Anatomi Lumbo-pelvic Core Stability

Stabilitas statis berasal dari struktur pasif seperti kesesuaian tulang, ligamen, dan kapsul sendi. Stabilitas dinamis diciptakan oleh kontraksi otot dan sendi yang disebut sebagai stabilisasi fungsional. Postural stabilitas biasanya disebut sebagai keseimbangan didefinisikan sebagai kemampuan tubuh untuk mempertahankan pusat gravitasi COG dalam bidang tumpu BOS pada batas-batas stabilitas line of stability LOS pengaturan ini disebut sebagai kerucut terbalik Stabilitas postural adalah hasil dari input, proses, dan output informasi dari PNS dan SSP. khususnya, informasi yang terlibat dalam stabilitas postural meliputi visual, vestibular dan informasi somatosensori.neurac 1, 2008

2.3.3. Anatomi Lumbo-pelvic

a. Tulang : Secara anatomi, struktur kolumna vertebralis terdiri atas 33 ruas, dibagi menjadi 7 ruas tulang servikal, 12 ruas tulang thorakalis, 5 ruas lumbalis, 5 ruas tulang sakrum dan 4 ruas tulang koksigeus. Secara fungsional kolumna vertebralis merupakan satu kesatuan, baik dalam fungsi dinamik maupun fungsi statis. Secara keseluruhan tulang belakang harus menggerakan dan meneruskan berat badan dan melindungi medula spinalis. Pada posisi berdiri tegak segmen lumbal akan lordosis dan kolumna vertebralis bekerja seperti derek, otot paravertebral merupakan kabel-kabel yang mengimbangi setiap beban yang dibawa ke depan. b. Persendian Pada kolumna vertebra ada dua jenis persendian, yaitu persendian antara dua korpus vertebra dan antara 2 arkus vertebra, yang mana dihubungkan oleh fibrokartilago diskus atau oleh ligamentum interoseus. Gambar.2.7 Kurva Spine di lihat dari anterior, posterior dan lateral Sumber http:www.spineuniverse.com Jason M. Highsmith, MD Gambar. 2.8 Struktur tulang Vertebra Lumbal Sumber http:www.spineuniverse.com Jason M. Highsmith, MD c. Diskus Intervertebralis Tiap diskus intervertebralis terdiri dari lapisan luar annulus fibrosus dan inti lunak serta licin seperti jeli, nucleus pulposus yang berisi sisa notochord Chordda Dorsalia. Annulus fibrosus mengandung lapisan serabut kolagen dan kartilago fibrosa tersusun konsentris melingkari nukleus pulposus yang berada dalam tegangan. Diskus intervertebralis terletak antara tiap-tiap korpus vertebra. Pada potongan sagital tampak seperti kerucut. Gambar 2.9 Discus Intervertebralis Sumber.http:www.alphaklinik.de d. Foramen Intervertebralis Foramen intervertebralis terletak disebelah dorsal kolumna vertebralis antara vertebra atas dan bawahnya. Pada bagian superior dibatasi oleh pediculus vertebra bawahnya dan pada bagian anterior oleh sisi dorso lateral discusserata sebagian korpus dan pada bagian dorsal oleh prosesus artikularis dan sendi facetnya dan tepi lateral ligamentum flavum. e. Radiks Radiks merupakan sepertiga sampai setengah isi foramen yang terdiri atas saraf sensorik dan motorik, diselubungi oleh jaringan ikat fibrosus dan setinggi foramen masih terdapat cairan serebrospinal sebagai lanjutan dura. Gambar 2.10. Persyarafan pd regio Lumbal Sumber. www.back . Com f. Saraf Sinuvertebra Saraf sinuvertebra merupakan cabang rami vertebralis yang melewati foramen ke kanalis vertebra kemudian bercabang dan mensarapi satu segmen di atasnya, segmen yang bersangkutan dan dua segmen di bawahnya. g. Pembuluh darah Pada bagian bawah foramen terdapat lebih dari dua vena yang cukup besar. Selain itu terdapat pula cabang kecil dari arteri segmental. Arteri ini terbagi menjadi tiga cabang, yaitu satu cabang mensuplai corpus vertebra, satu cabang lagi mensuplai bagian posterior. Kemudian juga terdapat arteri vertebralis pada sisi kiri dan kanan medulla spinalis dan batang otak. Kedua arteri ke atas bersama-sama setelah memasuki foramen magnum bergabung membentuk arteri basilaris. h. Facet Merupakan bagian yang sensitif pada spine dan memiliki banyak jaringan pengikat untuk membentuk sendi yang normal. Facet terdiri dari kartilago, kapsule, cairan sendi dan ligamen. Facet joint merupakan sendi yang terdapat pada tubuh yang dapat bergerak dan termasuk jenis sendi datar dengan gerak utamanya adalah gerak geser atau glide dan menekuk atau tilting serta banyak mengandung cairan sinovium. Ketika mengalami iritasi, kompresi, trauma atau injuri dapat mengakibatkan nyeri yang hebat dan bengkak. Facet dibentuk oleh facies artikularis inferior pada vertebra atas dan facies artikularis superior dari vertebra bawahnya. Tidak semua facet berada dalam bidang yang sama, pada segmen tertentu lebih convex atau concave. i. Ligamen 1 Ligamentum interspinosus, ligamentum ini berperan dalam mencegah terpisahnya dua vertebra. 2 Ligamentum supraspinosus, 3 Ligamentum intertransversus, 4 Ligamentum iliolumbal, merupakan ligamentum penting yang mengikat prosesus transversus L3 ke ilium. Ligamentum ini menahan meluncurnya ke depan menekuk ke lateral dan rotasi aksial vertebra L5 terhadap sakrum. 5 Ligamentum flapum, Berperan sedikit dalam menahan fleksi lumbal tetapi tidak membatasi gerakan. Peran utamanya memelihara keutuhan dan permukaan yang mulus sepanjang atap kanalis vertebralis. 6 Ligamentum longitudinale anterior, 7 Ligamentum longitudinal posterior, ligamen ini berfungsi untuk membatasi gerakan utama pada gerakan fleksi ektensi dan melindungi diskus intervertebralis. Ligamen ini kaya akan capiler dan saraf afferen IVC. Gambar 2.11. Ligamen-ligamen pada columna Vertebra Sumber. www.spineuniverse.com j. Innervasi Persarafan mengikuti saraf segmental dimana segmen of junghan disarafi oleh sinuvertebral nerve segmen yang bersangkutan dan satu segmen atas, serta satu segmen bawahnya. Saraf persegmen yang terdapat pada columna vertebra terdiri dari saraf sensorik, motorik dan vegetatif. Pada lumbal bagian posterior terdapat foramen intervertebral dan semua persarafan yang percabangannya terletak disana. Setiap dorsal ramus berjalan menyilang dan dapat bercabang dua hingga tiga percabangan. Sisi lateral percabangan berjalan hingga ke lateral lumbal dan mensarafi otot erector spine hingga iliocostalis. Percabangan lateral L1 – L3 muncul dari otot dan menyilang ke iliaca dan menjadi cutaneus dan berakhir di bokong. Percabangan bagian tengah berdiri sendiri berasal dari dari setiap percabangan lateral dan mensarafi bagian medial lumbal otot longissimus thorasic. Percabangan medial mensarafi otot multifidus dan interspinosus, ligamen dan facet joint. Bagian anterior terdapat korfus vertebra dan diskus intervertebralis juga ligamen. Persarafan bagian anterior mensarafi ligament longitudinal antereior, sedangkan bagian posterior mensarafi ligament longitudinal posterior. Dari kedua bagian itu interior dan posterior pleksus banyak terdapat percabangan yang masuk pada korpus dan diskus intervertebralis. Percabangan yang di diskus hanya mensarafi bagian luar yaitu pada bagian anulus fibrosus dan tidak sampai ke dalam. Untuk persarafan pada korpus tidak terlalu dalam hanya sampai pada spongiosa. Gambar 2.12. Radiks Vertebra Lumbal Sumber. http:www.spineuniverse.com k. Otot – otot Para lumbal Otot secara umum dibagi atas 3 jenis yaitu, otot rangka, otot jantung dan otot polos. Otot rangka merupakan masa besar yang menyusun jaringan otot somatic. Otot merupakan jaringan yang kerjanya dapat diatur dan kerja otot adalah berkontraksi, yaitu memendekan dirinya, sehingga dengan demikian kerja otot dapat dimanfaatkan untuk memindahkan bagian bagian skelet, yang berarti bahwa suatu gerakan terjadi. Otot spine terdiri atas otot intrinsik dan ekstrensik muscle dengan fungsi utama sebagai stabilisator, di samping sebagai penggerak. Otot spine termasuk otot tipe I sehingga bila ada patologi akan terjadi tighness dan contraktur. Otot – otot spine terdiri atas : 1 M.Rectus abdominis untuk fleksi dan lateral fleksi, berasal dari krista iliaka dan simpisis pubis dan berinsersio di kosta 5- 7, procesus xyphoideus. 2 M.Obliquus externus abdominis untuk fleksi dan rotasi. Dengan origo dari slips bagian luar diantara costa 8 dan berinsersio di abnominal aponeurosis, anterior dari krista illiacum. 3 M.Obliquus internus untuk fleksi dan lateral fleksi, 4 M. Transversus Abdominis, berfungsi untuk gerak flexi 5 M. Semispinalis thoracic bila berkontraksi secara bilateral berfungsi untuk ektensi kolumna vertebra, bila secara unilateral berfungsi untuk rotasi kolumna vertebra pada sisi yang berlawanan. 6 M.Quadratus lumborum b ila bilateral action untuk ekstensi lumbar spine dan bila unilateral action untuk lateral fleksi lumbar spine dan elevasi pelvis. 7 M. Multifidus bila berkontraksi secara bilateral untuk ektensi kolumna vertebrae dan bila secara unilateral untuk lateral fleksi dan rotasi pada sisi yang berlawanan. 8 M.Erector spine terdiri atas M. Illiocostalis thoracis berfungsi untuk ekstensi trunk bila berkontraksi secara bilateral dan lateral fleksi-rotasi bila berkontraksi secara unilateral. 9 M.Illiocostalis lumborum berfungsi untuk ekstensi bila berkontraksi secara bilateral dan lateral fleksi-rotasi-elevasi pelvis bila berkontraksi secara unilateral, M.Longisimus thoracis dan prosessus tranversus vertebrae thorakal, berfungsi untuk ekstensi trunk bila berkontraksi secara bilateral dan lateral fleksi bila berkontraksi secara unilateral, M.Spinalis thoracis Berfungsi untuk ekstensi trunk. 10 M. Psoas sebagai otot pembantu termasuk otot tipe I berfunsi untuk fleksi hip. Gambar 2.13. A Otot-otot Spine bagian posterior Sumber. www.med.uottawa.com Gambar 2.14 Otot-otot Spine bagian anterior dan penampang otot Sumber. www.med.uottawa.com

2.3.4. Fisiologi

Dokumen yang terkait

PENDEKATAN TAKTIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SHOOTING KE GAWANG PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA PADA SISWA SSB RIVER NATAR 2015

0 7 81

PENERAPAN LATIHAN TENDANGAN BOLA BERGERAK DAN TETAP TERHADAP HASIL TENDANGAN KE ARAH GAWANG PADA SEPAKBOLA SSB APACINTI U 13 KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013

0 9 95

EFEKTIVITAS TEKNIK TENDANGAN TERHADAP HASIL KETEPATAN TEMBAKAN KE GAWANG PADA PEMAIN SSB PUTRA MAYONG KABUPATEN JEPARATAHUN 2013

1 12 88

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KECEPATAN LARI DAN KETEPATAN TENDANGAN TERHADAP HASIL TENDANGAN KEARAH GAWANG PADA KLUB SEPAK BOLA PERSILANG DIVISI II LIGA JEPARA

1 18 76

PERBEDAAN HASIL LATIHAN MENENDANG BOLA MENGGUNAKAN KURA KURA KAKI BAGIAN DALAM DAN KURA KURA KAKI BAGIAN LUAR TERHADAP KETEPATAN TENDANGAN KE GAWANG PADA PEMAIN SSB

0 6 86

(ABSTRAK) SUMBANGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI DAN KETERAMPILAN TIMANG - TIMANG BOLA TERHADAP KETEPATAN TENDANGAN KE ARAH GAWANG PADA SSB BHALADIKA SEMARANG TAHUN 2010.

0 1 2

MODEL LATIHAN SHOOTING KE GAWANG PADA MAHASISWA UKM SEPAK BOLA IKIP-PGRI PONTIANAK

0 8 10

PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL LATIHAN KETEPATAN TENDANGAN KE GAWANG SEPAKBOLA

0 1 16

PERBEDAAN PENAMBAHAN ZIG ZAG RUN EXERCISE PADA PROGRESSIVE RESISTANCE EXERCISE TERHADAP KELINCAHAN SEPAK BOLA NASKAH PUBLIKASI - PERBEDAAN PENAMBAHAN ZIG ZAG RUN EXERCISE PADA PROGRESSIVE RESISTANCE EXERCISE TERHADAP KELINCAHAN SEPAK BOLA - DIGILIB UNISAY

0 1 15

PENAMBAHAN DYNAMIC STRETCHING PADA APLIKASI LATERAL RUN EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN AGILITY PEMAIN SEPAK BOLA NASKAH PUBLIKASI - PENAMBAHAN DYNAMIC STRETCHING PADA APLIKASI LATERAL RUN EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN AGILITY PEMAIN SEPAK BOLA - DIGILIB UN

0 3 14