MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V SEMESTER GENAP SD NEGERI 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN AJARAN 2011/2012

(1)

ABSTRAK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V

SEMESTER GENAP SD NEGERI 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh NING UTAMI

Penelitian berjudul “Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V Semester Genap SD Negeri 1 Pringsewu Utara Tahun Ajaran 2011/2012” dilatar belakangi oleh pemikiran bahwa penyempurnaan dan peningkatan pembelajaran Matematika harus terus diupayakan. Masalah yang dihadapi oleh guru adalah aktivitas dan pemahaman siswa pada mata pelajaran Matematika masih relatif rendah, siswa yang mencapai KKM (59) sebesar 40,6%, Sedangkan nilai rata-rata kelas adalah 56.

Tujuan utama penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika melalui Metode Demonstrasi pada siswa kelas V SD Negeri1 Pringsewu Utara. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam tiga siklus tindakan pembelajaran dengan subjek penelitian siswa dan guru kelas V pada tahun ajaran 2011/2012. Pola umum prosedur pada setiap tindakan adalah : (1).Perencanaan, (2).Pelaksanaan, (3).Pengamatan dan Penilaian, (4).Refleksi. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Metode Demonstrasi untuk meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. Hal ini dapat dilihat :

(1).Aktivitas Belajar Siswa mengalami peningkatan dari 53,1% di siklus I menjadi 71,9% di siklus II dan pada siklus III menjadi 87,5%. (2).Hasil Belajar Siswa Mengalami Peningkatan dari nilai rata-rata 59,69 pada siklus I menjadi 67,31 pada siklus II dan 72,30 pada siklus III


(2)

1.1. Latar Belakang Masalah

Perubahan IPTEK sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia. Agar masyarakat mampu bersaing dan menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terus - menerus khususnya dalam bidang pendidikan, maka diperlukan adanya perbaikan dan penyempurnaan sistem pendidikan nasional yaitu memperbaiki Kurikulum Berbasis Kompetensi menjadi Kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Mengingat standarisasi atau KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang harus tuntas, maka guru melakukan upaya dengan memperbaiki model pembelajaran terutama pada pelajaran matematika (Depdiknas. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan, 2006).

Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan ( KTSP ) menyatakan bahwa standar Kompetensi ( SK ) dan Kompetensi Dasar ( KD ) Matematika merupakan Standar Minimum yang harus dicapai peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di Satuan Pendidikan ( Depdiknas, 2006; 47).

Guru sebagai agen pembelajaran sering dihadapkan pada masalah pengelolaan kelas dalam pembelajaran. Keadaan ini terjadi karena beberapa faktor umum yaitu, dalam suatu kelas terdiri dari individu-individu yang beragam dalam segi : kompetensi, masukan, latar belakang keluarga, ketersediaan sarana dan prasarana belajar, minat dan motivasi belajar siswa, harapan siswa dimasa mendatang dan lain sebagainya.


(3)

2

Kondisi di atas harus mampu di atasi guru dengan cara mencari solusi strategi pembelajaran yang mampu mengakomodir perbedaan dan keterbatasan diatas.

Matematika di sekolah dasar seharusnya membuahkan hasil belajar berupa perubahan pengetahuan cara menghitung, dan keterampilan yang sejalan dengan tujuan kelembagaan sekolah dasar yang dapat diterapkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana dijelaskan dalam Kurikulum 1994, bahwa penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar bertujuan: (1) Mendidik siswa agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila yang mampu membangun dirinya sendiri serta ikut bertanggung jawab terhadap pembangunan bangsa; (2) Memberi bekal kemampuan yang diperlukan bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi; dan (3) Memberi bekal kemampuan dasar untuk hidup di masyarakat dan mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya (Depdikbud. Kurikulum Pendidikan Dasar, 1994).

Berdasarkan hasil pengamatan Peneliti dalam pelaksanan pembelajaran hasilnya masih rendah yang dibuktikan adanya nilai nilai di bawah KKM (59), dan guru cenderung menggunakan metode ceramah pada setiap pembelajaran yang dilakukannya. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya penguasaan terhadap model-model pembelajaran yang ada. Padahal penguasaan terhadap model-model pembelajaran sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan professional guru. Untuk itu guru perlu meningkatkan mutu pembelajarannya dimulai dengan memperhatikan rancangan pembelajaran yang baik dengan memperhatikan tujuan, karakteristik siswa, materi yang diajarkan dan sumber belajar yang tersedia, dan berkualitas karena selama ini pembelajarannya tidak efesien cenderung membosankan, sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal. Rendahnya hasil belajar mata pelajaran matematika menunjukkan adanya indikasi terhadap rendahnya kinerja belajar siswa dan kemampuan


(4)

guru dalam mengelola pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu merefleksi diri untuk dapat mengetahui faktor-faktor penyebab ketidakberhasilan siswanya dalam pelajaran matematika. Sebagai guru yang baik dan profesional, permasalahan ini tentu perlu ditanggulangi dengan segera dilakukan, yaitu dengan berkolaborasinya para guru, diharapkan kemampuan profesional guru dalm merancang pembelajran akan lebih baik dan dapat menerapkan model pembelajaran yang bervariatif, sehingga dapat melakukan perubahan dan perbaikan dalam mengelola proses pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa.

Berdasarkan hasil observasi peneliti, kemampuan pada siswa kelas V SD Negeri 1 Pringsewu Utara semester genap dalam memperoleh hasil belajar masih rendah, yaitu dari jumlah siswa keseluruhan yang berjumlah 32 siswa, laki-laki sebanyak 20 siswa, dan perempuan sebanyak 12 siswa, yang mendapat nilai mencapai KKM (59) sebanyak 13 siswa atau 40,6% dari jumlah siswa, dan yang tidak mencapai KKM sebanyak 19 siswa atau 59,4% dari jumlah siswa, sedangkan nilai rata-rata 56. Dalam mengikuti pelajaran matematika pun siswa kurang maksimal, seperti : mengantuk, mengobrol, dan corat coret buku. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yaitu: 1) Penyajian materi yang kurang menarik. 2) Metode pembelajaran yang tidak diminati oleh banyak siswa. 3) Tidak ada Media / alat peraga yang mendukung dalam penyampaian materi pelajaran. 4) Metode yang digunakan metode ceramah, dimana informasi/konsep-konsep yang dipelajari diberitahukan atau disajikan dengan ceramah saja. 5) Siswa


(5)

4

terlihat mengandalkan siswa lainnya yang dianggap mampu dalam belajar. 6). Aktifitas siswa rendah, murid hanya mendengarkan saja.

Dalam hal ini model pembelajaran memegang peranan yang penting dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran matematika. Salah satu model pembelajaran yang penulis gunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V dalam belajar matematika adalah model pembelajaran Demonstrasi.

1.2. Identifikasi Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Penyajian materi yang kurang menarik.

2. Metode pembelajaran yang tidak diminati oleh banyak siswa.

3. Tidak ada Media / alat peraga yang mendukung dalam penyampaian materi pelajaran.

4. Metode yang digunakan metode ceramah, dimana informasi/ konsep-konsep yang dipelajari diberitahukan atau disajikan dengan ceramah saja.

5. Siswa terlihat mengandalkan siswa lainnya yang dianggap mampu dalam belajar.

6. Aktivitas Belajar siswa dalam pembelajaran Matematika masih rendah. 7. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika masih rendah, di

bawah KKM yaitu 59. 1.3. Rumusan Masalah


(6)

Berdasarkan identifikasi masalah maka rumusan masalah dalam proposal penelitian ini adalah :

- Bagaimanakah Metode Pembelajaran Demonstrasi agar dapat meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada mata pelajaran Matematika Kelas V Semester Genap di SD Negeri 1 Pringsewu Utara Kecamatan Pringsewu tahun Pelajaran 2011/2012?

- kah Metode Pembelajaran Demonstrasi agar dapat meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran Matematika Kelas V Semester Genap di SD Negeri 1 Pringsewu Utara Kecamatan Pringsewu tahun pelajaran 2011/2012?

1.4. Tujuan Penelitian.

Penelitian Perbaikan Pembelajaran ini dilakukan dengan tujuan untuk: 1. Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika pada Siswa Kelas V di SD

Negeri 1 Pringsewu Utara Semester Genap dengan menggunakan Metode Demonstrasi.

2. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas V di SD Negeri 1 Pringsewu Utara Semester Genap dengan menggunakan Metode Demonstrasi.

1.5. Manfaat Penelitian. 1) Bagi siswa:

a. Terbangunya pemahaman siswa secara aktif dan pengalaman belajar yang bermakna.


(7)

6

b. Memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan mampu mengembangkan ide-ide yang ada pada dirinya.

2) Bagi guru:

a. Memberikan pengalaman dalam proses pencarian permasalahan untuk dicarikan pemecahannya.

b. Untuk perbaikan dan kemampuan merencanakan dan menggunakan model pembelajaran Demonstrasi guna meningkatkan aktivitas belajar pada mata pelajaran Matematika kelas V.

3) Bagi sekolah:

a. Memberikan masukan pada sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan melaui perbaikan proses pembelajaran.

b. Menambah wawasan dan pengalaman yang dapat dijadikan bekal untuk menghadapi tugas di lapangan.


(8)

2.1. Teori Belajar.

Menurut Rinto dan Dhari (1994:23) agar siswa terlibat aktif diperlukan keterlibatan secara terpadu, berkesinambungan dari berbagai macam yang mengarah pada interaksi yang optimal, menuntut berbagai jenis aktivitas peserta didik, strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan menggunakan berbagai macam variasi media dan alat peraga.

Belajar diharapkan dapat mempengaruhi daya pikir seseorang yang berjuang pada perubahan tingkahlaku untuk menetapkan penguasaaan konsep sesuatu materi perlu alat atau sarana belajar yang memadai, diantaranya adalah buku penunjang yang relevan, baik dari buku paket maupun dari buku penunjang lain.

Menurut Slameto (2008: 2) bahwa belajar adalah merupakan sesuatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkahlaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.


(9)

8

Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang (guru atau yang lain) untuk membelajarkan siswa yang belajar. Kegiatan pembelajaran bukan lagi sekedar kegiatan mengajar (pengajaran) yang mengabaikan kegiatan belajar, yaitu sekedar menyiapkan pengajaran dan melaksanakan prosedur mengajar. Akan tetapi pembelajaran lebih kompleks lagi dan dilaksanakan dengan pola-pola pembelajaran yang bervariasi.

Menurut Mudhofir (dalam Sungkono, 2008:19) secara garis besar ada tiga pola pembelajaran yaitu:

a. Pola pembelajaran guru dengan siswa tanpa menggunakan alat bantu. Pola ini sangat tergantung pada kemampuan guru dalam mengingat dan menyampaikan bahan pembelajaran.

b. Pola pembelajaran guru, alat bantu, dan siswa. Pola ini guru dibantu oleh berbagai bahan pembelajaran/alat peraga dalam menjelaskan dan meragakan suatu pesan yang bersifat abstrak.

c. Pola pembelajaran guru, media, dan siswa. Guru memanfaatkan berbagai media pembelajaran sebagai sumber belajar.

Belajar sebagai kegiatan inividu sebenarnya merupakan rangsangan. Rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan. Fontana seperti yang dikutip oleh Udin S. Winataputra (1995 : 2), dikemukakan bahwa Learning (belajar) mengandung pengertian proses perlubahan yang relative tetap dalam prilaku individu sebagai hasil dari pengalaman.

Konfusius mengatakan bahwa; (1) Yang saya dengar, saya lupa (2) Yang saya lihat, saya ingat (3) Yang saya kerjakan , saya pahami (Silbermen, 2006:23). Tiga pernyataan filosofi diatas dapat dianalisa bahwa, apabila kegiatan siswa lebih dominan mendengar melalui teknik ceramah dari guru, tingkat penguasaan materi yang mampu diserap siswa sangat terbatas sekali dan kurang menyenangkan, bahkan kebanyakkan siswa mudah melupakannya. Pernyataan Konfusius diatas lebih menyarankan agar proses


(10)

pembelajaran dilakukan melalui keterlibatan siswa dalam kegiatan melakukan/mengerjakan sesuatu yang bersifat praktis dalam rangka menemukan pengalaman baru dan memahami materi pelajaran.

Selaras dengan pendapat-pendapat diatas, Thursan Hakim (2000 : 1) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan didalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman keterampilan, daya pikir dan lain-lain. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan dalam proses belajar.

Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman belajar adalah suatu proses memahami segala bentuk pembelajaran dalam rangka untuk perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil dari pengalamannya sendiri sebagai interaksi dengan lingkungannya.


(11)

10

Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa ketrampilan-ketrampilan dasar sedangkan kegiatan psikis berupa ketrampilan terintegrasi.

Aktivitas belajar adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan siswa dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan atau yang dicita-citakan (Nasution, 2004 : 88). Sedangkan menurut Sardiman bahwa aktifitas belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik atau mental dalam usaha memenuhi kebutuhan yang telah direncanakan (2007: 95).

kehampaan, tidak pula sepi dari berbagai aktivitas. Tidak pernah terlihat

prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belaja

Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa lama dan modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas didominasi oleh guru sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa.


(12)

Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana. Baik tes tertulis, tes tulisan, maupun tes perbuatan.

Sedangkan S. Nasution (Surya Bs. 1994) berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar tidak hanya mengenai pengetahuan, tapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi, individu yang belajar.

Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif. Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai materi atau belum. Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru yang berkaitan dengan pengambilan keputusan pencapaian kompetensi dasar setelah mengikuti pelajaran.

Hasil Belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif) ulangan tengah semester, dan nilai ulangan semester, dalam penilaian tindakan kelas ini yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil nilai ulangan harian yang dilakukan setelah selesai proses pembelajaran dalam kompetensi dasar tertentu.


(13)

12

Metode demonstrasi adalah Metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.( Muhibin Syah, 2000 : 2 ).

Metode Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. ( Syaiful Bahri Djamarah, 2000 : 43 ).

Dari kedua pendapat para ahli di atas maka dapat peneliti simpulkan bahwa metode demonstrasi adalah suatu metode pembelajaran yang digunakan secara langsung untuk menyampaikan pelajaran dengan memberikan cara peragaan yang berkenaan dengan bahan pelajaran.

Kelebihan metode demonstrasi adalah: Menurut Wina Sanjaya (2006 : 611)

1. Pelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit sehingga tidak tejadi verbalisme.

2. Siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran yang didemontrasikan.

3. Proses pembelajaran akan sangat menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi 4. Siswa akan lebih aktif mengamati dan tertarik untuk

mencobanya sendiri.

5. Menyajikan materi yang tidak bisa disajikan oleh metode lain.

Kelemahan metode demonstrasi adalah: Menurut Wina Sanjaya (2006 : 612)

1. T i d a k s e m u a g u r u d a p a t m e l a k u k a n d e m o n t r a s i d e n g a n b a i k .

2. Terbatasnya sumber belajar, alat pelajaran, media pembelajaran, situasi yang sering tidak mudah diatur dan terbatasnya waktu.

3. Demonstrasi memerlukan waktu yang lebih banyak disbanding dengan metode Ceramah dan Tanya jawab.


(14)

4. Metode Demonstrasi memerlukan persiapan dan perancangan yang lebih matang.

Langkah-langkah dalam penerapan metode Demonstrasi (http://gegsudy.blogspot.com/2012/07/proposal.html) adalah:

a. Perencanaan.

Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah :

1) Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan dapat tercapai setelah metode Demontrasi berakhir. 2) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah Demonstrasi yang

akan dilaksanakan.

3) Memperhitungkan waktu yang di butuhkan.

4) Selama demonstrasi berlangsung guru harus intropeksi diri apakah : - Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh

siswa.

- Apakah semua media yang di gunakan telah di tempatkan pada posisi yang baik, hingga semua siswa dapat melihat semuanya dengan jelas.

- S i s w a m e m b u a t c a t a t a n - c a t a t a n y a n g d i a n g g a p p e r l u .

5) Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik

b. Pelaksanaan.

Hal-hal yang di lakukan adalah :

1) Memeriksa hal-hal tersebut di atas untuk kesekian kalinya. 2) Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa.

3) Mengingat pokok-pokok materi yang akan

didemonstrasikan agar mencapai sasaran.

4) Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik.

5) Memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif.

6) Evaluasi : dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut, baik di sekolah ataupun di rumah.

2.5. Pembelajaran Matematika.

Matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logic dan masalah yang berhubungan dengan bilangan. ( Sujono, 1988 : 5 ).

Matematika adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. (Suherman, dkk., 2003 : 16).


(15)

14

Pembelajaran Matematika SD adalah sebuah pelajaran dasar dibidang matematika bagi siswa yang duduk di sekolah dasar. Dalam taraf pendidikan ini, materi yang diberikan lebih condong pada pengenalan pelajaran saja dan belum membahas materi yang di anggap rumit. Selain itu dalam pembelajaran matematika SD pun, konsep pembelajaran dilakukan lebih mengedepankan pada unsur kesenangan pada siswa. Hal ini sebagai upaya untuk menghilangkan stigma pada siswa tentang pelajaran Matematika adalah pelajaran sulit yang menjadi momok menakutkan.

Oleh karena itu setiap guru Matematika SD harus bisa memiliki metode pendidikan yang bisa meraih simpati siswa. Bukan justru sebaliknya, mengedepankan persepsi sebagai guru galak yang bisa berdampak pada image pelajaran itu sendiri, sebab tidak jarang siswa mulai menyukai sebuah pelajaran berawal dari kesan yang mereka tangkap pada guru pengajarnya.

Guru yang dianggap ramah dan menyenangkan, bisa menjadi sebuah motivasi tersendiri bagi siswa. Sebaliknya, guru yang dicitrakan seram dan menakutkan hanya akan menjadikan siswa merasa enggan untuk belajar pelajaran tersebut. Inilah yang harus dipahami dan dikuasai oleh guru Matematika SD. Mengingat di jenjang inilah seorang siswa akan mendapatkan dasar-dasar pembelajaran mereka.

Materi Pelajaran Matematika SD

Sebagai lembaga pendidikan dasar, maka semua pelajaran yang diberikan pun harus melalui sistematika yang tepat. Hal ini demi menyesuaikan


(16)

kemampuan otak siswa agar tidak mengalami kesulitan dalam belajar matematika SD tersebut.

Beberapa materi pelajaran matematika SD di antaranya adalah : 1. Materi berhitung.

Dalam materi ini, siswa diajarkan mengenal perhitungan penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian angka kecil. Materi ini khususnya diberikan pada siswa kelas I hingga kelas III SD.

2. Materi aplikasi.

Materi ini mulai mengajarkan siswa untuk melakukan perhitungan matematika yang dikaitkan dengan permasalah sehari-hari.

Seperti menghitung kecepatan, membagi waktu, atau juga perhitungan besaran nilai uang. Materi ini mulai diberikan ketika siswa duduk di bangku kelas IV.

3. Materi pecahan.

Materi ini diberikan ketika siswa mulai duduk di bangku kelas V SD. Dalam materi ini, siswa akan diajarkan proses perhitungan sebagaimana saat mereka duduk di kelas I-III, namun angka yang digunakan dalam bentuk pecahan.

4. Pecahan desimal dan perhitungan bangun ruang.

Materi pecahan desimal hampir sama dengan materi yang ada di kelas hanya saja angka yang digunakan dalam bentuk pecahan desimal. Selain itu, materi bangun ruang mulai diperkenalkan. Seperti perhitungan luas bangun, volume atau juga menghitung panjang sisi atau juga ruas jari-jari lingkaran. Kedua materi ini diberikan saat siswa duduk di kelas VI SD.

(http://www.anneahira.com/ matematika-sd.htm)

2.6. Hipotesis

Hipotesis Penelitian ini adalah : Jika Metode Demonstrasi diterapkan dalam pembelajaran Matematika dengan langkah yang tepat maka dapat meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar siswa kelas V Semester Genap SD Negeri 1 Pringsewu Utara tahun pelajaran 2011/ 2012.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Setting Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2012 sampai bulan Mei 2012 di SD Negeri 1 Pringsewu Utara, Jalan KH. Gholib Gang Panda Kelurahan Pringsewu Utara Kecamatam Pringsewu Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

Berikut tabel jadwal pelaksanaan penelitian : Tabel 1 : Jadwal Penelitian

NO Pelaksanaan Penelitian Tanggal Pelaksanaan

1. Siklus I 25 April 2012

2. Siklus II 03 Mei 2012

3. Siklus III 10 Mei 2012

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Pringsewu Utara Kecamatam Pringsewu Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung

3. Permasalahan Penelitian

Aktivitas dan Hasil belajar siswa selama proses pembelajaran Matematika berlangsung


(18)

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V yang berjumlah 32 Siswa yang terdiri dari 20 Siswa laki-laki dan 12 Siswa perempuan SD Negeri 1 Pringsewu Utara, dan Guru mata pelajaran Matematika kelas V SD Negeri 1 Pringsewu Utara. Sedangkan objek tindakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan Metode Demonstrasi yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

3.3. Alat Pengumpulan Data

Untuk mempermudah penelitian, peneliti menggunakan alat bantu seperti tabel dibawah ini :

Tabel 2 : Pengumpulan Data

NO Jenis Data Metode

1. Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran Lembar Observasi 2. Hasil siswa selama kegiatan pembelajaran Lembar Observasi 3. Keterampilan psikomotorik pada saat demonstrasi Lembar Observasi 4. Kegiatan guru pada saat kegiatan pembelajaran Lembar Observasi

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dilakukan dengan observasi dan tes a. Observasi

Keterlibatan langsung dilapangan oleh peneliti untuk memperoleh data atau informasi tentang aktivitas belajar siswa yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran sebagai upaya untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Data diperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru dengan menggunakan tanda chek list


(19)

19

b. Tes

Dilakukan untuk mengumpulkan data nilai hasil belajar dan mengungkapkan kemampuan siswa dalam menyerap pembelajaran konsep pembelajaran melalui metode Demonstrasi.

c. Dokumentasi

Ada beberapa macam dokumen yang digunakan dalam membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian, khususnya yang ada kaitannya dengan masalah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ). Misalanya RPP, Silabus, Laporan tugas siswa, dan bagian-bagian dari buku tes yang digunakan sebagi materi pembelajaran.

3.5. Pendekatan Penelitian

Pada perbaikan ini digunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Research ) dengan penekanan terhadap proses pembelajaran Matematika di kelas V.

Penelitian Tindakan Kelas dalam adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Tindakan yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan oleh guru atau berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini arti Kelas tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama juga (Suharsimi: 2005).

Menurut Kemmis (1988), penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka (Sanjaya, hal. 24). Dalam hal ini, penelitian tindakan memiliki kawasan yang lebih luas daripada PTK. Penelitian tindakan diterapkan di berbagai bidang ilmu di luar pendidikan, misalnya dalam kegiatan praktik bidang kedokteran, manajemen, dan industri (Basrowi & Suwandi, hal. 25).


(20)

Tujuan PTK adalah memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah.

Menurut Suyanto (1997), tujuan PTK adalah meningkatkan dan/atau memperbaiki praktik pembelajaran di sekolah, meningkatkan relevansi pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan (Basrowi & Suwandi, hal. 54). Penelitian yang dilakukan oleh Peneliti yaitu dengan menggunakan Metode Pembelajaran Demonstrasi.

3.6. Prosedur Penelitian

Sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran lebih profesional guru memerlukan keberanian dan kepedulian terhadap kelemahan yang ada dalam implementasi pembelajaran yang dikelola. Guru juga harus mampu merenung, berfikir, merefleksi semua kekurangannya dalam proses pembelajaran untuk mengidentifikasi bagian-bagian yang masih lemah.

Metode yang digunakan dalam pengambilan kesimpulan penelitian ini adalah mengunakan motode Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran.


(21)

21

Berdasarkan jumlah dan sifat perilaku para anggotanya, PTK dapat berbentuk individual dan kaloboratif, yang dapat disebut PTK individual dan PTK kolaboratif. Dalam PTK individual seorang guru melaksanakan PTK di kelasnya sendiri atau kelas orang lain, sedang dalam PTK kaloboratif beberapa orang guru secara sinergis melaksanakan PTK di kelas masing-masing dan diantara anggota melakukan kunjungan antar kelas. Prosedur Pelaksanaan PTK

1. Perencanaan

Perencanaan yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan PTK yang di prakarsai seperti : penetapan entry behavior, pelancaran tes diagnostik untuk menspesifikasi masalah, pembuatan skenario pembelajaran, pengadaan alat-alat dalam rangka implementasi PTK, dan lain-lain yang terkait dengan pelaksanaan tindakan perbaikan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Tindakan (acting)

Tindakan yaitu deskripsi kegiatan perlakuan yang akan digelar, skenario kerja perbaikan dan prosedur tindakan yang akan ditetapkan.Untuk itu tahapan tindakan hendaknya sesuai dengan panduan atau petunjuk kerja yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan tindakan dilakukan pencatatan-pencatatan atas perubahan yang terjadi pada indikator yang diteliti. Kemukakan apa adanya terhadap perubahan yang terjadi terutama tentang indicator yang telah tercapai dan yang belum tercapai, dilengkapi dengan penjelasan atau keterangan yang diperlukan.

3. Observasi (observing)

Observasi, yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan penafsiran data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan perbaikan yang dirancang. Observasi ini dilakukan mulai dari permulaan hingga akhir tindakan, dan mencatat semua perubahan yang terjadi terhadap pencapaian indikator.

4. Refleksi (reflecting)

Refleksi yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkenaan denga proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan digelar, personil yang dilibatkan, serta kriteria dan rencana bagi tindakan daur berikutnya. Guru, baik sendiri maupun dalam kolaborasi dengan dosen LPTK yang menjadi mitranya kemudian menetapkan fokus permasalahan secara lebih tajam kalau perlu dengan mengumpulkan tambahan data lapangan secara lebih sistematis dan atau melakukan kajian pustaka yang relevan.Hasil percobaan tindakan perbaikan yang dinilai dan direfleksikan dengan mengacu kepada indikator dan kriteria-kriteria perbaikan yang dikehendaki, yang telah ditetapkan sebelumnya.


(22)

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 siklus. Penelitian tindakan lebih ditujukan pada proses tindakan dan hasil. Artinya bahwa banyak data yang diperoleh dari Action tindakan dan hasil, seperti pada penelitian lainnya. Oleh karena itu penelitian ini dilaksanakan melalui kegiatan yang dimulai dari Perencanaan (planning), dilanjutkan dengan Pelaksanaan Tindakan (acting), hasil pengamatan (observe) dan Refleksi .

Berikut merupakan bagan dari Prosedur Penelitian :

Riset Aksi Model John Elliot 1991 ( dalam Pargito Th 2011 hal 36 ) Gambar 1 : Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

3.7. Skenario Pelaksanaan Tindakan Kelas 3.7.1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

3.7.1.1.Perencanaan Tindakan Pelaksanaan Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

Siklus I

Pelaksanaan Perencanaan

yang direvisi

Refleksi

Pengamatan SiklusII

Pelaksanaan Perencanaan

yang direvisi

Refleksi

Pengamatan


(23)

23

Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan oleh peneliti. Dalam siklus I peneliti mempersiapkan proses mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dengan menggunakan metode Demonstrasi dengan langkah-langkah :

1. Membuat skenario tindakan dengan menggunakan metode demonstrasi

2. Menyusun perangkat pembelajaran (Silabus, Pemetaan RPP)

3. Mempersiapkan sarana pembelajaran (materi, media, LKS, alat tes)

4. Menyusun instrument penelitian

5. Membuat jadwal pelaksanaan siklus, siklus I dilaksanakan pada 25 April 2012, pukul 07.20 08.30.

3.7.1.2.Pelaksanaan Tindakan

Langkah tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana pembelajran yang telah dipersiapkan oleh peneliti

Pada siklus I ini materi pembelajarannya adalah Bangun Datar (persegi, persegi panjang dan segitiga)

Pada siklus I dilaksanakan pada 25 April 2012, pukul 07.20 08-30 WIB dengan menggunakan metode Demonstrasi. Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut : 1. Kegiatan awal


(24)

- Apersepsi : tanya jawab tentang materi yang akan dibahas dengan mengamati gambar-gambar (segitiga,persegi, dan persegi panjang).

- Memberikan penjelasan pada siswa tentang pokok-pokok materi yang dibahas.

- Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai setelah selesai pembelajaran

2. Kegiatan Inti

- Siswa mengamati gambar-gambar bangun datar yang di siapkan guru,

- Guru mengadakan tanya jawab seputar bangun datar - Guru memberikan contoh demonstrasi dengan

menggunakan gambar bangun datar untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar. Kegiatan ini dilakukan berulang, agar siswa lebih faham

- Siswa menyimpulkan sifat-sifat bangun datar, setelah guru selesai melakuakan demonstrasi.

3. Kegiatan akhir

- Siswa merangkum hasil demonstrasi - Siswa mengerjakan soal (evaluasi)

- Guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang berlangsung.

3.7.1.3.Observasi

Observasi merupakan kegiatan melihat secara cermat untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sesuatu


(25)

25

yang kita amati. Observasi digunakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas belajar siswa diamati selama proses pembelajaran berlangsung.

Adapun indikator aktivitas yang diamati meliputi : 1) Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

No Aktivitas Skor

1 2 3 4

1. 2. 3. 4. 5.

Mendengarkan Bertanya pada guru

Menjawab pertanyaan guru Mencatat rangkuman Cepat menyelesaikan tugas

Skor :

1. Jika aktivitas yang dilakukan buruk 2. Jika aktivitas yang dilakukan cukup 3. Jika aktivitas yang dilakukan baik 4. Jika aktivitas yang dilakukan sangat baik

Sedangkan kategori berdasarkan jumlah skor yang diperoleh :

Skor 17 20 = Sangat Baik Skor 13 16 = Baik

Skor19 12 = Cukup Skor15 18 = Kurang


(26)

2) Penilaian Kinerja Guru dengan Indikator

NO KOMPONEN RENCANA

PEMBELAJARAN

SKOR

1 2 3 4

A. Pendahuluan

1 Persiapan sarana pembelajaran dengan metode Demonstrasi

2 Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran 3 Memotivasi siswa dengan apersepsi.

4 Mengaitkan materi dengan pelajaran yang lalu B. Kegiatan Inti.

1 Penguasaan materi pelajaran melalui metode demonstrasi

2 Memberikan contoh dalam melakukan Demonstrasi tentang bangun datar 3 Berperan sebagai fasilitator

4 Mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang bangun datar.

5 Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang bangun datar.

6 Membimbing siswa waktu praktek ( Demonstrasi )

7 Memberikan motivasi siswa dan penguatan seusai melakukan Demonstrasi

C. Penutup

1 Membimbing siswa membuat laporan 2 Mengaitkan materi dengan pelajaran yang

akan datang

3 Memberikan tugas kepada siswa 4 Mengadakan evaluasi

JUMLAH Skor :

1. Bila aktivitas yang dilakukan kurang 2. Bila aktivitas yang dilakukan cukup 3. Bila aktivitas yang dilakukan baik 4. Bila aktivitas yang dilakukan sangat baik


(27)

27

Kriteria penilaian berdasarkan jumlah skor yang diperoleh :

Skor 15 26 = Kurang Skor 27 37 = Cukup Skor 38 48 = Baik Skor 49 60 = Kurang

3) Penilaian hasil Belajar

Adapun indikator penilaian hasil belajar sebagai berikut :

-- Nilai rata-rata 70

3.7.1.4.Refleksi

Peneliti menganalisa hasil pengamatan terhadap kinerja siswa dan hasil kerja siswa berdasar lembar observasi aktivitas siswa, menganalisa kinerja guru berdasarkan komponen kembar aktivitas guru. Serta menganalisa hasil tes / evaluasi siswa.

Peneliti menganalisa perkembangan kemajuan serta kelemahan yang terjadi sebagai dasar perbaikan pada siklus selanjutnya.

Jika terdapat kekurangan dalam pembelajaran yang telah berlangsung maka dicari solusi untuk mengatasi dan memperbaiki pada pembelajaran berikutnya. Jika pembelajaran yang telah berlangsung sudah sesuai dengan


(28)

yang diharapkan maka akan dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran berikut.

3.7.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Siklus kedua dilakukan sebagai usaha peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui metode demonstrasi. Hasil pembelajaran pada siklus II diharapkan lebih baik dari siklus I. Pelaksanaan siklus II pada 3 Mei 2012 pada pukul 07.20 08.30 WIB, siklus kedua ini juga melalui langkah-langkah yang sama dengan siklus I.

3.7.2.1 Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan proses pembelajaran tentang mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang melalui metode demonstrasi, dengan langkah-langkah :

1. Membuat skenario tindakan dengan menggunakan metode demonstrasi.

2. Menyusun perangkat pembelajaran (materi, media, LKS, alat tes)

3. Mempersiapkan sarana pembelajaran (materi, media, LKS, alat tes)

4. Menyusun instrumen penelitian

5. Membuat jadwal perencanaan tindakan untuk siklus II pada 03 05 2012 pukul 07.20 08.30 WIB.


(29)

29

Langkah tindakan ini merupakan pelaksanan dari rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan oleh peneliti untuk siklus II. Dalam siklus II ini materi pembelajaran tentang sifat-sifat bangun ruang (balok, persegi dan tabung). Siklus II dilaksanakanpda 03-05-2012 pukul 07.20 08-30 WIB dengan menggunakan metode Demonstrasi. Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :

1. Kegiatan awal

- Apersepsi guru mengajak siswa mengamati benda-benda di kelas seperti kotak kapur, lemari, kotak pensil, lalu mengaitkan dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari.

- Memberi penjelasan tentang pokok-pokok materi yang dibahas.

- Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai setelah selesai pembelajaran.

2. Kegiatan Inti :

- Siswa mengamati benda-benda yang disiapkan oleh guru (bangun ruang, seperti kubus dan balok).

- Guru mengadakan tanya jawab seputar bangun ruang. - Guru memberi contoh demonstrasi dengan menggunakan contoh bangun ruang ( kubus, balok dan tabung) untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun


(30)

ruang. Kegiatan ini dilakukan berulang-ulang agar siswa lebih paham.

- Beberapa siswa maju ke depan kelas melakuan demonstrasi dengan bimbingan guru.

3. Kegiatan akhir

- Siswa mencatat rangkuman - Siswa mengerjakan tes evaluasi

- Guru bersama siswa merefleksikan pembelajaran yang telah dilaksanakn

- Guru memberi PR

3.7.2.3 Observasi

Observasi merupakan kegiatan melihat secara cermat untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sesuatu yang kita amati. Observasi digunakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas belajar siswa diamati selama proses pembelajaran berlangsung.

Adapun indikator aktivitas yang diamati meliputi : 1) Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

No Aktivitas Skor

1 2 3 4

1. 2.

Mendengarkan Bertanya pada guru


(31)

31

3. 4. 5.

Menjawab pertanyaan guru Mencatat rangkuman Cepat menyelesaikan tugas

Skor :

1. Jika aktivitas yang dilakukan buruk 2. Jika aktivitas yang dilakukan cukup 3. Jika aktivitas yang dilakukan baik 4. Jika aktivitas yang dilakukan sangat baik

Sedangkan kategori berdasarkan jumlah skor yang diperoleh :

Skor 17 20 = Sangat Baik Skor 13 16 = Baik

Skor19 12 = Cukup Skor15 18 = Kurang

2) Penilaian Kinerja Guru dengan Indikator

NO KOMPONEN RENCANA

PEMBELAJARAN

SKOR

1 2 3 4

A. Pendahuluan

1 Persiapan sarana pembelajaran dengan metode Demonstrasi

2 Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran 3 Memotivasi siswa dengan apersepsi. 4 Mengaitkan materi dengan pelajaran yang

lalu (bangun ruang) B. Kegiatan Inti.

1 Penguasaan materi pelajaran melalui metode demonstrasi

2 Memberikan contoh dalam melakukan Demonstrasi tentang bangun ruang


(32)

3 Berperan sebagai fasilitator

4 Mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang bangun ruang.

5 Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang bangun datar.

6 Membimbing siswa waktu praktek ( Demonstrasi )

7 Memberikan motivasi siswa dan penguatan seusai melakukan Demonstrasi

C. Penutup

1 Membimbing siswa membuat laporan 2 Mengaitkan materi dengan pelajaran yang

akan datang

3 Memberikan tugas kepada siswa 4 Mengadakan evaluasi

JUMLAH

Skor :

1. Bila aktivitas yang dilakukan kurang 2. Bila aktivitas yang dilakukan cukup 3. Bila aktivitas yang dilakukan baik 4. Bila aktivitas yang dilakukan sangat baik

Kriteria penilaian berdasarkan jumlah skor yang diperoleh :

Skor 15 26 = Kurang Skor 27 37 = Cukup Skor 38 48 = Baik Skor 49 60 = Kurang


(33)

33

Adapun indikator penilaian hasil belajar sebagai berikut:

-- Nilai rata-rata 70

3.7.2.4 Refleksi

Peneliti menganalisa hasil pengamatan terhadap kinerja siswa dan hasil kerja siswa serta kinerja guru.

Analisis kinerja siswa meliputi sejauh mana siswa aktif antusias mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dengan metode Demonstrasi.

Analisis hasil kerja siswa dilakukan dengan menentukan nilai rata-rata kelas apakah ada peningkatan pada siklus II dibandingkan siklus I.

Sedangkan pada analisis kinerja guru, apakah ada peningkatan aktivitas guru dalam pelaksanaannya dengan menggunakan metode Demonstrasi. Hasil analisis digunakan sebagai pembanding terhadap hasil siklus II apabila dirasa belum tuntas atau indikator belum tercapai akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.

3.7.3. Siklus III

3.7.3.1.Perencanaan Tindakan

Pada siklus III ini diharapkan lebih baik dibandingkan dengan siklus I dan siklus II. Siklus ke III dilaksanakan 2 x


(34)

35 menit (1x pertemuan). Pada 10 Mei 2012 pukul 07.20 08.30. Siklus III ini juga melalui langkah-langkah yang sama dengan siklus sebelumnya, yaitu :

1. Membuat skenario tindakan dengan menggunakan metode Demonstrasi.

2. Menyusun perangkat pembelajaran 3. Mempersiapkan sarana pembelajaran 4. Menyusun instrumen penelitian

5. Membuat jadwal perencanaan tindakan pada 10-05-2012 pukul 07.20 08.30 WIB.

3.7.3.2.Pelaksanaan Tindakan kelas

Langkah tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana pembelajaran yang telah disiapkan oleh peneliti.

Tindakan yang dilakukan adalah mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang (limas dan kerucut). Dengan menggunakan metode Demonstrasi pada siklus III ini dengan langkah-langkah :

1. Kegiatan awal

- Apersepsi : Guru mengadakan tanya jawab tentang benda-benda seperti kotak pinsil, lemari, mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan dibahas.

- Memberi penjelasan pokok-pokok materi yang akan dipelajari

- Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai setelah selesai pembelajaran.


(35)

35

2. Kegiatan Inti

- Siswa dibagi menjadi enam kelompok (kelompok kecil).

- Siswa mengamati benda yang sudah disiapkan guru. - Guru mengadakan tanya jawab tentang bangun ruang

limas dan kerucut.

- Guru memberi contoh melakukan percobaan untuk mengidentifikasi sifat-sifat limas dan kerucut dengan menggunakan panduan yang sudah disiapkan.

- Siswa melakukan percobaan (demonstrasi) dalam kelompoknya dengan menggunakan panduan percobaan.

- Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan percobaan.

- Bersama kelompoknya siswa menyimpulkan sifat-sifat limas dan kerucut.

- Wakil dari kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok

3. Kegiatan Akhir

- Siswa mencatat rangkuman - Siswa mengerjakan soal evaluasi

- Guru bersama siswa merefleksikan pembelajaran yang telah dilaksanakan


(36)

3.7.3.3.Observasi

Observasi merupakan kegiatan melihat secara cermat untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sesuatu yang kita amati. Observasi digunakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

1) Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

Selama proses pembelajaran aktivitas siswa diamati dengan cara membubuhkan ceklist pada lembar observasi. Adapun indikator aktivitas yang diamati meliputi :

No Aktivitas Skor

1 2 3 4

1. 2. 3. 4. 5.

Mendengarkan Bertanya pada guru

Menjawab pertanyaan guru Mencatat rangkuman Cepat menyelesaikan tugas

Penskoran sebagai berikut :

1. Jika aktivitas yang dilakukan buruk 2. Jika aktivitas yang dilakukan cukup 3. Jika aktivitas yang dilakukan baik 4. Jika aktivitas yang dilakukan sangat baik


(37)

37

Sedangkan kategori berdasarkan jumlah skor yang diperoleh :

Skor 17 20 = Sangat Baik Skor 13 16 = Baik

Skor19 12 = Cukup Skor15 18 = Kurang

2) Penilaian keterampilan psikomotor siswa dengan indikator

No Aktivitas Skor

1 2 3 4

1.

2

3

Kegiatan awal

a. Membaca panduan percobaan b. Menyiapkan alat percobaan d. Menyiapkan bahan praktik Kegiatan inti

d. Mendemonstrasikan percobaan e. Mengamati setiap percobaan f. Mendiskusikan

Kegiatan akhir

g. Melaporkan hasil diskusi h. Menyimpulkan hasil percobaan

Skor :

1. Jika aktivitas yang dilakukan buruk 2. Jika aktivitas yang dilakukan cukup


(38)

3. Jika aktivitas yang dilakukan baik 4. Jika aktivitas yang dilakukan sangat baik

Sedangkan kategori berdasarkan jumlah skor yang diperoleh :

Skor 26 32 = Sangat Baik Skor 20 25 = Baik

Skor 14 19 = Cukup Skor18 13 = Kurang

3) Penilaian Kinerja Guru dengan Indikator

NO KOMPONEN RENCANA

PEMBELAJARAN

SKOR

1 2 3 4

A. Pendahuluan

1 Persiapan sarana pembelajaran dengan metode Demonstrasi

2 Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran 3 Memotivasi siswa dengan apersepsi. 4 Mengaitkan materi dengan pelajaran yang

lalu

B. Kegiatan Inti.

1 Penguasaan materi pelajaran melalui metode demonstrasi

2 Memberikan contoh dalam melakukan Demonstrasi tentang bangun datar 3 Berperan sebagai fasilitator

4 Mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang bangun datar.

5 Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang bangun datar.

6 Membimbing siswa waktu praktek ( Demonstrasi )

7 Memberikan motivasi siswa dan penguatan seusai melakukan Demonstrasi


(39)

39

C. Penutup

1 Membimbing siswa membuat laporan 2 Mengaitkan materi dengan pelajaran yang

akan datang

3 Memberikan tugas kepada siswa 4 Mengadakan evaluasi

JUMLAH

Skor :

1. Bila aktivitas yang dilakukan kurang 2. Bila aktivitas yang dilakukan cukup 3. Bila aktivitas yang dilakukan baik 4. Bila aktivitas yang dilakukan sangat baik

Kriteria penilaian berdasarkan jumlah skor yang diperoleh :

Skor 15 26 = Kurang Skor 27 37 = Cukup Skor 38 48 = Baik Skor 49 60 = Kurang

4) Penilaian Hasil Belajar

Adapun indikator penilaian hasil belajar sebagai berikut :

- Nilai

- Nilai rata-rata 70


(40)

Peneliti menganalisa hasil pengamatan terhadap kinerja siswa dan hasil kerja siswa serta kinerja guru. Analisis kinerja siswa untuk mengetahui sejauh mana siswa antusias mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Demonstrasi. Analisis kinerja guru tentang proses pembelajaran dengan materi bangun datar dan bangun ruang dengan metode demonstrasi. Membandingkan hasil pengamatan pada siklus I, II dan III dalam bentuk presentase. Hasil analisis dipergunakan sebagai bahan kajian dan bahan pembanding, apakah ada peningkatannya.

3.8. Tekhnik Analisa Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan teknik analisa data secara kuantitatif dan kualitatif.

Analisis kuantitatif ini digunakan untuk menganalisa data yang menunjukkan dinamika hasi tes mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang setelah pembelajaran. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisa data yang menunjukkan dinamika proses dengan memberikan pemaknaan secara kontekstual dan mendalam sesuai permasalahan penelitian, yaitu data tentang kinerja guru, aktivitas siswa.

3.8.1. Data Kuantitatif merupakan data dari hasil tes mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dengan menggunakan metode demonstrasi.

3.8.2. Data kualitatif merupakan data dari hasil observasi yang terjadi di siklus I, II dan III dari aktivitas siswa.


(41)

(42)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas V pada pelajaran Matematika di SDN I Pringsewu Utara Kabupaten Pringsewu dapat disimpulkan :

1) Dari hasil data pembahasan memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa yang pada Siklus I hanya 53,1% menjadi 71,9% dan pada siklus III 87,5 %. Dan rata-rata aktivitas kelas juga mengalami peningkatan pada Siklus I hanya 50,4% (cukup) menjadi 60,1% (baik) pada siklus II dan pada siklus III menjadi 66,3%(baik).

2) Dari hasil data pembahasan memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan pada kinerja guru yang pada Siklus I hanya 55%(cukup) menjadi 61,6%(baik) pada siklus II dan pada siklus III 81,6%(sangat baik).

3) hasil belajar siswa pada Siklus I yang memperoleh nilai ada 56,3 % atau 18 siswa , kemudian menjadi 75% atau 24 siswa pada siklus II dan pada siklus III menjadi 88 % atau 28 siswa . Sedangkan nilai rata-rata kelas pada siklus I yaitu 59,69, kemudian pada siklus II menjadi 67,31 dan pada siklus III mencapai 72,30.


(43)

91

a. Metode Demonstrasi yang menggunakan contoh benda bangun (datar bangun ruang) untuk mengidentifikasi sifat-sifatnya dengan melakukan pecobaan/demonstrasi sesuai dengan langkah-langkah percobaan : membaca panduan percobaan, menyiapkan alat percobaan, menyiapkan bahan, mengamati setiap percobaan, mendemonstrasikan percobaan, mendiskusikan hasil, menyimpulkan hasil diskusi, dan melaporkan hasil diskusi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran Matematika kelas V di SDN I Pringsewu Utara Kabupaten Pringsewu, Tahun Pelajaran 2011/2012.

b. Metode Demonstrasi yang menggunakan contoh-contoh bangun datar dan bangun ruang untuk mengidentifikasi sifat-sifatnya dengan melakukan demonstrasi sesuai panduan langkah-langkah percobaan : membaca panduan percobaan, menyiapkan alat percobaan, menyiapkan bahan, mengamati setiap percobaan, mendemonstrasikan percobaan, mendiskusikan hasil, menyimpulkan hasil diskusi, dan melaporkan hasil diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika kelas V di SDN I Pringsewu Utara Kabupaten Pringsewu, Tahun Pelajaran 2011/2012.

5.2 Saran 1. Guru

 Dalam pelaksanaan Metode Demonstrasi dapat divariasikan dengan metode pembelajaran lainnya yang sesuai agar mampu meningkatkan dan partisipasi siswa dalam pembelajaran.

 Metode Demonstrasi yang akan diterapkan hendaknya dipahami dengan baik, mulai dari karakteristik model, kesesuaian dengan materi


(44)

pembelajaran, langkah-langkah kegiatanya sampai pada cara evaluasinya.

 Di dalam pelaksanaan pembelajaran, guru hendaknya lebih mengoptimalkan peran dan tugasnya sebagai fasilitator dan motivator dalam pembelajaran.

2. Siswa

 Siswa hendaknya melibatkan diri pada setiap kegiatan pembelajaran dalam Metode Demonstrasi secara optimal, agar tidak merasa jenuh dalam pembelajaran serta dapat dengan cepat memahami materi pembelajaran.

 Siswa hendaknya bersemangat ketika akan dilaksanakan pembelajaran, karena akan mendapatkan pengetahuan baru dalam menemukan cara yang efektif dalam belajar terutama pada mata pelajaran Matematika.

3. Kepala Sekolah

 Setiap pembelajaran yang dilakukan akan lebih baik jika didukung oleh semua pihak, baik dari Kepala Sekolah, Guru dan Orang tua wali siswa terutama dalam penyediaan media pembelajaran yang lebih memadai agar memudahkan siswa dalam proses pembelajaran.

 Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam pelajaran Matematika maupun mata pelajaran lainnya.


(45)

93

Bagi yang berminat untuk melakukan penelitian dengan menggunakan Metode Demonstrasi dapat meneliti pengaruhnya terhadap faktor lain misalnya tingkat motivasi atau prestasi belajar siswa. Selain itu juga bisa melaksanakan eksperimen, dengan cara membandingkan kemampuan siswa dalam hal-hal tertentu pada kelas yang diberikan tindakan Metode Demonstrasi dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran seperti biasa.


(46)

KELAS V SEMESTER GENAP SD NEGERI 1 PRINGSEWU UTARA

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh

NING UTAMI

1013119156

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(47)

ABSTRAK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V

SEMESTER GENAP SD NEGERI 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh NING UTAMI

Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V Semester Genap SD Negeri 1 Pringsewu Utara Tahun Ajaran 2011/2012

bahwa penyempurnaan dan peningkatan pembelajaran Matematika harus terus diupayakan. Masalah yang dihadapi oleh guru adalah aktivitas dan pemahaman siswa pada mata pelajaran Matematika masih relatif rendah, siswa yang mencapai KKM (59) sebesar 40,6%, Sedangkan nilai rata-rata kelas adalah 56.

Tujuan utama penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika melalui Metode Demonstrasi pada siswa kelas V SD Negeri1 Pringsewu Utara. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam tiga siklus tindakan pembelajaran dengan subjek penelitian siswa dan guru kelas V pada tahun ajaran 2011/2012. Pola umum prosedur pada setiap tindakan adalah : (1).Perencanaan, (2).Pelaksanaan, (3).Pengamatan dan Penilaian, (4).Refleksi. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Metode Demonstrasi untuk meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. Hal ini dapat dilihat :

(1).Aktivitas Belajar Siswa mengalami peningkatan dari 53,1% di siklus I menjadi 71,9% di siklus II dan pada siklus III menjadi 87,5%. (2).Hasil Belajar Siswa Mengalami Peningkatan dari nilai rata-rata 59,69 pada siklus I menjadi 67,31 pada siklus II dan 72,30 pada siklus III


(48)

KELAS V SEMESTER GENAP SD NEGERI 1 PRINGSEWU UTARA

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh

NING UTAMI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(49)

Judul Skripsi : MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI

METODE DEMONSTRASI PADA

SISWA KELAS V SEMESTER GENAP SD NEGERI 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN AJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : Ning Utami

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013119156

Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Dr. H.Pargito, M.Pd.

NIP 19510507 198103 1 002 NIP 19590414 19860330 1 005


(50)

Penguji : Dr. H.Pargito, M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Mugiadi, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

Tanggal Lulus Ujian Skripsi :


(51)

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Ning Utami

NPM : 1013119156

Program Studi : S.1 PGSD

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Laporan : Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V Semester Genap Sd Negeri 1 Pringsewu Utara Tahun Ajaran 2011/2012

Menyatakan bahwa Laporan Penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada Universitas atau Institut lain.

Demikian surat pernyataan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung, Juli 2012 Yang membuat pernyataan

NING UTAMI NPM 1013119


(52)

Penulis dilahirkan di Kebumen, Jawa Tengah pada tanggal 08 maret 1960 dari pasangan Bapak Hadi Suwito dan Ibu Maryam. Penulis ini merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 3 Pringsewu, diselesaikan tahun 1972. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 1 Pringsewu, diselesaikan pada tahun 1975. Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Pringsewu, diselesaikan tahun 1979. D2 PGSD diselesaikan tahun 2000. Pada tahun 2010 penulis mengikuti Program Pendidikan S1 PGSD dalam jabatan fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(53)

Syukur alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT, karya sastra ini penulis persembahkan kepada :

1. Suami dan anak-anakku tersayang karena telah mendukung dan menjadi motivatorku.

2. Bapak Dosen Pembimbing dan Pembahas yang telah memberikan pengarahan yang kami butuhkan sehingga saya bisa tahu hal-hal yang saya belum ketahui. 3. Bapak kepala Sekolah yang mengizinkan dan bertanggung jawab atas

pelaksanaan penelitian saya.

4. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini.


(54)

dilaksanakan / di perbuatnya.

(Ali Bin Abi Thalib)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat merencanakan, melaksanakan dan


(55)

memperbaiki serta menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan lancar dan sukses tidak menemukan kendala apapun yang berat.

Selesainya laporan ini berkat bantuain dari berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhornat :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si sebagai Dekan Fakultas Kuguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Sebagai Ketua Jurusan Ilmu pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapa Dr. Darsono, M.Pd. Sebagai Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. H.Pargito, M.Pd. Sebagai Dosen Pembimbing yang telah membimbing, memberikan saran dan masukan dengan sabar guna penyempurnaan dari penulisan Tugas Akhir ini.

5. Bapak Drs. Mugiadi sebagai Dosen Pembahas yang telah memberikan banyak saran dalam penyempurnaan dari penulisan Tugasi Akhir ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen selaku Tim pengajar dalam pelaksanaan Program S1 PGSD dalam jabatan yang telah memberikan banyak Ilmu Pengetahuan selama penulis menyelesaikan studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Bapak Karsum, S.Pd. Selaku Kepala Sekolah SD Negeri 1 Pringsewu Utara Kabupaten Pringsewu, Kecamatan Pringsewu yang telah memberikan izin serta dukungan dalam melaksanakan Studi Program S1 PGSD dalam jabatan hingga tugas akhir ini.


(56)

9.

penelitian ini.

10. Rekan-rekan mahasiswa S1 PGSD Unila sebagai rekan diskusi dalam pelaksanaan dan penyusunan Tugas Akhir ini.

11. Serta kerabat-kerabat dekat dan rekan-rekan seperjuangan yang penulis banggakan. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan oleh penulis. Akhirnya penulis berharap semoga Penelitian Tindakan Kelas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten.Amin.

Bandar Lampung, Juli 2012


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1994.Kurikulum Pendidikan Dasar (GBPP). Depdikbud .Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Rineka

Cipta Jakarta.

Gussen. 2006.Model Model Pembelajaran yang Efektif.Depdiknas. Jakarta Hamalik, Oemar. 2005.Proses Belajar mengajar.Bumi Aksara. Jakarta.

Kemmis & Targgart, dalam Suharsimi Arikunto. 2006.Penelitian Tindakan kelas. Bumi Aksara. Jakarta

Fat Hurrahman, (2008) Metode Demonstrasi http://gegsudy.blogspot.com /2012/07/proposal.html Di akses pada tanggal 27 Maret 2012.

Nasution. 2004.Didaktik Asas-Asas Mengajar.Bumi Aksara. Jakarta.

Pargito. 2011. Penelitian Tindakan bagi Guru dan Dosen. Anugrah Utama Raharja. Bandar Lampung.

BSNP, (2006) Materi Pelajaran Matematika SD http://www.anneahira.com/ matematika-sd.htm Di akses pada tanggal 27 Maret 2012.

Rahadi Arasiti, 2003. Media Pembelajaran. Direktorat Tenaga Kependidikan. Jakarta.

Sanjaya, Wina 2006. Strategi Pembelajaran Beroreantasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Sardiman. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.


(58)

Jakarta.

Suher man,dkk (2003).Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.JICA Universitas pendidikan Indonesia. Bandung.

Sujono. 1988. Pengajaran Matematika untuk Sekolah Menengah.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan . Jakarta.

Sungkono. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. FIP UNY. Yogyakarta. Supandi. 2007.Penelitian Tindakan kelas. Bumi Aksara. Jakarta.

Suryobroto. 1997.Proses belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta Suryabrata, S. 1994. Beberapa Prinsip Psikologi Belajar. Teknologi Pembinaan

Mahasiswa Dirjen Dikti Depdikbud. Jakarta.

Syah, Muhibbin.2000.Psikologi Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Hakim, Thursan. 2000.Belajar Secara Efektif. Puspa Swara. Jakarta.

Udin. S. Winataputra. 1995.Strategi Belajar Mengajar.Depdikbud. Jakarta. Winardi, dkk. (2008). Matematika untuk SD/MI kelas V. Jakarta : Pusat

perbukuan depdiknas.

Definisi. (http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/02/penelitian-tindakan-kelas-definisi.html)


(1)

Syukur alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT, karya sastra ini penulis persembahkan kepada :

1. Suami dan anak-anakku tersayang karena telah mendukung dan menjadi motivatorku.

2. Bapak Dosen Pembimbing dan Pembahas yang telah memberikan pengarahan yang kami butuhkan sehingga saya bisa tahu hal-hal yang saya belum ketahui. 3. Bapak kepala Sekolah yang mengizinkan dan bertanggung jawab atas

pelaksanaan penelitian saya.

4. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini.


(2)

harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apayang telah

dilaksanakan / di perbuatnya.

(Ali Bin Abi Thalib)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat merencanakan, melaksanakan dan


(3)

memperbaiki serta menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan lancar dan sukses tidak menemukan kendala apapun yang berat.

Selesainya laporan ini berkat bantuain dari berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhornat :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si sebagai Dekan Fakultas Kuguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Sebagai Ketua Jurusan Ilmu pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapa Dr. Darsono, M.Pd. Sebagai Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. H.Pargito, M.Pd. Sebagai Dosen Pembimbing yang telah membimbing, memberikan saran dan masukan dengan sabar guna penyempurnaan dari penulisan Tugas Akhir ini.

5. Bapak Drs. Mugiadi sebagai Dosen Pembahas yang telah memberikan banyak saran dalam penyempurnaan dari penulisan Tugasi Akhir ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen selaku Tim pengajar dalam pelaksanaan Program S1 PGSD dalam jabatan yang telah memberikan banyak Ilmu Pengetahuan selama penulis menyelesaikan studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Bapak Karsum, S.Pd. Selaku Kepala Sekolah SD Negeri 1 Pringsewu Utara Kabupaten Pringsewu, Kecamatan Pringsewu yang telah memberikan izin serta dukungan dalam melaksanakan Studi Program S1 PGSD dalam jabatan hingga tugas akhir ini.


(4)

8. Rekan Guru SD Negeri 1 Pringsewu Utara Kabupaten Pringsewu, Kecamatan Pringsewu yang ikut serta mendukung penyelesaian Tugas Akhir ini.

9.

penelitian ini.

10. Rekan-rekan mahasiswa S1 PGSD Unila sebagai rekan diskusi dalam pelaksanaan dan penyusunan Tugas Akhir ini.

11. Serta kerabat-kerabat dekat dan rekan-rekan seperjuangan yang penulis banggakan. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan oleh penulis. Akhirnya penulis berharap semoga Penelitian Tindakan Kelas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten.Amin.

Bandar Lampung, Juli 2012


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1994.Kurikulum Pendidikan Dasar (GBPP). Depdikbud .Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Rineka

Cipta Jakarta.

Gussen. 2006.Model Model Pembelajaran yang Efektif.Depdiknas. Jakarta Hamalik, Oemar. 2005.Proses Belajar mengajar.Bumi Aksara. Jakarta.

Kemmis & Targgart, dalam Suharsimi Arikunto. 2006.Penelitian Tindakan kelas. Bumi Aksara. Jakarta

Fat Hurrahman, (2008) Metode Demonstrasi http://gegsudy.blogspot.com /2012/07/proposal.html Di akses pada tanggal 27 Maret 2012.

Nasution. 2004.Didaktik Asas-Asas Mengajar.Bumi Aksara. Jakarta.

Pargito. 2011. Penelitian Tindakan bagi Guru dan Dosen. Anugrah Utama Raharja. Bandar Lampung.

BSNP, (2006) Materi Pelajaran Matematika SD http://www.anneahira.com/ matematika-sd.htm Di akses pada tanggal 27 Maret 2012.

Rahadi Arasiti, 2003. Media Pembelajaran. Direktorat Tenaga Kependidikan. Jakarta.

Sanjaya, Wina 2006. Strategi Pembelajaran Beroreantasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Sardiman. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.


(6)

Silberman, Melvin.L. 2006. Active Learning. Nusamedia. Bandung.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.Rineka Cipta. Jakarta.

Suher man,dkk (2003).Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.JICA Universitas pendidikan Indonesia. Bandung.

Sujono. 1988. Pengajaran Matematika untuk Sekolah Menengah.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan . Jakarta.

Sungkono. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. FIP UNY. Yogyakarta. Supandi. 2007.Penelitian Tindakan kelas. Bumi Aksara. Jakarta.

Suryobroto. 1997.Proses belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta Suryabrata, S. 1994. Beberapa Prinsip Psikologi Belajar. Teknologi Pembinaan

Mahasiswa Dirjen Dikti Depdikbud. Jakarta.

Syah, Muhibbin.2000.Psikologi Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Hakim, Thursan. 2000.Belajar Secara Efektif. Puspa Swara. Jakarta.

Udin. S. Winataputra. 1995.Strategi Belajar Mengajar.Depdikbud. Jakarta. Winardi, dkk. (2008). Matematika untuk SD/MI kelas V. Jakarta : Pusat

perbukuan depdiknas.

Definisi.


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VA SD NEGERI 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 24 50

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NHT PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII 1 SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 26 71

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NHT PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII 1 SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 70

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 CANDIMAS NATAR

0 20 69

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V SEMESTER GENAP SD NEGERI 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN AJARAN 2011/2012

1 5 54

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V SEMESTER GENAP SD NEGERI 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN AJARAN 2011/2012

0 4 58

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN PENDEKATAN TEMATIK KELAS I SEMESTER GENAP SD NEGERI 3 REJOSARI KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012

0 5 116

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN TEKNIK LATIHAN SISWA KELAS 1 SEMESTER GENAP SD NEGERI 1 WAYHALOM TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 40

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 YOGYAKARTA KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2012 / 2013

0 2 57

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY SISWA KELAS V SEMESTER GANJIL SD NEGERI 1 MARGOSARI KECAMATAN PAGELARAN UTARA KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 9 53