PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY SISWA KELAS V SEMESTER GANJIL SD NEGERI 1 MARGOSARI KECAMATAN PAGELARAN UTARA KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY SISWA KELAS V SEMESTER

GANJIL SD NEGERI 1 MARGOSARI KECAMATAN PAGELARAN UTARA KABUPATEN PRINGSEWU

TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh

Sri Gestiati

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri 1 Margosari. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA melalui model pembelajaran Inquiry siswa kelas V SD Negeri 1 Margosari.

Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan dua siklus melalui empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui tes, non tes dan dokumentasi. Teknik analisis data melalui analisis kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata persentase aktivitas belajar siswa siklus I 62,96% (cukup aktif), mengalami peningkatan sebesar 17,19 pada siklus II menjadi 80,15% (sangat aktif). Persentase ketuntasan belajar siswa siklus I siswa yang tuntas 68,75% (sedang). Mengalami peningkatan sebesar 25% pada siklus II menjadi 96,15% (tinggi). Rata-rata nilai pada siklus I 68,12 meningkat menjadi 77,18 pada siklus II. Kesimpulan bahwa melalui model pembelajaran inquiry dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 1 Margosari Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2014/2015.


(2)

(3)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY SISWA KELAS V SEMESTER

GANJIL SD NEGERI 1 MARGOSARI KECAMATAN PAGELARAN UTARA KABUPATEN PRINGSEWU

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(Skripsi)

Oleh SRI GESTIATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2014


(4)

(5)

(6)

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Inquiry Siswa Kelas V Semester Ganjil SD Negeri 1 Margosari Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2014 / 2015” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan kepada penulis dalam mengikuti pendidikan hingga terselesaikannya skripsi ini.

2. Bapak Dr. Hi. M. Thoha B.S. Jaya, M.S. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan kepada penulis untuk melakukan kegiatan penelitian sebagai syarat penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran adsminitrasi dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi S.1 PGSD Universitas Lampung yang telah memberikan persetujuan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini

i


(8)

5. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si selaku dosen pembimbing penyusunan skripsi yang telah dengan sabar dan penuh kasih sayang meluangkan sebagian waktunya untuk memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Hj. Nelly Astuti, M.Pd selaku dosen pembahas penyusunan skripsi yang telah dengan sabar dan penuh kasih sayang meluangkan sebagian waktunya untuk memberikan saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Ibu Dosen Pengajar Program S.1 PGSD SKGJ yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menuntut ilmu pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

8. Bapak Sutrisno, S.Pd selaku Kepala SD Negeri 1 Margosari yang telah memberikan dukungan serta sarana dan prasarana penelitian.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin

Pringsewu, November 2014 Penulis

SRI GESTIATI NPM 1013119181


(9)

MOTO

Belum beriman seseorang manusia, sebelum ia dapat mencintai

saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri


(10)

PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini dipersembahkan kepada:

Ibunda dan ayahanda tersayang Ibu Kinem dan Bapak Samijo

atas do’a

dan

perjuangannya yang tak kenal lelah.

Suamiku tercinta Bapak Stami Sukir yang selalu memberi

kan do’a dan suport

setiap saat dan tak kenal lelah.

Anak-anaku tersayang Hendra Irliana, Angga Dwiyanto, Seta Estu Triyanto

dan Karunia Nadia Putri yang selalu memberikan doa dan suport setiap saat.

Seluruh keluarga besar ku yang selalu memberikan dukungan dan doanya setiap

waktu.

Almamater tercinta.


(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Giritunggal pada tanggal 30 September 1965 sebagai anak pertama dari delapan bersaudara dari pasangan Ibu Kinem dan Bapak Samijo.

Riwayat pendidikan penulis antara lain: SD Negeri 1 Giritunggal selesai tahun 1981, SMP PGRI Banyumas selesai tahun 1984, SPG Muhammadiyah Pringsewu selesai tahun 1987. Tahun 2010 penulis melanjutkan S-I di FKIP Unila Program Studi PGSD dalam jabatan sambil mengabdikan diri menjadi PNS di SD Negeri 1 Margosari


(12)

DAFTAR GAMBAR

Grafik Halaman

3.1 Gambar Tahapan-tahapan Penelitian Tindakan Kelas ... 20

4.1 Aktivitas Belajar Siswa Persiklus ... 57

4.2 Kinerja Guru Persiklus ... 60


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL………... vi

DAFTAR GAMBAR……….. vii

DAFTAR LAMPIRAN………... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 5

1.3. Rumusan Masalah ... 5

1.5. Tujuan Penelitian ... 6

1.6. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Aktivitas Belajar ... 7

2.2. Hasil Belajar... 9

2.3. Model Pembelajaran ... 10

2.3.1. Pengertian Model Pembelajaran ... 10

2.3.2. Model-model Pembelajaran ... 11

2.4. Model Pembelajaran Inquiry ... 12

2.4.1. Pengertian Model Pembelajaran Inquiry ... 12

2.4.2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Inquiry ... 13

2.4.3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inquiry ... 14

2.5. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 15

2.5.1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam ... 15

2.5.2. Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam di SD ... 15

2.5.3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA SD ... 16

2.6. Hipotesis Tindakan ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 18

3.1. Jenis Penelitian... 18

3.2. Setting Penelitian ... 19

3.3. Prosedur Penelitian ... 19

3.4. Urutan Penelitian Tindakan Kelas ... 20

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 25


(14)

3.6. Teknik Analisis Data ... 30

3.7. Indikator Keberhasilan ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 33

4.1. Hasil Penelitian ... 33

4.1.1. Profil SD Negeri 1 Margosari ... 33

4.1.2. Deskripsi Awal ... 33

4.1.3. Refleksi Awal ... 34

4.1.4. Persiapan Pembelajaran ... 35

4.1.5. Siklus I ... 35

4.1.6. Siklus II ... 45

4.2. Pembahasan... 55

4.2.1. Aktivitas Belajar Siswa ... 55

4.2.2. Kinerja Guru ... 58

4.2.3. Hasil Belajar Siswa ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1. Kesimpulan ... 63

5.2. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA……… . 66

LAMPIRAN ... 67


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Izin Penelitian dari UNILA ... 69

2. Surat Keterangan Penelitian ... 70

3. Surat Pernyataan ... 71

4. Silabus Pembelajaran ... 72

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 73

6. Lembar Kerja Siswa Siklus I... 76

7. Soal Tes Siklus I ... 78

8. Kunci Jawaban ... 80

9. Lembar Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 81

10. Instrumen Penilaian Kinerja Guru Siklus I ... 83

11. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 85

12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 88

13. Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 92

14. Soal Tes Siklus II ... 94

15. Kunci Jawaban ... 96

16. Lembar Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 97

17. Instrumen Penilaian Kinerja Guru Siklus II ... 99

18. Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 101


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1Hasil Ulangan Semester Ganjil Mata Pelajaran IPA Kelas V ... 3

3.1Format Lembar Observasi Aktivitas Siswa... 27

3.2Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa... 27

3.3Format Lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru ... 28

3.4Rubrik Instrumen Penilaian Kinerja Guru ... 29

3.5Format Lembar Penilaian Hasil belajar Siswa ... 30

3.6Kriteria Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 30

3.7Kriteria Hasil Observasi Kinerja Guru ... 30

3.8Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar Siswa ... 31

4.1Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 38

4.2Rubrik Penilaian Observasi Aktivitas Siswa ... 39

4.3Kriteria Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 39

4.4Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus I ... 41

4.5Rubrik Instrumen Penilaian Kinerja Guru ... 42

4.6Kriteria Hasil Observasi Kinerja Guru ... 42

4.7Hasil Belajar Sikus I... 43

4.8Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 48

4.9Rubrik Penilaian Observasi Aktivitas Siswa ... 49

4.10Kriteria Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 49

4.11Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus II ... 50

4.12Rubrik Instrumen Penilaian Kinerja Guru ... 51

4.13Kriteria Hasil Observasi Kinerja Guru ... 50

4.14Hasil Belajar Sikus II ... 53

4.15Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa Persiklus ... 56

4.16Rekapitulasi Persentase Kinerja Guru Persiklus ... 59


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembangunan Nasional dibidang pengembangan sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas melalui pendidikan merupakan upaya yang sungguh-sungguh dan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Sumberdaya yang berkualitas akan menentukan mutu kehidupan pribadi, masyarakat, dan bangsa dalam rangka mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan yang terjadi dalam masyarakat masa kini dan masa depan.

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualitas guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah, namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang memadai. Sulaiman, (2000: 12)

Peningkatan mutu pendidikan dilihat dari prestasi dan hasil belajar siswa, prestasi belajar siswa yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, baik faktor-faktor diluar diri siswa maupun faktor yang berada didalam diri siswa. Faktor dari luar dapat berupa lingkungan yang dapat mendukung belajar siswa, sedangkan


(18)

2

faktor dari dalam diri siswa dapat berupa kemauan dan kemampuan yang semuanya akan tercermin pada aktivitas belajar siswa (Brief 1999: 45).

Mata pelajaran IPA memberikan pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar guru mampu mengembangkan suatu strategi dan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa pun ikut meningkat. Tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar pada umumnya adalah untuk menanamkan kebiasaan berpikir ilmiah, hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standard nasional pendidikan Pasal 6 ayat (1) huruf (c) bahwa mata pelajaran IPA dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.

Dari tujuan pembelajaran tersebut di atas maka jelas bahwa pembelajaran IPA hendaklah mengacu pada hal-hal yang kaitannya dengan menanamkan kebiasaan dan berprilaku ilmiah yang kritis dan mandiri. Jadi secara ilmiah pembelajaran ilmu pengetahuan alam harus lebih menekankan pada bentuk kinerja, kegiatan praktek dan performansi daripada teori. Pembelajaran IPA di sekolah akan berhasil jika cara membelajarkannya di sekolah-sekolah dengan cara yang menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik. Proses kegiatan belajar mengajar mengandung arti interaksi dari berbagai komponen, seperti guru, murid, metode, bahan ajar dan sarana lain yang digunakan pada saat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Usman (2005: 37)


(19)

3

menyatakan bahwa proses belajar mengajar merupakan proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam suasana edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan pengamatan dan diskusi dengan guru kelas V IPA di kelas V SD Negeri 1 Margosari, bahwa kondisi pelaksanaan pembelajaran IPA masih bersifat Teacher Dominated Learning, yaitu pembelajaran yang didominasi oleh guru. Selain itu, kondisi pembelajaran masih sering diwarnai pendekatan dengan model pembelajaran tradisional seperti ceramah sehingga aktivitas belajar siswa rendah. Aktivitas belajar siswa hanya mendengar dan mencatat, siswa kurang terlibat aktif, kurang tertarik dalam proses pembelajaran, dan terkesan membosankan, serta kurang memahami pelajaran IPA. Hal lain yang terjadi juga dalam proses pembelajaran, penerapan metode tanya jawab yang belum berjalan maksimal karena banyak siswa yang belum berani dalam mengajukan atau menjawab pertanyaan. Selain itu peneliti juga melihat nilai ulangan semester ganjil mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri 1 Margosari sebagai berikut:

Tabel 1.1. Hasil Ulangan Semester Ganjil Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 1 Margosari Tahun Pelajaran 2013/2014

Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan

<65 22 68,75 Belum Tuntas

≥65 10 31,25 Tuntas

Jumlah 32 100

Sumber :Daftar Nilai Ulangan Semester Ganjil Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 1 Margosari Tahun Pelajaran 2013/2014


(20)

4

Berdasarkan tabel 1.1 di atas, bahwa 22 orang siswa dari 32 orang siswa atau 68,75% mendapat nilai <65, yang berarti belum mencapai ketuntasan dalam belajar dan 10 orang siswa atau 31,25% sudah mencapai ketuntasan dalam belajar. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 1 Margosari tahun pelajaran 2013/2014 masih rendah, karena 68,75% siswa masih berada di bawah KKM mata pelajaran IPA yang ditetapkan sekolah sebesar 65. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa rendah yaitu karena guru kurang tepat dalam memilih metode atau model pembelajaran sehingga, aktivitas dan hasil belajar IPA di kelas V SD Negeri 1 Margosari rendah, selain itu guru belum menerapkan model pembelajaran Inquiry dalam proses pembelajaran di kelas.

Permasalahan tersebut diperlukan solusi pemecahan masalahnya agar pembelajaran IPA menjadi lebih efektif dan menyenangkan. Hal tersebut dimaksudkan untuk menarik perhatian siswa agar lebih memahami materi yang disampaikan. Oleh karena itu peneliti memberi alternatif pemecahan masalah di atas melalui model pembelajaran Inquiry.

Model pembelajaran Inquiry merupakan suatu rangkaian pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan ketrampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. Nanang dan Cucu (2009: 78)

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul penelitian: “Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Inquiry Siswa


(21)

5

Kelas V Semester Ganjil SD Negeri 1 Margosari Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2014 / 2015”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, indentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.2.1.Kondisi pembelajaran yang bersifat Teacher Dominated Learning, yaitu pembelajaran yang didominasi oleh guru.

1.2.2.Proses pembelajaran masih sering diwarnai pendekatan dengan model pembelajaran tradisional seperti ceramah

1.2.3.Rendahnya aktivitas belajar siswa, aktivitas siswa hanya mendengar dan mencatat, siswa kurang terlibat aktif, kurang tertarik dalam proses pembelajaran, dan terkesan membosankan

1.2.4.Kurang pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA.

1.2.5.Penerapan metode tanya jawab yang belum berjalan maksimal, karena banyak siswa yang belum berani dalam mengajukan atau menjawab pertanyaan.

1.2.6.Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

1.2.7.Dalam proses pembelajaran IPA guru belum menggunakan model pembelajaran Inquiry.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(22)

6

1.3.1.Apakah model pembelajaran Inquiry dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPAdi kelas V SD Negeri 1 Margosari Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu Tahun pelajaran 2014/2015?.

1.3.2.Apakah model pembelajaran Inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri 1 Margosari Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu Tahun pelajaran 2014/2015?.

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:

1.4.1.Meningkatkan aktivitas belajar IPA melalui model pembelajaran Inquiry pada siswa kelas V SD Negeri 1 Margosari Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu Tahun pelajaran 2014/2015?. 1.4.2.Meningkatkan hasil belajar IPA melalui model pembelajaran Inquiry

pada siswa kelas V SD Negeri 1 Margosari Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu Tahun pelajaran 2014/2015?.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1.5.1.Bagi Siswa

Melatih siswa untuk berpartisipasi dan berinteraksi secara aktif dalam proses pembelajaran baik antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru dan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


(23)

7

1.5.2.Bagi Guru

1.5.2.1. Memperluas wawasan dan pengetahuan guru IPA dalam menerapkan model pembelajaran Inquiry yang digunakan dalam pembelajaran IPA

1.5.2.2. Menjadi pedoman dalam mengajarkan dan menambah pengetahuan dan wawasan guru dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA melalui model pembelajaran Inquiry.

1.5.3.Bagi Kepala Sekolah

1.5.3.1. Menumbuhkan dan meningkatkan kerjasama guru dengan warga sekolah.

1.5.3.2. Merupakan bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Inquiry.

1.5.4.Bagi Peneliti

Memotivasi untuk lebih kreatif dan inovatif sehingga dapat meningkatkan kinerjanya.


(24)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah tindakan atau perbuatan yang dilakukan dalam belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. (Sardiman, 2011: 30)

Menurut Gagne dalam Suwarjo (2008: 33) bahwa aktivitas belajar adalah kondisi jiwa dan raga seseorang yang aktif dalam menerima informasi/materi, dan melakukan pengolahan dan transformasi. Sedangkan menurut Nasution (2006: 88) aktivitas belajar adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan siswa dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan atau yang dicita-citakan. Selanjutnya menurut Dierich dalam Hamalik (2004: 2) jenis-jenis aktivitas dibagi dalam delapan kelompok sebagai berikut :

a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar, mengamati logaritma penyelesaian soal, demonstrasi, percobaan pekerjaan orang lain.

b. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, membuat pertanyaan, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi interupsi.

c. Listening activities, seperti misalnya mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.

d. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan angket, menyalin.

e. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram. f. Motor activities, misalnya melakukan percobaan, membuat konstruksi


(25)

9

g. Mental activities, sebagai contoh menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.

h. Emotional activities, seperti misalnya merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup

Dari jenis-jenis aktivitas di atas, penulis menyimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan kegiatan atau prilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar Matematika seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, serta tanggug jawab terhadap tugas yang diberikan.

2.2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan serangkaian tes yang dilakukan guru untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran khusus telah tercapai dan apakah pengetahuan sikap dan keterampilan telah benar-benar dimiliki oleh peserta didik

Menurut Sudjana (2009: 111) Hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan, maupun tes perbuatan. Sedangkan Nasution dalam Sardiman, (2011: 106) berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi, individu yang belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif.


(26)

10

Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi dasar setelah mengikuti proses pembelajaran. Menurut cullen dalam Kunandar, (2008: 272) Penilaian merupakan upaya sistematis yang dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan untuk menjamin tercapainya kualitas proses pendidikan serta kualitas kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), ulangan tengah semester, dan nilai ulangan semester. Dalam penelitian tindakan kelas ini yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah hasil nilai ulangan harian yang diperoleh siswa dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Ulangan harian dilakukan setelah selesai proses pembelajaran dalam kompetensi dasar tertentu. Ulangan harian ini berupa soal yang harus diselesaikan para peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan uraian kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam pencapaian kompetensi dasar tertentu.

2.3.Model Pembelajaran

2.3.1.Pengertian Model Pembelajaran

Dalam pembelajaran guru harus selalu mencari cara-cara baru untuk menyesuaikan pengajarannya dengan situasi yang dihadapi. Model yang digunakan pun haruslah bervariasi untuk menghindari kejenuhan kepada siswa. Menurut Sagala (2003: 15) model pembelajaran merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pembelajaran


(27)

11

karena apabila cara dalam menyampaikan materi baik dan benar, maka hasil pelajaranpun akan baik pula. Namun apabila cara menyampaikan materi kurang benar, maka hasilnyapun kurang maksimal. Sedangkan menurut Subroto (1997: 148) model pembelajaran adalah cara-cara pelaksanaan dari suatu proses pengajaran, atau soal bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-murid di sekolah. Selanjutnya menurut Kardi (2010: 12) model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Dari beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

2.3.2.Jenis-jenis Model Pembelajaran

Banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Hamzah, (2008: 45) bahwa model pembelajaran terdiri dari:

a. Model Pembelajaran Kontekstual

Model pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Pembelajaran ini juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika siswa belajar. b. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja


(28)

12

sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

c. Model Pembelajaran Kuantum

Model pembelajaran kuantum merupakan rakitan dari berbagai teori atau pandangan psikologi kognitif dan pemrograman neurologi yang jauh sebelumnya sudah ada.

d. Model Pembelajaran Terpadu

Model pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik. Pembelajaran ini merupakan model yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan.

e. Model Pembelajaran Inquiry

Model pembelajaran Inqiry merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal

Berdasarkan jenis-jenis model pembelajaran di atas, penulis memilih model pembelajaran inquiry karena model pembelajaran inquri sangat tepat diterapkan dalam pembelajaran IPA.

2.4.Model Pembelajaran Inquiry

2.4.1.Pengertian Model Pembelajaran Inquiry

Pengertian model pembelajaran inquiry banyak dikemukakan oleh para ahli, seperti yang diungkapkan oleh Nanang dan Cucu (2009: 78) bahwa model pembelajaran inquiry merupakan suatu rangkaian pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan ketrampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. Sedangkan menurut Roestiyah (2009: 79) model pembelajaran inquiry merupakan suatu tehnik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar


(29)

13

didepan kelas, dimana guru membagi tugas suatu masalah di dalam kelas. Hal senada juga dikemukakan oleh Rohani (2004: 39) bahwa model pembelajaran inquiry adalah cara pembelajaran yang berangkat dari suatu pandangan bahwa siswa sebagai subjek disamping sebagai objek pengajaran (belajar). Mereka memiliki kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa model pembelajaran inquiry yaitu suatu rangkaian pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan ketrampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.

2.4.2.Langkah-langkah Model Pembelajaran Inquiry

Adapun langkah-langkah model pembelajaran Inquiry menurut Sanjaya (2011: 61) adalah sebagai berukut :

a. Menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai kepada siswa b. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri

dari 4-5 orang.

c. Melontarkan suatu masalah yang menarik, misterius dan menantang bagi siswa.

d. Menumbuhkan partisipasi siswa dalam pembelajaran.

e. Memberikan petunjuk kepada siswa cara melakukan pengamatan / penelitian untuk memecahkan masalah.

f. Memantau kemajuan belajar siswa dalam proses pembelajaran. g. Menyampaikan hasil pengamatan di depan kelas


(30)

14

Berdasarkan pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa langkah-langkah model pembelajaran inquiry diawali dengan menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai kepada siswa, kemudian membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang, dilanjutkan dengan melontarkan suatu masalah yang menarik, misterius dan menantang bagi siswa, kemudian memantau kemajuan belajar siswa dalam proses pembelajaran. Selanjutnya, Menyampaikan hasil pengamatan di depan kelas, dan diakhiri dengan melakukan kegiatan refleksi.

2.4.3.Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inquiry

Setiap model pembelajaran dalam proses pembelajaran tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan, seperti halnya model inquiry. Seperti yang diungkapkan oleh Sanjaya (2011: 66) adalah sebagai berikut :

Kelebihan model pembelajaran inquiry yaitu:

a. Menekankan kepada proses pengolahan informasi oleh siswa sendiri. b. Membuat konsep diri siswa bertambah dengan penemuan-penemuan

yang diperolehnya.

c. Memiliki kemungkinan besar untuk memperbaiki dan memperluas persediaan dan penguasaan keterampilan dalam proses kognitif para siswa.

d. Tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar, karena siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar. Kekurangan model pembelajaran inquiry yaitu:

a. Tidak sesuai untuk kelas yang besar jumlah siswanya. b. Memerlukan fasilitas yang memadai.

c. Sangat sulit mengubah cara belajar siswa dari kebiasaan menerima informasi dari guru menjadi aktif mencari dan menemukan sendiri. d. Kebebasan yang diberikan kepada siswa tidak selamanya dapat

dimanfaatkan secara optimal, kadang siswa malah kebingungan memanfaatkannya.


(31)

15

2.5. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar 2.5.1.Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilahsains. Kata sains ini berasal dari bahasa latin yaitu “scienta” yang berarti “saya tahu”. Dalam bahasa inggris, kata sains berasal dari kata “science” yang berarti “pengetahuan”.Science kemudian berkembang menjadi natural science yang dalam bahasa indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan alam (IPA).

Sains menurut Suyoso (2006: 23), merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal.

Kemudian menurut Abdullah (2007: 18), IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara khas atau khusus yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, pengumpulan, penyusunan teori, demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain.

Berdasarkan beberapa batasan di atas disimpulkan, bahwa IPA adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui kegiatan observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori tentang alam yang berlaku secara universal.

2.5.2. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Setiap mata pelajaran pasti memiliki tujuan, seperti halnya mata pelajaran IPA, Menurut Abullah (2007: 13) mata pelajaran IPA SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :


(32)

16

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan,

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa tujuan IPA di SD yaitu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan IPA serta meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

2.5.3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di SD

Ruang lingkup mata pelajaran IPA bukan hanya sekedar makhluk hidup saja, melainkan semua yang ada di alam semesta, seperti yang diungkapkan oleh Sanjaya (2007: 14), bahwa ruang lingkup pembelajaran IPA di SD sebagai berikut :

a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan, b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan

gas

c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana,

d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

Berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa ruang lingkup pembelajaran IPA yaitu mahkluk hidup, benda, energi dan alam semesta.


(33)

17

2.6.Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

a. Apabila dalam pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran Inquiry dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Margosari tahun pelajaran 2014/2015.

b. Apabila dalam pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran Inquiry dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Margosari tahun pelajaran 2014/2015.


(34)

18

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Aqib (2007: 13), penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas. Sedangkan menurut Kemmis dan Taggart dalam Rochiati (2010: 66), penelitian tindakan adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan dalam ruang lingkup pendidikan, di mana tujuan dari penelitian itu untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. PTK merupakan upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi dan telah dihasilkan pada langkah sebelumnya. Hasil refleksi digunakan untuk mengambil langkah lebih lanjut dalam upaya mecapai tujuan penelitian.


(35)

19

3.2.Setting Penelitian.

3.2.1. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Margosari dengan jumlah peserta didik 32 orang, laki-laki berjumlah 15 orang dan perempuan 17 orang, yang memiliki tingkat kemampuan yang bervariasi.

3.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 1 Margosari Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu.

3.2.3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015.

3.3.Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) mengadopsi model Hopkins dalam Aqib (2007: 13) yang dinamakan Spiral Tindakan Kelas. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Gambar alur penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:


(36)

20

Gambar 3.1 Alur penelitian tindakan kelas Sumber: Model Hopkins dalam Aqib (2007: 13)

3.4.Urutan Penelitian Tindakan Kelas 3.4.1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan yaitu:

1. Membuat skenario pembelajaran menggunakan model pembelajaran inquiry meliputi rencana pembelajaran.

2. Menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan.

3. Memersiapkan sarana pembelajaran (materi, alat tes dan lain-lain)

Perencanaan

Refleksi

Refleksi

SIKLUS I

Pengamatan

Pelaksanaan Pelaksanaan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

?


(37)

21

4. Menyusun instrumen penelitian tentang proses pembelajaran dan dampaknya atau hasil (pedoman observasi)

5. Menentukan kreteria keberhasilan tindakan dan dampak (hasil-hasilnya)

6. Pembagian tugas antara guru dan kolaborator.

b. Tahap Pelaksanaan

Hal yang dilakukan dalam tahap tindakan ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran inquiry melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Kegiatan awal

a) Memberi motivasi kepada siswa sebelum memulai pembelajaran

b) Membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif sehingga dapat merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir.

c) Menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai kepada siswa yaitu mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup.

2. Kegiatan Inti

a) Menyampaikan metode pembelajaran yang akan dilalui yaitu model pembelajaran inquiry

b) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang.


(38)

22

c) Memberikan suatu masalah yang menarik, misterius dan menantang bagi siswa yaitu menyuruh siswa mencari hewan yang ada dilingkungan sekolah dan mengamati cara penyesuaian diri hewan dalam memperoleh makanan.

d) Menumbuhkan partisipasi siswa dalam pembelajaran.

e) Memberikan petunjuk kepada siswa cara melakukan pengamatan/ penelitian untuk memecahkan masalah.

f) Memantau kemajuan belajar siswa dalam proses pembelajaran.

g) Menyampaikan hasil pengamatan di depan kelas h) Melakukan kegiatan refleksi.

3. Kegiatan Akhir

a) Menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan b) Memberikan evaluasi

c) Memeberikan tindak lanjut

c. Tahap Observasi

Observasi dilakukan oleh penelitidengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

d. Tahap Refleksi

Tahap ini dilakukan peneliti yaitu menganalisis dan merenungkan kembali pencapaian indikator tindakan dan hasil/dampaknya


(39)

23

tentang penggunaan model pembelajaran inquiry maupun aktivitas dan hasil belajar, selajutnya peneliti merekomendasikan untuk siklus tindakan berikutnya atas temuan siklus sebelumnya khususnya tentang penggunaan model pembelajaran inquiry

3.4.2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan yaitu:

1. Membuat skenario pembelajaran menggunakan model pembelajaran inquiry meliputi rencana pembelajaran.

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan.

3. Memersiapkan sarana pembelajaran (materi, alat tes dan lain-lain)

4. Menyusun instrumen penelitian tentang proses pembelajaran dan dampaknya atau hasil (pedoman observasi)

5. Menentukan kreteria keberhasilan tindakan dan dampak (hasil-hasilnya)

6. Pembagian tugas antara guru dan kolaborator.

b. Tahap Pelaksanaan

Hal yang dilakukan dalam tahap tindakan ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran inquiry melalui langkah-langkah sebagai berikut:


(40)

24

1. Kegiatan awal

a) Memberi motivasi kepada siswa sebelum memulai pembelajaran

b) Membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif sehingga dapat merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir.

c) Menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai kepada siswa yaitu mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup.

2. Kegiatan Inti

a) Menyampaikan metode pembelajaran yang akan dilalui yaitu model pembelajaran inquiry

b) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang.

c) Memberikan suatu masalah yang menarik, misterius dan menantang bagi siswa yaitu menyuruh siswa mencari hewan yang ada dilingkungan sekolah dan mengamati cara hewan melindungi diri dari musuhnya.

d) Menumbuhkan partisipasi siswa dalam pembelajaran.

e) Memberikan petunjuk kepada siswa cara melakukan pengamatan/ penelitian untuk memecahkan masalah.

f) Memantau kemajuan belajar siswa dalam proses pembelajaran.


(41)

25

h) Melakukan kegiatan refleksi. 3. Kegiatan Akhir

a) Menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan b) Memberikan evaluasi

c) Memeberikan tindak lanjut

c. Tahap Observasi

Observasi dilakukan oleh penelitidengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

d. Tahap Refleksi

Tahap ini dilakukan peneliti yaitu menganalisis dan merenungkan kembali pencapaian indikator tindakan dan hasil/dampaknya tentang penggunaan model pembelajaran inquiry maupun aktivitas dan hasil belajar, selajutnya peneliti merekomendasikan untuk siklus tindakan berikutnya atas temuan siklus sebelumnya khususnya tentang penggunaan model pembelajaran inquiry

3.5.Teknik Pengumpulan Data 3.5.1. Teknik Tes

yaitu serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Teknik ini


(42)

26

digunakan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dari setiap siklus dan untuk mengetahui dan mengukur hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar pada pembelajaran IPA melalui model pembelajaran inquiry.

3.5.2. Teknik Non tes

dilakukan dengan mengobservasi aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana tingkat ketercapaian pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiry. Teknik ini berupa observasi struktur yang disusun secara terperinci dengan memberikan skor sesuai dengan indicator aktivitas yang diteliti.

3.6.Instrument Penelitian 3.6.1. Lembar Observasi

Lembar observasi ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru mitra. Lembar panduan observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa dan kinerja guru selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran inquiry. Lembar observasi aktivitas siswa sebagai berikut:


(43)

27

a. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Tabel 3.1 Format Lembar Observasi Aktivitas siswa

No Nama

Aspek yang diamiti

Ju ml ah sk o r N il ai K at eg o ri K et er li b at an saa t me n g ik ti p em b el aj ar an A k ti v it as si sw a d al am b er k el o m p o k P ar ti si p asi si sw a In te ra k si an ta r se sam a si sw a In te ra k si an ta ra si sw a d en g an g u ru 1 2 3 4 dst Jumlah Skor Rata-rata Skor Persentase Kategori

Tabel 3.2 Rubrik Observasi Aktivitas Siswa

No Aspek yang Diamati Indikator

1

Keterlibatan saat mengikuti pembelajaran

1. Antusias/dalam mengikuti kegiatan pembelajaran 2. Menampakkan keceriaan dan kegembiraan dalam belajar 3. Memberikan respon yang baik dalam pembelajaran

2 Aktivitas siswa dalam berkelompok

1. Berdiskusi memecahkan masalah dalam berkelompok 2. Bekerja sama dalam mengerjakan LK dalam kegiatan

Eksperimen

3. Saling mendukung teman dalam satu kelomok 3 Partisipasi siswa

1. Mengajukan pertanyaan

2. Mengemukakan pendapat/menjawab pertanyaan 3. Mengikuti semua tahapan-tahapan pembelajaran 4 Interaksi antar

sesama siswa

1. Menghargai pendapat teman

2. Berinteraksi dengan teman secara baik 3. Tidak mengganggu teman

5 Interaksi siswa dengan guru

1. Melaksanakan instruksi/ perintah guru

2. Menyimpulkan pembelajaran bersama dengan guru 3. Menghormati dan menghargai guru

Skor Maksimal 5 x 4 = 20

Sumber: Rustaman (2011)

Keterangan penilaian tiap aspek yang diamati Skor : 4 ketika 3 indikator tampak/muncul Skor : 3 ketika 2 indikator tampak/muncul Skor : 2 ketika 1 indikator tampak/muncul


(44)

28

b. Lembar Observasi Kinerja Guru

Tabel 3.3 Format Lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru

No Aspek yang diamati perolehan Skor

I Awal Pembelajaran 1 2 3 4

A. Pra –pembelajaran

1. Kesiapan ruangan, alat, dan media pembelajaran 2. Memeriksa kesiapan siswa

B. Membuka Pembelajaran 1. Memberi kan kegiatan apersepsi

2. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan kegiatan serta memotivasi siswa

II Kegiatan Inti Pembelajaran A.Penguasaan Materi

1. Menunjukan penguasaan materi pembelajaran 2. Mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang Relevan

3. Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki belajar B Media Pembelajaran

1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 2. Pesan yang dimuat dalam media jelas

3. Media rancangan guru

4. Relevan dengan pesan yang akan disampaikan 5. Melibatkan siswa dalam penggunaan media 6.Terbaca dan mudah dipahami

7. Menarik perhatian siswa 8. Warna realistic

C Kemampuan IPA

1. Melakukan eksperimen dalam pembelajaran IPA dalam bentuk fakta, konsep dan prosedur

2..Mengembangkan kemampuan berkomunikasi atau menyampaikan informasi melalui simbol bilangan, diagram, tabel dll

3. Membantu siswa dalam membentuk sikap cermat dan Kritis

D. Penilaian

1. Memantau kemajuan belajar

2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi III Penutup

1. Menyimpulkan bersama siswa

2. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan Siswa

3. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 4. Melaksanakan tindak lanjut

Skor Maksimal Rata-rata Nilai Persentase Kategori


(45)

29

Tabel 3.4 Rubrik Instrumen Penilaian Kinerja Guru

No Skor Kategori Indikator

1 4 Sangat

Baik

Aspek yang diamati dilaksanakan sangat baik oleh guru, guru melakukannya dengan sempurna dan melibatkan seluruh siswa .

2 3 Baik

Aspek yang diamati dilaksanakan dengan baik oleh guru, guru melakukannya tanpa kesalahan dan melibatkan sebagian besar siswa .

3 2 Cukup

Baik

Aspek yang diamati dilaksanakan cukup baik oleh guru, guru melakukannya dengan sedikit kesalahan dan melibatkan sebagian kecil siswa .

4 1 Kurang

Baik

Aspek yang diamati dilaksanakan kurang baik oleh guru, guru melakukannya dengan banyak kesalahan dan tidak melibatkan siswa .

Sumber: Rustaman (2011)

3.6.2. Lembar Tes Hasil Belajar

Instrumen ini digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang diajarkan setelah menggunakan model pembelajaran inquiry.

Tabel 3.5 Format Lembar Tes Hasil Belajar Siswa

No Nama siswa Nilai Keterangan

1 2 3 4 5 6 dst Jumlah Nilai Rata-rata Nilai


(46)

30

3.7.Teknik Analisis Data 3.7.1.Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang diwujudkan dalam kata keadaan atau sifat. Data kualitatif digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan kinerja guru selama penelitian. (Suryanto, 2008: 5.3). Penilaian Aktivitas Siswa dan guru dinyatakan dengan rumus:

a. Aktivitas Siswa

Tingkat keberhasilan

b. Kinerja Guru

Tingkat keberhasilan

Setelah diperoleh persentase mengenai aktivitas siswa dan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran, kemudian dikategorikan sesuai dengan kualifikasi pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.6 Kriteria Hasil Observasi Aktivitas Siswa

No Rentang Nilai Kategori

1 80-100 Sangat Aktif (SA)

2 66-79 Aktif (A)

3 56-65 Cukup Aktif (CA)

4 40-55 Kurang Aktif (KA)

5 ≤39 Sangat Kurang Aktif (SKA)

Tabel 3.7 Kriteria Hasil Observasi Kinerja Guru

No Rentang Nilai Kategori

1 80-100 Sangat Baik

2 66-79 Baik

3 56-65 Cukup Baik

4 40-55 Kurang Baik

5 ≤39 Sangat Kurang Baik


(47)

31

3.7.2.Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang diambil atau dikumpulkan berupa angka-angka yang kemudian akan diolah menggunakan rumus. (Suryanto, 2008: 54). Tes yang diberikan berbentuk isian yang dinyatakan dengan rumus:

Nilai

Tabel 3.8 Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar Siswa

No Rentang Nilai Kategori

1 80-100 Sangat Tinggi

2 66-79 Tinggi

3 56-65 Sedang

4 40-55 Rendah

5 ≤39 Sangat Rendah

Sumber : Modifikasi Arikunto, (2013: 281)

Selanjutnya peneliti mencari nilai rata-rata kelas dan menghitung siswa yang tuntas belajar yaitu siswa yang memperoleh nilai ≥65. Untuk menghitung persentase ketuntasan klasikal hasil belajar siswa menggunakan rumus sebagai berikut:

Ketuntasan

Berdasarkan KKM mata pelajaran IPA yang digunakan di SD N 1 Margosari, siswa dikatakan berhasil jika memperoleh nilai ≥65


(48)

32

3.8.Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah

3.8.1. Adanya peningkatan aktivitas belajar siswa pada setiap akhir siklus

3.8.2. Pada akhir penelitian adanya peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal mencapai ≥75% dari seluruh siswa telah tuntas belajar dengan KKM 65.


(49)

63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

5.1. Pembelajaran melalui model pembelajaran inquiry dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA di SD Negeri 1 Margosari yang ditandai dengan peningkatan aktivitas belajar siswa pada setiap siklusnya yaitu, siklus I 62,96% dengan kategori cukup aktif, meningkat sebesar 17,19% pada siklus II menjadi 80,15% dengan kategori sangat aktif.

5.2. Pembelajaran melalui model pembelajaran inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di SD Negeri 1 Margosari yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa pada setiap siklusnya yaitu, siklus I siswa yang tuntas 22 orang siswa (68,75%), meningkat sebesar 25% pada siklus II menjadi 30 orang siswa (93,75%). Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa, pada siklus I yaitu 68,12 meningkat pada siklus II menjadi 77,18 dengan kategori tinggi.


(50)

64

5.3. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti dapat mengemukakan saran sebagai berikut :

5.3.1. Saran untuk Siswa

5.3.1.1. Diharapkan mampu mengikuti berbagai model pembelajaran yang digunakan oleh guru

5.3.1.2. Diharapkan siswa menjadi lebih efektif dalam proses pembelajaran dalam mengerjakan soal secara individu maupun kelompok

5.3.2. Saran untuk Guru

5.3.2.1. Sebaiknya dalam setiap pembelajaran dapat menerapkan model pembelajaran inquiry dibuat lebih menarik perhatian siswa serta menambah keaktivan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

5.3.2.2. Sebaiknya guru bertukar pengalaman dengan guru lain dalam melakukan pengembangan proses pembelajarn dengan tujuan meningkatkan mutu pembelajaran di Sekolah Dasar

5.3.3. Saran untuk Sekolah

Diharapkan dapat mendukung keberhasilan kegiatan pembelajarn, baik secara moral maupun materi

5.3.4. Saran untuk Penelitian Berikutnya

Penelitian ini mengkaji implementasi perbaikan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran inquiry pada mata pelajaran IPA.


(51)

65

Untuk itu kepada peneliti berikutnya dapat memanfaatkan melalui penerapan model pembelajaran inquiry dalam proses pembelajaran


(52)

66

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Adji. 2007. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI. Bumi aksara Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Penilaian Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta. Aqib. 2009. Prosedur Penelitian. Renika Cipta: Jakarta.

BSNP. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah (Standar Kompetensi dan Kompetensi SD/MI). Jakarta: Badan Standar Nasional

Pendidikan.

Hamalik. 2004. Aktivitas belajar: Balai Pustaka: Bandung.

Brief. 1999. Peningkatan Mutu Pendidikan. Balai Pustaka: Jakarta. B.Uno, Hamzah. 2008. Model Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana PrenadaMedia Grup.

Kardi. 2010. Model Pembelajaran.http:// guru, word press.com 2013/7/9

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru . Bandung : Nusa Media.

Lampung, Universitas. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Nasution.2006.AktivitasBelajar. Anugrah Utama Raharja: Bandung

Nanang dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: RefikaAditama

Rochiati. 2010. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta: Jakarta.


(53)

67

Rustaman. 2011. Aktivitas Belajar Siswa. 23 September 2014. http://educasi.kompasiana.com.2011/04/06/aktivitas-belajar.10_html. Sagala. 2003. Model Pembelajaran. PT Remaja Rasda Karya: Bandung.

Sardiman, Amin. 2011. Aktivitas Belajar dan Pembelajaran.Pustaka Raya: Yogyakarta.

Subroto. 1997. ModelPembelajaran.http:// guru, word press.com 2013/7/9

Sudjana,Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sulaiman. 2000. Pendidikan Nasinal. Reneka Cipta: Jakarta.

Suryanto.2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta.

Suwarjo. 2008. Pembelajaran Kooperatif dalam Apresiasi Prosa Fiksi. Surya Pena Gemilang: Malang.


(1)

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah

3.8.1. Adanya peningkatan aktivitas belajar siswa pada setiap akhir siklus 3.8.2. Pada akhir penelitian adanya peningkatan hasil belajar siswa secara

klasikal mencapai ≥75% dari seluruh siswa telah tuntas belajar dengan KKM 65.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

5.1. Pembelajaran melalui model pembelajaran inquiry dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA di SD Negeri 1 Margosari yang ditandai dengan peningkatan aktivitas belajar siswa pada setiap siklusnya yaitu, siklus I 62,96% dengan kategori cukup aktif, meningkat sebesar 17,19% pada siklus II menjadi 80,15% dengan kategori sangat aktif.

5.2. Pembelajaran melalui model pembelajaran inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di SD Negeri 1 Margosari yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa pada setiap siklusnya yaitu, siklus I siswa yang tuntas 22 orang siswa (68,75%), meningkat sebesar 25% pada siklus II menjadi 30 orang siswa (93,75%). Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa, pada siklus I yaitu 68,12 meningkat pada siklus II menjadi 77,18 dengan kategori tinggi.


(3)

5.3. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti dapat mengemukakan saran sebagai berikut :

5.3.1. Saran untuk Siswa

5.3.1.1. Diharapkan mampu mengikuti berbagai model pembelajaran yang digunakan oleh guru

5.3.1.2. Diharapkan siswa menjadi lebih efektif dalam proses pembelajaran dalam mengerjakan soal secara individu maupun kelompok

5.3.2. Saran untuk Guru

5.3.2.1. Sebaiknya dalam setiap pembelajaran dapat menerapkan model pembelajaran inquiry dibuat lebih menarik perhatian siswa serta menambah keaktivan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

5.3.2.2. Sebaiknya guru bertukar pengalaman dengan guru lain dalam melakukan pengembangan proses pembelajarn dengan tujuan meningkatkan mutu pembelajaran di Sekolah Dasar

5.3.3. Saran untuk Sekolah

Diharapkan dapat mendukung keberhasilan kegiatan pembelajarn, baik secara moral maupun materi

5.3.4. Saran untuk Penelitian Berikutnya

Penelitian ini mengkaji implementasi perbaikan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran inquiry pada mata pelajaran IPA.


(4)

Untuk itu kepada peneliti berikutnya dapat memanfaatkan melalui penerapan model pembelajaran inquiry dalam proses pembelajaran


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Adji. 2007. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI. Bumi aksara Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Penilaian Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta. Aqib. 2009. Prosedur Penelitian. Renika Cipta: Jakarta.

BSNP. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah (Standar Kompetensi dan Kompetensi SD/MI). Jakarta: Badan Standar Nasional

Pendidikan.

Hamalik. 2004. Aktivitas belajar: Balai Pustaka: Bandung.

Brief. 1999. Peningkatan Mutu Pendidikan. Balai Pustaka: Jakarta. B.Uno, Hamzah. 2008. Model Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana PrenadaMedia Grup.

Kardi. 2010. Model Pembelajaran.http:// guru, word press.com 2013/7/9

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru . Bandung : Nusa Media.

Lampung, Universitas. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Nasution.2006.AktivitasBelajar. Anugrah Utama Raharja: Bandung

Nanang dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: RefikaAditama

Rochiati. 2010. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta: Jakarta.


(6)

Rustaman. 2011. Aktivitas Belajar Siswa. 23 September 2014. http://educasi.kompasiana.com.2011/04/06/aktivitas-belajar.10_html. Sagala. 2003. Model Pembelajaran. PT Remaja Rasda Karya: Bandung.

Sardiman, Amin. 2011. Aktivitas Belajar dan Pembelajaran.Pustaka Raya: Yogyakarta.

Subroto. 1997. ModelPembelajaran.http:// guru, word press.com 2013/7/9

Sudjana,Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sulaiman. 2000. Pendidikan Nasinal. Reneka Cipta: Jakarta.

Suryanto.2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta.

Suwarjo. 2008. Pembelajaran Kooperatif dalam Apresiasi Prosa Fiksi. Surya Pena Gemilang: Malang.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INQUIRY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 1 BHAKTI NEGARA WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 23 54

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN PENDEKATAN TEMATIK PADA SISWA KELAS III SEMESTER GANJIL SD NEGERI 2 BLITAREJO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 13 133

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V SEMESTER GENAP SD NEGERI 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN AJARAN 2011/2012

1 5 54

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V SEMESTER GENAP SD NEGERI 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN AJARAN 2011/2012

0 4 58

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 1 WAYHALOM TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 67

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STAD BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 46

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 YOGYAKARTA KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2012 / 2013

0 2 57

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 27 82

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 5 66

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY SISWA KELAS V SEMESTER GANJIL SD NEGERI 1 MARGOSARI KECAMATAN PAGELARAN UTARA KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 9 53