6
BAB II KAJIAN REPERTOAR
A. Periode Barok
1. Domine Deus – Antonio Vivaldi
a. Latar belakang lagu
Domine Deus merupakan salah satu kantata dari karya Antonio
Vivaldi yang terkenalyaitu Gloria in D mayor. Karya ini ditulis di Venice tahun 1713-1717 untuk paduan suara dari Ospedela della Pieta. Teks
dalam karya ini diambil dari misa. Gloria disusun untuk tiga solis yang terdiri dari dua sopran dan satu alto serta paduan suara SATB dan orkes
yang terdiri daridua trompet, dua obo, fagot, orkes alat musik gesek dan basso kontinuo. Teksnya diambil dari ordinarium misa. Karya ini terdiri
dari 12 bagian, lagu Domine Deus merupakan bagian keenam.
b. Analisis stuktural
Repertoar ini menggunakan tonalitas C mayor dengan tanda tempo Largo
dan tanda sukat 128. Dibuka dengan introduksi pada birama 1-8 yang terdiri dari 2 frase. Frase pertama ada di birama 1-4, dimana frase
pada birama 1 mengambil motif melodi Domine Deus pada birama 9-10, dan direpetisi pada birama 2 dengan pengembangan motif yang ada di
birama 1. Kemudian dilanjutkan pada birama 3-4 yang merupakan pengembangan dari motif pada birama 1-2 dengan sedikit pengembangan
motif ritme dan diakhiri dengan kadens otentik A-Dm. Frase kedua terdapat di birama 5-9.Birama 5-6 adalah variasi motif dari motif tema
Domine Deus, yang pada birama 6 menggunakan sekuen turun. Kemudian pada birama 7 memakai melodi yang mengalir pada akor G dan C yang
direpetisi pada birama 8 untuk menandakan bahwa introduksi akan berakhir.
7
Repertoar ini adalah 3 bagian sesuai dengan lirik yang dinyanyikan pada repertoar ini. Bagian pertama ada pada birama 9-15. Lirik yang ada
bagian pertama ini : “Domine Deus, Rex caelestis, Deus Pater, Deus Pater
omnipotens.” Diawali dengan akor C dan dilanjutkan dengan akor G dan akor-akor lain yang ada dalam tangga nada C mayor.Pada birama 13 lirik
“Pater” dinyanyikan secara melismatis, khususnya untuk suku kata “Pa”. Pada birama 14 terjadi modulasi sesaat akor DF untuk menutup bagian
ini dengan menggunakan kadens otentik D-G. Pada birama 15-16 terdapat jeda sebelum masuk ke bagian 2 repertoar ini.Jeda ini mengambil
motif tema pada birama 9-10. Bagian kedua ada pada birama 164-22. Lirik yang ada pada bagian
ini : ”Domine Deus, Rex caelestis, Deus Pater, Deus Pater omnipotens”.
Diawali dengan akor E7G dengan nuansa harmoni tonalitas minor dan dilanjutkan dengan akor-akor dengan tonalitas A minor pada birama 17-
18. Pada birama 19-22 terdapat lirik “Pater” yang dinyanyikan secara
melismatis kembali disertai dengan banyak modulasi hingga akhirnya ditutup dengan kadens otentik A-Dm pada birama 22 untuk menutup
bagian kedua ini. Pada birama 23 terdapat jeda sebelum masuk ke bagian 3.
Bagian ketiga dimulai pada birama 24-36. Lirik yang ada pada bagian ini:
”Domine Deus, Domine Deus, Rex caelestis, Deus Pater, Deus Pater, Pater omnipotens, Pater
omnipotens.” Diawali dengan menggunakan akor D7F, pada birama 24-26 ini masih membawa nuansa
harmoni minor pada bagian kedua sebelumnya. Pada birama 27 nuansa yang ditimbulkan mulai kembali ceria dengan menggunakan tonalitas C
mayor dengan akor G. Pada birama 28-29 terdapat lirik “Pater” yang
dinyanyikan secara melismatis kembali yang kemudian melodi tersebut disekuen naik pada birama 29-30 kemudian diakhiri kadens otentik G-C
pada birama 31. Pada birama 32 – 35 lirik “Pater” kembali dinyanyikan
secara melismatis dan ditutup dengan lirik “Pater omnipotens” pada
birama 36 dengan kadens otentik G-C. birama 37-43 merupakan penutup
8
dari repertoar ini. Pada birama 37-38 mengambil motif yang sama pada birama 1-2, kemudian dilanjutkan pada birama 39 yang mengambil motif
dari birama 6-8 yang divariasi.
Liriklagu : Domine Deus Rexcealestis
,Dues Patter omnipotens Lirik terjemahan :
Tuhan Allah raja semesta, Allah Bapa Maha kuasa
2. Et exultavit- Johann Sebastian Bach 1685-1750