Alat Uji Disolusi Disolusi

sumbunya tidak lebih dari 2 mm dan berputar dengan halus tanpa goyangan yang berarti. Jarak antara daun dan bagian dalam dasar wadah dipertahankan selama pengujian berlangsung. Daun dan batang logam yang merupakan satu kesatuan dapat disalut dengan suatu penyalut inert yang sesuai. Sediaan dibiarkan tenggelam ke dasar wadah sebelum dayung mulai berputar. Pada uji disolusi partikel-partikel obat akan dilepaskan dari sediaan ke dalam larutan dengan kecepatan tertentu. Pada tahap satu S1, enam tablet diuji dan hasilnya diterima bila semua tablet memberi hasil tidak kurang dari batas pada monograf Q ditambah 5 Bila S1 tidak dipenuhi, enam tablet tambahan diuji lagi S2. Hasilnya dapat diterima bila hasil rat-rata dari ke-12 tablet lebih besar atau sama dengan Q, dan tidak ada satu pun yang lebih kecil dari Q - 15 Bila tetap tidak terpenuhi, 12 tablet tambahan diuji lagi. Hasilnya dapat diterima bila nilai rat-rata ke-24 tablet lebih besar atau sama dengan Q, dan tidak lebih dari dua tablet yang lebih kecil dan Q - 15 Ditjen POM, 2014.

2.6.2 Faktor yang Mempengaruhi Laju Disolusi

Menurut Syukri 2002, ada tiga faktor yang mempengaruhi laju disolusi dari bentuk sediaan biasanya yaitu: a. faktor yang berkaitan dengan sifat fisikokimia obat Sifat-sifat fisikokimia dari obat yang mempengaruhi laju disolusi meliputi kelarutan, bentuk kristal, serta ukuran partikel. Sifat-sifat fisikokimia lain seperti kekentalan berperan terhadap munculnya permasalahan dalam disolusi. b. faktor yang berkaitan dengan formulasi sediaan Formulasi sediaan berkaitan dengan bentuk sediaan, bahan tambahan dan cara pengolahan. Pengaruh bentuk sediaan terhadap laju disolusi tergantung pada kecepatan pelepasan bahan aktif yang tergantung di dalamnya. c. faktor yang berkaitan dengan alat uji disolusi dan parameter uji Faktor ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan selama percobaan yang meliputi kecepatan pengadukan, suhu medium, pH medium dan metode uji yang dipakai. Pengadukan mempengaruhi penyebaran partikel-partikel dan tebal lapisan difusi sehingga memperluas permukaan partikel yang kontak dengan pelarut.

2.7 Spektrofotometri

2.7.1 Definisi

Spektrofotometri uv-visible adalah pengukuran serapan cahaya didaerah ultraviolet 200-400 nm dan sinar tampak 400-800 nm oleh suatu senyawa. Absorbansi spektofotometri uv-visible adalah istilah yang digunakan ketika radiasi ultraviolet dan cahaya tampak diabsorbsi oleh molekul yang diukur. Alatnya disebut uv-visible spektrofotometri. Sfektrofotometri uv-visible adalah salah satu instrumen yang digunakan dalam menganalisa suatu senyawa kimia. Spektrofotometri umumnya digunakan karena kemampuannya dalam menganalisa begitu banyak senyawa kimia serta kepraktisannya dalam hal preparasi sampel apabila dibandingkan dengan beberapa metode analisa Rohman, 2007.