Standar Pelayanan Pengertian Pelayanan Prima Barang Layanan

10 Pelayanan Prima

2. Standar Pelayanan

Standar pelayanan adalah ukuran yang telah ditentukan sebagai suatu pembakuan pelayanan yang baik. Dalam standar pelayanan ini juga terdapat baku mutu pelayanan. Adapun pengertian mutu menurut Goetsch dan Davis 1994, merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pihak yang menginginkannya.

3. Pengertian Pelayanan Prima

Pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah “Excellent Service” yang secara harfiah berarti pelayanan yang sangat baik dan atau pelayanan yang terbaik. Disebut sangat baik atau terbaik, karena sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki oleh instansi yang memberikan pelayanan. Apabila instansi pelayanan belum memiliki standar pelayanan, maka pelayanan disebut sangat baik atau terbaik atau akan menjadi prima, manakala dapat atau mampu memuaskan pihak yang dilayani pelanggan. Jadi pelayanan prima dalam hal ini sesuai dengan harapan pelanggan. Tentunya agar keprimaan suatu pelayanan dapat terukur, bagi instansi pemberi pelayanan yang belum memiliki standar pelayanan, maka perlu membuat standar pelayanan prima sesuai dengan tugas dan fungsinya. Modul Diklat Prajabatan Golongan III 11

4. Barang Layanan

Menurut Savas 1987 membagi barang layanan menjadi 4 empat kelompok : a. Barang yang digunakan untuk memenuhi kepentingan individu yang bersifat pribadi. Barang privat private goods ini tidak ada konsep tentang penyediaannya, hukum permintaan dan penawaran sangat tergantung pada pasar, produsen akan memproduksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan bersifat terbuka. Oleh sebab itu penyediaan layanan barang yang bersifat barang privat ini dapat berlaku hukum pasar, hanya apabila barang privat ini menyangkut kesejahteraan orang banyak, misalnya beras atau bahan kebutuhan pokok masyarakat lainnya, maka pemerintah tidak akan membiarkan berlakunya pasar secara murni. Dengan kata lain apabila pasar mengalami kegagalan dan demi kesejahteraan, maka perlu intervensi pemerintah; b. Jenis barang yang kedua disebut toll goods, yakni barang yang digunakan atau dikonsumsi bersama-sama dengan persyaratan apabila menggunakannya harus membayar atau ada biaya penggunaan, apabila pengguna atau konsumen tidak membayar maka tidak dapat menggunakannya. Penyediaannya bisa menggunakan hukum pasar dimana produsen akan menyediakan permintaankebutuhan barang tersebut. Barang seperti ini hampir sama seperti barang privat, penyediaan barang ini dibeberapa negara disediakan oleh negara dan seringkali 12 Pelayanan Prima menggunakan ukuran pemakaiannya atau dapat dikatakan barang privat tetapi dikonsumsi bersama-sama; c. Jenis barang ketiga disebut collective goods, yaitu barang yang digunakan secara bersama-sama atau kolektif dan penyediaannya tidak dapat dilakukan dengan melalui mekanisme pasar, karena barang ini digunakan secara terus menerus dan secara bersama-sama serta sulit diukur berapa besar penggunaan barang ini untuk setiap individu. Dalam penggunaan barang ini apabila diukur dari sisi ekonomi akan muncul pembonceng gratis free rider dimana mereka ikut menggunakan atau menikmati barang tersebut tanpa membayar dan tanpa kontribusi secara fair. Penyediaan barang ini tidak ada yang mau menyediakan atau memproduksinya secara sukarela. Oleh karenanya penyediaan barang ini dilakuan dengan konstribusi secara kolektif yaitu dengan menggunakan pajak; d. Jenis barang yang keempat adalah common pool goods, jenis barang ini memiliki karakteristik dimana yang menggunakan barang ini tidak ada yang mau membayar, biasanya digunakandikonsumsi secara bersama-sama dan kepemilikan barang ini oleh umum, tidak ada orang yang mau menyediakan barang ini. Untuk itu pemerintah melakukan pengaturan terhadap barang ini. Dalam kenyataannya keempat jenis barang diatas sangat sulit dibedakan atau dipisahkan masing-masing jenis termasuk barang yang mana, karena setiap barang tidak murni menjadi salah satu karakteristik jenis barang yang ada. Setiap barang Modul Diklat Prajabatan Golongan III 13 mempunyai kecenderungan karakteristik barang yang satu dengan barang yang lain. Adapun barang yang termasuk atau bersifat publik murni pure public goods biasanya mempunyai 3 tiga karekteristik Olson, Didik J Rachbini, 1994 menyebutkan: a. Penggunaannya tidak dimediasi oleh transaksi bersaing nonrivalry sebagaimana barang ekonomi biasa; b. Tidak dapat diterapkan prinsip pengecualian nonexcludability; c. Individu yang menikmati barang tersebut tidak dapat dibagi yang artinya digunakan secara individu indisible. 5. Proses Pelayanan. Pelayanan merupakan suatu proses. Proses tersebut menghasilkan suatu produk yang berupa pelayanan, kemudian diberikan kepada pelanggan. Sebagai contoh adalah proses pelayanan surat masuk. Proses pelayanan surat masuk adalah sebagai berikut : a. surat diterima oleh seorang petugas; b. surat disortir dipisah-pisahkan; c. surat diterima pencatat surat dan kemudian dicatat dalam buku agenda atau kartu kendali; d. Surat disampaikan ke pengarah surat; e. Surat di distribusikan ke unit organisasi sesuai dengan alamat yang tertulis dalam surat sering disebut dengan istilah “unit pengelola”; f. Surat diterima oleh unit pengolah. 14 Pelayanan Prima Pelayanan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok Gonroos, 1990, yaitu :

a. core service

core service adalah pelayanan yang ditawarkan kepada pelanggan, yang merupakan produk utamanya. Misalnya untuk hotel adalah penyediaan kamar dan untuk penerbangan adalah transportasi udara. Perusahaan mungkin mempunyai beberapa core service, misalnya perusahaan penerbangan menawarkan penerbangan dalam negeri dan penerbangan luar negeri.

b. facilitating service

facilitating service adalah fasilitas pelayanan tambahan kepada pelanggan, misalnya pelayanan “front office” pada hotel atau pelayanan “check in” pada transportasi udara. Facilitating service ini merupakan pelayanan tambahan tetapi sifatnya wajib.

c. supporting service

seperti pada facilitating service, supporting service merupakan pelayanan tambahan pendukung untuk meningkatkan nilai pelayanan atau untuk membedakan dengan pelayanan-pelayanan dari pihak “pesaingnya”. Misalnya hotel Restoran pada suatu hotel. Supporting adalah pelayanan tambahan tetapi tidak wajib dan disediakan untuk meningkatkan daya saing. Janji pelayanan service offering pelayanan merupakan suatu proses yaitu interaksi antara pembeli pelanggan dan penjual pemberi pelayanan. Pelayanan meliputi berbagai Modul Diklat Prajabatan Golongan III 15 bentuk. Supaya berbagai bentuk pelayanan tersebut diketahui dan menarik perhatian pelanggan untuk memilikinya, maka pelayanan tersebut perlu ditawarkan kepada pelanggan. Pelayanan yang ditawarkan merupakan ”janji” dari pemberi pelayanan kepada pelanggan yang wajib diketahui, agar pelanggan puas.

B. Tujuan dan Manfaat Pelayanan Prima