, maka perlu dilakukan Gerakan Sleman bangkit disamping pengembangan obyek wisata lereng merapi serta penambahan koleksi museum gunung merapi.
Masyarakat yang terkena dampak langsung letusan gunungapi Merapi dan sudah tidak mempunyai tempat tinggal, maka mereka harus tinggal di shelter selama 1 tahun. Huntara/ shelter bagi pengungsi perlu dilengkapi dengan pos keamanan, termasuk pengaturan pengelolaannya.
Dampak dari letusan gunungapi merapi juga berakibat rusaknya gedung kecamatan, balai desa, sekolah, puskesmas dan fasilitas publik lainnya. Agar pelayanan publik tetap berjalan, maka diupayakan keberadaannya walau hanya bersifat sementara sambil menunggu pembangunan dan rehabilitasi. Selain itu, penyelamatan dan pergantian terhadap kearsipan dan kependudukan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pelayanan publik.
Kajian tataruang lereng merapi telah dilakukan oleh tim dari Universitas Gadjah Mada mengingat adanya perubahan kawasan rawan bencana gunungapi Merapi, namun kajian tersebut perlu ditindak lanjuti agar mendapat persetujuan dari lembaga yang berwenang dan hasilnya dapat digunakan guna menetapkan tata ruang di lereng merapi oleh Pemerintah Kabupaten Sleman. Apabila dilihat dari hasil kajian tata ruang lereng merapi yang dilakukan oleh tim UGM, maka perlu adanya kebijakan pemukiman kembali. Identifikasi kepemilikan tanah, penyediaan tanah, pembuatan batas tanah serta sosialisasi, perlu dilakukan sebelum pelaksanaannya. Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta telah membuat usulan perluasan kawasan Taman Nasional Gunungapi Merapi (TNGM) kepada Pemerintah Pusat, dalam upaya untuk pergantian terhadap tanah milik warga.
Akibat letusan gunungapi Merapi, menyebabkan kerusakan terhadap hutan sehingga diperlukan revitalisasi agar fungsi resapan air didaerah hulu tetap dipertahankan. Namun demikian harus didahului dengan penelitian terhadap tanah dan melakukan identifikasi terhadap kerusakan lingkungan, guna tindak lanjutnya.
Rincian Kebutuhan Recovery pasca bencana Merapi adalah sebagai berikut:
NO SEKTOR/SUB KEBUTUHAN RECOVERY SEKTOR
SEKTOR PEMUKIMAN
1. Perumahan • Pembersihan puing • Penyediaan lokasi untuk kantongisasi dan pengamanan
pasir/sengker • Pendataan rumah rusak, sekolah rusak, puskesmas/pustu rusak • Penetapan lokasi shelter
• Sosialisasi shelter • Pembangunan shelter hunian • Pemetaan lingkungan hunian: identifikasi, penetapan lokasi
pemukiman kembali, sosialisasi pemukiman kembali • Mitigasi bangunan & asistensi • Penataan kawasan sesuai zona • Sosialisasi pemukiman kembali • Pemukiman kembali • Penyediaan lahan pemukiman
INFRASTRUKTUR
1 Transportasi, • Normalisasi sungai lingkungan dan
• Perbaikan darurat & penyediaan fasilitas transportasi sementara infrastruktur
• Perbaikan jalan/jembatan dan pembukaan akses jalan menuju lainnya
shelter • Pemeliharaan prasarana perhubungan
• Pembangunan & rehabilitasi sarpras pemerintah, kantor, sekolah,fasilitas kesehatan,sarana air bersih dan sarana kesehatan lingkungan
• Perbaikan jembatan, jalan, jaringan irigasi, drainage • Perbaikan sarpras dan akses pariwisata/kebudayaan, peribadatan,
perdagangan • Mitigasi penataan kawasan
2 Air & sanitasi
• Pemeriksaan kualitas lingkungan
• Fasilitas sementara air bersih & sanitasi • Pengelolaan sampah • Penyediaan air bersih & sarana kesehatan lingkungan darurat
3 Telekomunikasi • Penyediaan listrik di shelter dan Kelistrikan • Upaya pembebasan/keringanan pembayaran tagihan PLN
• Perbaikan darurat & penyediaan fasilitas listrik & sementara • Perbaikan PLN & telekomunikasi • Pembangunan/rehabilitasi EWS awan panas • Pengadaan sistem informasi kebencanaan, pembangunan sarpras
komunikasi kawasan bencana
SEKTOR SOSIAL
1. Kesehatan
• Trauma healing • Shelter pos kesehatan • Pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan
• Perawatan korban bencana • Pelayanan Kesehatan umum & berkebutuhan khusus • Pelayanan KB & Kesehatan reproduksi • Penyediaan higiene kit • Penyediaan PMT Bayi, Balita, Bumil, Buteki, Anak Sekolah, Lansia • Revitalisasi Kader kesehatan • Revitalisasi Pos Yandu, Pelatihan toga, warung hidup • Pengendalian & penanggulangan masalah kesehatan lingkungan • Pengendalian Pencegahan penyakit menular dan penyakit
bersumber binatang,pes pasca bencana • Upaya Jaminan kesehatan bagi masyarakat terkena dampak • Diklat General Emergency Life Support (GELS) untuk medis, PPGD
untuk paramedis
• Penyusunan rencana kontigensi • Santunan korban meninggal
• Revitalisasi rukun tetangga/rukun warga
2. Pendidikan • Pengadaan sarpras untuk shelter sekolah & fasilitasi pengelolaannya • Jaminan pendidikan/beasiswa murid terkena dampak • Layanan psikologi sekolah • Pembangunan/rehabilitasi sekolah • Penyediaan sarana sekolah • Penempatan guru kembali/Diklat guru • Regruping sekolah • Upaya beasiswa • Pendidikan mitigasi kebencanaan
3. Sosial Budaya • Pengembalian pengungsi
• Pengelolaan masyarakat di shelter • Identifikasi kebutuhan masyarakat • Upaya keringanan hutang bank, pajak,tagihan listrik dan air • Pengadaan hiburan di tempat tinggal sementara • Penyediaan logistik selama belum ada penghasilan • Pendampingan psikologis & agama, pengadaan hiburan di shelter • Santunan orang meninggal • Pemberian stimulan/kegiatan cash for work,PNPM • Sosialisasi mitigasi bencana dg kearifan lokal; kentongan,
penanaman bambu,pemasangan gardu pandang • Upaya jaminan sosial lanjut usia • Kegiatan padat karya produktif • Pengembalian adat budaya
PEREKONOMIAN
1. Pertanian,
• Pembuatan shelter kandang
peternakan,Peri • Penelitian tanah kanan
• Pembelian sapi hidup/ pergantian sapi mati
• Pengelolaan lahan pertanian yang rusak • Revitalisasi pertanian,perkebunan, perikanan, peternakan,kehutanan
• Penanggulangan penyakit ternak
2. Industri dan • Pembersihan tempat usaha dengan padat karya, cash for work perdagangan
• Fasilitasi usaha lama • Menciptakan kegiatan usaha baru dg Pelatihan UMKM, pemberian
alat, pemberian modal/kredit lunak, pendampingan, pemasaran • Revitalisasi koperasi • Pembangunan/rehabilitasi pasar tradisional • Pemulihan masyarakat pekerja terkena dampak erupsi Merapi • Upaya rehabilitasi rumah rusak bagi pekerja • Pengkajian penataan pertanian kawasan lereng merapi • Promosi perekonomian • Pengadaan peralatan usaha produksi
3. Pariwisata
• Identifikasi penataan kawasan pariwisata • Pengembangan museum (MGM) • Perbaikan sarpras pariwisata, pondok wisata • Pengembangan daerah pariwisata di kawasan lereng merapi
• Pengembalian citra dengan SLEMAN BANGKIT
LINTAS SEKTOR
1. Pemerintahan • Kajian RTRW merapi darurat • Shelter pos keamanan, aktivasi pos keamanan • Sewa gedung pemerintah yang rusak • Identifikasi tanah, hunian terkena dampak erupsi & penetapan/
pembuatan batas tanah • Penyediaan tanah untuk shelter minimal 1 tahun • Penyediaan tanah untuk pemukiman kembali dg luasan lebihkecil
dari semula • Usulan penganggaran • Penyelamatan arsip, penataan administrasi kependudukan
• Pendataan penduduk di kecamatan terdampak
2. Lingkungan • Peluasan TNGM • Upaya penghijauan kembali/revitalisasi hutan, konservasi SDA • Pengelolaan sampah • Pemantauan kualitas lingkungan • Identifikasi kerusakan lingkungan • Pemantauan & pengendalian pertambangan
Rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi ini juga dilengkapi dengan uraian kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi beserta rencana sumber penganggarannya dari sumber APBD Kabupaten Sleman, APBD Propinsi DI Yogyakarta, dan APBN/Lain-lain mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 (lihat lampiran). Namun demikian, untuk melaksanakan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi tidak hanya mengacu pada lampiran saja. Lampiran rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi beserta sumber penganggarannya masih bersifat sementara, mengingat status merapi masih SIAGA sehingga diperlukan review untuk menyesuaikan dengan perkembangan hasil penilaian kerusakan kerugian/DaLA serta HRNA termasuk realisasi penganggarannya.