2 dari perusahaan atau instansi pemerintahan pada waktu tertentu. Laporan
keuangan bank umumnya terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan likuiditas aktiva produktif, rasio keuangan dan laporan posisi keuangan..
Untuk mengukur tingkat kesehatan perbankan pada umumnya menggunakan 5 aspek penilaian, yaitu : Capital, asset, manajemen, earning, dan
Liquidity yang disebut CAMEL. CAMEL pertama kali diperkenalkan di Indonesia
sejak dikeluarkannya Paket Februari 1991 mengenai sifat-sifat kehati-hatian bank. Paket tersebut dikeluarkan sebagai dampak kebijakan Paket Kebijakan 27 Oktober
1988 Pakto 1988. Penilaian kesehatan Bank secara umum meliputi 5 aspek yaitu:
1. Capital, untuk rasio kecukupan modal
Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:
a.
kecukupan, komposisi, dan proyeksi trend ke depan permodalan serta kemampuan permodalan Bank dalam mengcover aset bermasalah;
b.
kemampuan Bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan, rencana permodalan Bank untuk mendukung
pertumbuhan usaha, akses kepada sumber permodalan, dan kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan Bank.
2. Assets, untuk rasio kualitas aktiva
Penilaian terhadap faktor kualitas aset meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:
3
a.
kualitas aktiva produktif, konsentrasi eksposur risiko kredit, perkembangan aktiva produktif bermasalah, dan kecukupan penyisihan
penghapusan aktiva produktif PPAP;
b.
kecukupan kebijakan dan prosedur, sistem kaji ulang review internal, sistem dokumentasi, dan kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.
3. Management, untuk menilai kualitas manajemen
Penilaian terhadap faktor manajemen meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:
a.
kualitas manajemen umum dan penerapan manajemen risiko;
b.
kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang berlaku dan komitmen kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya.
4. Earning, untuk rasio-rasio rentabilitas bank
Penilaian terhadap faktor rentabilitas meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:
a.
pencapaian return on Assets ROA, return on equity ROE, net interest margin
NIM, dan tingkat efisiensi Bank;
b.
perkembangan laba operasional, diversifikasi pendapatan, penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya, dan prospek
laba operasional
5. Liquidity, untuk rasio-rasio likuiditas bank
Penilaian terhadap faktor likuiditas meliputi penilaian terhadap komponen- komponen sebagai berikut:
4
a.
rasio aktivapasiva likuid, potensi maturity mismatch, kondisi Loan to Deposit Ratio
LDR, proyeksi cash flow, dan konsentrasi pendanaan;
b.
kecukupan kebijakan dan pengelolaan likuiditas Assets and liabilities Management
ALMA, akses kepada sumber pendanaan, dan stabilitas pendanaan.
Dalam aspek-aspek penilaian tersebut menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai tingkat
kesehatan bank. Tujuan dari analisis menggunakan rasio CAMEL adalah untuk menentukan kondisi kesehatan bank tersebut yang sesungguhnya apakah dalam
keadaan sehat, kurang sehat atau mungkin tidak sehat. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor
3012KEPDIR tanggal 30 April 1997 tersebut juga ditetapkan bobot masing- masing untuk faktor CAMEL Capital, Asset, Management, Earning, and
Liquidity dapat dijabarkan pada :
Tabel 1.1 Faktor Penilaian, Rasio dan Bobotnya dalam Penilaian Kesehatan Bank
.
Faktor Rasio
Bobot
1. Permodalan
CAR 30
2. Asset
a. KAP
b. PPAP
25 5
3. Manajemen
NPM 20
4. Rentabilitas
a. ROA
b. BOPO
5 5
5. Likuiditas
a. CR
b. LDR
5 5
Sumber : SK Direksi Bank Indonesia Nomor 3012KEPDIR tanggal 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Kesehatan Bank Mandiri, 2015
5
Tabel 1.2 Predikat Penilaian Kesehatan
Nilai Kredit Predikat
81 – 100 Sehat
66 - 81 Cukup Sehat
51 - 66 Kurang Sehat
0 - 51 Tidak Sehat
Sumber : SK Direksi Bank Indonesia Nomor 3012KEPDIR tanggal 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Kesehatan Bank Mandiri,2015
Pada PT. Bank Mandiri PerseroTbk, dapat dianalisis tingkat kesehatan keuangan bank tersebut agar dapat diketahui apakah pengelolaan keuangannya
sudah efektif, efisien, dan seberapa besar pertumbuhan keuangannya. Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-bank dapat memberikan arahan
atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan kalau perlu dihentikan kegiatan operasinya.
Melihat begitu pentingnya menganalisis kondisi keuangan pada industri perbankan dan mengingat pentingnya laporan keuangan bagi banyak pihak untuk
menghadapi persaingan di bidang perbankan yang semakin ketat, maka penulis melakukan analisis dan evaluasi terhadap laporan keuangan dengan judul
“Analisis tingkat kesehatan PT.Bank Mandiri Persero Tbk dengan menggunakan metode CAMEL”.
6
E. Rumusan Masalah