Deskripsi Singkat Tujuan Pembelajaran Umum TPU Tujuan Pembelajaran Khusus TPK Tujuan dan Manfaat Pelayanan Prima

6 Pelayanan Prima satu-satunya wadah dalam masyarakat yang menghimpun sebagian terbesar unsur-unsur modern. Secara empirik kita bisa melihat bahwa kebanyakan program swastanisasi, liberalisasi perdagangan, atau pencabutan subsidi oleh pemerintah di banyak negara berkembang justeru di tolak oleh rakyatnya, karena tidak berpihak pada kepentingan rakyat kebanyakan. Ilustrasi di atas tentunya dimaksudkan agar kita memahami perubahan peranan pemerintah yang ternyata juga berubah dari waktu ke waktu. Sampai akhir-akhir ini memang muncul paradigma lain, dimana peran pemerintah sebaiknya dikurangi dan diserahkan ke swasta. Misalnya pandangan David Osborne dan Ted Gabler mengenai reinventing government. Perubahan apa pun yang terjadi terhadap peranan pemerintah pada dasarnya tidak merubah fungsi pemerintah sebagai pelayan publik atau masyarakat, hanya berubah dari sisi peranan yang akan diambil. Karena itu pula, pegawai pemerintah atau Pegawai Negeri Sipil PNS disebut civil servant atau public servant pelayan publik. Demikian pentingnya pelayanan publik yang diberikan pemerintah kepada masyarakat, sehingga sering dijadikan indikator keberhasilan suatu rejim pemerintahan. Demikian juga dengan program reformasi nasional, tidak akan ada artinya apa-apa manakala pelayanan publik ternyata masih buruk. Apalagi dalam rangka mewujudkan good governance dimana akuntabilitas menjadi salah satu prinsip yang harus dikedepankan dalam penyelenggaraan pemerintahan, maka Modul Diklat Prajabatan Golongan III 7 pelayanan publik yang akuntabel yaitu pelayanan prima sektor publik menjadi keharusan yang tidak bisa ditunda-tunda.

A. Deskripsi Singkat

Mata Diklat Pelayanan Prima ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap CPNS mengenai pengertian, tujuan dan manfaat pelayanan prima, prinsip-prinsip pelayanan prima, standar mutu pelayanan prima, serta jenis dan karakteristik pelanggan.

B. Tujuan Pembelajaran Umum TPU

Setelah mengikuti mata pendidikan dan pelatihan pembelajaran ini diharapkan peserta mampu menerapkan prinsip-prinsip pelayanan prima dengan baik dan benar sesuai dengan bidang tugasnya.

C. Tujuan Pembelajaran Khusus TPK

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu 1. Mendeskripsikan pengertian, tujuan dan manfaat pelayanan prima; 2. Menguraikan prinsip-prinsip pelayanan prima dengan baik dan benar; 3. Merumuskan standar mutu pelayanan prima dengan baik dan benar; 4. Mengidentifikasi jenis dan karakteristik pelanggan; 5. Menganalisis masalah pelayanan prima. 8 BAB II PENGERTIAN, TUJUAN DAN MANFAAT PELAYANAN PRIMA

A. Pengertian

1. Pelayanan Berkaitan dengan pelayanan, ada dua istilah yang perlu diketahui, yaitu melayani dan pelayanan. Pengertian melayani adalah “membantu menyiapkan mengurus apa yang diperlukan seseorang”. Sedangkan pengertian pelayanan adalah “usaha melayani kebutuhan orang lain” Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995. Pelayanan pada dasarnya adalah kegiatan yang ditawarkan oleh organisasi atau perorangan kepada konsumen customeryang dilayani, yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Normann 1991: 14 mengenai karakteristik tentang pelayanan, yakni sebagai berikut: a. Pelayanan bersifat tidak dapat diraba, pelayanan sangat berlawanan sifatnya dengan barang jadi; b. Pelayanan itu kenyataannya terdiri dari tindakan nyata dan merupakan pengaruh yang sifatnya adalah tindakan sosial; c. Produksi dan konsumsi dari pelayanan tidak dapat dipisahkan secara nyata, karena pada umumnya kejadiannya bersamaan dan terjadi di tempat yang sama. Modul Diklat Prajabatan Golongan III 9 Karakteristik di atas dapat menjadi dasar bagaimana memberikan pelayanan yang terbaik. Pengertian yang lebih luas juga disampaikan oleh Daviddow dan Utal 1989:19 bahwa pelayanan merupakan usaha apa saja yang mempertinggi kepuasan pelanggan whatever enhances customer satisfaction. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Meneg PAN Nomor 63KEPM.PAN72003, memberikan pengertian pelayanan publik yaitu segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang- undangan. Berdasarkan fungsi pemerintah dalam melakukan pelayanan umum publik terdapat 3 tiga fungsi pelayanan, yaitu environmental service, development service, protective service. Pelayanan yang diberikan oleh pemerintah juga dapat dibedakan berdasarkan siapa yang dapat menikmati atau memperoleh dampak dari suatu layanan, baik seseorang secara individu maupun kelompok atau kolektif. Untuk itu perlu disampaikan bahwa konsep barang layanan pada dasarnya terdiri dari jenis barang layanan privat private goods dan barang layanan yang dinikmati secara kolektif public goods. 10 Pelayanan Prima

2. Standar Pelayanan

Standar pelayanan adalah ukuran yang telah ditentukan sebagai suatu pembakuan pelayanan yang baik. Dalam standar pelayanan ini juga terdapat baku mutu pelayanan. Adapun pengertian mutu menurut Goetsch dan Davis 1994, merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pihak yang menginginkannya.

3. Pengertian Pelayanan Prima

Pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah “Excellent Service” yang secara harfiah berarti pelayanan yang sangat baik dan atau pelayanan yang terbaik. Disebut sangat baik atau terbaik, karena sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki oleh instansi yang memberikan pelayanan. Apabila instansi pelayanan belum memiliki standar pelayanan, maka pelayanan disebut sangat baik atau terbaik atau akan menjadi prima, manakala dapat atau mampu memuaskan pihak yang dilayani pelanggan. Jadi pelayanan prima dalam hal ini sesuai dengan harapan pelanggan. Tentunya agar keprimaan suatu pelayanan dapat terukur, bagi instansi pemberi pelayanan yang belum memiliki standar pelayanan, maka perlu membuat standar pelayanan prima sesuai dengan tugas dan fungsinya. Modul Diklat Prajabatan Golongan III 11

4. Barang Layanan

Menurut Savas 1987 membagi barang layanan menjadi 4 empat kelompok : a. Barang yang digunakan untuk memenuhi kepentingan individu yang bersifat pribadi. Barang privat private goods ini tidak ada konsep tentang penyediaannya, hukum permintaan dan penawaran sangat tergantung pada pasar, produsen akan memproduksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan bersifat terbuka. Oleh sebab itu penyediaan layanan barang yang bersifat barang privat ini dapat berlaku hukum pasar, hanya apabila barang privat ini menyangkut kesejahteraan orang banyak, misalnya beras atau bahan kebutuhan pokok masyarakat lainnya, maka pemerintah tidak akan membiarkan berlakunya pasar secara murni. Dengan kata lain apabila pasar mengalami kegagalan dan demi kesejahteraan, maka perlu intervensi pemerintah; b. Jenis barang yang kedua disebut toll goods, yakni barang yang digunakan atau dikonsumsi bersama-sama dengan persyaratan apabila menggunakannya harus membayar atau ada biaya penggunaan, apabila pengguna atau konsumen tidak membayar maka tidak dapat menggunakannya. Penyediaannya bisa menggunakan hukum pasar dimana produsen akan menyediakan permintaankebutuhan barang tersebut. Barang seperti ini hampir sama seperti barang privat, penyediaan barang ini dibeberapa negara disediakan oleh negara dan seringkali 12 Pelayanan Prima menggunakan ukuran pemakaiannya atau dapat dikatakan barang privat tetapi dikonsumsi bersama-sama; c. Jenis barang ketiga disebut collective goods, yaitu barang yang digunakan secara bersama-sama atau kolektif dan penyediaannya tidak dapat dilakukan dengan melalui mekanisme pasar, karena barang ini digunakan secara terus menerus dan secara bersama-sama serta sulit diukur berapa besar penggunaan barang ini untuk setiap individu. Dalam penggunaan barang ini apabila diukur dari sisi ekonomi akan muncul pembonceng gratis free rider dimana mereka ikut menggunakan atau menikmati barang tersebut tanpa membayar dan tanpa kontribusi secara fair. Penyediaan barang ini tidak ada yang mau menyediakan atau memproduksinya secara sukarela. Oleh karenanya penyediaan barang ini dilakuan dengan konstribusi secara kolektif yaitu dengan menggunakan pajak; d. Jenis barang yang keempat adalah common pool goods, jenis barang ini memiliki karakteristik dimana yang menggunakan barang ini tidak ada yang mau membayar, biasanya digunakandikonsumsi secara bersama-sama dan kepemilikan barang ini oleh umum, tidak ada orang yang mau menyediakan barang ini. Untuk itu pemerintah melakukan pengaturan terhadap barang ini. Dalam kenyataannya keempat jenis barang diatas sangat sulit dibedakan atau dipisahkan masing-masing jenis termasuk barang yang mana, karena setiap barang tidak murni menjadi salah satu karakteristik jenis barang yang ada. Setiap barang Modul Diklat Prajabatan Golongan III 13 mempunyai kecenderungan karakteristik barang yang satu dengan barang yang lain. Adapun barang yang termasuk atau bersifat publik murni pure public goods biasanya mempunyai 3 tiga karekteristik Olson, Didik J Rachbini, 1994 menyebutkan: a. Penggunaannya tidak dimediasi oleh transaksi bersaing nonrivalry sebagaimana barang ekonomi biasa; b. Tidak dapat diterapkan prinsip pengecualian nonexcludability; c. Individu yang menikmati barang tersebut tidak dapat dibagi yang artinya digunakan secara individu indisible. 5. Proses Pelayanan. Pelayanan merupakan suatu proses. Proses tersebut menghasilkan suatu produk yang berupa pelayanan, kemudian diberikan kepada pelanggan. Sebagai contoh adalah proses pelayanan surat masuk. Proses pelayanan surat masuk adalah sebagai berikut : a. surat diterima oleh seorang petugas; b. surat disortir dipisah-pisahkan; c. surat diterima pencatat surat dan kemudian dicatat dalam buku agenda atau kartu kendali; d. Surat disampaikan ke pengarah surat; e. Surat di distribusikan ke unit organisasi sesuai dengan alamat yang tertulis dalam surat sering disebut dengan istilah “unit pengelola”; f. Surat diterima oleh unit pengolah. 14 Pelayanan Prima Pelayanan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok Gonroos, 1990, yaitu :

a. core service

core service adalah pelayanan yang ditawarkan kepada pelanggan, yang merupakan produk utamanya. Misalnya untuk hotel adalah penyediaan kamar dan untuk penerbangan adalah transportasi udara. Perusahaan mungkin mempunyai beberapa core service, misalnya perusahaan penerbangan menawarkan penerbangan dalam negeri dan penerbangan luar negeri.

b. facilitating service

facilitating service adalah fasilitas pelayanan tambahan kepada pelanggan, misalnya pelayanan “front office” pada hotel atau pelayanan “check in” pada transportasi udara. Facilitating service ini merupakan pelayanan tambahan tetapi sifatnya wajib.

c. supporting service

seperti pada facilitating service, supporting service merupakan pelayanan tambahan pendukung untuk meningkatkan nilai pelayanan atau untuk membedakan dengan pelayanan-pelayanan dari pihak “pesaingnya”. Misalnya hotel Restoran pada suatu hotel. Supporting adalah pelayanan tambahan tetapi tidak wajib dan disediakan untuk meningkatkan daya saing. Janji pelayanan service offering pelayanan merupakan suatu proses yaitu interaksi antara pembeli pelanggan dan penjual pemberi pelayanan. Pelayanan meliputi berbagai Modul Diklat Prajabatan Golongan III 15 bentuk. Supaya berbagai bentuk pelayanan tersebut diketahui dan menarik perhatian pelanggan untuk memilikinya, maka pelayanan tersebut perlu ditawarkan kepada pelanggan. Pelayanan yang ditawarkan merupakan ”janji” dari pemberi pelayanan kepada pelanggan yang wajib diketahui, agar pelanggan puas.

B. Tujuan dan Manfaat Pelayanan Prima

Tujuan pelayanan prima adalah memberikan pelayanan yang dapat memenuhi dan memuaskan palanggan atau masyarakat serta memberikan fokus pelayanan kepada pelanggan. Pelayanan prima pada sektor publik didasarkan pada aksioma bahwa “pelayanan adalah pemberdayaan”. Kalau pada sektor bisnis atau swasta tentunya pelayanan selalu bertujuan atau berorientasi profite atau keuntungan perusahaan. Pelayanan prima sektor publik tidaklah mencari untung, tetapi memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara sangat baik atau terbaik. Dalam hal memberdayakan masyarakat ini, pelayanan yang diberikan tidaklah bertujuan selain mencari untung, juga menjadikan masyarakat justru terbebani atau terperdayakan dengan pelayanan dari pemerintahan yang diterimanya. Contoh: Sejak diberlakukannya UU. No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, ternyata dari sisi ekonomi memunculkan hight cost economy ekonomi dengan biaya tinggi. Hal ini terjadi karena banyak daerah Kabupaten, Kota 16 Pelayanan Prima atau Provinsi yang berpacu mengejar PAD Pendapatan Asli Daerah dengan dalih demi biaya pembangunan. Padahal di sisi lain dengan munculnya ekonomi biaya tinggi, justru akan mematikan potensi ekonomi masyarakat, menjauhkan minat investor yang akan menanamkan modalnya di daerah, dan yang lebih parah adalah munculnya sikap tidak percaya dari masyarakat kepada pemerintah. Untuk itu pelayanan prima sektor publik yang dilakukan oleh pemerintah selain memenuhi kebutuhan hajat hidup masyarakatnya, sudah barang tentu adalah untuk memberdayakan bukan memperdayakan, serta membangun kepercayaan masyarakat kepada pemerintahannya. Salah satu yang memperpuruk krisis sampai saat ini adalah buruknya kepercayaan masyarakat terhadap aparatur pemerintah terutama di sektor pelayanan publik. Sehingga munculnya sikap, anggapan dan penilaian terhadap pemerintahan. Misalnya kesan bahwa birokrasi adalah prosedur yang berbelit-belit dan mempersulit urusan. Adanya Nepotisme, Kolusi dan Korupsi dalam pelayanan sektor publik. Bahkan dalam pelayanan public muncul jargon “kalau masih bisa dipersulit, kanapa dipermudah?” Atau kalau kita berurusan dengan pelayanan pemerintah, mungkin akan ada penawaran dari aparatur pelayannya, “mau lewat jalan tol atau biasa?”. Jadi dengan demikian perbaikan pelayanan sektor publik jelas merupakan kebutuhan yang mendesak, bahwa dalam rangka Modul Diklat Prajabatan Golongan III 17 reformasi administrasi negara, perbaikan pelayanan kepada publik merupakan kunci keberhasilannya. Pelayanan prima bertujuan memberdayakan masyarakat, bukan memperdayakan, sehingga akan menumbuhkan kepercayaan publik atau masyarakat kepada pemerintahannya. Adapun kepercayaan adalah awal atau modal dari kolaborasi dan partisipasi masyarakat dalam program-program pembangunan. Adapun pelayanan prima akan bermanfaat bagi upaya peningkatan kualitas pelayanan pemerintah kepada masyarakat sebagai pelanggan dan sebagai acuan untuk pengembangan penyusunan standar pelayanan. Baik pelayan, pelanggan atau stakeholder dalam kegiatan pelayanan, akan memiliki acuan mengenai mengapa, kapan, dengan siapa, dimana dan bagaimana pelayanan mesti dilakukan. 18 BAB III PRINSIP-PRINSIP PELAYANAN

A. Uraian